Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN

GIGI DAN MULUT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS RAAS

Jl. Raya Raas Kecaamatan Raas No Telp. 0823354966902


BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang harus dipenuhi
oleh negara.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93 dan 94,dinyatakan
bahwa pelayanan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,pencegahan penyakit gigi,pengobatan
penyakit gigi,dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu,terintergrasi dan
berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perorangan,pelayanan
kesehatan gigi masyarakat,usaha kesehatan gigi sekolah,serta pemerintah dan pemerintah daerah
wajib menjamin ketersediaan tenaga,fasilitas pelayanan,alat dan obat kesehatan gigi dan mulut
dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman,bermutu,dan terjangkau
oleh masyarakat.

Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan kesehatan mempunyai salah
satu fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas juga
merupakan unit pelaksanateknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.Pelayanan
kesehatan tidak hanya mencakup pelayanan kesehatan umum,tetapi juga mencakup pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.Penyakit gigi dan mulut di Puskesmas Raas, masih masuk dalam 10 besar
penyakit yang ada diPuskesmas Raas.Dengan adanya pelayanan gigi dan mulut diharapkan
masyarakat memiliki perilaku sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-
tingginya,khususnya derajat kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuan
Tujuan Pedoman layanan klinis poli gigi ini adalah untuk menjadi acuan bagi pelaksanaan
pelayanan poli gigi di Puskesmas Raas.

C. RuangLingkup
Lingkup pedoman pelayanan BP gigi diperuntukan khusus untuk kegiatan di poli gigi
Puskesmas Raas.
D. Batasan Operasional
1. BP Gigi dan Mulut
Balai Pengobatan Gigi dan mulut adalah tempat/unit pelayanan yang bertugas penanganan
dan perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien.Balai pengobatan gigi merupakan
salah satu dari jenis layanan yang ada di Puskesmas Raas yang memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dasar, seperti pemeriksaan gigi dan mulut,konsultasi gigi dan
mulut,premedikasi,pencabutan gigi anak-anak,pencabutan gigi dewasa,penambalan dengan
glass ionomer,perawatan pulpa capping,perawatan syaraf,incisi abses,koreksi oklusi,maupun
lepas jahitan kasus gigi.

Selain itu juga memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan pribadi,serta meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.

2. Standar Pelayanan BP Gigi & Mulut


Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan pelayanan gigi dan mulut.

3. Tenaga Profesional
Tenaga pelaksana pada BP Gigi terdiri dari Dokter gigi dan Perawat atau bidan.
4. Standar Prosedur Operasional (SOP)
Adalah kumpulan instruksi,langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.
5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan,aktifitas
dan jumlah petugas yang berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan pemeriksaan gigi dan
mulut.Ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan
memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah cukup.

6. Peralatan Poli Gigi dan Mulut


Poli Gigi dan Mulut harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai
dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin.Pada saat instalasi
alat maupun saat kerja rutin,peralatan harus diperhatikan menunjukkan kemampuan atau
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk
pemeriksaan yang berhubungan.
7. Pemantapan Mutu (Quality Assurance)
kesehatan gigi dan mulut adalah semua kegiatan yang ditujukkan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Pemantapan mutu
terbagi menjadi dua yaitu:

a. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing – masing tenaga medis kesehatan gigi dan
mulut secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error /
penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar ruang kesehatan gigi dan mulut yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu ruang kesehatan gigi dan mulut dalam bidang
pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta, atau internasional.

Setiap ruang kesehatan gigi dan mulut wajib mengikuti Pemantapan Mutu
Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi
semua bidang pemeriksaan gigi dan mulut

E.Landasan Hukum

1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk pelaksanaan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor:296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pengobatan Dasar
puskesmas
5. Perbup Xxx No.59 Tanggal 31-12-2-12 tentang Retribusi
6. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Untuk menjalankan pelayanan poli gigi dan mulut didukung oleh tenaga profesional.
A. Kualifikasi Sumber daya manusia
1. Penanggung jawab poli gigi dan mulut adalah seorang dokter gigi yang bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas.
Penanggung jawab poli gigi dan mulut memiliki uraian tugas seperti :
a. Mengkoordinir kegiatan poli gigi dan mulut
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
(POACE) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi poli gigi dan mulut
c. Mengadakan komunikasi dengan tenaga klinis yang lain
d. Memastikan kegiatan di poli gigi dan mulut berjalan sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan
e. Memastikan peralatan di poli gigi dan mulut yang harus terkalibrasi sudah dilakukan
kalibrasi
f. Memberikan usulan program kerja dan anggaran unit poli gigi dan mulut
g. Mengembangkan kemampuan SDM unit poli gigi dan mulut sehingga berperan aktif
terwujudnya pelayanan poli gigi dan mulut yang unggul
h. Mengatur,mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dinas kerja perawat.
2. Perawat
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan ruangan poli gigi dan mulut sebelum dan sesudah pelayanan
b. Memanggil pasien
c. Memastikan data pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut sesuai
d. Memastikan kuitansi pembayaran pasien benar
e. Melakukan tindakan sesuai kompetensinya sesuai SPO yang ada
f. Meregister pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut

B. Distribusi Ketenagaan

No Jabatan PNS D3 D4/S1 S2/spesialis


1 Dokter Gigi 1
2 Perawat/bidan -
C. Jadwal pelayanan

Senin –Kamis : 08:00-12:00


Jumat : 08:00-11:00
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Poli Gigi Puskesmas Abc III

Keterangan :

= meja

= dental unit

= pintu masuk

= Lemari

B. Standart fasilitas
Poli Gigi Puskesmas Raas memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
 1 dental unit
 1 unit meja administrasi untuk meletakkan rekam medis yang masuk ke poli
gigi,melayani konsultasi pasien,mengisi rekam medis dan administrasi lainnya
 1 unit almari
 2 unit kursi duduk untuk pasien
 1 unit kursi beroda duduk drg
 1 unit kaca tempel dinding
 1buah tempat sampah medis
 1 buah tempat sampah non medis
 1 unit almari kaca untuk meletakkan peralatan/instrument
 1 buah dental unit
 1 unit kompresor
Tabel 2.1. Standar Peralatan Poli Gigi

No Jenis Peralatan untuk Pengobatan Gigi dan Mulut Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Set Peralatan Poliklinik Gigi Dan Mulut
1 Kursi periksa gigi 1
2 Dental unit lengkap ( (high speed dan low speed) 1
3 Contra angle dan straight hand piece 1
4 Kompresor/tabung oksigen 1
5 Alat diagnostik dasar (Kaca mulut, Pinset dental, Sonde half moon, Sonde lurus, 4,2,2,2
Excavator)
6 Set alat tambal terdiri dari:
a) Plastis filling

b) Stoper semen

c) Burniser berbagai ukuran 1

d) Stoper amalgam 1

e) Spatula semen

f) Diamond Bor

g) Kaca pengaduk(glass slap)


h) Matriks Band + retainer
7 Perangkat alat skeling (scaling set) Sceler berbagai tipe@1 (Kuret, Hoe, Sikle, 1,1,1
Wing shape)
8 Peralatan set alat cabut
a. Tang cabut gigi dewasa 1
b. Tang cabut gigi anak 1
c. Bein lurus 1
d. Bein bengkok
9 Periodontal probe
10 Tempat kapas 1
11 Baki logam tempat alat steril 3
12 Korentang, penjepit spoge ( Forester)
13 Toples kapas/kasa steril 1
Jumlah

B Mebelair
Meja kerja ½ biro
Kursi kerja 1
Kursi hadap 1
Lemari simpan alat/obat
Jumlah
C Penunjang
1. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang tertutup rapat 3

2. Tempat sampah tertutup 2

3. Jam/ARIsound timer

4. Jas dokter gigi

5. Waskom stainless

Jumlah

D Peralatan untuk dekontaminasi, pembersihan dan sterilisasi adalah peralatan yang


dipergunakan untuk melaksanakan dekontaminasi dan sterilisasi alat.
1. Sterilisator tekanan tinggi

2. Baki logam tempat alat steril

3. Korentang, penjepit sponge (forester)

4. Toples kapas/kasa steril

5. Tromol kasa/kain steril 25 X 120 mm)

6. Bak instrumen tertutup

7. Meja instrumen/alat

8. Lemari simpan instrumen/alat

9. Langseng dengan sarangan berlubang besar

10. Perebus atau pengukus peralatan untuk DTT

11. Peralatan pembersihan dan pencucian alat


a. Ember plastik (kapasitas 30 liter) untuk membersihkan dan mencuci 1
peralatan

b. Waskom plastik (kapasitas 10 liter ) untuk menyiapkan larutan klorin 1

c. Tempat sabun 1

d. Sikat alat 1

e. Sikat cuci tangan

Jumlah

E Bahan habis pakai untuk Pengobatan Gigi dan Mulut


1. Larutan klorin 1

2. APD: masker, Sarung tangan no 6 ½, 7, 7 ½

3. Kapas, kasa,cotton roll, cotton pellet

4. Spuit 2.5 cc atau 3 cc

5. Mata Bor (Round, inverted, Fissure)

6. Obat anestesi untuk gilut : Lidokain injeksi infiltrasi 1 % atau Pehacain 2 %,


Chloretil spray

7. Obat emergensi gilut: Adrenalin 1:1000/Noradrenalin/Epinefrin/Norepinefrin

8. Obat untuk Pengobatan Gigi dan Mulut

a. Alkohol 70% Ada

b. Povidon Iodine 10% Ada

c. Na O Cl Ada

d. Larutan Chlorin 3% Ada

e. Aquadest Ada

f. H2O2 liquid 3%

g. Yod Gliserin
h. Celluloid strip Ada

i. Vaseline

j. Kertas Artikulasi

k. Matriks band dan retainer Ada

l. Bahan cetak

m. Gibsum

n. Reamers file Ada

9. Bahan tambal gigi:

a. Glassionomer Ada

b. Composite resin Ada

c. Fletzer Ada

d. Temporary filling

e. Eugenol Ada

f. TKF Ada

g. ChKM Ada

h. Cresophene/Rockle’s Ada

i. Zinc Phosphat cement Ada

j. Calxinol/Dycal Ada

k. Root Canal Filling Ada

l. Mummyfication paste Ada

m. Arsen Ada

n. Spongostan Ada

o. Papper point

p. Guttap percha
Jumlah

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A.Persiapan Pelayanan

 Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan ruangan,alat,obat dan BMHP


sesuai checklist persiapan pelayanan untuk menjamin kelancaran pelayanan di BP Gigi.

B.Saat Pelayanan

 Petugas gigi menerima rekam medis dari pendaftaran maupun dari rujukan
internal(apabila ada)
 Memanggil pasien sesuai nomer antrian
 Apabila pasien yang dipanggil tidak ada atau belum ada di tempat,petugas dapat
memanggil pasien berikutnya
 Melakukan pengecekan rekam medis dengan pasien yang dipanggil
 Apabila tidak sesuai,rekam medis dikembalikan ke bagian pendaftaran,apabila sudah
sesuai petugas gigi dapat melakukan anamnesis,pemeriksaan odontogram, pemeriksaan
sesuai keluhan pasien, inform concern sebelum dilakukan tindakan,baru dilakukan
tindakan selanjutnya
 Apabila membutuhkan rujujan internal dapat dilakukan ke poli lain untuk membantu
menegakkan diagnosis
 Melakukan rujukan external apabila membutuhkan konsulen ke tingkat spesialis atau
tidak tersedia alat dan bahan di poli gigi dan mulut
 Apabila sudah dilakukan pemeriksaan,konsultasi maupun tindakan,dibuatkan tanda
pembayaran untuk ke kassa(untuk yang tidak mempunyai kartu jaminan kesehatan)
dengan dijepitkan pada papan yang akan dibawa pasien ke kassa,kemudian pasien
diberitahukan untuk mengembalikan papan tsb kembali ke poli gigi
 Apabila pasien mempunyai kartu jaminan,diperhatikan menggunakan kartu jaminan
apa(BPJS/Jamkesmas/Jamkesda/Jamkesta dll), kemudian data pasien,nomer
penjaminan,diagnosis dan tindakan dituliskan dalam form sesuai penjaminan masing-
masing,pasien yang bersangkutan menandatangani form tersebut.
 Untuk pemeriksaan caten(calon penganten) dan Bumil,jangan lupa ditulis di buku register
caten dan bumil,dan pasien diminta untuk menandatangani
 Untuk pasien anak sekolah,apabila sekolahnya masuk dalam wilayah binaan Puskesmas
Abc III dilakukan register kunjungan anak sekolah

C.Sesudah pelayanan

 Petugas gigi melakukan apa yang sudah ada pada checklist setelah pelayanan
 Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan
 Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di poli gigi dan mulut
 Petugas gigi menginput data ke simpus/P-Care
 Petugas gigi melakukan administrasi maupun kegiatan penunjang lain yang menjadi
tugasnya
BAB V

LOGISTIK

Keperluan logistik di poli gigi dan mulut meliputi bahan medis habis pakai yang ada di instalasi
farmasi Puskesmas Raas

I) Alur permintaan bahan medis dan non medis

Bag. pengadaan
PJ poli Gilut logistik farmasi
mengajukan
permintaan Pengadaan
BMHP barang

Poli gilut

2) Perencanaan

Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas maupun POAK,ada dan tidaknya stok
bahan medis maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya,untuk memperkirakan
kebutuhan dalam satu tahun,melalui kartu stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan barang
3) Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang,segera mengajukan
ke petugas pengadaan,dengan menuliskan pada buku permintaan barang

4) Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan poli gigi dan mulut penyimpanan ada di gudang obat.
Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di poli gigi,tetapi untuk obat-obatan yang
memerlukan suhu tertentu,disimpan di kulkas yang ada di ruang laboratorium

5) Penggunaan

Disesuaikan dengan kebutuhan


BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety)di Unit Pelayanan gigiadalah suatu sistem dimana
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.

Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar
belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di Puskesmas Raas, salah
satunya di Unit Pelayanan Gigi perlu dilakukan,untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan
terutama didalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas
sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

A. Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien


 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Unit Palayanan Gigi
 Meningkatnya akuntabilitas Unit Pelayanan Gigi terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Unit Pelayanan Gigi
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit Pelayanan
Gigi.
 Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Unit Pelayanan Gigi didalam mengambil
keputusan terhadap keselamatan pasien.
 Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat meningkatkan keselamatan
pasien.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit Pelayanan
Gigi.

B.MANFAAT :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang baik bagi Unit
Pelayanan Gigi
2. Agar seluruh personil Unit Pelayanan Gigi memahami tentang tanggung jawab dan rasa
nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas Unit Pelayanan Gigi dan pasien
terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi terjadinya KTD di Unit Pelayanan Gigi

Solusi Keselamatan Pasien di Unit Pelayanan Gigi :

1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip.


2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat akan merujuk pasien ke Unit lain
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar

Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated) mis; penggunaan cairan bayclin untuk
merendam alat.

5. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan


6. Hindari kesalahan dalam menggunakan alat yang berakibat fatal
7. Gunakan alat injeksi sekali pakai
8. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi nosokomial
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A.Pedoman Umum

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) poli gigi dan mulut merupakan bagian dari
pengelolaan poli gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut
di Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu kriteria standar pelayanan
kedokteran gigi di Indonesia,yaitu melaksanakan Kesehatan Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus dilaksanakan dalam
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Dokter gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Poli gigi harus dapat memastikan
seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai pengetahuan tentang
Kesehatan Keselamatan Kerja .

Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi (K3) kebijakan
pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja, standard pelayanan K3 di unit pelayanan
gigi,standard sarana,program K3 di unit pelayanan gigi, pengelolaan Jasa dan Barang berbahaya
bagi manusia K3 di unit pelayanan gigi, pembina pengawasan, pencatatan, dan pengawasan.

Unit pelayanan gigi Puskesmas Raas merupakan salah satu unit pelayanan yang wajib
melaksanakan yang bermanfaat baik bagi dokter gigi, perawat gigi, pengunjung/pengantar,
pasien maupun pasien serta masyarakat sekitar.

1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit Pelayanan Gigi


Setiap petugas unit poli gigi dan mulut wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti
yang tercantum pada pasal 23 dalam undang – undang kesehatan tahun 1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerjaa di unit pelayanan gigi dalam menyesuaikan diri
baik fisik maupun mental terhadap pekerjaannya. Maka diperlukan antara lain :
b. Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau sarana yang terkait
dengan K3.
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
d. SPO Kerja, SPO Peralatan, SPO Penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.
f. Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan kesehatan kerja secara
berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya
K3.
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan fisik petugas.

B. Penanganan bahan berbahaya dan beracun di unit pelayanan gigi

Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan, cara


menggunakan, dll) B3, setiap petugas di unit pelayanan gigi mengetahui betul jenis dan bahan
serta penanganan dengan melihat SPO dan MSDS yang telah ditetapkan.
1. Penanganan untuk personil
a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pd kemasan.
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan pd ruangan sesuai petunjuk
e. Memorhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan.
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas ( kompresor )
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss

2. Penanganan berdasarkan lokasi


Penempatan tabung kompresor harus berada di luar ruangan unit pelayanan gigi karena untuk
menghindari kebocoran gas dan kebisingan suara.

3. Pananganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda sesuai dengan
potensi bahaya yang ada dan lpkasi tersebut tersedia SPO untuk menangani B3 antara
lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjai kedaruratan
c. Cara penanganan B3
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Abc III dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep
dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.

A.Mutu Pelayanan

1) Pengertian mutu

a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa


b. Mutu adalah expertise,atau keahlian dan keterikatan(komitmen) yang selalu dicurahkan
pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan

2) Pihak yang berkepentingan dengan mutu

a.Konsumen/pasien

b.Pembayar/asuransi

c.Karyawan

d.Masyarakat

e.pemerintah

f.Ikatan profesi

3) Dimensi Mutu

a.Keprofesian

b.Efisiensi

c.Keamanan Pasien
d.Kepuasan Pasien

e.Aspek sosial budaya

4) Mutu terkait dengan input,proses dan output

Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel,yaitu:

a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan,seperti:
tenaga,dana,obat,fasilitas,peralatan,bahan,teknologi,organisasi dll.Pelayanan kesehatan
yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi profesional interaksi profesional antara pemberi pelayanan
dengan konsumen(pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan,merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen(pasien/masyarakat),termasuk kepuasan dari konsumen tsb.

B. Upaya Peningkatan Mutu

Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu


pelayanan Puskesmas Abc III secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal.Upaya tsb dilakukan melalui :

a. Optimasi tenaga,sarana dan prasarana


b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakan
secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna,hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan

Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya,sehingga mutu


pelayanan dapat ditingkatkan,angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai dengan
target mutu poli gigi dan mulut,serta kepuasan pelanggan dapat selalu ditingkatkan.

Pemantapan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Abc III melalui tahap pre
analitik meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan,menerima pasien.Tahap
analitik meliputi kegiatan pemeriksaan odontogram,anamnesis,pemeriksaan keluhan
utama,tindakan.Tahap pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil
pemeriksaan,pelaporan hasil pemeriksaan ke dalam SIK/Pcare.
BAB IX

PENUTUP

Pedoman Poli gigi dan mulut yang sudah disusun bersama,sebaiknya menjadi dasar setiap
SDM di poli gigi dan mulut khususnya,dan SDM Puskesmas Abc III dalam menjalankan
organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal.Pedoman ini bertujuan pada akhirnya untuk
kepuasan pelanggan,baik internal maupun eksternal.Seiring perjalanan waktu,sesuai
perkembangan dan tuntutan Pedoman pelayanan organisasi ini akan direvisi apabila diperlukan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 1
C. Ruang Lingkup ................................................................................................ 1
D. Batasan operasional ......................................................................................... 2
E. Landasan Hukum.............................................................................................. 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................................ 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia .................................................................. 4
B. Distribusi Ketenagaan ...................................................................................... 4
C. Jadwal Pelayanan ............................................................................................. 5
BAB III STANDAR FASILITAS .................................................................................. 6
A. Denah Ruang ................................................................................................... 6
B. Standar Fasilitas ............................................................................................... 6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN .................................................................. 10
A. Persiapan pelayanan ........................................................................................ 10
B. Saat pelayanan.................................................................................................. 10
C. Sesudah pelayanan ........................................................................................... 11
BAB V LOGISTIK ....................................................................................................... 12
BAB VI KESELAMATAN PASIEN............................................................................. 14
A.Tujuan pedoman keselamatan pasien.................................................................14
B.Manfaat...............................................................................................................14
BAB VII KESELAMATAN KERJA ............................................................................. 16
A.Pedoman umum................................................................................................. 16
B.Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun di Unit Pelayanan gigi................. 17
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ............................................................................. 18
A.Mutu Pelayanan .................................................................................................18
B.Upaya Peningkatan Mutu...................................................................................18
BAB IX PENUTUP ........................................................................................................ 19

Anda mungkin juga menyukai