ALUR
LOGISTIK KAMAR OPERASI
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERSIAPAN RUANGAN
PROOPERASI
Laporan mingguan :
a) Tulis tanggal laporan dibuat pada format
laporan mingguan yanga telah Ditetapkan
Direktur
b) Laporan data kunjungan di rekap pada lembar
laporan harian, Bila ada kejadian khusus tulis
spesifikasi pasien dan tindakan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAPORAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
Pelaporan ini dilakukan oleh penanggung jawab
logistik ruangan dan dilaporkan kepada kepala
ruangan.
Format laporan mingguan :
a) Nama divisi, Tanggal laporan di buat Nomor
barang atau obat Nama barang atau obat
jumlah stok awal di gudang kecil
b) Kolomjumlahpenggunaanbarangatau obat
selama 1 minggu.
c) Jumlah penambahan stok barang atau obat
gudang kecil selama 1 minggu.
d) Jumlah stok akhir di gudang kecil selama 1
minggu.Tanda tangan pembuat laporan dan
kepala ruangan
Laporan bulanan :
Laporan bulanan di rekap dari hasil laporan
mingguan oleh penanggung jawab logistik gudang
kecil dan dilaporkan kepada kepala ruangan,
Direktur Pelayanan medik.
Format laporan bulanan :
a) Nama divisi, Tanggal laporan di buat Nomor
barang atau obat Nama barang atau obat
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAPORAN KEPERAWATAN
Unit terkait
PROSEDURTETAP
RAPAT KOORDINASI HARIAN KEPERAWATAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Rapat koordinasi terdiri :
1. Rapat koordinasi harian (briefing
petugas)
2. Rapat mingguan
3. Rapat 3 bulanan.
TUJUAN
KEBIJAKAN
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAPAT BULANAN KEPERAWATAN
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGISIAN CEKLIST HARIAN
PERAWAT
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR
3. Isi keterangan dengan alasan tidak
melakukan kegiatan atau bila ada pesanan
khusus untuk shiefberikutnya.
4. Setelah akhir kegiatan minta tanda tangan
dari chief ruangan yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan pada shief saatitu.
5. Setelah ditandatangani checklist tersebut di
folder dan di hanguskan setelah 5tahun
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
JOB DESKRIPSI PERAWAT
KAMAR OPERASI
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR
11. Konfirmasi petugas radiologi ( USG marker, MM,
lokalisasi prosedur)
12. Konfirmasi petugas SC tentang penjadwalan
operasi ( jam operasi)
13. Konfirmasi jadwal operasi ke dr. anestesi
14. Ada pembatalan operasi konfirmasi ke : dokter
operator, anestesi, petugas PA, petugas SC
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
JADWAL DINAS PETUGAS
KAMAR OPERASI
Nomor Revisi Halaman
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
INFORM CONCERN
PROSEDUR
Bila pasien sudah menikah : Suami
Bila pasien sudah tidak punya orang tua dan
belum menikah maka yang berhak tanda tangan
adalah saudara terdekat atau wali yang di
berikuasa.
Dokter yang memberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TATA TERTIB PETUGAS
KAMAROPERASI
Nomor Revisi Halaman
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur
OPERASIONAL a.n Drg. Bramantio, SpOrt
PROSEDUR
Ditetapkan Direktur
PROSEDUR
1. Untuk petugas lain yang akan memasuki
daerah kamar operasi:
a. Memakai scort atau baju khusus yang
telahdisediakan.
b. Cuci tangan dan kaki saat akan masuk
ruang kamaroperasi
UNIT TERKAIT
Kamar Operasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN ELEKTROKNIFE
PROSEDUR
NB:
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
Kamar Operasi
\
NB:
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.
Unit terkait Kamar Operasi & Seluruh Unit
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN ALAT FOGGING
PROSEDUR
NB:
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
Kamar Operasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
LAMPU OPERASI SATELIT
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Arahkan lampu Satelit disisi lateral lokasi
operasi dengan membentuk sudut ke belakang
pada siku lengan lampuhalogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata
operator, fokus dan pasti ( tidak bergoyang)
3. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk
mematikan tekan tombolOFF.
4. Untuk mengatur fokus lampu putar swicht
yang terletak pada sampinglampu.
5. Lampu satelit cenderung susah untuk di atur
karena posisinya tidak seflexible
lampu operasi lainnya. Jadi untuk mengatur
posisi arah sinar maka semua bagian lampu
harus di gerakan mendekati obyek yang akan
disinari tanpa meninggalkan prinsip arah sinar
lampu. Hati-hati dalam memindahkan lampu
satelit, karena lampu satelit cenderung
rawan roboh jika tidak menggunakan cara-cara
yang benar dalammemindahkan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
LAMPU OPERASI SATELIT
PROSEDUR
NB:
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
Kamar Operasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK
PROSEDUR
3. Berikan oksigen 100%, jika menggunakan selang
nasal bicanule berikan oksigen 2-3 liter per
menit, bila menggunakan selang oksigen dengan
simple mask berikan oksigen sebanyak 6-7 liter
per menit, dan bila menggunakan non
rebreathing mask berikan oksigen sebanyak 10
liter per menit.
4. Berikan Adrenalin 0,1% sebanyak 0,5 ml IM,
ulangi bila perlu tiap 5 menit. Bila sirkulasi
adekuat, berikan 5 ml adrenalin 0,01%
(Adrenalin 0,1% dalam 10 ml aquadest)IV.
- Jika belum ada IV line, berikan 0,3 - 1 mg.
Tetapi dosis yang sering dipakai 0,5 mg
(Adrenalin 1:1000 berikan 0,5 ml IM),
kemudian segera pasang IV line.
- JikasudahadaIVline,berikan0,2mgIV(1
Ampul adrenalin 1:10000 larutkan sampai
dengan 10 ml berikan 2 ml), atau tanpa
melewati pengenceran, tetapi pemberiannya
dengan hati-hati dan pelan (proses
pengenceran memerlukan waktu yang cukup
lama sedangkan intervensi adrenalin harus
segera dilaksanakan, yang artinya lebih cepat
lebihbaik)
- Pemberian IV berkelanjutan tergantung respon
penderita atau dapat di berikan adrenalin antara
5-15 menit 2-5 ml IV pelan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK
PROSEDUR
- Pemberian adrenalin dengan cara IV lebih
diutamakan dari pada IM. Karena efektifitas
- Karena efektifitas waktupemberian.
- Catatan: periksa dan amati respirasi setelah
suntikan pertama kalau perlu suction sekresi
dari dalam mulut , siapkan ambu bag set atau
ambu+mask (Jackson Rees) beserta intubasiset.
5. Pasang IV line menggunakan kanule yang besar
untuk terapi hipovolemik dan hipotensi dengan
cairan plasma expander (Plasmafuscin, HAES
Steril, atau Gelafundin) di berikan secepatnya
untuk koreksi hipovolemik oleh karena
vasodilatasi akut dan kebocoran cairan intra
vaskuler.
6. Berikan obat-obatan steroid seperti
Hidrokortison 200 mg (sediaan: solucortef) IV,
atau bila tidak ada berikan Oradexon 5 mg.
Walaupun tidak bermanfaat pada stadium
akut, tetapi sangat bermanfaat untuk stadium
lebih lanjut, diharapkan menghambat proses
yangberlangsung.
7. Bila terjadi bronkospasmeberikan Aminofilin 5
mg/kg BB IV (bila penggunaan adrenalin atau
epinephrine tidak responsif
terhadapbronkospasme).
8. Anti histamin seperti Delladryl diberikan 1 ccIM
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK
PROSEDUR
9. Reassesment tanda-tanda vital (Tekanan darah,
nadi, respiratory rate, dan kesadaran) tiap
15menit.
Pemberian ephineprine (ikuti
Protokol Dokter )
Reaksi Lokal ( urtikaria, angioedema ) Berikan 0,5 mg
( 1: 1000 cairan = 0,5 ml ) tiap 15 mnt
Bronchospasme ringan
Berikan O2 10 Lpm via masker ( jika dg COPD
berkian 2 Lpm Canula nasal)
Bronchospasmeberat
Berikan ephineprine 1 mg selama 5 mnt ( 1 :
10.000 dalam 10 mnt )
Ulangi tiap 5 mnt jika diperlukan, max 3 dosis.
Lakukan resusitasi O2 dengan bag mask, berikan
pernafasan buatan jika diperlukan
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR
II. Obatanestesi
1. xylocainspray
2. premedikasi
- sulfasatropin
- midazolam (miloz/dormicum)
- pethidin danmorphin
- clonidin(catapress)
3. induksi
- propofol (recovol/diprivan)
- pentothal(thiopental)
- ketamin (ketalar)
4. inhalasi
- oksigen
- N2O
- Enflurane (ethrane)
- halothane
5. analgesik
- ketorolac(toradol)
- tramadol(tramal)
- antalgin (novalgin/antrain)
- ketoprofen (profenid s
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROSEDUR
6. anti muntah
- metoclopramide(primperan)
- ondansetron (frazon/ondavell)
7. H2-blocker
- cimetidine(ulsikur)
- ranitidine(rantin)
8. obatemergency
- ephedrin 50mg/ml
- epinefrin/adrenalin
- dexamethasone 4mg/ml
- aminophilin 24mg/ml
9. anestesilokal
- lidokain2%
- narophin 7,5% (10cc)
- marcain heavy, marcain 0,5% (20 cc)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR
III. Cairan
1. kristaloid
- Rl
- Asering
- PZ/ NaCL0,9%
- D51/4S
- D51/2S
2. koloid
- haess 6%
- gelofusin
- expafusin
3. manitol, mantos10%
Unit Terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ANESTESI LOKAL
B. Langkahkerja
1. spuit dan jarum dibuka, diletakkan dimeja
instrument (spuit dan jarum dalam keadaansteril)
2. lidokain bagian leher diusap dengan kapas
alkohol kemudian dibuka dan aquadest steril
bagian atas diusap kapas alkoholjuga.
3. lidokain diambil lalu diencerkan dengan aquadest
steril (perbandingan1:1)
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
GENERAL ANESTESI
( MASKER)
Nomor Revisi Halaman
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. persiapan alat
1. alat anestesi
a. mesin anestesi
b. monitor elektrik
c. tensimeter+stetoskop
d. oropharingeal
e. suction dan kanula suction
2. alat lain
a. spuit (sesuai kebutuhan)
b. jarum (sesuai kebutuhan)
c. aquadest steril (25ml)
d. kapas alkohol
e. kasa
f. bengkok
B. PERSIAPAN OBAT
1. Inhalasi
a. O2 & N2O
b. Enflurane (ethrane)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR
2. Premedikasi
a. Petidine (100 mg/ 2 ml) diencerkan
jadi 10 ml (10 mg/ml)
b. Dormicum (15mg/3 ml)
c. Sulfas atropine (0,25 mg/ml)
3. Induksi
a. Propofol (200 mg/ 20 ml, sediaan cair) di
encerkan dengan lidokain 2% : 1 amp
(10mg/ml)
b. Pentotal ( Pentotal 500 mg/vial, sediaan
serbuk) diencerkan jadi 20 ml (25 mg/ml)
c. Ketalar (1000mg/10 ml, sediaan cair )
4. Analgesic : toradol (30 mg/ml)
5. Anti muntah
a. Frazon (4 mg/2 ml)
b. Primperan (10 mg/2 ml)
6. H2-blocker : rantin (50 mg/2 ml)
C. LANGKAH KERJA
1. semua obat disiapkan, kemudian obat
dimasukkan sesuai advis (obat
premedikasi, obat induksi)
2. setelah pasien tidur, masker dipasang
oleh dr.Anestesi
3. sebelum operasi selesai diberikanobatan
algesik (profenid s
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
c
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman
Unit Terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
GENERAL ANESTESI
(INTUBASI)
Prodesur
5. Kassa
6. Bengkok
C. Persiapan alat dan obat
1. Inhalasi
- O2 & N2O
- Enflurance ( ethrane)
2. Premedikasi
- Petidine (100mg / 2 ml)
- Diencerkan jadi 10 ml (10
mg/ml)
- Dormicum (15 mg/ 3 ml)
- Sulfas atropine (0,25 mg/ml)
3. Induksi
- propofol (200 mg/ 20 ml,
sediaan cair)
- diencerkan dengan lidokain
2% : 1 amp (10 mg/ml)
- pentotal (pentotal 500
mg/vial, sediaanserbuk)
- diencerkan jadi 20 ml (25mg/ml)
- ketalar (1000mg/ 10 ml,
sediaan cair)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
c
GENERAL ANESTESI
(INTUBASI)
Nomor Revisi Halaman
Prodesur
4. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
5. anti muntah
- frazon (4mg/2ml)
- primperan (10 mg/2ml)
6. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
D. Langkah kerja
1. semua obat disiapkan, kemudian obat
dimasukkan sesuai advis (obat
premedikasi, obat induksi)
2. kemudian dilakukan intubasi
3. selesai intubasi, pasien disiapkan posisi
operasi
4. sebelum operasi selesai diberikan obat
analgesik
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SAB
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Prodesur
B. Alat Lain
1. Spuit ( sesuai kebutuhan )
2. Jarum ( sesuai kebutuhan)
3. Aquades steril (25 ml)
4. Kapas alcohol
5. Kasa
6. Bengkok
C. Persiapan obat
1. Inhalasi
2. SAB
- Lidodex 5 %
- Valium
- Marcain
- ………
3. Analgesic : toradol (30 mg/ml)
4. Anti muntah
- Frazon (4 mg/2 ml)
- Primperan (10 mg/2 ml)
5. H2-blocker : rantin ( 50 mg/ml)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SAB
Prodesur
D. Langkah kerja
1. Pasien disiapkan posisi miring (kepala ditekuk
kearah dada, kaki ditekuk ke atas dan kedua tangan
menarik kaki
2. Daerah lumbal dan sekitarnya didesinfektan dengan
betadin alcohol
3. Obat lidodex dibuka kemudian dimasukan pada
spuit. Jarum spuit diambil lalu diganti dengan jarum
spinocath
4. Obat dimasukin setelah selesai bekas tusukan diberi
hansaplast
5. Pasien disiapkan posisi sesuai jenis operasi
6. Sebelum operasi selesai diberikan obat analgesic
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
ALUR PENJADWALAN OPERASI
Nomor Revisi Halaman
Prodesur
Operasi di RSBH operasi di luar RSBH
(Menentukan jam operasi)
- Konfirmasi jadwal
- dokter operator / bedah
- operator / bedah
- dokter anastesi
- rawat inap (jika mrs)
- service coordinator (pertelepon/tertulis)
- service coordinator PA (fnadurante, IOC,VC)
- Radiologi (USG marker, MM, lokalisasi pasien (jika
piloklinis)
Unit terkait
OK, RR, SC
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR ALUR
PENJADWALAN USG
MARKER PRO OP
(BREAST CASE)
KEBIJAKAN
USG marker
(dilakukan USG marker)
Bedah pasien
Unit terkait Radiology,dokter operator,OK,RR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PENANGANAN EMERGENCY
POST OPERASI DENGAN BLEEDING
Nomor Revisi Halaman
Konfirmasi (per-telepon)
- petugasOK
- keluarga pasien (jikatidak
adapenunggu)
Bawa pasien ke RR
- tetap observasi kondisipasien
- buka tabung O2 sentral di ruang
Dirtyarea.
- pasien tidak boleh dibezuk
keluarga selamaobservasi
- penjelasan keluarga dilakukan oleh
dokter operator/beda
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PENANGANAN EMERGENCY POST
OPERASI DENGAN BLEEDING
Nomor Revisi Halaman
Unit terkait
OK, RR, SC
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR
PENYERAHAN SPESIMEN OPERASI
NOTE :
Hasil FNA durate op, IOC, VC disampaikan pertelepon oleh
dokter PA diterima dokter operator
OK
- Pasien dipersilahkan tidur
- Persiapan : mengatur posisi pasien, alat elektrotom, marker
daerah operasi oleh operator , desinfeksi daerah operasi
- dilakukan tindakan operasi
RR
- Observasi post operasi
- Persiapan KRS
KASIR
- Penyelesaian administrasi oleh keluarga
- Memberikan tanda bukti penyelesaian administrasi ke RR
PASIEN KELUAR RS
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF GENERAL
ANESTESI
CK
- pasien dipersilahk antidur
- persiapan : dipasang elektrode, manset TD, saturasiO2
- dokter operator visite pasien sebelum obat bius
dimasukkan
- obat bius dimasukkan sesuai advise
- jika pasien sudah tidur : mengatur posisi pasien sesuai
daerah operasi dan jenis operasi, menutup mata
dengan leukofix atau diberi salep mata, pasang plat
elektrotom, marker daerah operasi oleh operator,
desinfeksi daerah operasi
- kemudian dilakukan tindakanoperasi
- selesai operasi : menutup daerah operasi,
memasukkan obat sesuai advise dokter anestesi,
brankart untuk perpindahan pasien, konfirmasi
petugas RR bahwa operasi selesai
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF
GENERAL ANESTESI
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR
RR
- selama perpindahan jaga jalannafas
pasien dipindah ke RR (observasi post
operasi)
UNIT TERKAIT
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG INFUS
Halaman:
No Dokumen: No. Revisi
KEBIJAKAN
1. Persiapan
a. Baki berisi:
Cairan infus (sesuai anjuran dokter)
Gunting
Handscoon
Plester
Infus set
PROSEDUR
Tourniquet
Bengkok
Perlak
Bak steril berisi:
- Abbocate (sesuai ukuran)
- Kapas alcohol
- Kasa bethadine
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG INFUS
Halaman:
No Dokumen: No. Revisi
Halaman:
No Dokumen: No. Revisi
1. UGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar bedah
STANDAR PROSEDUR
MELEPAS INFUS
Halaman:
No. 1/ 2
No Dokumen:
Kebijakan
1. Persiapan
a. Siapkan klien, jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya
b. Siapkan dan cek kembali kelengkapan alat yang digunakan
c. Siapkan plester untuk fiksasi
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan pada klien tindakan siap dilakukan. Dekatkan trolley
kepada klien
b. Tutup skerm dan pintu (menjaga privacy). Bila klien anak
PROSEDUR
tindakan dilakukan diruang tindakan
c. Klem selang infus
d. Olesi plester dengan kapas bensin, lalu buka plester secara
perlahan
e. Tekan vena bagian atas tempat penusukan, tarik needle secara
perlahan
f. Tekan segera luka penusukan dengan kasa yang telah diberi
betadine salf 3-5 menit
STANDAR PROSEDUR
MELEPAS INFUS
No. Halaman:
No Dokumen: Revisi:001 1/ 2
A1/007/2018
Tanggal Terbit: Ditetapkan :
Halaman:
No. Revisi: 1/ 3
No Dokumen:
KEBIJAKAN
1. Peralatan
1. Foley katheter sesuai ukuran (Dewasa: 16-18 Fr, Anak: 10-16 Fr,
Bayi: 6-8 Fr) 1 buah
2. Urine bag 1 buah
3. Sarung tangan steril 1 pasang
4. Kapas sublimat dalam kom 7 buah/ bethadine kassa 7 buah
5. Xylocain jelly
6. Spuit 10cc 1 buah
PROSEDUR 7. Water for injec 25 cc 2 buah
8. Perlak dan pengalas 1 buah
9. Bengkok 1 buah
10. Gantungkan urine bag
2. Persiapan
a. Siapkan klien, jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
b. Siapkan dan cek kembali kelengkapan alat yang digunakan, termasuk
memasukan cairan aquades kedalam spuit
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG FOLLEY KATHETER URINE
Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:
Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:
1. Catatan perawatan
UNIT TERKAIT
2. Laporan pergantian dinas
STANDAR PROSEDUR
PENGGUNAAN ALAT SATURASI O2
Halaman:
No. Revisi 1/ 1
No Dokumen:
KEBIJAKAN
1. Alat saturasi O2
2. Plester
3. Gunting
4. Caranya:
PROSEDUR 1. Pasang alat monitor O2 pada kuku jari-jari (tangan/ kaki)
Warna putih diatas kuku
Warna hitam dijari bagian bawah
2. Di plester
3. Hidupkan monitor
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
3. Kamar Bedah
4. ICU/ HCU
STANDAR PROSEDUR
PEMBERIAN INFORMED CONSENT
Halaman:
No. Revisi 1/ 1
No Dokumen:
Pasien dan atau keluarga memahami tujuan tindakan dan semua aspek
TUJUAN
yang terkait dengan tindakan tersebut
KEBIJAKAN
Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:
KEBIJAKAN
Peralatan
1. Sentral oksigen/ tabung oksigen yang berisi O2 sudah terbuka
2. Pengukur aliran (flow meter)
3. Botol pelembap (humidifier) yang sudah diisi dengan air matang
atau aquadest sampai pada batas untuk melembapkan udara
4. Selang oksigen 1 buah
5. Kanula hidung (nasal canula)ganda, simpel mask rebrething atau alat
lain (oksihood)
6. Plester ±15 cm
PROSEDUR 7. Kain kasa basah ±3 lembar
Pelaksanaan
1. Mengecek program terapi medik
2. Memberikan salam terapeutik
3. Siapkan klien, jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
4. Siapkan dan cek kembali kelengkapan alat yang akan digunakan
5. Alat-alat didekatkan ke tempat tidur klien
6. Klien/ keluarga diberitahu dan pakaian klien dilonggarkan, ikat
pinggang dibuka
STANDAR PROSEDUR
PEMBERIAN OKSIGEN
Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:
Halaman:
No. Revisi 2/ 3
No Dokumen:
1. Catatan perawatan
UNIT TERKAIT
2. Status klien
STANDAR PROSEDUR
MENGHITUNG DENYUT NADI
TUJUAN
KEBIJAKAN
Peralatan
1. Bak steril berisi:
Sarung tangan steril : 1 pasang
Duk bolong : 1 buah
Kassa steril : 4 buah
2. Alat non steril
Jarum lumbal disposible No. 14 : 1 buah (dalam kemasan)
PROSEDUR Spuit disposible 5cc dalam kemasan: 1 buah
Blood set
Alkohol 70% dalam tempatnya
Bethadine dalam tempatnya
Botol secukupnya untuk tempat cairan pleura
Tabung steril untuk tempat bahan pemeriksaan laboratorium
Perlak untuk alas
Formulir pemeriksaan
STANDAR PROSEDUR
PERSIAPAN PUNKSI PLEURA
Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:
Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:
Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:
1. Catatan perawatan
UNIT TERKAIT 2. Format pemeriksaan EKG
3. Laporan pergantian dinas
STANDAR PROSEDUR
PENGATURAN JADWAL DINAS PERAWAT
Halaman:
No Dokumen: No. Revisi 1/ 2
Halaman:
No Dokumen: No. Revisi 1/ 2
Halaman:
No Dokumen: No. Revisi 1/ 1
KEBIJAKAN