Anda di halaman 1dari 9

EPISODE 1

BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif. Adanya Core Values ASN ini sebagai sari dari nilai-nilai dasar ASN sesuai dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam satu kesamaan persepsi yang
lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN. Sedangkan #banggamelayanibangsa
merupakan Employer Branding ASN jaman now yang melayani sepenuh hati.

Core Values ASN menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak hanya dilakukan pada ASN
tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah, sebagaimana pesan Presiden Joko Widodo “ASN yang
bertugas sebagai pegawai pusat maupun pegawai daerah harus mempunyai core values yang sama.”

Panduan Perilaku Core Values ASN BerAKHLAK sebagai berikut:

A. Berorientasi Pelayanan

Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.

Melakukan perbaikan tiada henti.

B. Akuntabel

Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi.

Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

C.Kompeten

Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

Membantu orang lain belajar.

Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

D. Harmonis

Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

Suka menolong orang lain.

Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

E.Loyal

Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.

Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan
negara.
F. Adaptif

Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.

Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.

Bertindak proaktif.

G. Kolaboratif

Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.

Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.

Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

ASN harus mempunyai orientasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

EPISODE 2

Sebagaimana yang telah kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi harus berlandaskan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut ; a). Nilai Dasar; b). Kode Etik dan Perilaku; c). Komitmen, integritas moral, dan
tanggungjawab pada pelayanan publik; d). Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e).
Kualifikasi Akademik; f).Jaminan Perlindungan Hukum dalam melaksanakan tugas; dan g). Profesional
jabatan.

Selanjutnya pemahaman tentang kode etik adalah pedoman mengenai kewajiban moral ASN yang
ditunjukkan dalam sikap atau perilaku terhadap apa yang dianggap atau dinilai baik atau tidak baik,
pantas atau tidak pantas, baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam pergaulan sehari-hari.

Sedangkan kode perilaku adalah pedoman mengenai sikap, tingkah laku, perbuatan, tulisan, dan ucapan
ASN dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.

Dalam memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, nilai dasar ASN dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi pada Pelayanan Publik antara lain :

a. Mengabdi pada Negara dan Rakyat Indonesia.

b. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

c. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

d. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

Untuk memahami kebutuhan masyarakat (costumer needs) sebagai salah satu unsur penting dalam
terciptanya suatu pelayanan publik, terlebih dahulu kita melihat pengertian masyarakat atau publik
sebagai penerima pelayanan. Didalam Undang-Undang Pelayanan Publik Nomor 7 25 Tahun 2009
menyatakan masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai
perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung
EPISODE 3

Akuntabel adalah kata yang sering kali kita dengar, tapi tidak mudah kita pahami. Ketika seseorang
mendengar kata akuntabilitas yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tapi tidak mengetahui
bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responbilitas atau tanggungjawab. Namun pada dasarnya kedua konsep tersebut memiliki arti yang
berbeda. Responbilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab yang berangkat dari moral idividu.
Sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk tanggungjawab kepada seseorang atau organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks pemerintah Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindakan dan tanduknya sebagai pelayanan publik kepada atasan,
lembaga pembinaan, dan lebih luasnya kepada publik. Akuntabel mempunyai makna jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi, dalam melaksanakan tugas secara efektif dan efisien
serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan. Apapun bidang pekerjaan, tanggung jawab menjadi
salah satu hal penting yang wajib di emban.

KPK merilis Indeks Integritas Nasional tahun 2021 yang di ukur melalui Survei Penilaian Integritas (SPI).
Indeks Integritas Nasional mengukur tingkat risiko korupsi pada kementerian/lembaga/, pemerintah
daerah melalui persepsi dan pengalaman masyarakat, serta data objektif dari pihak internal lembaga,
masyarakat pengguna layanan, dan para pihak pemangku kepentingan.

Panduan Perilaku Akuntabel diantaranya :

1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi.

2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

"Carilah kebenaran, tuntut kebenaran, laksanakan kebenaran dalam masyarakat, sehingga senantiasa
menjadi pegangan dalam segala tindakan" (Bung Hatta).

Seorang ASN harus bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.

Akuntabilitas adalah pilar utama kesuksesan. Ketika kita bersedia mempertanggungjawabkan setiap
langkah dan keputusan, kita membangun dasar yang kuat untuk pertumbuhan dan pembelajaran.

EPISODE 4

Kompeten mempunyai makna Nilai perilaku ASN yang terus meningkatkan kompetensi diri, menjawab
tantangan yang selalu dinamis dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Panduan perilaku
kompeten diantaranya : meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah,
membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai ASN. Nilai dasar
terkait kompeten menurut UU No. 20 Tahun 2023, yaitu :

1. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian


2. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
3. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
4. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

Kompeten diartikan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan yang didasari oleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sesuai dengan standar kerja yang
ditetapkan. Kompetensi menurut International Labour Organization (ILO), memaknai dengan memiliki
tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap, yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Aspek kompetensi menjelaskan keterkaitan
perpaduan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasi dalam
kemampuan dan perilaku seseorang sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

Dalam konteks kompeten, sesuai Peraturan Menteri PAN&RB nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi sebagai berikut : a. Kompetensi teknis adalah Pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diminati, diukur, dikembangkan yang spesifik berkaitan
dengan bidang teknis jabatan. b. Kompetensi manajerial adalah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
perilaku yang dapat diamati,diukur, dikembangkan untuk memimpin dan atau mengelola unit organisasi.
c. Kompetensi sosial kultural adalah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku yang dapat diminati,
diukur dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku, dan budaya, perilaku wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai moral, emosi, dan prinsip
yang harus dipenuhi setiap pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran,
fungsi, dan jabatan.

EPISODE 5

Harmonis memiliki makna sikap saling menghargai tanpa memandang latar belakang, suka menolong
dan membangun kerja yang kondusif. Panduan perilaku harmonis ada 3, yaitu: menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Menurut mohammad Yamin, cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar
didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri.

Arti pentingnya suasana harmonis dalam pelayanan ASN yaitu kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana
harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi
yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produkivitas bekerja dan
kualitas layanan kepada pelanggan.

Dalam kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonius) diartikan sebagai having a pleasing mixture of
notes. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dan tulisan kata “Harmonis” yang benar
“har-mo-nis bersangkut paut dengan mengenai harmoni, seia sekata. Memperhatikan aspek filosofis
dari kata pengertian harmonis, dapat diibaratkan suatu aliran dalam seni musik yang membicarakan
tentang hubungan antara nada suatu dengan nada lainnya. Analogi yang sama dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat. Pola harmoni merupakan sebuah untuk mempertemukan berbagai
pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan sosial ekonomi untuk menunjukkan
bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang paling sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan
permusyawaratan antara anggota masyarakat, pola ini disebut juga dengan pola integrasi.

Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah
salah satu motivator terbaik di lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki, dengan berbagai
kebahagiaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan
meningkatkan antusiasme kerja ASN.

EPISODE 6

Loyal merupakan panduan perilaku yang memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD Negara RI Tahun
1945, setia kepada NKRI, selalu menjaga nama baik negara, instansi, pimpinan, sesama ASN serta
menjaga rahasia jabatan dan negara.

Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintah yang sah.

Panduan perilaku loyalitas yaitu :

1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara.
3. Menjaga rahasia Jabatan dan Negara.

Kata Kunci Loyal diantaranya:

1. Komitmen (janji/ikatan, rasa tanggung jawab)


2. Dedikasi (mencurahkan tenaga, pikiran, materi, pendirian teguh)
3. Kontribusi (keterlibatan, keikutsertaan)
4. Nasionalisme (keyakinan kesetiaan terbesar adalah negara/cinta tanah air)
5. Pengabdian (pikiran, tenaga, materi diberikan dengan keihklasan)

Loyal dapat didefinisikan sebagai tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada
lembaga tempat bekerja, atau dapat diartikan sebagai sikap setia. Berdasarkan Surat Edaran (SE)
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 27 Juli
2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara. Dalam rangka
penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (world class government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4
tentang nilai-nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku. Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN. Sehingga pada
tangggal 27 Juli 2021 Presiden Republik Indonesia menetapkan Employer Branding ASN dengan Slogan
“Bangga Melayani Bangsa”.

EPISODE 7

Adaptif merupakan perilaku positif dalam hal menyesuaikan diri menghadapi perubahan, kreatif dan
inovatif serta bertindak proaktif. Panduan perilaku adaptif yaitu cepat menyesuaikan diri menghadapi
perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, dan bertndak proaktif.

Menurut Sutan Sjahrir, kemerdekaan nasional adalah bukan pencapaian akhir, tetapi rakyat bebas
berkarya adalah pencapaian puncaknya.
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau
kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan
( Robbins, 2003).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian adaptif adalah mudah menyesuaikan diri dengan
keadaan, dalam konteks ini adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh
individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa
nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas jabatan disektor publik, seperti
diantaranya perubahan lingkungan strategis, kompetensi yang terjadi antara instansi pemerintah,
perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.

Dari perspektif ini, adaptif adalah karakteristik alam yang dimiliki mahluk hidup untuk bertahan hidup
dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi
merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa
beradaptasi akan menyebabkan mahluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada
akhirnya oleh perubahan lingkungan, sehingga kemampuan adaptif menjadi syarat penting bagi
terjaminnya keberlangsungan hidup.

Penerapan budaya adaptif dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan


2. Memanfaatkan peluang yang berubah-ubah
3. Mendorong jiwa kewirausahaan
4. Terkait dengan kinerja instansi
5. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan anatar instansi mitra, masyarakat
dan sebagainya.

Ciri-ciri individu yang adaptif diantaranya :

1. Melihat peluang dimana orang lain melihat kegagalan


2. Memiliki sumberdaya
3. Selalu berpikir ke depan
4. Tidak mudah mengeluh
5. Tidak menyalahkan
6. Tidak mencari popularitas
7. Memiliki rasa ingin tahu
8. Memperhatikan sistem
9. Membuka pikiran

Memahami apa yang sedang diperjuangkan

EPISODE 8

Kolaboratif merupakan sikap yang selalu memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama yang memberikan nilai tambah dan menggerakkan
pemanfaatan sumber daya demi mencapai tujuan bersama.
Panduan perilaku kolaboratif diantaranya:

1. Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.


2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

Kolaboratif diadopsi dari kata Bahasa Inggris ialah ; “collaborative” artinya bersama atau kelompok, jadi
metode kolaboratif adalah belajar bersama atau pelatihan silang. Dari pengertian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa metode kolaboratif adalah bekerja sama secara keseluruhan. Dalam konteks
Organisasi Pemerintah kolaboratif menurut penelitian yang dilakukan Custumato (2021) menunjukkan
bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formulasi pada
pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara etentitas publik.

Pola Pelatihan Dasar (Latsar) BerAKHLAK mengharapkan agar setiap Calon PNS yang mengikuti pelatihan
untuk menjadi agen-agen perubahan yang akan menyebarkan perubahan tersebut di lingkungan
instansinya. Wujud dari perubahan tersebut terlihat dari peningkatan kinerja Calon PNS yang akan
menjadikan ASN profesional, serta mewujudkan World Class Government pada Tahun 2025. Pelatihan
Dasar BerAKHLAK berpedoman pada Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara, untuk itu perlu dikaji apakah pelatihan dasar BerAKHLAK telah memberikan
perubahan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan meningkatnya kinerja ASN, melalui pembentukan
Tim Efektif atau Jejaring Kerja. Sesuai dengan salah satu tujuan pelatihan dasar 11 adalah untuk
meningkatkan kompetensi calon PNS dalam melaksanakan kerja di Instansinya dan Isu-isu strategis
nasional sehingga memberi dampak positif bagi unit organisasi terutama bagi pelayanan publik.

EPISODE 9

Adanya Core Values ASN ini sebagai sari dari nilai-nilai dasar ASN sesuai dengan Undang-Undang No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami
dan diterapkan oleh seluruh ASN. Sedangkan “Bangga Melayani Bangsa” merupakan Employer
Branding ASN jaman sekarang untuk yang melayani sepenuh hati.
Core Values ASN ini menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak hanya dilakukan pada ASN
tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo “ASN yang
bertugas sebagai pegawai pusat maupun pegawai daerah harus mempunyai core values yang sama”.
Bahwa setiap ASN juga harus mempunyai orientasi yang sama, yakni memberikan pelayanan terbaik
untuk masyarakat. Jiwa melayani dan “Bangga Melayani Bangsa” serta membantu masyarakat wajib
tertanam kuat dalam diri setiap ASN. Para ASN tidak boleh bergaya seperti para pejabat zaman kolonial,
yang minta dilayani oleh masyarakat.
Dengan ditetapkannya core values ini, memberikan penguatan budaya kerja ASN yang berintegritas dan
profesional, sekaligus memudahkan proses adaptasi bagi ASN ketika melakukan mobilitas antar instansi
pemerintah. Adanya satu core values yang berlaku secara umum turut memperkuat peran ASN sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.

Adapun Panduan Perilaku Core Values ASN BerAKHLAK sebagai berikut:


Berorientasi Pelayanan
 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
 Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
 Melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel
 Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi.
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
 Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Kompeten
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
 Membantu orang lain belajar.
 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis
 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
 Suka menolong orang lain.
 Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal
 Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
 Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan
negara.
Adaptif
 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
 Bertindak proaktif.
Kolaboratif
 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
 Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
 Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Pencapaian Birokrasi yang lebih baik dari waktu ke waktu, tentu saja tak dapat lepas dari peran serta
ASN sebagai pelaksana pelayanan publik dan pelaksana segala kebijakan pemerintah pada lembaganya.
Diperlukan ASN yang menerapkan Core Values ASN BerAKHLAK dan “Bangga Melayani Bangsa” dengan
baik dan masif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing pada lembaga tempat dia
mengabdi.

EPISODE 10

ASN Ber-AKHLAK bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada ASN tentang
pentingnya memahami dan menerapkan jargon Ber-AKHLAK dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sebagai pelayan publik. Dengan fokus pada penguatan nilai-nilai moral dan etika, pelatihan ini
akan membantu ASN dalam memperkuat komitmen mereka terhadap pelayanan yang berkualitas dan
berintegritas.

ASN sebagai garda depan bangsa Indonesia .Perlu adanya perubahan kualitas sumber daya manusia .
Core Values ASN berperan sebagai panduan berpikir, bertutur dan berperilaku. Adapun core values ASN
diimplementasikan dalam kata “BerAkhlak”, akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Motto ASN dalam bekerja menggunakan semboyan “Bangga
melayani bangsa”. Saatnya menjadi ASN yang unggul dan berdaya saing , serta SMART ASN menuju
birokrasi kelas dunia.

Syarat dapat mencapai mimpi Indonesia Emas 2045 demi mewujudkan stabilitas nasional dan
mewujudkan kemandirian bangsa menjadi negara maju dan masuk ke dalam 5 besar kekuatan ekonomi
dunia hanya dapat diwujudkan apabila anak-anak bangsa memiliki kompetensi yang andal dan berdaya
saing unggul. Tuntutan publik yang semakin tinggi tersebut tentunya hanya dapat difasilitasi oleh ASN
yang berkompetensi tinggi, terdidik, dan memiliki kapasitas berkelas dunia. Tentunya, kriteria tersebut
dapat terwujud melalui pengembangan kompetensi secara berkelanjutan dan tepat guna.

Pengembangan kompetensi ASN adalah salah satu prioritas , di mana diharapkan ASN mempunyai
karakter yang unggul berdasarkan core value BERAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dan mampu menjadikan ASN berkelas dunia.

Dalam upaya pembangunan SDM yang unggul dan berdaya saing global, maka pembangunan Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang unggul akan menjadi prioritas utama.

Pemerintah harus bertindak untuk meningkatkan profesionalisme agar memiliki daya saing dan
menjunjung tinggi etika birokrasi dalam memberikan layanan prima yang diinginkan oleh masyarakat. Hal
ini dapat terlaksana bila ASN mempunyai karakter yang unggul berdasarkan core value BERAKHLAK,
ASN yang harus bergerak cepat dalam merespons berbagai perubahan, dan Keterlibatan ASN yang
adaptif dan agile.

ASN sebagai motor penggerak kemajuan birokrasi diharapkan dapat mendorong terciptanya ASN unggul,
berkompetensi tinggi, terdidik, dan memiliki kapasitas berkelas dunia. Hal ini dapat terlaksana dengan
pengembangan kompetensi.

Tuntutan publik yang semakin tinggi tersebut tentunya hanya dapat difasilitasi oleh ASN yang
berkompetensi tinggi, terdidik, dan memiliki kapasitas berkelas dunia. Dengan menerapkan Integrasi
melalui kegiatan pelatihan, pengembangan pelatihan, dan penjaminan mutu pelatihan, ASN Unggul
berkontribusi taktis demi kemajuan bangsa, dan pengembangan kompetensi secara berkelanjutan dan
tepat guna.

Dalam rangka mengembangkan strategi untuk membangun pola pikir ASN yang adaptif dan agile,
diperlukan organisasi harus menumbuhkan keterlibatan pegawai dan juga membenahi struktur organisasi
yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai