Anda di halaman 1dari 30

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 13.04.

02 PALU
RUMAH SAKIT TK. IV 13.07.01 WIRABUANA

PEDOMAN PELAYANAN RAWAT JALAN


RUMAH SAKIT TK. IV 13.07.01
WIRABUANA

Rumah Sakit TK. IV 13.07.01 Wirabuana


Jalan Sisingamangaraja No. 04 Palu
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 13.04.02 PALU
RUMAH SAKIT TK. IV 13.07.01 WIRABUANA

PEDOMAN PELAYANAN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT TK. IV 13.07.01


WIRABUANA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan


pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan
dengan waktu sesingkat-singkatnya. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya
memberikan pelayanan medis profesional namun juga memberikan pelayanan
umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik-
baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan
baik dari segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang
tidak terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang
bertugas ditempat pelayanan kesehatan tersebut harus profesional. Selain itu
instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang pertama, yang
diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah sebagai tempat pemberi
informasi yang jelas sebelum pasien mendapatkan tindakan / pelayanan
berikutnya bahkan sampai memerlukan rawat inap.
Sebagai bagian dari rumah sakit, insalasi rawat jalan berupaya
meningkatkan pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi segala
aspesialisek mutu kesehatan. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta
tuntutan masyarakat akan pemenuhan kesehatan yang prima maka instalasi
rawat jalan Rumah Sakit Harapan Keluarga pelayanan diantaranya, terdiri dari;
a) Poli kebidanan &kandungan
b) Poli anak
c) Poli uroligi
d) Poli umum
e) Poli internist
f) Poli kulit dan kelamin
g) Poli gigi
h) Poli jantung & pembuluh darah
i) Poli mata
j) Poli THT
k) Poli Bedah Umum
l) Poli Bedah orthopedi
m)Poli saraf
n) Poli paru
o) Poli bedah anak
p) Poli anastesi
q) Poli bedah digestif
r) Poli kesehatan jiwa
s) Poli gizi

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan khusus
Terwujudnya penyelanggaraan pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan
dengan mutu tinggi serta mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan umum
• Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dapat berjalan dengan baik
berdasarkan SPO sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.
• Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,terjangkau dengan
pengutamaan pada upaya preventif dan kuratif.
• Menciptakan instalasi rawat jalan dengan pelayanan yang nyaman dan
lingkungan yang aman.
• Menjadi instalasi rawat jalan dengan SDM yang berbelas kasih, asertif,
profesional, tim, dan sejahtera.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Ruang lingkup pelayanan klinik umum : Memberikan pelayanan dengan
lingkup yang terbatas yaitu pasien dengan diagnosa yang ringan dan di
periksa oleh dokter umum dan dokter gigi umum
2. Ruang lingkup pelayanan klinik spesialisesialis : Memberikan pelayanan
kepada pasien yang memerlukan penanganan lebih lanjut dengan dilayani
oleh dokter spesialis, yang meliputi spesialis kebidanan & kandungan, anak,
urologi, internist, kulit & kelamin, bedah mulut, ortodentist, jantung &
pembuluh darah, mata,THT, bedah umum,bedah ortopedi, saraf, paru,
bedah anak, bedah digestif, anastesi, kesehatan jiwa
3. Ruang lingkup pelayanan one day care : Memberikan pelayanan kepada
pasien yang memerlukan perawatan observasi selama sehari,setelah itu
pasien bisa dilihat lagi apakah sudah bisa diijinkan rawat jalan atau
memerlukan rawat inap.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan poliklinik
a) Klinik Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan
dan penentuan diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum dan
dokter gigi umum
b) Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan
kehamilan, konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan
diagnosa, tindakan pemasangan dan lepas alat kontrasepsi iud. yang
melayani adalah dokter Spesialis.Obgyn.
c) Klinik Bedah umum dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan, penentuan diagnosa dan rawat luka. Dokter yang
melayani adalah dokter Spesialis bedah umum
d) Klinik Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis penyakit
dalam
e) Klinik Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan,penentuan diagnosa serta pelayanan imunisasi. Dokter
yang melayani adalah Spesialis anak
f) Klinik THT dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa,tindakan tht salah satunya adalah endoskopi,
audiometri, spolling, ekstraksi serumen. Dokter yang melayani adalah
THT
g) Klinik Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis Mata
h) Klinik Gizi dimana didalamnya mencakup pelayanan konseling gizi.yang
akan di layani oleh Ahli Gizi.
i) Klinik jantung & pembuluh darah dimana didalamnya mencakup
pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa, yang tindakannya
meliputi EKG, Treadmill, ECHO. Dokter yang melayani adalah Spesialis
jantung & pembuluh darah
j) Klinik saraf dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis saraf
k) Klinik Kesehatan jiwa dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan, penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah
Spesialis Jiwa
l) Klinik paru dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis paru
m) Klinik orthopedi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis orthopedi
n) Klinik anastesi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis anastesi
o) Klinik digestif dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis bedah
digestif 9K0
2. Pelayanan administrasi
a) Menerima daftar dari bagian admisi untuk didata dan membagi
pendistribusian ke poli pelayanan yang di tuju.
b) Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
c) Mencatat dan menerima pendaftaran per telepone bagi pasien yang
kembali kontrol klinik yang selanjutnya akan didaftarkan ke petugas
pendaftaran.

E. LANDASAN HUKUM
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
c) Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D
Departemen Kesehatan 1991.
d) Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
e) Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 1997.
f) Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1999.
g) Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah
Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
h) Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
i) Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
j) Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
k) Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
l) Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan
Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
m) Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
n) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan.
o) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
p) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
q) HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat.
r) Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
s) Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
t) Keputusan Direktur Utama PT. Mataram Sentra Medika Mataram Nomor
009/SK/DIR/PT MSM/VI/2014 tertanggal 25 Juni 2014, tentang struktur
organisasi Rumah Sakit Harapan Keluarga.
u) Pedoman penyelenggaraan Rumah.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI STANDAR MANUSIA


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan adalah :
1. Tenaga medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari
pendidikan kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter
spesialisesialis serta lulus dalam kredential yang di lakukan oleh komite
medik
2. Tenaga perawat
Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di
dukung oleh tenaga perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan
pelatihan yang mendukung dalam pelayanan instalasi rawat jalan.
3. Tenaga kesehatan lain
Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga juga diperlukan oleh instalasi rawat
jalan untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat jalan,diantaranya ahli
gizi, farmasi, dan pekarya kesehatan yang terdidik dan terlatih.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Nama jabatan Kualifikasi formal& Waktu kerja Jumlah sdm
in formal
Kepala intalasi Minimal Minimal 5 tahun 1
lulusan
D3 Keperawatan

-Pelatihan
Manajemen
Bangsal

Perawat - Minimal 8
pelaksana lulusan D3
keperawatan
- S. Kep, Ns 5
Bidan Minimal 3
lulusan P2B / D3
kebidanan
Pekarya Minimal 1
Kesehatan lulusan
SMA

C. PENGATURAN JAGA
Dalam pelayanan diinstalasi rawat jalan pengaturan jaga/ shift dinas diatur
sebagai berikut

Nama jabatan Jam masuk Jam pulang keterangan


Koordinator 07:00 wita 15:00 wita
Perawat pelaksana 07:00 wita 14:00 wita Shift pagi

14:00 wita 21:00 wita Shift siang


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH FASILITAS
kelengkapan alat dalam instalasi rawat jalan Rumah Sakit Harapan Keluarga
terdiri dari :

No Poli Fasilitas Jumlah Kondisi alat


Bai Rusak Rusak
k ringan berat
1 Obgyn - Komputer Hasee 1 √
- Keybord dan mouse 1 √
- Remout TV Tosiba 1 √
- Televise 24 inci Tosiba 1
- bantal √
1
- Tempat tidur √
1
- Tempat duduk pasien √
2
- Kursi dokter
1 √
- Kursi bulat USG
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non medis 1 √
- USG 2 Dimensi Logiq 1 √
- UPS 1 √
- Troli biru 1 √
- Meja dokter 1
- Tempat tidur ginekologi √
1
- Kolposkopi √
1
- Lemari laci kecil
1 √
- Laci plastic
1 √
- Kursi biru
2 √
- Lampu sorot
1 √


2 Poli - Komputer Hasee 1 √
anak - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidurtempat 2 √
duduk pasien
- Kursi dokter 1

- Meja dokter 1
- Tempat sampah medis √
1
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari laci kecil 1
- Kulkas 1 √
- Stetoskop anak Infinity 1 √
- spesialishignomanometer 1 √
anak Riester √
- thermometer Rasilez 1
- termometer anak 1 √
- view rontgen medical film 1

3 Poli - Komputer Hasee 1 √


urologi - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1

- Meja dokter 1
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari laci kecil 1
- Uroflometri Sinpro 1 √
- Troli biru Arnez 1 √
- View rontgen medical film 1 √

4 Poli - Komputer Hasee 1 √
internist - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari laci kecil 1
- Troli stenlis Hilman 1 √
- View rontgen medical film 1 √

5 Poli - Komputer Hasee 1 √


umum - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1

- Meja dokter 1
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari laci kecil 1
- Troli stenlis Hilman 1 √
- View rontgen medical film 1 √

6 Poli - Komputer Hasee 1 √


kulit - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1

- Meja dokter 1
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1
- Lemari laci kecil 1 √
- Troli stenlis Hilman 1 √
- View rontgen medical film 1 √
- Elektrocouter Alsatum su √
50 MPC 1

7 Poli gigi - Komputer Hasee 1 √
- Keyboard dan mouse 1 √
- Tempat duduk pasien 1 √
- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 2

- Tempat sampah medis 1
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari laci kecil 1
- Dental unit Genatus 2 √
- Lampu whitening teeth 1 √
monitex √
8 Poli - Komputer Hasee 1 √
jantung - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari laci kecil 1
- Printer Canon 1 √
- EKG Mac 1200 ST 1 √
- Treadmill Case 1 √
- Troli emergency Platinum 1 √

9 Poli - Komputer Hasee 1 √


bedah - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1

- Meja dokter 1
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari laci kecil 1
- Troli stanles Hilman 1 √
- Medical lamp GEA 1 √
- View rontgen medical film 1 √

10 Poli - Komputer Hasee 1 √
mata - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Lemari laci kecil 1
- Proyektor Eucaris tscp 1 √
700 √
- Remot proyektor Eucaris 1
- Lensa meter Trial lenset 1 √
- Istihara KT 1 √
- Tonometer kotak 1

- Keratometer/autoref - 1

Troli biru Arnez

11 Poili - Komputer Hasee 1 √


paru - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1

- Meja dokter 1
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Lemari laci kecil 1

- Oksigen 1 √
- Spesialisirometri Minato 1 √
12 Poli - Komputer 1 √
THT - Audiometri 1 √
- Printer audiometri 1 √
- Kursi tindakan THT 1 √
- Otoscope 1

- View rontgen 1
- endoskopi 1 √
- tempat duduk pasien 1 √
- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Lemari laci kecil 1

13 Poli - Komputer Hasee 1 √


ortopedi - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Lemari laci kecil 1
- Troli stainless Hilman 1 √
- View rontgen Medical film 1 √
- Cutter gips one med √
Healt care 1

14 Poli - Komputer Hasee 1 √


saraf - Keyboard dan mouse 1 √
- Bantal 1 √
- Tempat tidur 1 √
- tempat duduk pasien 2

- Kursi dokter 1

- Meja dokter 1
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari laci kecil 1

- View rontgen medical film 1 √
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN

Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya


dikerjakan secara team work, dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan
terdokumentasikan dengan baik

1. PASIEN RAWAT JALAN


Setelah menerima list dari bagian rekam medik, petugas registrasi akan
memasukan data ke komputer rawat jalan untuk ke pelayanan dokter yang di
tuju, setelah teregister pasien siap ke pelayanan anamnesa yang terdiri dari
timbang badan, ukur suhu tubuh, tensimeter dan selanjutnya pasien siap
untuk diperiksa dokter sesuai antrian, sedangkan pasien yang memerlukan
pemeriksaan darah secara lengkap dan perlu ke radiologi, maka segera
dibuatkan lembar permintaan pemeriksaan ke laboratorium dan radiologi.
Setelah semua hasil laboratorium dan radiologi jadi, pasien kembali ke dokter
untuk diperiksa. Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter
selanjutnya pasien menunggu di depan kasir dan farmasi untuk pembayaran
dan menerima obat.
Assessment awal pasien rawat jalan adalah prosedur yang harus
dilakukan untuk memperoleh semua informasi yang di butuhkan pasien,
diagnostik, dan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
Alur masuk rawat jalan
Mulai

Pasien
Masuk poliklinik

Keperawatan Prosedur
Memeriksa kelengkapan administrasi penunjang
Mengentri data px ke divisi yang dituju
Prosedur
tindakan/one day
care DPJP menulis surat dan
DPJP assesment medis :
entri work order
anamnesa dan pemeriksaa
fisik

ya
Perlu penunjang ?

tidak

Perlu tindakan ?
tidak

Dpjp menulis
resep/surat
tidak Perlu MRS?
kontro/rujuk balik

tidak ya

Kasus bedah?

ya

Selesai DPJP bedah

Menulis permintaasn MRS


2. PASIEN ONE DAY CARE
Pasien one day care adalah pasien yang memerlukan perawatan dan
observasi dalam satu hari, apabila dalam satu hari perawatan / observasi
tersebut pasien belum ada perubahan kondisi yang lebih baik maka pasien
dianjurkan untuk rawat inap. Pelayanan one day care bekerjasama dengan
instalasi rawat jalan untuk proses observasi yang lebih baik.
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Programme WHO, World Alliance for Patient Safety


Pada Januari 2002 Executive Board WHO menyusun usulan resolusi, dan
kemudian diajukan pada World Health Assembly ke 55 Mei 2002, dan diterbitkan
sebagai Resolusi WHA55.18. Selanjutnya pada World Health Assembly ke 57
Mei 2004, diputuskan membentuk aliansi International untuk peningkatan
keselamatan pasien dengan sebutan World Alliance for Patient Safety, dan
ditunjuk Sir Liam Donaldson sebagai Ketua.
World Alliance for patient safety pada tahun 2004 menerbitkan 6 program
keselamatan pasien, dan tahun 2005 menambah 4 program lagi, keseluruhan 10
program WHO untuk keselamatan pasien adalah sbb :
a) Global Patient Safety Challenge :
b) Ist Challenge : 2005-2006 : Clean Care is Safer Care,
c) 2nd Challenge : 2007-2008 : Safe Surgery Safe Lives
d) Patient for Patient Safety
e) Taxonomy for Patient Safety
f) Research for Patient Safety
g) Solutions for Patient Safety
h) Reporting and Learning
i) Safety in action
j) Technology for Patient Safety
k) Care of acutely ill patients
l) Patient safety knowledge at your fingertips

D. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh Joint Commission
International, Suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005
mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 Negara, dengan
kegiatan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan
pasien, dan mencari solusi berupa sistem atau intervensi sehingga mampu
mencegah atau mengurangi cedera pasien dan meningkatkan keselamatan
pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO Colaborating Centre for Patient Safety resmi
menerbitkan panduan “Nine Life-Saving Patient Safety Solutions” (“Sembilan
Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”). Sembilan topik yang diberikan
solusinya adalah sbb:
a) Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike
Medication
b) Names)
c) Pastikan Identifikasi pasien
d) Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
e) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
f) Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
g) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
h) Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
i) Gunakan alat injeksi sekali pakai
j) Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosokomial Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat
jalan ada beberapa standar yang harus dilaksanakan dalam keselamatan
pasien :
• Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah
100 %. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang,
salah penulisan nama, salah penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An ) salah jenis
kelamin dan salah alamat.
• Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam hal
ini target yang harus terpenuhi adalah 100 %.
• Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan
dokter via telpon harus menggunakan metode SBAR, target yang harus
terpenuhi 100 %.
• Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang dimaksud
tidak tepat apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list
pasien lain.
• Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat
obat, tepat dosis, tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi ),
tepat waktu dan tepat dokumentasi.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjanya,perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan disekitar tempat kerja tersebut. Mengacu pada pengertian tersebut
maka diharapkan setiap petugas medis maupun non medis dapat menerapkan
sistem keselamatan kerja diantaranya ;

TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Mengacu kepada standar keselamatan pasien(Permenkes


1691/MENKES/PER/VIII/2011), maka RS Harapan Keluarga harus merancang
proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi
kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan
melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja mutu serta keselamatan pasien.

Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi,misi, dan tujuan RS


Harapan Keluarga, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis
terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi
pasien sesuai dengan “ Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit” Berkaitan
hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah keselamatan
pasien rumah sakit tersebut Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit adalah sebagai berikut:

A. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN


Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.Langkah penerapan:
1. Tingkat Rumah Sakit :
a) RS Harapan Keluarga telah memiliki kebijakan yang menjabarkan apa
yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana
langkah-langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa
yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
b) RS Harapan Keluarga telah memiliki kebijakan dan prosedur yang
menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
c) RS Harapan Keluarga telah berupaya menumbuhkan budaya pelaporan
dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.
d) Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan
pasien.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a) Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara
mengenai kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada
insiden.
b) Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran yang dipakai di
RS Harapan Keluarga untuk memastikan semua laporan dibuat secara
terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan/solusi yang tepat

B. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA


Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan
Pasien di seluruh jajaran RS Harapan Keluarga .
Langkah penerapan :

1. Tingkat Rumah Sakit :


a) Direksi bertanggung jawab atas keselamatan pasien
b) Telah dibentuk Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien yang ditugaskan
untuk menjadi “penggerak” dalam gerakan keselamatan pasien
c) Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat jajaran Direksi
maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit
d) Keselamatan Pasien menjadi materi dalam semua program orientasi
dan pelatihan di RS harapan Keluarga . dan dilaksanakan evaluai
dengan pre dan post test.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a) Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan Keselamatan
Pasien
b) Selalu jelaskan kepada seluruh personil relevansi dan pentingnya serta
manfaat bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan
Pasien
c) Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden
C. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO
Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi
dan asesmen hal yang potensial bermasalah.
Langkah penerapan:

1. Tingkat Rumah Sakit :


a) Telah kembali input dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis
dan non klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi
dengan Keselamatan Pasien dan staf
b) Kembangkan indikator-indikator kinerja mutu dan Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) bagi sistem pengelolaan risiko yang dapat dimonitor oleh
Direksi/Manajer Rumah Sakit RS Harapan Keluarga
c) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif
meningkatkan kepedulian terhadap pasien.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim:
a) Dalam setiap rapat koordinasi selalu laksanakan diskusi tentang hal-hal
yang berkaitan dengan Keselamatan Pasien guna memberikan umpan
balik kepada Manajer terkait
b) Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses asesmen
risiko rumah sakit
c) Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan
akseptabilitas setiap risiko, dan ambilah langkah-langkah yang tepat untuk
memperkecil risiko tersebut
d) Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke proses
asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit.

D. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN

Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden,


serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS).
Langkah penerapan :
1. Tingkat Rumah Sakit
Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar rumah sakit mengacu
pada Pedoman Keselamatan Pasien RS Harapan Keluarga .
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif melaporkan
setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi
juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.

E. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN


Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
Langkah penerapan :

1. Tingkat rumah sakit :


a) RS Harapan Keluarga memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas
tentang caracara komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang
insiden dengan para pasien dan keluarganya.
b) Seluruh staf RS harapan keluaraga terkait harus mampu memastikan
bahwa pasien dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas
bilamana terjadi insiden.
c) Seluruh jajaran manajerial harus mampu memberi dukungan, pelatihan
dan dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien
dan keluarganya.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a) Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung keterlibatan
pasien dan keluarganya bila telah terjadi insiden.
b) Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana
terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas
dan benar secara tepat.
c) Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada
pasien dan keluarganya.
F. BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KESELAMATAN PASIEN
Seluruh staf harus mampu untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa KTD itu timbul.
Langkah penerapan:
1. Tingkat Rumah Sakit:
a) Pastikan staf yang tekait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden
secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
b) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria
pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) yang
mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali per tahun
melakukan melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
untuk proses risiko tinggi.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim:
a) Diskusikan dalam jajaran unit/tim pengalaman dari hasil analisis insiden.
b) Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa
depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.

G. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN


PASIEN
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.
Langkah Penerapan:

1. Tingkat Rumah Sakit :


a) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk
menentukan solusi.
b) Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (input dan
proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk
penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
c) Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
d) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI.
e) Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden yang dilaporkan.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a) Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai cara untuk
membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
b) Telah kembali perubahan-perubahan yang telah dibuat dan pastikan
pelaksanaannya.
c) Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap tindak
lanjut tentang insiden yang dilaporkan
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Ketersediaan pelayanan di instalasi rawat jalan :

No. Jenis Pelayanan Indikator Standar keterangan


1. Rawat Jalan 1. Dokter pemberi 1. 100 % dokter 1. Di Rumah
pelayanan di spesialis. Sakit Harapan
poliklinik Keluarga
spesialis poliklinik
sudah 100%
dokter
spesialis
2. Ketersediaan 2. a. Klinik Anak a. Klinik obgyn
pelayanan b. Klinik Dalam b. Klinik anak
c. Klinik c. Klinik uroligi
d. Klinik umum
Kebidanan
e. Klinik internist
d. Klinik Bedah f. Klinik kulit dan
kelamin
g. Klinik gigi
h. Klinik jantung &
pembuluh darah
i. Klinik mata
j. Klinik THT
k. Klinik
Bedah
Umum
l. Klinik
Bedah
orthopedi
m. Klinik saraf
n. Klinik paru
o. Klinik
bedah anak
p. Klinik anastesi
q. Klinik
bedah
digestif
r. Klinik kesehatan
3. Jam buka 3. Jam 08.00 s.d jiwa
pelayanan Jam 13.00, s. Klinik gizi
setiap hari kerja 2. 07:00 s.d 21:00
kecuali hari kecuali hari
jumat: 08:00 s.d libur
11:00
4. Waktu tunggu di 4. ≤ 60 menit
rawat jalan

5. Kepuasan 5. ≥ 90 %

BAB VIII
PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari
Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram yang tidak hanya memberikan pelayanan
berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang
mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara
meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan –
pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi


Rawat Jalan dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

Ditetapkan di Palu
Pada tanggal Januari 2017
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 13.07.01
Wirabuana

dr. Dudy Kusmartono, Sp.B


Mayor Ckm NRP 11010016080375

Anda mungkin juga menyukai