Anda di halaman 1dari 15

KESEHATAN DAERAH MILITER III SILIWANGI

FKTP KLINIK SILIWANGI

PANDUAN LAYANAN KLINIS POLI GIGI


DI FKTP KLINIK SILWANGI

FKTP KLINIK SILIWANGI


Jl. Stasiun C-3 No.181 Cimahi Telp. 022-6652420
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Dunia pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan
yang sangat berat, karena dalam situasi seperti ini harus mampu memberikan
pelayanan yang baik sedangkan disisi lain harus menghadapi krisis multi dimensional
yang berkepanjangan serta selalu dikaitkan dengan keadaan gedung, personil maupun
material untuk meningkatkan mutu pelayanan maupun dukungan, sesuai dengan fungsi
Globalisasi dan krisis ekonomi dan politik, sangat menentukan perkembangan
pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini. Dalam situasi seperti ini selaku Pimpinan
tidak ada tindakan yang paling tepat, kecuali melaksanakan manajemen efisiensi,
dengan penajaman skala prioritas. Dalam rangka menindaklanjuti Undang-Undang
No.24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Permenkes No.71
tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, serta
Permenkes No.46 tahun 2013 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, kami Kesdam III/
Siliwangi yang memiliki servis area meliputi satuan wilayah Kodam III/ Siliwangi
berusaha memenuhi tuntutan tersebut sebagai pelaksana tugas pokok.

b. Tujuan Pedoman
Pedoman layanan klinis poli gigi ini dibuat agar dapat menjadi acuan bagi
kegiatan pelayanan klinis, khususnya poli gigi yang dilaksanakan di FKTP Klinik
Siliwangi, sehingga pada akhirnya kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan, yang pada
akhirnya dapat mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM).

c. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman layanan klinis poli gigi ini adalah seluruh tenaga kesehatan
yang ada di Poli Umum FKTP Klinik Siliwangi, yang meliputi dokter umum dan perawat.

d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan klinis poli gigi di FKTP Klinik Siliwangi
1. Perawat gigi menyiapkan alat dan bahan
2. Perawat gigi memanggil nama pasien sesuai antrian, mempersilakan pasien
duduk di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan ekstra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan lebih lanjut.
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan riwayat penyakit lain
maka dokter gigi menjelaskan kepada pasien akan dilakukan perawatan
pada giginya.
6. Dokter gigi melakukan perawatan gigi pada pasien.
7. Dokter gigi menginstruksikan pasien untuk datang 5-7 hari utuk kontrol
selanjutnya.
8. Dokter gigi melepaskan sarung tangan,membuang di tempat sampah medis
lalu mencuci tangan , dan perawat gigi membersihkan dental unit, merendam
alat dengan bayclin dan mencucinya kemudian mensterilkan
.
e. Batasan Operasional
Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan preventif, promotif, diagnostik, terapeutik, rehabilitatif, dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan sesuai
dengan kemampuan FKTP Klinik Siliwangi.
Pasien FKTP yang sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kondisinya dapat pulang ke rumah. Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan
tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dokter untuk mendapatkan
kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap pasien. Konsultasi adalah upaya
memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal-hal yang harus
diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
Adapun landasan hukum yang dijadikan dasar dalam pembuatan pedoman ini
diantaranya sebagai berikut:
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang Undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Pelayanan Klinis


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di Poli Gigi FKTP Klinik Siliwangi antara lain
sebagai berikut:
1. Dokter Gigi
Dokter Gigi yang ada di FKTP Klinik Siliwangi ada sebanyak 2 orang dokter,
yang terdiri atas 2 orang dokter PNS , yang keseluruhannya memiliki kompetensi dan
ijin praktek sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan.

2. Perawat
Perawat yang bertugas di Poli Gigi FKTP Klinik Siliwangi ada sebanyak 1 orang
yang memiliki keahlian dan ijin praktek sesuai dengan kompetensi yang diharuskan oleh
kolegiumnya.

Berikut ini tenaga kesehatan pada Poli Gigi yang ada di FKTP Klinik Siliwangi:
PELAYANAN PROFESI PETUGAS KUALIFIKASI
PENDIDIKAN
Poli Gigi Dokter Gigi 2 2 orang dokter gigi
Perawat gigi 1 1 orang perawat gigi

B. Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan


Dokter setiap hari bertugas di poli gigi. FKTP Klinik Siliwangi memiliki 2 orang
dokter. Sehingga untuk operasionalnya, FKTP Klinik Siliwangi hanya memiliki 2 orang
dokter gigi yang dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam tugas pelayanan sehari-
hari. Kedua dokter tersebut menempati ruangan di poli gigi. Bila ada pertemuan yang
menyangkut upaya klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan
dengan tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk melaksanakan tugas tersebut,
sehingga pelayanan gigi masih dapat dilayani oleh 1 orang dokter. Tugas di luar
pelayanan poli gigi tersebut meliputi kegiatan dental fitnes yang diadakan satu kali
dalam setahun, serta tugas dukungan kesehatan, dan tugas tambahan lainnya.
FKTP Klinik Siliwangi memiliki 1 orang perawat gigi. Perawat gigi setiap hari
melakukan tugasnya sesuai tugasnya di poli gigi. Perawat gigi bertugas mempersiapkan
alat dan bahan serta asistensi dokter gigi dilanjutkan dengan membuat laporan harian.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Poli Gigi

A. Ruang tunggu poli gigi

C B. Meja Dokter

C. Dental Unit I

D. Dental Unit II
A B
D

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Poli gigi terletak di gedung utama (Gedung 1), memiliki ruang pemeriksaan gigi,
termasuk didalamnya terdapat , meja dokter, dan dental unit. Di bagian depan ruangan
terdapat ruang tunggu pasien pasien. Di dalam ruangan poli gigi ini memiliki wastafel
sebagai sarana cuci tangan bagi petugas. ruangan ini memiliki ruang yang digunakan
untuk menangani perawatan gigi.

2. Peralatan
RUANGAN ALAT
Poli Gigi Dental Unit
Diagnostik set
Tang Dewasa
Tang Anak
Bein
Cryer
Bor set
Korentang
Bak instrumen
Neirbekken
Stetoskop
Tensimeter
Tabung oksigen
·
·
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

1. POLI GIGI
a. Petugas Dokter gigi
penanggung jawab Perawat gigi
b. Perangkat kerja Dental unit
Diagnostik set
c. Tata laksana 1. Perawat gigi menyiapkan alat dan bahan.
2. Perawat gigi memanggil nama pasien sesuai antrian,
mempersilakan pasien duduk di dental unit dan
mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan
sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan
ekstra oral untuk menentukan diagnosis dan tindakan
lebih lanjut.
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan tidak
ditemukan riwayat penyakit lain maka dokter gigi
menjelaskan kepada pasien akan dilakukan
perawatan pada giginya.
6. Dokter gigi melakukan perawatan gigi pada pasien.
7. Dokter gigi menginstruksikan pasien untuk datang 5-7
hari utuk kontrol selanjutnya.
8. Dokter gigi melepaskan sarung tangan,membuang di
tempat sampah medis lalu mencuci tangan , dan
perawat gigi membersihkan dental unit, merendam
alat dengan bayclin dan mencucinya kemudian
mensterilkan alat.
BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka perlu


didukung oleh penyediaan logistik poli gigi yang memadai dan optimal, melalui perencanaan
yang baik dan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan usulan pemegang program yang
sudah berdasarkan hasil pemetaan masalah. Ketersediaan logistik poli gigi harus dijamin
kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat
dan bahan poli gigi dalam pelaksanaan upaya klinis FKTP Klinik Siliwangi yang
diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:


1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR
Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien dan
tanggal lahir pasien.
b. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat.
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk keperluan
pemeriksaan.
d. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan tindakan dan prosedur lainnya.

Prosedur dalam Identifikasi Pasien adalah sebagai berikut:


Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan
tanda pengenal resmi. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
khusus, yakni pasien lanjut usia.

Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:


Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir sebelum melakukan
prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh :” Nama bapak siapa?” “Tolong sebutkan
tanggal lahir Bapak”. Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat
ditanyakan kepada penunggu/ pengantar pasien.

2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Cara komunikasi yang efektif di FKTP klinik siliwang:
a. Menggunakan teknik SBAR (Situation – Background – Assessment – Recomendation)
dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi
layanan.
 Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
 Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini.
 Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
 Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat
ini.

b. Komunikasi Verbal (Write down/tulis, Read back/baca kembali)


 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima instruksi/
laporan.
 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali oleh
penerima instruksi/ laporan.
 Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu pemberi
instruksi/ laporan.
 Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike Sound Alike)
diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup misalnya : UBRETID.

S
Situasi
Saya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)………….
Masalah yang ingin disampaikan…..
Tanda- tanda vital :
B
Background/ latar belakang
Status mental pasien :
Kulit:…
Alat Bantu…
A
Assesment/ Penilaian
Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan katakan penilaian anda.
R
Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…

3. MENINGKATKAN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI (HIGH ALERT)

Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah :


1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 0,3%
2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound
Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:
Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang
jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”.
Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High
Alert” dan khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan “Elektrolit
pekat, harus diencerkan sebelum diberikan.”
Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA. Tidak menyimpan
obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa pengawasan. Biasakan
mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima/memberi instruksi.

Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi:


Elektrolit Pekat
- MgSO4 20%
Golongan Opioid
- Fentanil
- Kodein HCl
Antikoagulan
- Miniaspi
Obat Hipoglikemia Oral
Obat Agonis Adrenergik
- Epinefrin
Anestetik Lokal
- Lidocain

5. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN


Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:
a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum.
b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.

Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5
MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sesudah kontak dengan pasien
 Sebelum tindakan asepsis
 Sesudah terkena cairan tubuh pasien
 Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1. HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik
2. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik

Alat Pelindung Diri


Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh, ekskreta,
dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala, kacamata pelindung,
apron/ jas, dan sepatu pelindung.

6. PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH


Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
1. Semua pasien baru dinilai rIsiko jatuhnya dan penilaian diulang jika diindikasikan
oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat rIsiko jatuh pasien
guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat


maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja di FKTP Klinik Siliwangi semakin
tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM), pengunjung/pengantar pasien, pasien dan
masyarakat sekitar ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan
kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun
karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di FKTP Klinik Siliwangi yang tidak
memenuhi standar.
FKTP Klinik Siliwangi sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 165:
”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan
pasal di atas, maka pengelola tempat kerja di FKTP mempunyai kewajiban untuk
menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja
disamping keselamatan kerja. FKTP harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik
terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai
potensi bahaya di FKTP.
Program keselamatan kerja di FKTP Klinik Siliwangi merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan FKTP Klinik Siliwangi, khususnya dalam hal kesehatan
dan keselamatan bagi SDM, pasien, pengunjung/pengantar pasien, dan masyarakat sekitar.
Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM Poli Gigi
FKTP Klinik Siliwangi, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan FKTP berjalan baik dan
lancar.

Tujuan khusus
a. Terlindunginya petugas poli umum dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat
Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas FKTP Klinik Siliwangi.
Alat Keselamatan Kerja:
1. Masker
2. Handscoone

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
2. Dokter memakai jas dokter saat bekerja.
3. Penerapan 7 langkah cuci tangan dan 5 momen cuci tangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis
diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat
sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-
langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung
sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan
terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan
dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan
proses yang diselenggarakan oleh FKTP ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat
sebagai konsumen.
BAB IX
PENUTUP

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan


di wilayah Kodam III/Siliwangi adalah Kesdam III/Siliwangi. Sedangkan FKTP Klinik
Siliwangi bertanggungjawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang tingkat
dasar yang dinaungi oleh Kesdam III/Siliwangi, sesuai dengan kemampuan dan
kompetensinya. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh FKTP Klinik
Siliwangi tidak hanya untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah Kodam III/Siliwangi, namun juga pembangunan kesehatan berskala nasional. Yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja FKTP Klinik Siliwangi, agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.

Anda mungkin juga menyukai