Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang harus
dipenuhi oleh negara.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93
dan 94.Dinyatakan bahwa pelayanan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan
gigi,pencegahan penyakit gigi,pengobatan penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi yang
dilakukan secara terpadu, terintergrasi dan berkesinambung. Pelaksanakan dilakukan
melalui pelayanan kesehatan gigi perorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha
kesehatan gigi sekolah serta pemerintah. Pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan
tenaga,fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan kesehatan
mempunyai salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Puskesmas juga merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan. Pelayanan kesehatan tidak hanya mencakup pelayanan kesehatan
umum, tetapi juga mencakup pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut di
UPT Puskesmas Sembawa masih masuk dalam 10 besar penyakit yang ada di UPT
puskesmas Sembawa. Dengan adanya pelayanan gigi dan mulut diharapkan masyarakat
memiliki perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya,
khususnya derajat kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuan
Tujuan Pedoman layanan klinis poli gigi ini adalah untuk menjadi acuan bagi
pelaksanaan pelayanan poli gigi di UPT Puskesmas Sembawa.

C. RuangLingkup
Lingkup pedoman pelayanan poli gigi diperuntukan khusus untuk kegiatan di poli gigi
UPT Puskesmas Sembawa.

1
D. Batasan Operasional
1.Poli Gigi dan Mulut
Poli Gigi dan mulut adalah tempat/unit pelayanan yang bertugas penanganan dan
perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien. Poli gigi merupakan salah satu
dari jenis layanan yang ada di UPT Puskesmas Sembawa yang memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dasar seperti :
pemeriksaan gigi dan mulut
konsultasi gigi dan mulut
premedikasi
pencabutan gigi anak-anak
pencabutan gigi dewasa
tindakan rujukan.
Selain itu juga memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan pribadi, serta
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan
mulut.

2.Standar Pelayanan Poli Gigi & Mulut


Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan pelayanan gigii dan
mulut.

3.Tenaga Profesional
Tenaga pelaksana pada Poli Gigi terdiri dari 1 dokter gigi dan 4 perawat gigi.

4.Standar Prosedur Operasional(SPO)


Adalah kumpulan instruksi, langkah-langkah yang telah dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

5.Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan,
aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan
pemeriksaan gigi dan mulut. Ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai
alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah cukup

6.Peralatan Poli Gigi dan Mulut


Poli Gigi dan Mulut harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai
dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. Pada saat
instalasi alat maupun saat kerja rutin,peralatan harus diperhatikan menunjukkan
kemampuan atau memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan harus memenuhi
spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan yang berhubungan.

2
7.Pemantapan Mutu (Quality Assurance)
Kesehatan gigi dan mulut adalah semua kegiatan yang ditujukkan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Pemantapan mutu
terbagi menjadi dua yaitu:
a. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control)
adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing
masing tenaga medis kesehatan gigi dan mulut secara terus menerus agar tidak
terjadi atau mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.

b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar ruang
kesehatan gigi dan mulut yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu ruang kesehatan gigi dan mulut dalam bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh
pihak pemerintah, swasta, atau internasional.

E.Landasan Hukum
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor:296/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pengobatan Dasar puskesmas
5. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Untuk menjalankan pelayanan poli gigi dan mulut didukung oleh tenaga profesional dan
tenaga perawat gigi
A. Kualifikasi Sumber daya manusia
1. Penanggung jawab poli gigi dan mulut adalah seorang dokter gigi yang bertanggung
jawab kepada Kepala Puskesmas.
Penanggung jawab poli gigi dan mulut memiliki uraian tugas seperti :
a. Mengkoordinir kegiatan poli gigi dan mulut
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan
evaluasi(POACE) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi poli gigi dan mulut
c. Mengadakan komunikasi dengan tenaga klinis yang lain
d. Memastikan kegiatan di poli gigi dan mulut berjalan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan
e. Memastikan peralatan di poli gigi dan mulut yang harus terkalibrasi sudah
dilakukan kalibrasi
f. Memberikan usulan program kerja dan anggaran unit poli gigi dan mulut
g. Mengembangkan kemampuan SDM unit poli gigi dan mulut sehingga berperan
aktif terwujudnya pelayanan poli gigi dan mulut yang unggul
h. Mengatur,mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dinas kerja perawat gigi

2. Perawat Gigi
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan ruangan poli gigi dan mulut sebelum dan sesudah pelayanan
b. Memanggil pasien
c. Memastikan data pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut sesuai
d. Memastikan kuitansi pembayaran pasien benar
e. Melakukan tindakan sesuai kompetensinya sesuai SPO yang ada
f. Meregister pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut
g. Menginput data ke simpus/P-care
h. Memberikan data laporan bulanan secara berkala (bulanan, triwulan, tahunan)

B. Distribusi Ketenagaan
No Jabatan PNS SPRG AKG S1
1 Dokter Gigi 1
2 Perawat Gigi 3 1

C. Jadwal pelayanan
Senin Sabtu : 07.30 12.00

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standart fasilitas
Poli Gigi UPT Puskesmas Sembawa memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
1 dental unit
unit meja administrasi untuk meletakkan rekam medis yang masuk ke poli
gigi,melayani konsultasi pasien,mengisi rekam medis dan administrasi lainnya
1 unit kursi duduk untuk pasien
1 unit kursi beroda duduk drg
1 unit kursi untuk perawat gigi
1 buah jam dinding
1 unit kaca tempel dinding
1 buah tempat sampah medis
1 buah tempat sampah non medi
1 unit tempat cuci alat
1 unit pengharum ruangan
1 unit almari kaca untuk meletakkan peralatan/instrument
1 buah dental unit
1 unit scaler ultrasonic
1 unit kipas angin

5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A.Persiapan Pelayanan
Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan ruangan, alat, obat dan
bahan habis pakai untuk menjamin kelancaran pelayanan di ruang pelayanan Gigi
dan mulut.

B.Saat Pelayanan
Petugas gigi menerima rekam medis dari pendaftaran maupun dari rujukan internal
(apabila ada)
Memanggil pasien sesuai nomer antrian
Apabila pasien yang dipanggil tidak ada atau belum ada di tempat, petugas dapat
memanggil pasien berikutnya
Melakukan pengecekan rekam medis dengan pasien yang dipanggil
Apabila tidak sesuai, rekam medis dikembalikan ke bagian pendaftaran, apabila
sudah sesuai petugas gigi dapat melakukan anamnesis, pemeriksaan odontogram,
pemeriksaan sesuai keluhan pasien, inform concern sebelum dilakukan tindakan.
Apabila membutuhkan rujukan internal dapat dilakukan ke poli lain untuk membantu
menegakkan diagnosis.
Melakukan tindakan, pengobatan sesuai hasil diagnosa
Melakukan rujukan external apabila membutuhkan konsulen ke tingkat spesialis atau
tidak tersedia alat dan bahan di poli gigi dan mulut
Apabila sudah dilakukan pemeriksaan, konsultasi maupun tindakan, dibuatkan tanda
pembayaran untuk paien yang tidak memiliki jaminan kesehatan.
Apabila pasien mempunyai kartu jaminan, diperhatikan menggunakan kartu jaminan
apa(BPJS/Jamkesda), kemudian data pasien, penjaminan, diagnosis dan tindakan
dituliskan dalam form sesuai penjaminan masing-masing, pasien yang bersangkutan
menandatangani form tersebut.

C.Sesudah pelayanan
Petugas gigi mencuci alat yang telah dipakai
Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan
Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di poli gigi dan mulut
Petugas gigi menginput data
Petugas gigi melakukan administrasi maupun kegiatan penunjang lain yang menjadi
tugasnya

6
BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di poli gigi dan mulut meliputi bahan medis habis pakai yang ada di
instalasi farmasi Puskesmas Serayu Larangan
I) Alur permintaan bahan medis dan non medis

Penanggung jawab Bag. pengadaan


poli Gilut Pengadaan logistik farmasi
mengajukan barang
permintaan
Poli gilut

2).Perencanaan
Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut
a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas , ada dan tidaknya stok bahan medis
maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya,untuk
memperkirakan kebutuhan dalam satu tahun,melalui kartu stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan barang

3).Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO ( lembar pemakaian
dan lembar permintaan obat ).
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang, segera
mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku permintaan barang.

4).Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan poli gigi dan mulut penyimpanan ada di gudang
obat.
Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di poli gigi .

5)Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

7
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety)di Unit Pelayanan gigi adalah suatu sistem
dimana membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar
belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di UPT Puskesmas
Sembawa, salah satunya di Unit Pelayanan Gigi perlu dilakukan,untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan terutama didalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan
suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

A.Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien


Terciptanya budaya keselamatan pasien di Unit Palayanan Gigi
Meningkatnya akuntabilitas Unit Pelayanan Gigi terhadap pasien dan masyarakat
Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Unit Pelayanan Gigi
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit
Pelayanan Gigi.
Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Unit Pelayanan Gigi didalam mengambil
keputusan terhadap keselamatan pasien.
Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat meningkatkan
keselamatan pasien.
Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit
Pelayanan Gigi.

B. MANFAAT :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang baik bagi Unit
Pelayanan Gigi
2. Agar seluruh personil Unit Pelayanan Gigi memahami tentang tanggung jawab dan
rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas Unit Pelayanan Gigi dan pasien
terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi terjadinya KTD di Unit Pelayanan Gigi

8
Solusi Keselamatan Pasien di Unit Pelayanan Gigi
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip.
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat akan merujuk pasien ke Unit lain
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated) mis; penggunaan cairan bayclin
untuk merendam alat.
5. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
6. Hindari kesalahan dalam menggunakan alat yang berakibat fatal
7. Gunakan alat injeksi sekali pakai
8. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi nosokomial

9
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A.Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) poli gigi dan mulut merupakan bagian dari
pengelolaan poli gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu kriteria standar
pelayanan kedokteran gigi di Indonesia,yaitu melaksanakan Kesehatan Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus dilaksanakan
dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Dokter gigi sebagai
penanggungjawab pelayanan gigi di Poli gigi harus dapat memastikan seluruh tenaga
pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai pengetahuan tentang Kesehatan
Keselamatan Kerja .
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi (K3) kebijakan
pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja, standard pelayanan K3 di unit
pelayanan gigi, standard sarana, program K3 di unit pelayanan gigi, pengelolaan Jasa dan
Barang berbahaya bagi manusia K3 di unit pelayanan gigi, pembina pengawasan,
pencatatan, dan pengawasan.
Unit pelayanan gigi UPT Puskesmas Sembawa merupakan salah satu unit
pelayanan yang wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi dokter gigi, perawat gigi,
pengunjung/pengantar, pasien maupun pasien serta masyarakat sekitar.
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit Pelayanan Gigi . Setiap
petugas unit poli gigi dan mulut wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti
yang tercantum pada pasal 23 dalam undang undang kesehatan tahun 1992 yaitu
melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerja di unit pelayanan gigi dalam menyesuaikan diri baik
fisik maupun mental terhadap pekerjaannya. Maka diperlukan antara lain :
Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau sarana
yang terkait dengan K3.
Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
SPO Kerja, SPO Peralatan, SPO Penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya.
Orientasi K3 di tempat kerja.
Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.
Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan fisik
petugas.

10
B.Penanganan bahan berbahaya dan beracun di unit pelayanan gigi
Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan, cara
menggunakan, dll) B3, setiap petugas di unit pelayanan gigi mengetahui betul jenis dan
bahan serta penanganan dengan melihat SPO dan MSDS yang telah ditetapkan.

1. Penanganan untuk personil


a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pd kemasan.
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan pd ruangan sesuai petunjuk
e. Memperhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan.
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas ( kompresor )
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss

2. Penanganan berdasarkan lokasi


Penempatan tabung kompresor harus berada di luar ruangan unit pelayanan gigi karena
untuk menghindari kebocoran gas dan kebisingan suara.

3. Penanganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda sesuai dengan
potensi bahaya yang ada dan lokasi tersebut tersedia SPO untuk menangani B3 antara lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjai kedaruratan
c. Cara penanganan B3

11
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di poli gigi dan mulut UPT Puskesmas Sembawa
dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang
konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.

A.Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(komitmen) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan

2) Pihak yang berkepentingan dengan mutu


a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. Pemerintah
f. Ikatan profesi

3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya

4) Mutu terkait dengan input,proses dan output


Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel,yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan,seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen(pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tsb.

12
B.Upaya Peningkatan Mutu
Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu
pelayanan UPT Puskesmas Sembawa secara efektif dan efisien agar tercapai derajat
kesehatan yang optimal. Upaya tsb dilakukan melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu
pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai dengan
target mutu poli gigi dan mulut, serta kepuasan pelanggan dapat selalu ditingkatkan.
Pemantapan mutu di poli gigi dan mulut UPT Puskesmas Sembawa melalui tahap :
1. pre analitik meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan, menerima
pasien.
2. analitik meliputi kegiatan pemeriksaan, anamnesis, pemeriksaan keluhan
utama, tindakan.
3. pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil pemeriksaan, pelaporan hasil
pemeriksaan ke dalam SIK/Pcare.

13
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan gigi dan mulut yang sudah disusun bersama,sebaiknya menjadi
dasar setiap SDM di poli gigi dan mulut khususnya, dan SDM UPT Puskesmas Sembawa
dalam menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal. Pedoman ini bertujuan
pada akhirnya untuk kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Seiring
perjalanan waktu,sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman pelayanan organisasi ini
akan direvisi apabila diperlukan.

14

Anda mungkin juga menyukai