Anda di halaman 1dari 6

Tugas Agenda 2 – Self Learning

Nilai Dasar ASN BerAHLAK

Kelompok : Golongan III Kelompok III Angkatan XVIII

Nama : drg. Novita Ayu Rahayu

NIP : 199211192022032005

Instansi : Pemerintahan Kota Bogor – UPTD Puskesmas Pancasan

Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka


pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana


kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:

a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan 22
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mendukung fungsi ASN sebagai pelayan public maka pada tanggal 27 Juli 2021,
Presiden Joko Widodo meluncurkan Core Values dan Employer Branding ASN tersebut,
yang bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core Values ASN yang
diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut
seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya 26 oleh seluruh ASN serta dapat
diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari.

BerOrientasi Pelayanan

Kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
A. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini
diantaranya:
1. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
B. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan
3. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
C. Melakukan perbaikan tiada henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
1. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
2. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada


seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

 Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
 Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
 Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

Aspek-aspek akuntabilitas:

 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)


 Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
 Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
 Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu:

 Akuntabilitas personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti
kejujuran, integritas, moral dan etika.
 Akuntabilitas individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya
 Akuntabilitas kelompok
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan
semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah
institusi memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang
diharapkan.
 Akuntabilitas organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai,
 Akuntabilitas stakeholder
 Akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.

Kompeten

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan


(skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang
sesuai tuntutan pekerjaan. Kompetensi meliputi:

1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat


diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap
pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
Panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;


Aktif meningkatkan kompetensi diri adalah keniscayaan, merespons tantangan
lingkungan yang selalu berubah, dengan paradigman learn, unlearn, dan relearn. Learn
dimaksudkan bahwa sejak dini atau sejak keberadaan di dunia, kita dituntut untuk terus
belajar sepanjang hayat. Unlearn diperlukan sebagai proses
menyesuaikan/meninggalkan pengetahuan dan keahlian lama kita dengan pengetahuan
yang baru dan atau keahlian yang baru. Relearn adalah proses membuka diri dalam
persepektif baru, dengan pengakuisi pengetahuan dan atau keahlian baru.
b. Membantu orang lain belajar;
 Aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open
Forums) (Thomas H.& Laurence, 1998).
 Memanfaatkan dokumen kerja seperti laporan kerja, materi presentasi, artikel, dan
memasukannya ke dalam repositori, di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan
diambil (Knowledge Repositories).
 Aktif mengakses dan mentransfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk: melibatkan dalam jejaring ahli (experts network); mendokumentasikan
pengalaman/pengetahuan; dan menuliskan pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned) (Thomas H.& Laurence, 1998).
 Sosialisasi informal seperti morning tea/coffee (sering kali menjadi ajang transfer
pengetahuan).
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
 Pengetahuan menjadi karya: mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi
karya nyata.
 Makna hidup dan bekerja baik: Pentingnya berkarya terbaik sejalan dengan tujuan
hidup seseorang.
 Tipikal individu semangat berkarya: yang dapat mendorong dan menahan
kesuksesan pekerjaan Anda.

Harmonis

Penerapan sikap perilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya saja
berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal.
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:

1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya


2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:

 Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil,
berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus
obyektif, jujur, transparan.
 PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas, dengan
tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok
tersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen pegawai, penyusunan
program tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya.
 PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral
dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
 Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong
baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang
membutuhkan pertolongan.
 PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus menjadi
tokoh dan panutan masyarakat.

Loyal

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang
artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebihlebih kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Panduan perilaku loyal:

1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara

Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan
perundangundangangan yang berlaku. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan.
Adaptif

Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN


memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan.

Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang


ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.

Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus
dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu
diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”,
membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal.

Panduan perilaku adaptif:

1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan


2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3. Bertindak proaktif.

Kolaboratif

Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN
muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan
tersebut.

Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus


dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan
cita-cita.

Panduan prilaku kolaboratif yaitu:

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi


2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah,
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

Anda mungkin juga menyukai