TAHUN 2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia.
Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai
pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada pasien yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai
konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam
melaksakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan,
perawatan ke pasien, baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.
D. Batasan Operasional
Standar Unit kerja Rawat Inap di Rumah Sakit Hi M Yusuf meliputi Ruang rawat
pasien, ruang pos perawat, tempat loker, tempat linen kotor, tempat linen bersih,
kamar mandi/toilet. Adapun kondisi unit rawat inap anak di RS Hi M Yusuf,
terdiri dari:
a. Ruang Pasien Rawat Inap.
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperawatan pengobatan
secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Di Ruang rawat inap RS Hi M
Yusuf terdiri dari Ruang Rawat Inap Kebidanan dan Ruang Rawat Inap
Keperawatan.
E. Landasan Hukum.
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomoor 17 tahun2003 tentang Keuangan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes / SK / I / 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Propinsi, Kabupaten / Kota dan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / Menkes / SK / III / 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksakan Daerah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang
Organisai dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Dalam NegeriNo. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
BAB II
1. DATA UMUM
2. Jenis Pelayanan
Instalasi Gawat Darurat 24 jam
Instalasi Rawat Jalan
- Klinik Dokter Umum
- Klinik Dokter Gigi
- Klinik Spesalis Obstetri dan Ginekologi
- Klinik Spesalis Anak
- Klinik Spesalis Bedah Umum
- Klinik Spesalis Penyakit Dalam
- Klinik Spesalis THT
Instalasi Rawat Inap
- Ruang Rawat Inap VIP
- Ruang Rawat Inap Kelas I
- Ruang Rawat Inap Kelas II
- Ruang Rawat Inap Kelas III
- Ruang Rawat Inap Anak
- Ruang Isolasi
Human Care Unit (HCU)
Neonatal Intensive Care Unit
(NICU) Kamar Operasi
Kamar Bersalin
Pelayanan Penunjang
- Laboratorium 24 jam
- Radiologi 24 jam
- Apotek 24 jam
- Instalasi Gizi
- Instalasi Loundry
- Ambulance 24 jam
BAB III
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Rumah Sakit Umum Hi. Muhammad Yusuf
mempunyai fungsi:
a. Menyelenggarakan pelayanan medik.
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medic
c. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
d. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
BAB IV
Direktur
Dokter Penanggungjawab :
Kepala Ruang
Fedri Kaspandi Amd, Kep
Kepala Ruang
Mira Anggraini, Amd. Keb
BAB VI
URAIAN JABATAN
b. Fungsi
Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan
pengevaluasian penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan
pelayanan penunjang medik di lingkup instalasi.
c. UraianTugas
1) Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai di lingkup instalasi.
2) Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan
penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
3) Menyusun standart pelayanan minimal instalasi.
4) Melaksakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan
standart pelayanan yang telah ditetapkan.
5) Mengelola dan memberdayakan semua sumber daya di instalasi dalam
rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan pelayanan.
6) Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi sesuai
dengan rencana kerja dan standart pelayanan minimal.
7) Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara
berkelanjutan.
8) Melaksakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel.
9) Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka
pelaksnaan tugas instalasi.
10) Melaksakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan
sumber daya yang digunakan di lingkup instalasi.
11) Mengevaluasi standart pelayanan instalasi.
12) Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional instalasi.
13) Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai kebutuhan
instalasi.
14) Melaporkan dan mempetanggungjawabkan pelaksanaan tugas operasional
kepada ardirektur secara berjenjang.
d. Kewenangan
1) Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai.
2) Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan
penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
3) Mengusulkan standart pelayanan instalasi.
4) Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait termasuk Satuan
Medis Fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.
5) Mengatur penggunaan sarana prasarana secara efektif, efisien dan
produktif.
6) Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi.
7) Melaksakan ketentuan disiplin kerja di instalasi.
8) Mengusulkan kinerja karyawan atau daftar penilaian dalam (SKP) di
lingkup instalasi.
9) Mengusulkan sistem “Reward dan Punisment” terhadap kinerja karyawan
sesuai dengan batas kewenangannya.
e. TanggungJawab
1) Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada
direktur RS secara berjenjang.
2) Menjamin kelancaran secara operasional dalam pelayanan atau dukungan
pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.
3) Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program kerja
(ketentuan)yang telah ditetapkan.
f. Syarat Jabatan
1) Minimal D3
B. KEPALA RUANG RANAP KEBIDANAN
a. Tugas pokok
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan kamar bersalin
berdasarkan standar yang berlaku agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang berkualitas.
b. Uraian tugas
1) Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh bagian terkait,
dengan kebijakan rumah sakit agar selalu dalam keadaan tersedia dan siap
pakai.
c. Tanggung jawab
1) Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter,
tim kesehatan lain serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
2) Kelancaran pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan
standar serta mengevaluasinya.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana, inventatris alat dan logistik di unit
yang menjadi supervisinya agar selalu dalam keadaan siap pakai dan
sesuai dengan kebutuhan.
4) Ketersediaan laporan bulanan
5) Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas bagi personel
yang menjadi bawahannya
6) Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada
dibawah supervisinya
7) Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang diperlukan
8) Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan pendidikan bagi
perawat
9) Ketercapaian pembinaan staf di unitnya
10) Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya
d. Wewenang
1) Mengatur sumber daya yang berada di bawah supervisinya.
2) Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah supervisinya sesuai
standar.
3) Mengelola sarana, prasarana dan alat kesehatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
4) Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai standar.
5) Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam keadaan
mendesak
e. Syarat Jabatan
b. UraianTugas
1) Membuat rencana asuhan keperawatan bulanan, mingguan dan harian
bersama kepala ruang.
2) Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruang.
3) Melakukan pegkajian, menyusun diagnosa dan perencanaan tindakan
bersama anggota timnya.
4) Melakukan pengarahan kepada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan.
5) Melakukan kerjasama dengan tim perawatan lain dan kolaborasi dengan
anggota tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
secara berkesinambungan.
6) Melakukan evaluasi dan audit internal asuhan keperawatan yang menjadi
tanggungjawab timnya.
7) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.
8) Menerima laporan dari anggota timnya tentang asuhan keperawatan yang
menjadi tanggungjawab timnya.
9) Membuat laporan pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan
timnya kepada kepala ruang baik secara lisan maupun tulisan.
c. Syarat Jabatan
b. Uraian tugas
1) Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman
pelayanan agar dapat memberikan asuhan keperawatan/kebidanan yang
berkualitas dan komprehensif.
2) Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang
komprehensif
c. Syarat Jabatan
E. PERAWAT PELAKSANA
a. UraianTugas
1) Membuat laporan harian mengenai asuhan keperawatan.
2) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain secara bergantian dinas.
3) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter.
4) Mengaplikasikan konsep bermain sesuai tahap perkembangan.
5) Memberikan pendidikan kesehatan.
6) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
7) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam kondisi siap
pakai.
8) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan
lingkungan, peraturan atau tata tertib, fasilitas dan cara penggunaanya,
serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
9) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan
kelurganya.
10) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien.
11) Menyususn diagnosa keperawatan pasien.
12) Menyusun rencana asuhan keperawatan.
13) Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.
14) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan
15) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat.
16) Memantau dan menilai kondisi pasien.
17) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan tim
kesehatan yang lain.
18) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
19) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang.
20) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan.
21) Melaksakan sistem dan pelaporan.
22) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah.
23) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai kedaan
pasien dan kebutuhan pasien.
24) Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun
tulisan.
25) Melaksaakan tugas-tugaslain yang diberikan oleh piminan.
b. Syarat Jabatan
F. BIDAN PELAKSANA
a. Tugas pokok
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit dalam shiftnya sesuai dengan
pedoman pelayanan agar pasien mendapatkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
b. Uraian tugas
1) Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas
kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman pelayanan dan pedoman
pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
2) Melakukan asuhan kebidanan dasar kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan pedoman pelayanan kebidanan agar
pasien mendapatkan pelayanan kebidanan yang berkualitas dan
komprehensif.
3) Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai dengan
pedoman pelayanan agar selalu berada dalam keadaan siap pakai.
4) Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah tangga
yang berada dalam unitnya sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar alat-
alat selalu dalam keadaan siap pakai.
5) Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
staf.
c. Syarat Jabatan
BAB VII
STANDAR KETENAGAAN
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar
yaitu selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang
berkerja melebihi jam kerja standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan
dalam kebijakan lembur perusahaan.
Pengaturan tenaga kerja di RS. Khusus Bedah rawamangun berdasarkan shift dan
non shift dapat dibawah ini :
a. Karyawan shift
Senin- Minggu
o Shift I : 08.00-15.00
o Shift II : 15.00-21.00
o Shift III : 21.00-08.00
b. Karyawan non shift
Senin-jum’at : 08.00-15.00
2. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Hi. Muhammad Yusuf
berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah yang
memegang tanggung jawab sebagai :
Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :
STANDAR FASILITAS
Bangunan Rawat Inap Rumah Sakit Hi. Muhammad Yusuf terletak di lantai 1 Rumah
Sakit, yang terdiri dari ruang Nurse station, Ruang Rawat Inap Keperawatan yang
terdiri dari Ruang Rawat Umum terdapat 22 TT dan Ruang anak terdapat 12 TT.
Ruang Rawat Inap Kebidanan yang terdiri dari Ruang Post Partum terdapat 4 TT dan
Ruang bayi terdapat 8 TT. 1 kamar dan ruang isolasi.
1. Standar Fasilitas
1) Standar pelayanan Minimal Unit Rawat Inap
a. Pemberian pelayanan di rawat inap.
b. Dokter Penanggung Jawab pasien rawat inap.
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap.
d. Jam praktek dokter spesialis.
e. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh/jatuh yang
berakibatkecacatan /kematian.
f. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien > 48 jam setalah masuk rawat
inap.
g. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap.
LOGISTIK
B. Tujuan
1. Agar alat-alat dan obat-obatan emergency stok yang ada di ruang rawat inap.
2. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat, dengan cara 10 benar.
3. Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas.
4. Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya.
BAB XI
KESELAMATAN PASIEN
A. Konsultasi medis
1. DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait dengan
konsultasi ke dokter spesialis.
2. DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi.
3. Penanggung jawab pasien menandatangani inform consent.
4. Perawat ruang rawat inap menghubungangi dokter spesialis yang menjadi
konsulan.
5. Penanggung jawab pasien di informasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter
konsulan.
B. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi
1. DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi
kepada penanggung jawab pasien.
2. Penanggung jawab pasien menandatangani formulir inform consent
pemeriksaan radiologi dan laboratorium.
3. Perawat ruang rawat inap keperawatan ataupun kebidanan menginformasikan
tentang pemeriksaan radiologi dan laboratorium kepada unit terkait.
4. Perawat rawat inap keperawatan ataupun kebidanan melengkapi form
pemeriksaan dan menyerahkan kepada petugas radiologi dan laboratorium.
5. Pasien ditindak lanjuti sesuai dengan hasil pemeriksaan.
BAB XIII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk peningkatan mutu pelayanan di rawat inap, maka rawat inap memfasilitasi
pasien yang dirawat untuk mendapatkan berbagai jenis pelayanan.
Instalasi Penunjang
Non Diagnostik
Instalasi
IRNA Penunjang
Instalasi
Perawatan Diagnostik
Instalasi Instalasi
PDE Rekam
Medik
RS Lain
A. HUBUNGAN INTERN
Instalasi rawat inap memberikan pelayanan yang berkomperhensif terhadap
kebutuhan pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan pemeriksaan
penunjang, diagnostic, perawatan khusus maupun yang tidak langsung terkait
dengan penunjang non diagnostic, dokumen rekam medic dan SIMRS.
B. HUBUNGAN EKSTERN
Instalasi rawat inap berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal rujukan
pasien yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi atau lanjut.
BAB XV
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Instalasi rawat inap (IRNA) berkoordinasi dengan bidang pelayanan dalam
pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalasi. Adapun pola ketenagaan dan
kualifikasi personil rawat inap sebagai berikut :
Loss day :
52 + 18 70 x 3
= = 0,7 = 1 orang
312 312
(3 + 1) x 25
= 1 orang
100
3 + 1 + 1 = 5 orang
5 + 1 ( Karu ) = 6 orang
Jadi untuk kebutuhan tenaga keperawatan untuk Rawat Inap Keperawatan bisa
dikatakan lebih dari cukup dari jumlah tenaga yang tersedia yaitu 12.
Untuk kebutuhan Tenaga di ruang rawat inap kebidanan dijadikan satu(1) dengan
tenaga bidan yang ada di ruang beralin (VK).
NO JENIS / RATA2 PASIEN / RATA2 JAM JUMLAH JAM
KATEGORI HARI PERAWATAN PERAWATAN /
PASIEN / HARI HARI
1 Pasien 2 6 12
Persalinan/SC/Kureta
se
52 + 18 70 x 2
= = 1 orang
312 312
(2+1) x 25
= 1 orang
100
2 + 1 + 1 = 4 orang
4 + 1 ( Karu ) = 5 orang
BAB XVI
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi di Instalasi Rawat Inap dilakukan oleh perawat baru sebagai upaya
untuk menyesuaikan diri pada tempat / unit kerja baru dalam rangka memenuhi syarat
bagi pekerjaan / jabatan dengan situasi baru yang berbeda dan asing.
B. Materi Orientasi
1) Materi Umum
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.
b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.
c. Falsafah / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan
keperawatan.
e. Metode pemberian asuhan keperawatan/asuhan kebidanan
f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan/kebidanan.
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
h. Hak dan kewajiban perawat/bidan
2) Materi Khusus
a. Struktur organisasi instalasi / ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi / ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.
e. Prosedur penerimaan pasien dan pemulangan pasien.
f. Manajemen / model asuhan keperawatan/kebidanan pasien di instalasi /
ruangan.
g. Monitoring hemodinamik pasien di instalasi / ruangan.
h. Manajemen pengelolaan kegawatdaruratan pasien di instalasi / ruangan.
i. Manajemen penggunaan alat-alat khusus di instalasi / ruangan.
j. Manajemen logistik alat medis / non medis (linen) di instalasi / ruangan.
k. Manajemen pencucian dan sterilisasi alat di instalasi / ruangan.
BAB XVII
PERTEMUAN / RAPAT
a. Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat inap yang diadakan setiap bulan.
b. Rapat rutin dengan seluruh administrasi rawat inap yang diadakan setiap bulan.
c. Rapat rutin dengan seluruh staff ruang rawat inap yang diadakan setiap dua bulan
sekali.
d. Rapat koordinasi dengan instalasi lain.
BAB XVIII
Kegiatan pelaporan dilakukan untuk memberikan data / informasi yang cepat, tepat
dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan,
sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penemuan kebijakan yang relevan. Di dalam
pelaksanaannya, pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang.
PENUTUP