Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN PELAYANAN

Intalasi rawat jalan

P a g e 1 | 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan pasien adalah
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan dengan waktu sesingkat-
singkatnya. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun
dokter praktek sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis profesional namun
juga memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan
kesehatan sebaik-baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan
keamanan baik dari segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak
terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang bertugas ditempat
pelayanan kesehatan tersebut harus profesional. Selain itu instalasi rawat jalan sebagai salah
satu tempat pelayanan yang pertama, yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah
sebagai tempat pemberi informasi yang jelas sebelum pasien mendapatkan tindakan /
pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan rawat inap.
Sebagai bagian dari rumah sakit, insalasi rawat jalan berupaya meningkatkan
pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi segala aspek mutu kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak bulan Maret 2022 mengumumkan bahwa
penyakit virus corona COVID-19 yang telah melanda setidaknya 114 negara dan membunuh
lebih dari 4.000 orang secara resmi menjadi pandemi. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/413/2022 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dalam rangka memberikan acuan dalam
upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 dibutuhkan pedoman bagi pemerintah dan
fasilitas/tenaga pemberi pelayanan kesehatan agar pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat terstandar, efektif, dan efisien.
RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi berperan serta dalam pencegahan dan
pengendalian coronavirus disease 2019 (Covid-19) salah satunya dengan cara mendirikan
posko khusus melayani skrining covid, rapid tes dan swab guna mendukung penegakkan
diagnostic covid 19, dimana kewenangan masuk dalam ranah Instalasi Rawat Jalan.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan


pemenuhan kesehatan yang prima maka instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
PKU Muhammadiyah Rogojampi memberikan pelayanan diantaranya terdiri dari:
a. Klinik dalam
b. Klinik bedah
c. Klinik anak dan tumbuh kembang
d. Klinik obgyn
e. Klinik gigi

P a g e 2 | 17
f. Klinik mata
g. Klinik orthopedi
h. Klinik jantung
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum:
Sebagai panduan/acuan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan di rawat
jalan sehingga keselamatan pasien dan peningkatan mutu di Rumah Sakit Umum Daerah PKU
Muhammadiyah Rogojampi dapat tercapai.
Tujuan Khusus:
1. Sebagai pedoman pelayanan yang baku yang dapat dipakai dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan pasien di rawat jalan
2. Mempermudah admistrasi pelayanan di rawat jalan
3. Tercapainya indikator mutu dan keselamatan pasien di rawat jalan
4. Tersedianya Sumber Daya Manusia/petugas baik Medis, Tenaga Keperawatan, Penunjang
sesuai standar
5. Tersedianya sarana prasarana baik medis maupun non medis untuk menunjang kelancaran
pelayanan
6. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
7. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar yang berlaku di rumah sakit: Pedoman Praktik
Klinik (PPK), Standard Pelayanan Minimal (SPM), Indikator
Mutu Klinik, Indikator Pelayanan, Standard Prosedur Operasional ( SPO )
8. Meningkatkan keselamatan pasien
9. Meningkatkan keselamatan kerja
10. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
11. Menyediakan wahana pendidikan,pelatihan dan penelitihan
C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Pelayanan klinik spesialis: Memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan
penanganan lebih lanjut dengan dilayani oleh dokter spesialis, yang meliputi spesialis
penyakit dalam, bedah, anak, obgyn, mata,orthopedi, jantung dan paru
2. Pelayanan klinik gigi
3. Jenis pembiayaan pasien meliputi : Asuransi dan Non Asuransi
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan poliklinik
a) Klinik Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan antropometri, terapi oksigen portable, perekaman EKG, pemeriksaan
gula darah sewaktu (GDS stik), tes kesehatan dan MCU. Dokter yang melayani adalah
Spesialis penyakit dalam.

P a g e 3 | 17
b) Klinik Bedah umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan fisik,
rawat luka, angkat jahitan, pemasangan kateter, pemeriksaan colok dubur,
pemeriksaan GDS (Gluco DR) dan bedah minor. Dokter yang melayani adalah dokter
Spesialis bedah umum.
c) Klinik Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan fisik, Nebulizer
dan pelayanan pemeriksaan mantough tes. Dokter yang melayani adalah Spesialis
anak.
d) Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan,
konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, USG kandungan 3D dan 4D, inspekulo,
biopsy servix ringan, papsmear, tindakan pemasangan dan lepas alat kontrasepsi iud,
implant, dan pesasrium, serta rawat luka. Dokter yang melayani adalah dokter
Spesialis Obgyn.
e) Klinik Gigi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan gigi, scalling,
tambal, ordontectomy, perawatan saluran akar, orthodontia, insisi mucokel. Dokter
yang melayani adalah dokter gigi.
f) Klinik Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan mata, ekstraksi
korpal, ekstraksi korpal dengan gram, insisi granuloma, visus, slidelamp, insisi
hordeolum, epilasi bulu mata, spolling bola mata, aff heacting dan ganti balut. Dokter
yang melayani adalah Spesialis Mata
g) Klinik Bedah orthopedi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan fisik,
rawat luka, angkat jahitan, pasang dan lepas GIPS. Dokter yang melayani adalah
dokter Spesialis bedah orthopedi
h) Klinik jantung dan pembuluh darah didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaaan
fisik, pemeriksaan EKG, pemeriksaan ecocardiology, pembacaan hasil foto ronggen
i) Klinik Paru dan pembuluh darah di dalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan sputum.
2. Pelayanan Skrining
a) Pelayanan skrining administrasi : kelengkapan syarat pasien BPJS dan tujuan ke
dokter periksa koordinasi dengan bagian admisi
b) Pelayanan skrining kondisi pasien (jika pasien dalam kondisi gadar maka diarahkan
ke IGD dan jika pasien dengan resiko jatuh tingkat sedang – berat maka dipakaikan
label kuning di pergelangan tangan pasien)
3. Pelayanan Care Solution
a) Menampung complain pasien dan keluarga
b) Sebagai pusat informasi bagi pasien dan keluarga
c) Koordinasi dengan pendaftaran: dalam hal koordinasi pasien daftar online
d) Melakukan skrining kondisi pasien

P a g e 4 | 17
e) Koordinasi dengan customer service dalam menelfon pasien yang daftar online ketika
dipanggil oleh pendaftaran sebanyak 3 kali tidak datang
4. Pelayanan Pendaftaran
a) Mendaftar pasien yang sudah daftar melalui online, telepon dan onsite baik BPJS
maupun Non BPJS
b) Membagi pendistribusian ( nomor antrian periksa ) ke klinik pelayanan yang di tuju
c) Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
d) Pelayanan SEP rujukan antar rumah sakit.
e) Pelayanan rujukan Non PRB (rujuk balik)
E. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan pedoman pelayanan rawat jalan RSU PKU Muhammadiyah
Rogojampi adalah sebagai berikut:
1. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

2. PMK nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatn Pasien Rumah rakit

3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

5. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/413/2022


Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-
19);
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5l2I/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
9. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

10. Kepmenkes RI No 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat;


11. Permenkes No 17 th 2013 tentang Perubahan atas Permenkes No HK
02.02/Menkes/148/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat;
12. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/menkes/sk/iv/2007tentang Pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
(k3) di rumah sakit;
14. Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medik;

15. Peraturan Menteri Kesehatan 290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan


kedokteran;

P a g e 5 | 17
BAB II

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

P a g e 6 | 17
Lokasi
Lokasi ruang Poliklinik terletak di gedung Instalasi Rawat Jalan yang berdekatan
dengan Instalasi Farmasi, dan UPP, TPP serta IGD.
Desain
Ruangan Poli klinik dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari :
 Ruang poliklinik gigi, ruang poliklinik bedah dan kandungan, ruang poli klinik
orthopedi, ruang poliklinik jantung dan penyakit dalam, ruang poli klinik
orthopedi, ruang poliklinik mata, ruang poli klinik
B. Standar Fasilitas
Peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu kelancaran pelayanan.
Berikut ini adalah ketentuan umum mengenai peralatan :
a. Jumlah dan macam peralatan disesuaikan dengan standar yang berlaku.
b. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat.
c. Peralatan dasar meliputi:
1) Tensimeter
2) Stetoskop
3) Termometer.
4) Timbangan
5) Peralatan portable untuk transportasi.
6) Lampu untuk tindakan.
7) Elektrokardiogram
8) Alat dekontaminasi
9) APD level 2 dan 3
e. Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan perawat perlu tersedia untuk penggunaan alat-
alat termasuk langkah-langkah untuk mengatasi apabila terjadi malfungsi.

P a g e 7 | 17
BAB III.
TATA LAKSANA PELAYANAN

a) Pasien –pasien yang dilayani di poliklinik sesuai dengan:


• Penyakit Dalam
• Penyakit Bedah
• Penyakit Anak
• Penyakit Obgin
• Penyakit THT
• Penyakit Mata
• Penyakit gigi
• Penyakit orthopedi
• Penyakit jantung
b) Adapun system pembayaranya memakai:
• Asuransi (BPJS dan asuransi swasta)
• Non Asuransi (umum)
c) Mekanisme pendaftaran melalui online, telepon, SMS dan onsite.
d) Ketentuan umum pendaftaran online:
• Pendaftaran online pasien rawat jalan, sementara ini hanya berlaku bagi pasien yang telah
memiliki nomor rekam medis (RM) RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi.
• Pendaftaran online pasien rawat jalan dilakukan dua hari sebelum hari periksa (H-2).
• Jadwal dokter dapat berubah sewaktu – waktu (akan ada konfirmasi via telepon).
• Pasien yang mendaftar online akan mendapatkan bukti pendaftaran yang dapat dicetak dan
dibawa pada hari berobat.
• Apabila ingin melakukan cetak kembali bukti pendaftaran online setelah mendaftar atau ingin
membatalkan reservasi dapat melakukan di cek kode bukti pendaftaran pada form dihalaman
daftar online.
• Pasien yang sudah daftar online tetapi pada saat datang periksa kondisi pasien dalam keadaaan
gawat darurat bisa langsung datang ke IGD RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi.

• Bukti pendaftaran online dibawa ke loket pendaftaran online di gedung rawat jalan RSU PKU
Muhammadiyah Rogojampi setelah dilakukan skrining administrasi dan skrining kondisi pasien
oleh petugas.
• Pasien yang telah melakukan resgistrasi online diharapkan datang tepat waktu (minimal 15
menit sebelum waktu panggilan pendaftaran).

P a g e 8 | 17
e) Ketentuan umum pendaftaran melalui telepon:
• Pendaftaran melalui telepon dilayani pada hari pasien akan periksa mulai jam 07.00 – 13.00 Wib
untuk poliklinik penyakit dalam dan mulai jam 07.00 – 15.30 untuk poliklinik lain.
f) Ketentuan umum pendaftaran melalui SMS :
• Pendaftaran melalui SMS dilayani 1 hari sebelum pasien periksa mulai jam 07.00 – 12.00 Wib.
Pagi hari waktu periksa mengambil nomer antrian di care solution.
g) Ketentuan umum pendaftaran lansia :
• Pendaftaran lansia dilayani pada saat pasien periksa, apabila pasien lansia mendapatkan nomor
antrian 30 ke atas maka akan diberikan stempel lansia di surat kontrol/perawatan/rujukan oleh
petugas dan pasien bisa langsung antri dipendaftaran lansia.
h) Ketentuan umum pendaftaran onsite :
• Pendaftaran onsite dilayani pada saat pasien periksa, setelah dilakukan skrining oleh petugas
pasien diberikan nomor antrian pendaftaran. Jika daftar pasien baru maka pasien mengisi form
pendaftaran pasien yang dipandu oleh petugas care solution kemudian antri di loket pendaftaran.
Jika daftar pasien lama setelah mendapatkan nomor antrian pendaftaran maka pasien langsung
antri di loket pendaftaran.
i) Mekanisme alur kegiatan pelayanan di rawat jalan adalah sbb: Pasien datang dilakukan skrining
administrasi oleh security dan skrining kondisi oleh petugas. Pasien daftar melalui online, telepon
dan lansia langsung menuju ke pendaftaran loket online. Sedangkan pasien onsite dan SMS akan
diberikan nomer antrian pendaftaran oleh security setelah itu ke pendaftaran, setelah selesai daftar
dan mendapat nomor antrian periksa pasien langsung ke poliklinik.
j) Di poliklinik pasien diperiksa oleh DPJP, jika ada pemeriksaan penunjang maka pasien menuju
ruang pemeriksaan penunjang sesuai dengan advice DPJP. Jika hasil pemeriksaan penunjang sudah
jadi, pasien kembali lagi ke poliklinik untuk menyerahkan hasil. DPJP memberikan terapi
kemudian pasien ke farmasi untuk menyerahkan resep. Setelah itu ke kasir untuk membayar biaya
pelayanan (untuk pasien umum), menyerahkan persyaratan BPJS untuk diverifikasi(bagi pasien
BPJS).
k) Jam praktek dokter sesuai dengan jadwal pelayanan kesehatan di RSU PKU Muhammadiyah
Rogojampi Pronvinsi Jawa Timur.
l) Apabila DPJP berhalangan (tidak bisa praktek) maka DPJP memberikan informasi kepada
kepala ruang poliklinik atau kepala instalasi rawat jalan H-2 ( kecuali sakit ).
m) Penentuan jumlah kuota pasien yang dilayani berdasarkan jam praktek di polillinik.
n) Pembagian kuota pendaftaran online sebesar 25% dari jumlah kuota keseluruhan.
o) Perawat melakukan pemeriksaan vital sign dan pengkajian kepada pasien.
p) Perawat melengkapi rekam medis dan menyiapkan administrasi pasien.
q) Selama menunggu pemeriksaan dan pada saat dilakukan pemeriksaan pasien dalam kondisi
gawat darurat maka pasien dikirim ke IGD oleh perawat poliklinik.

P a g e 9 | 17
r) Ketentuan umum pasien rawat inap dari poliklinik yaitu setelah dinyatakan rawat inap oleh
DPJP maka perawat poliklinik menyiapkan administrasi pasien rawat inap dilanjutkan mengantar
pasien ke TPPRI dan mengambil obat ke farmasi rawat inap kemudian mengantar pasien ke ruang
perawatan sesuai tujuan.
s) Apabila ruang perawatan pasien yang dituju penuh maka ruang tersebut menitipkan di ruang
perawatan lain setype yang kosong.
t) Perawat poliklinik melakukan input semua tindakan yang dilakukan dan anamnesa pasien di
SIM RS.
u) Perawat poliklinik mengisi kelengkapan dokumen rekam medis dan mengembalikan ke ruang
rekam medis setelah selesai pelayanan.

P a g e 10 | 17
BAB IV
LOGISTIK

Untuk menunjang keberhasilan pelayanan yang bermutu diperlukan pengelolaan permintaan,


penyimpanan dan pemakaian barang maupun bahan habis pakai yang benar.
A. Tujuan
1. Mendapatkan barang dalam jumlah cukup dan berkualitas
2. Mencapai daya guna yang optimal
3. Memberikan kepuasan dan rasa nyaman bagi pasien
4. Memberikan kemudahan bagi perawat
B. Jenis peralatan keperawatan
1. Peralatan tekstil pasien
2. Peralatan kedokteran dan kesehatan dasar
3. Barang-barang farmasi rutin
4. Barang kelontong
5. Barang cetakan
6. Barang kantor non rutin
7. Alat tulis kantor
8. Alat rumah tangga

C. Ruang lingkup
1. Perencanaan logistik
a. Tujuannya agar barang yang diterima sesuai dengan standar kebutuhan ruangan
rawat inap baik kualitas maupun kuantitasnya
b. Perencanaan barang di ruang rawat adalah Kepala Ruang Rawat.
c. Cara:
1. Rencana kebutuhan disusun berdasarkan jenis, prioritas, standart, jumlah dan kualitas
2. Permintaan ditulis pada formulir yang tersedia
3. Waktu: barang rutin direncanakan tiap akhir bulan dan barang non rutin direncanakan
setiap akhir tahun anggaran
d. Pengadaan Barang
Pengadaan barang dilaksanakan oleh Panitia yang ditunjuk dengan Surat Keputusan
Direktur
2. Pendistribusian
a. Dilaksanakan oleh gudang farmasi dan atau gudang umum/ laundry
b. Pelaksanaan pendistribusian dilakukan setelah barang ada.
c. Cara :
1) Barang datang diterima oleh:

P a g e 11 | 17
- Gudang farmasi: berupa alat kesehatan
- Gudang umum: alat rumah tangga/ kantor
- Instalasi Laoundry: alat tenun/ linen
2) Setelah barang diterima oleh ketiga tempat tersebut maka barang didistribusikan ke
instalasi rawat jalan.
3) Prosedur permintaan dari ruangan – ruangan di instalasi rawat jalan diketahui oleh
kepala ruang masing – masing.
4) Barang didistribusikan ke ruang rawat jalan kemudian dicatat dalam buku inventaris
ruangan, selanjutnya dapat digunakan untuk pelayanan sesuai kebutuhan.
d. Untuk barang- barang non rutin/ tertentu.
Pengalokasian barang dibuat bersama yaitu oleh Pengurus Barang (asset) / Bidang
Perencanaan bersama Bidang Pelayanan.
3. logistik keperawatan
a. Barang yang telah diterima disimpan dan dicatat dengan baik menurut kelompok dan
jenisnya.
b. Barang ditempatkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pengecekan setiap waktu dan
pengeluaran jika dibutuhkan.
c. Peralatan yang dibutuhkan sehari-hari tiap pagi disiapkan.
d. Selesai pemakaian, alat dibersihkan kemudian di simpan sesuai tempatnya.
e. Alat–alat secara periodik sesuai jadwal IPSRS dilakukan perawatan/ service/ perbaikan.
Alat yang rusak dan tidak bisa dipakai dikembalikan ke bagian aset rumah sakit.
4. Penghapusan
a. Penghapusan adalah kegiatan pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku, peralatan yang rusak berat dan tidak dapat
diperbaiki/ tidak layak pakai yang telah dinyatakan oleh IPSRS, barang hilang akibat
kecelakaan, bencana alam, tercecer atau tidak ditemukan, dilaporkan oleh kepala ruang
kepada sub.bag.rumah tangga dengan bukti buku pengembalian barang.
b. Dari Ka.Sub.Bag.RT selanjutnya barang tersebut diambil dan diserahkan kepada IPSRS
c. Pencatatan inventaris ruangan dikurangi sesuai barang yang dikembalikan dan secara
kontinu lapor kebagian asset baik menerima maupun mengembalikan barang.

5.Pengawasan/ Pengendalian
Pengawasan peralatan dilaksanakan oleh petugas inventaris ruangan atas nama kepala ruang.
a. Pencatatan dan pelaporan.
Setiap barang yang diterima oleh ruang rawat jalan dicatat oleh petugas inventaris ruangan
dan dimasukkan ke buku inventaris.
b. Pencatatan dan pelaporan inventaris barang dilaporkan kepada :

P a g e 12 | 17
- Kepala ruang setiap bulan
- Kepala Instalasi
- Kepala Bidang pelayanan
c. Pengambilan barang
Barang dari gudang diambil oleh ruangan. Petugas RT dan rawat jalan mencatat barang
yang masuk di buku inventaris induk dan KIR , serta mencatat dan menulis barang yang
rusak / hilang.
d. Setiap akhir tahun dilaksanakan inventaris peralatan dari bidang keperawatan
e. Laporan barang rusak.
1) Kepala ruang melaporkan barang yang rusak kepada kepala Instalasi, kepala instalasi
mengirim barang untuk perbaikan ke IPSRS/ RT.
2) Barang yang masih bisa diperbaiki, diusulkan oleh pengurus barang untuk diperbaiki
dan barang yang sudah rusak berat dilaporkan kepada kuasa barang untuk dilelang atau
dimusnahkan
f. Rencana Perbaikan.
Ruang rawat jalan melaporkan ke petugas tehnik setempat untuk menilai barang tersebut
dan diperbaiki, jika tidak dapat diatasi dilaporkan ke Kepala Instalasi, kemudian dilaporkan
ke IPSRS.

BAB V
KESELAMATAN PASIEN

1) Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah

P a g e 13 | 17
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
2) Tujuan :
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat c.
Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan ada beberapa standar yang
harus dilaksanakan dalam keselamatan pasien :
a. Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100 %. Label
identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah
penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An ) salah jenis kelamin dan salah alamat.
b. Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam hal ini target yang
harus terpenuhi adalah 100 %.
c. Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan dokter via telpon
harus menggunakan metode SBAR, target yang harus terpenuhi 100 %.

d. Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang dimaksud tidak tepat apabila
salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list pasien lain.
e. Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat obat, tepat dosis,
tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi ), tepat waktu dan tepat
dokumentasi.

BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya perlu di
perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode
pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis,
penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik
maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan
hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety.
1. Keselamatan dan keamanan
a. Menyusun rencana perbaikan fasilitas di ruangan

P a g e 14 | 17
b. Pemasangan kamera pada daerah yang dianggap rawan
c. Semua staf, pengunjung, vendor diiedntifikasi dan diberi tanda pengenal sementara atau
permanen.
2. Bahan-bahan berbahaya
a. Melakukan inventarisasi bahan-bahan dan limbah berbahaya
b. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
c. Pelaporan dan penyelidikan tumpahan, paparan terhadap bahan/limbah berbahaya
d. Peralatan pelindung dan prosedur yang benar dalam penanganan tumpahan bahan berbahaya
e. Pemberian label bahan dan limbah berbahaya secara tepat
3. Kesiapan menghadapi bencana
a. Menentukan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian
b. Mengidentifikasi dan penugasan terhadap staf bila terjadi bencana
c. Mengelola kegiatan selama kejadian bencana
4. Penanganan kebakaran
a. Mencegah kebakaran melalui pengurangan risiko, penyimpanan dan penanganan bahan-
berbahaya
b. Menyediakan jalan keluar yang aman dan tidak terhalang apabila terjadi kebakaran
c. Menyediakan system peringatan dini, deteksi dini, alarm kebakaran
5. Peralatan medis
a. Melakukan inventarisasi peralatan medis di ruangan
b. Melakukan pengujian/ kalibrasi secara berkala
c. Melakukan pemeliharan preventif
6. Sistem utilisasi
Mengusahakan air dan listrik tersedia 24 jam untuk memenuhi kebutuhan penting dalam perawatan
pasien .
7. Pendidikan staf
Mengusulkan semua staf mendapatkan pelatihan untuk menangani kebakaran, keamanan, bahan-
bahan berbahaya dan keadaan darurat

P a g e 15 | 17
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Jenis Standar Pelayanan Minimal


No. Pelayanan Indkator Nilai
1 Rawat Jalan 1. Dokter pemberi pelayanan di 100% Dokter
poliklinik spesialis Spesialis

2. Ketersediaan pelayanan 1. Klinik Penyakit


Dalam
2. Klinik Anak
3. Klinik Obgyn
4. Klinik Bedah
5. Klinik Mata
6. Klinik Ibu dan Anak
7. Klinik jantung
8. Klinik orthopedi

3. Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit

4. Kepuasan pelanggan ≥ 90%


5. Rawat jalan TB:
a. Penegakkan diagnosis TB melalui a. ≥ 60%
pemeriksaan mikroskopis TB
b. Terlaksananya kegiatan pencatatan b. ≥ 60%
dan pelaporan TB di RS

P a g e 16 | 17
BAB VIII
PENUTUP
Demikianlah Pedoman Pelayanan rawat jalan dibuat untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas
yang terkait, terutama rawat jalan, untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan , agar Buku Pedoman ini selalu dievaluasi sekurang-kurangnya setiap 3
tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai