Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan,


harapan pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan
yang sebaik-baiknya dan dengan waktu sesingkat-singkatnya.
Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik
swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya
memberikan pelayanan medis profesional namun juga
memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Selain
mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya, pasien dan
keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik
dari segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu,
antrian yang tidak terlalu lama, kebersihn toilet ataupun dari
sumber daya manusia yang bertugas di tempat pelayanan
kesehatan tersebut harus profesional. Selain itu instalasi rawat
jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang pertama,
yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah
sebagai tempat pemberi informasi yang jelas sebelum pasien
mendapat tindakan/pelayanan berikutnya bahkan sampai
memerlukan rawat inap. Sebagai bagian rumah sakit , instalasi
rawat jalan berupaya meningkatan pelayanan kesehatan dan
berusaha memenuhi segala aspek mutu kesehatan. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya serta tuntutan
masyarakat akan pemenuhan kesehatan yang prima akan
instalasi rawat jalan sampai tahun ini menambah pelayanan
diantaranya instalasi rawat jalan mata, orthopedi, onkologi ,
jantung dan pembuluh darah, bedah syaraf, serta tidak
menutup kemungkinan pelayanan ini akan terus bertambah.

B. TUJUAN PEDOMAN
A. Tujuan Umum
Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di instalasi
rawat jalan dengan mutu tinggi serta mengutamakan keselamatan
pasien.

1
B. Tujuan Khusus
1. Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dapat berjalan
dengan baik berdasarkan standar pelayanan operasional
sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau
dengan mengutamakan pada upaya preventif dan kuratif.
3. Menciptakan instalasi rawat jalan dengan pelayanan yang
nyaman dan lingkungan yang aman.
4. Menjadi instalasi rawat jalan dengan sumber daya manusia
yang berbelas kasih, asertif,profesional, tim,dan sejahtera.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1 Ruang lingkup pelayanan Instalasi Rawat jalan umum :
Memberikan pelayanan dalam lingkup yang terbatas yaitu dengan
pasien diagnosa yang ringan dan diperiksa oleh dokter umum.
2. Ruang lingkup pelayanan instalasi rawat jalan spesialistik :
Memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan
penanganan lebih lanjut dengan dilayani oleg dokter spesialis.
3. Ruang lingkup pelayanan One Day Care : Memberikan pelayanan
kepada pasien yang memerlukan perawatan observasi selama
sehari, setelah itu pasien bisa dilihat lagi apakah sudah bisa
diizikan rawat jalan atau memerlukan rawat inap.

D. BATASAN OPERASIONAL

A. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan


1. Instalasi Rawat Jalan Umum dimana didalamnya mencakup
pelayanan pemeriksaan dan penentuan diagnosa dan yang
memeriksa adalah dokter umum.
2. Instalasi Rawat Jalan Kandungan dan kebidanan dimana
didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan,
konsultasi kandungan alat kontrasepsi, penentuan diagnosa,
tindakan pemasangan dan lepas alat kontrasepsi iud. Yang
melayani adalah dokter spesialis Obgin.
3. Instalasi Rawat Jalan bedah umum dimana didalamnya
mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa dan
rawat luka. Dokter yang melayani adalah dokter Spesialis
Bedah Umum
4. Instalasi Rawat Jalan bedah syaraf dimana didalamnya
mencakup pemeriksaan, penetuan diagnosa dan rawat
luka. Dokter yang melayani Dokter Bedah Syaraf.
5. Instalasi Rawat Jalan Bedah Urologi dimana didalamnya
mencakup pemeriksaan, penentuan diagnosa, perawatan

2
luka, pemasangan DC dan pencabutan DC. Dokter yang
melayani Dokter Spesialis Bedah Urologi.
6. Instalasi Rawat jalan Ilmu Penyakit Dalam dimana
didalamnya melayani pelayanan pemeriksaan dan diagnosa
yang melakukannya dokter Spesialis Dalam.
7. instalasi Rawat Jalan penyakit Anak dimana didalamnya
mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa serta
pelayanan imunisasi. Dokter yang melakukannya dokter
Spesialis Anak.
8. Instalasi Rawat jalan Syaraf dimana didalamnya mencakup
pemeriksaan, penentuan diagnosa.Dokter yang melayaninya
Dokter Spesialis Syaraf.
9. Instalasi Rawat jalan Telinga Hidung dan Tenggorokan
dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani Dokter Spesialis
THT.
10. Instalasi Rawat jalan Mata dimana didalamnya mencakup
pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa. Dokter yang
melayaninya Dokter Spesialis Mata.
11. Instalasi Rawat jalan Kulit dan Kelamin dimana didalamnya
mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa,
Dokter yang melayaninya Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.
12. Instalasi Rawat jalan Gigi dimana didalamnya mencakup
pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa. Dokter yang
melayani dokter Gigi.
13. Instalasi Rawat jalan Bedah tulang didalamnya mencakup
pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa dan perawatan
luka. Dokter yang melayaninya Dokter Spesialis Ortopedi.
14. Instalasi Rawat jalan Jantung Dan Pembuluh Darah
didalamnya mencakup pemeriksaan, penentuan diagnosa.
Dokter yang Melayani Dokter Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah
15. Instalasi Rawat jalan Bedah Tumor didalamnya mencakup
pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa. Dokter yang
melayani Dokter Spesialis Bedah Tumor.

B. Pelayanan Administrasi
1. Menerima daftar dari bagian administrasi untuk di data dan
membagikan pendistribusian ke poli pelayanan yang di tuju.
2. Mendata jumlah pasien untuk tiap-tiap dokter

3
3. Mencatat dan menerima pendaftaran per telepon bagi pasien
yang kembali kontrol namun sesudah pasien datang,pasien
harus kompirmasi ulang ke bagian administrasi.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971 /
MENKES / PER / XI / 2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MenKes/PER/III/2010 Tentang kalsifikasi Rumah Sakit
6. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/1/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktek Perawat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktek Bidan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Menejemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di
Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2005

4
16. Dasar-Dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005
17. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD bagi Keperawatan Di
Rumah Sakit dan Puskesmas, Departemen Kesehetan Republik
Indonesia 2006.
18. Keputusan Pemerintah tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit.
19. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C
Dan D, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1991.

5
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan


adalah:

1. Tenaga Medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga
medis yang bersertifikat, dan berkompeten dibidangnya dalam arti
sudah lulus dari pendidikan kedokteran baik dokter umum maupun
dokter spesialis serta lulus serta lulus dalam kredential yang
dilakukan oleh Rumah Sakit.
2. Tenaga Perawat
Untuk menunjang Pelayanan Perawatan di instalasi rawat jalaan
harus didukung oleh tenaga perawat yang memiliki keterampilan,
pendididkan dan pelatihan yang mendukung dalam pelayanan
instalasi rawat jalan.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

NAMA PENDIDIKAN WAKTU JUMLAH SDM


JABATAN KERJA
Kepala Minimal Dokter Minimal 5 1 (merangkap
Instalasi Umum tahun dokter jaga )
Kepala Minimal D3 Minimal 5 1 (merangkap
Perawat keperawatan tahun Penanggung Jawab
Endoscopy)

Perawat D3  7
Pelaksana Perawat/Perawat
Gigi
SPK  4

6
C. PENGATURAN JAGA

Dalam Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan pengaturan jaga / shift dinas


diatur sebagai berikut :

NAMA JAM MASUK JAM PULANG KETERANGAN


JABATAN
Kepala 07.30 14.30 WIB
Instalasi
Perawat  Dinas Pagi  14.30 WIB Untuk sementara
pelaksana jam 07.30 perawat 5 orang
Tetap WIB  20.00 WIB memegang 6
 Dinas Sore rawat jalan.
jam 14.30
WIB
Perawat  Memegang
pelaksana satu rawat
tidak tetap jalan, jadwal
disesuikan
pelayanan
spesialis
masing-masing
 Merupakan
perawat dari
rawat inap.
Bidan  Memegang
pelaksana Instalasi Rawat
tidak tetap jalan obgin,
jadwal
disesuikan
pelayanan
spesialis
tersebut
 Merupakan
bidan dari
rawat inap

7
BAB III

STANDAR FASILITAS INSTALASI RAWAT JALAN

A. DENAH RUANGAN

(Ada pada Lampiran )

B. STANDAR FASILITAS
Kelengkapan alat dalam Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jasa
Kartini Tasikmalaya terdiri dari :
1. Tempat Registrasi
 Meja Komputer
 Kursi
 Telepon
 Alat Tulis ( bolpoint, spidol warna, steples, lem, dll )
2. Meja Perawat
 Meja Kerja
 Kursi
 Telepon
 Alat-alat tulis
3. Klinik Dokter Umum,Klinik Spesialis Jantung, Klinik Spesialis kulit
dan Dokter Spesialis Dalam
 Meja Kerja
 Tempat periksa pasien
 Lemari Administrasi
 Alat pengukur gula darah
 Tensimeter
 Timbangan dan alat ukur Tinggi badan
 Stetoskop
 Meter line( untuk Klinik Umum)
 Senter
 Tonge spatel
 Termometer Suhu Badan
4. Klinik Spesialis Mata
 Meja Kerja
 Kursi
 Tempat periksa pasien
 Kacamata koreksi
 Tensimeter
 Stetoskop

8
 Termometer suhu badan
 Snellen card
 Slit lamp
 Kacamata pembesar
 Buku ishihara
 Timbangan

5. Klinik Spesialis Bedah Umum,Bedah Ortopedi, Bedah


Urologi,Bedah Tumor, syaraf dan Bedah Syaraf
 Meja Kerja
 Kursi
 Tempat tidur pasien
 Lemari administrasi
 Tensimeter
 Stetoskop
 Senter
 Tonge spatel
 Termometer suhu badan
 Alat tindakan rawat luka
 Alat anuscopy (untuk klinik bedah umum )
 Reflex hammer(untuk klinik bedah syaraf dan klinik syaraf)
 Optalmoskop(untuk klinik bedah syaraf dan klinik syaraf)
 Meterline ( untuk klinik bedah syaraf dan klinik syaraf)
 Timbangan
6. Klinik Spesialis Obgin
 Meja Kerja
 Kursi
 Tempat tidur periksa pasien
 Tempat tidur Genekology
 Lemari administrasi
 Tensimeter
 Stetoskop
 Senter
 Tongue spatel
 Termometer suhu badan
 Timbangan
 Alat USG
 Meteran pengukur LILA
 Meterline
 Alat tindakan rawat luka
 Alat tindakan pemasangan dan pelepasan alat kontrasepsi
IUD

9
7. Klinik Gigi
 Meja Kerja
 Kursi
 Dental Unit
 Tensimeter
 Stetoskop
 Oral Diagnostik set
 Alat tindakan tambal gigi
 Alat tindakan pencabutan gigi
 Bahan-bahan Kedokteran Gigi
 Lemari Administrasi
 Termometer suhu badan.
8. Klinik Telinga Hidung dan Tenggorokan
 Meja kerja
 Kursi
 Saction set THT
 Headlamp
 Tensimeter
 Stetoskop
 Pengukur suhu badan
 Tempat tidur periksa pasien
 THT Diagnosa

10
BAB IV

TATA LAKSANA

PELAYANAN INSTALANSI RAWAT JALAN

Tata laksana pelayanan dalam Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jasa
Kartini pada umumnya dikerjakan secara team work, dilakukan sesuai
asuhan keperawatan dan terdokumentasikan dengan baik.

A. PASIEN UMUM DAN PASIEN PIHAK KE TIGA ( ASURANSI )


Petugas registrasi akan mendata identitas pasien sesuai nomor
antrian yang telah dididapat pasien ( bila pasien pihak ke tiga maka
ada format yang harus diisi sesuai asuransinya)dan petugas
registrasi akan memasukan data ke dalam komputer rawat jalan
untuk ke pelayanan yang di tuju. Setelah itu bagian petugas
registrasi akan menelpon petugas rekam medik untuk meminta
buku rekam medik pasien tersebut. Pasien tinggal menunggu di
depan pelayanan rawat jalan yang di tuju.Setelah perawat rawat
jalan menerima buku rekam medis, lalu dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan Tanda-Tanda Vital, timbang badan dan pengecekan
kadar gula darah bagi pasien yang tidak puasa dan selanjutnya
pasien siap untuk di periksa dokter sesuai antrian, sedangkan
pasien yang memerlukan pemeriksaan darah secara lengkap dan
perlu ke Radiologi, maka segera dibuatkan lembaran permintaan
pemeriksaan ke labiratorium dan Radiologi. Setelah semua hasil
laboratorium dan radiologi sudah ada, baru pasien siap di periksa
Dokter.
Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter,
selanjutnya pasien menunggu didepan administrasi pembayaran
setelah itu pasien memberikan kartu dari administrasi pembayaran
ke bagian farmasi(bila ada obat) dan di farmasi pasien akan
menerima obat.

B. PASIEN ONE DAY CARE

Pasien One Day Care adalah pasien yang memerlukan perawatan


dan observasi dalam satu hari, bila dalam satu hari perawatan atau
observasi tersebut pasien belum ada perubahan kondisi yang lebih
baik maka pasien dianjurkan untuk rawat inap.

11
C. Alur Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
1. Alur Pelayanan Instalasi Rawat Jalan Umum Dengan
administrasi Bayar Umum. ( Lihat lampiran )
2. Alur Pelayanan Instalasi Rawat Jalan Umum/spesialis Dengan
Administrasi Asuransi Swasta / P3. ( Lihat lampiran )
3. Alur Pelayanan Instalasi Rawat Jalan Spesialis dengan
Administrasi Bayar Umum. ( Lihat lampiran)
4. Alur Pelayanan Instalasi Rawat Jalan spesialis Dengan
Administrasi Umum Masuk Ke Instalasi Rawat Inap Dengan
BPJS. (Lihat lampiran).
5. Alur Pelayanan Instalasi Rawat Jalan Spesialis Dengan
Administrasi BPJS ( lihat lampiran ).

12
BAB V

LOGISTIK

A. Alat Tulis Kantor Instalasi Rawat Jalan

NO NAMA BARANG TERSEDIA DI KET


RUANGAN
LAYAK TIDAK

1 Hecter Tiap ruangan 1 buah 

2 Bolongan kertas 2 buah 

4 Cutter Tiap ruangan 1 buah 

5 Penggaris Tiap ruangan 1 buah 

6 Gunting Tiap ruangan 1 buah 

B. Alat Tenun Instalasi Rawat Jalan

No Nama Barang Tersedia KET


Di tiap Ruangan LAYAK TIDAK
1 Selimut 1 

2 Bantal 1 

3 Sarung bantal 1 

C. Inventaris Alat Rumah Tangga Pojok DOTs

No NAMA BARANG TERSEDIA KET


DIRUANGAN LAYAK TIDAK
1 Lemari 7 buah 
2 Gayung 1 buah diruangan yang ada wc 
3 Ember 9 buah 
4 Tempat Sampah Injak Tiap ruangan 2 buah 
Medis&Non Medis
5 Tempat Tissue Tempat ruangan 1 buah 
6 Troly stenles Tiap ruangan 1 buah 
7 Tempat benda tajam Tiap ruangan 1 buah 
8 Sofa tunggu pasien 2 buah 
9 Kursi dokter Tiap ruangan 1 buah 
10 Meja dokter Tiap ruangan 1 buah 
11 Kursi pasien Tiap ruangan 2 buah 

13
12 Kursi perawat Tiap ruangan 1 buah 

13 Meja perawat Tiap ruangan 1 buah 

14 Tempat sabun cuci tangan Tiap ruangan 1 buah 


D. I
15 Tempat handscub Tiap ruangan 1buah 
n
v16 Keset Tiap ruangan 1 buah 

e
ntaris BAHP Instalasi Rawat Jalan

NO NAMA BARANG KEBUTUHAN TIAP RUANGAN

1 Buku Besar 4 buah

2 Buku kecil 3 buah

3 Isi cutter 1 box

4 Isi hecter 1 box

5 Handscubs 5 liter

6 Handwash 5 liter

7 Spidol marker 2

8 Spidol permanent 2

9 Air mineral gelas 1 dus

10 Pen stand 2 buah

11 Pensil 1 buah

12 Masker biasa 1 box

13 Handscoon 1 box

14 Alkohol 70% 1000 cc

15 Nacl 0.9% 500cc

16 Jelly 2

17 Kapas 1/2 kg

18 Kassa steril 10

19 Plester 2

20 Spuit 5cc 1 box

21 Spuit 3 cc 1 box

22 Spuit 1 cc 1 box

23 Streples 2

24 Tissue cuci tangan 4

25 Pastik 1 box

26 Savlon 500cc

27 Bethadine 500 cc

28 Nidle no 23 1 box

29 Nidle no 25 1 box

14
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Dalam instalasi rawat jalan ada
beberapa standar yang harus dilaksanakan dalam keselamatan pasien :

1. Ketepatan Identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah
100%. Identitas tidak tepat apabila salah penulisan nama,salah
tanggal lahir, salah penulisan status ( Tn /Ny/ Sdr/ An ) salah jenis
kelamin dan salah alamat.
2. Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan masuk instalasi
rawat inap, dalam hal ini target yang harus terpenuhi 100%.
3. Bagi Perawat atau Petugas Kesehatan yang memerlukan konsul
dengan dokter lewat telepon harus menggunakan metode SBAR,
target yang harus dipenuhi 100%.
4. Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100%. Yang
dimaksud tidak tepat apabila salah ketik, salah memasukan berkas
pasien kepada pasien lain.
5. Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas pasien, tepat
obat, tepat dosis, tepat cara / rute ( oral, parenteral, topikal, rectal,
inhalasi ), tepat waktu pemberian dan tepat pendokumentasian.

15
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarkat dan
lingkungan sekitar tempat kerja tersebut.
Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas
medis maupun non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja
diantaranya :

1. Tersedianya Alat Pelindung Diri yang memenuhi standar serta dapat


menggunakanya dengan benar. Baik itu masker, penutup kepala,
sarung tangan, gaun pelindung, kacamata, pelindung kaki dan
sebagainya.
2. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan,sampah
medis ( infeksius) dan non medis serta terdapatnya tempat khusus
untuk pembuangan jarum / benda tajam.
3. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai
ke pasien.
4. Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat
menularkan penyakit sehingga unsur keselamatan kerja dapat terus
dilaksanakan.

16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Waktu Tunggu Rawat Jalan

Judul Waktu tunggu rawat jalan


Ruang lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
Dimensi mutu Akses terhadap pelayanan, kelangsungan
pelayanan, kenyamanan.
Tipe indikator Struktur proses hasil
Tujuan v
Untuk mengetahui tersedianya pelayanan rawat
jalan pada hari kerja di setiap rumahv sakit yang
v
mudah dan cepat diakses oleh pasien
v
Definisi Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan
v
operasional mulai pasien daftar sampai dilayani oleh dokter
v
spesialis/dokter gigi/ dokter umum. v
Frekuensi 1 bulan v
pengumpulan v
data v
Periode analisa 3 bulan v
v
Numerator Jumlah komulatif waktu tunggu pasien rawat
jalan yang disurvei
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvei
untuk menentukan jumlah sampling :
- Jumlah samling perhari (nh)=10 sampel
- Pengambilan sampel berdasarkan rata-
rata jumlah pasien perhari, jika rata rata
jumlah pasien per hari >100 pengambilan
sampel dilakukan dengan interval urutan
10
Sumber data Survei pasien rawat jalan
Standar ≤ 30 menit
Penanggung Instalasi rawat jalan
jawab
pengumpul data

17
B. Pencatatan dan Pelaporan pasien rawat jalan tuberkulosis yang
ditangani dengan strategi DOTs

Judul Pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani


dengan strategi DOTs.
Dimensi mutu Akses dan efesiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi
pasien tuberkulosis dengan strategis DOTs.
Definisi operasional Pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani
dengan strategi DOTs adalah pelayanan
tuberculosis dengan 5 strategi
penanggulangan tuberculosis nasional.
Penegahan diagnosis dan follow up
pengobatan pasien tuberculosis harus melalui
pemeriksaan mikroskopis
tuberculosis,pengobatan harus menggunakan
panduan obat anti tuberculosis yang sesuai
dengan standar penanggulangan tuberculosis
nasional dan semua pasien yang tuberculosis
yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai
dengan penanggulangan tuberculosis nasional.
Frekuensi Setiap 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah semua pasien baru dengan diagnose
TB dirawat jalan yang ditatalaksana dengan
strategi DOTs dalam waktu 3 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien baru TB di rawat jalan
yang ditangani dirumah sakit dalam waktu 3
bulan.
Inklusi Semua pasien baru yang didiagnosa TB di
rawat jalan yang ditatalaksana dengan strategi
DOTs.
Ekslusi Pasien lama/pasien sedang dalam pengobatan
TB di Rumah Sakit Jasa Kartini
Sumber Data Register TB 03 UPK
Standar 100%
Penanggung Jawab Tim Pojok DOTs
Pengumpul Data

18
BAB IX

PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan Instalasi Rawat Jalan adalah bagian


pelayanan di Rumah Sakit Jasa Kartini yang tidak hanya memberikan
pelayanan berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah
pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan mengutamakan
keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia
melalui pendidikan ataupun pelatihan-pelatihan.
Semoga dengan adanya buku Pedoman Pelayanan ini, pelayanan di
Instalasi Rawat Jalan dapat berjalan dengan baik serta semakin
dipercaya oleh masyarakat.

19

Anda mungkin juga menyukai