Anda di halaman 1dari 86

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ALUR
LOGISTIK KAMAR OPERASI

Nomor Revisi Halaman


dokumen

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus
2019 Drg.Bramantio,SpOrt

PENGERTIAN prosedur permintaan obat dan alat di kamar operasi

TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan logistik ruangan yang


diperlukan dalam satu minggu.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Order logistik
1. order dilakukan sesuai jadwal dan form order
di serahkan sebelum jam 13.00. jadwal order:
- linen : setiaphari
- ATK : setiap harirabu
- Obat/ alkes : setiap hari selasa danjum’at
- Cetakan : setiap harirabu
- Kebutuhan rumah tangga : setiap
hari senin
2. order dilakukan dengan menggunakan
form order yang telahdisediakan.
3. form order harus di tandatangani oleh
supervisorruangan.
4. serah terima orderan dilakukan oleh
petugas logistik dengan petugas ruangan
dengan menggunakan formorder.
5. bila ada barang yang belum terpenuhi
dalam 2 hari petugas ruangan akan
konfirmasi dengan petugaslogistik.

UNIT TERKAIT OK,logistik


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBAGIAN KAMAR OPERASI

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR 1 agustus 2019
Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pembagian dan pembatasan ruangan OK yang harus


diketahui oleh semua petugas OK, untuk menjaga
agar ruangan aseptik terhindar darikontaminasi.

TUJUAN 1. Petugas mampu membedakan perlakuan terhadap


masing - masing bagian dalam ruangan kamar
operasi.
2. Mencegah terjadinya kontaminasi di kamar operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Daerah Publik:
Daerah yang dapat dimasuki oleh semua
orang tanpa ada syarat khusus, daerah ini
misalnya; kamar tunggu, counter, gang di
depan ruang pathologiklinik.
2. Daerah Semi Publik:
Daerah ini hanya dapat di masuki oleh orang-
orang tertentu saja, dengan beberapa
persyaratan khusus, antara lain harus
memakai scort dan sandal khusus. Daerah ini
misalnya, RR, ruang transit RR, dirty area,
ruangganti.
3. Daerah Aseptik:
Kamar bedah, ruangan ini hanya boleh di
masuki oleh perawat, dokter serta pasien
yang akan di operasi, dengan terlebih dahulu
memakai baju khusus, topi, masker serta
sandal khusus yang telahdisediakan.

UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERSIAPAN RUANGAN
PROOPERASI

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR
1 Agustus Drg. Bramantio, SpOrt
2019

PENGERTIAN Prosedur persiapan kamar operasi yang diperlukan


untuk memperlancar kegiatan operasi.

TUJUAN 1. Menjaga kelancaran operasional kamaroperasi


2. Menjaga sterilitas kamaroperasi
KEBIJAKAN
Prosedur
1. Petugas kamar operasi datang 2 – 1 jam
sebelumoperasi.
2. Petugas menyiapkan ruangan untuk tindakan
operasi :
- lampu seluruh ruangandinyalakan
- re-cek jadwaloperasi
- re-cek kebersihan seluruh ruangan kamar
operasi.
- mematikan lampuUV (lampu UV dimatikan
minimal 2 jam sebelum operasi)
- menyiapkan mesinanestesi unit dan
peralatan anestesi yanglain.
- Membuka tabung O2 dan N2O yang ada di
dirtyarea.
- Menyiapkan mesindiatermi
- Menyiapkan suction
- Cek persiapan tempat sampah dan
tempat linenkotor
3. Menyiapkan instrument steril untuk tindakan
operasi
4. Menyiapkan obat anestesi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERSIAPAN RUANGAN PROOPERASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman 2/2

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR
1 Agustus Drg. Bramantio, SpOrt
2019

Prosedur 5. Re-cek status, hasil pemeriksaan dan disiapkan


dimeja ruangadministrasi
Unit Terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR 1 agustus 2019
Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Setiap kegiatan yang berlangsung di pelayanan medik


keperawatan harus dibuat laporannya secara
berjenjang pada kepala bagian masing-masing

TUJUAN 1. Semua kegiatandidokumentasi


2. Mengetahui perkembangan pelayanan medik
yangdiberikan
3. mengetahui permasalah secara dini dan mencari
solusi pemecahanmasalah
KEBIJAKAN
PROSEDUR Laporan meliputi :
a) Laporan harian : Dibuat dan dilaporkan setiap akhir
shief.
b) Laporan kegiatan rutin petugas (cheeklist job
deskripsi)
c) Laporan kegiatan pelayanan. Laporan pasien.
d) Laporan data kunjungan.
e) Laporan permasalahan & pemecahannya.
f) Laporan logistic harian.
g) Laporan mingguan : Dibuat dan dilaporkan setiap hari
sabtu.
h) Laporan data kunjungan
i) Laporan permasalahan & pemecahannya Laporan
logistik mingguan.
j) Laporan bulanan : Di buat dan dilaporkansetiap
akhir bulan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR 1 agustus 2019
Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR k. Laporan data kunjungan


l. Laporan permasalahan & pemecahannya Laporan
logistic bulanan.
m. Laporan planing kegiatan bulanan.
Yang berhak membuat laporan:
1. Laporan harian dilakukanoleh pelaksana
harian dan dilaporkan pada supervisor atau
kepala divisi masing- masing.
2. Laporan mingguan direkapoleh kepala divisi
dari laporan harian dan dilaporkan pada
kepalaperawat.
3. Laporan bulanan dilakukan oleh kepala perawat
di rekap dari hasil laporan mingguan dan
diserahkan di bagian YanMed &LitBang.

II. Cara membuat laporan : Laporan Harian


Laporan kegiatan rutin (checklist) :Tulis hari
&tanggal tindakan dilakukan Mengisichecklist
dengan tanda [v] pada kolom ya bila dilakukan dan
tidak bila tidak dilakukan.Keterangan
diisiuntukpesananpadajagaberikutnya atau alasan
tidak dilakukannya kegiatan tersebut.Tulis nama
petugas yang sedang bertugas dan tanda tangan
supervisor yang sedang bertugas.
Laporan kegiatan pelayanan : Tulis hari
&tanggal shief jaga.Tulis namadivisi di
bukulaporan.Tulis nama kegiatan, jam dilakukan
kegiatan dan jam selesai kegiatan.Tulis jumlah
pasien yang bersangkutan dengan kegiatan
tersebut.Tulis pesanan dan kegiatan yang tidak
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg. Bramantio, SpOrt
1 agustus 2019

PROSEDUR Laporan pasien :Tulis hari &tanggal laporan di buat.


Tulis nama,umur dan nomor register pasien.
Tulisjenistindakan yang dilakukan. Tulis isi laporan:
Keadaan umum, keluhan utama, status vital sign, status
lokalisasi observasi, theraphy & planning.
Tanda tangan dan nama terang petugas ditulis
dibawah laporan sebelah kanan.
Laporan data kunjungan :Tulis hari & tanggal
kegiata. Tulis jam mulai kegiatan & jam selesai
kegiatan.Melengkapikolom di lembar data kunjungan.
Pada kolom keterangan di isi follow up dan planning.
Laporan permasalahan & pemecahannya. Tulis hari
& tanggal kejadian dilembar laporan harian.Tulis
kejadian secara deskriptif di kolom masalah &
kegiatan.Tulis penyelesaian di kolom solusi (apakah
masalah belum terselesaikan atau sudah closed).
Laporan logistik :Tulis hari &tanggal di kolom shief
jaga. Tulis jumlahbarang atau obat yang terpakai pada
kolom [-] dan bila ada penambahan di kolom [+].
Tulis tanda [v] pada kolom [+] bila alat atau obat
sudahdi cek kelengkapannya.

Laporan mingguan :
a) Tulis tanggal laporan dibuat pada format
laporan mingguan yanga telah Ditetapkan
Direktur
b) Laporan data kunjungan di rekap pada lembar
laporan harian, Bila ada kejadian khusus tulis
spesifikasi pasien dan tindakan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR 1 agustus 2019
Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR c). Tulis laporan masalah dan pemecahannya


d). Tulis nama dan tanda tangan petugas
yang membuat laporan.
e). Rekap pengeluaran alat & obat selama
satu minggu.
Cara mengisi laporan harian :
1. Tulis hari & tanggal di kolom shiefjaga.
2. Tulis jumlah barang yang terpakai pada
kolom [-] dan bila ada penambahan di
kolom[+].
3. Tulis tanda [v] pada kolom [+] bila alat atau
obat sudah di cek kelengkapannya.
4. Pada kolom terakhir tulis jumlah barang atau
obat yang perlu ditambah di kolom [+]
danjumlahbarang atau obat yang terpakai di
kolom [-].
5. Paraf petugas pembuat laporan di
kolom tandatangan.
Laporan mingguan
Laporan mingguan merupakan hasil rekapan
dari laporan harian dan di tulis di format khusus
yang telah Ditetapkan Direktur. Pelaporan ini
dilakukan oleh penanggung jawab logistik
ruangan dan dilaporkan kepada kepala ruangan.
Format laporan mingguan :
Laporan mingguan merupakan hasil rekapan
dari laporan harian dan di tulis di format
khusus yang telah Ditetapkan Direktur
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg. Bramantio, SpOrt
1 agustus 2019

PROSEDUR
Pelaporan ini dilakukan oleh penanggung jawab
logistik ruangan dan dilaporkan kepada kepala
ruangan.
Format laporan mingguan :
a) Nama divisi, Tanggal laporan di buat Nomor
barang atau obat Nama barang atau obat
jumlah stok awal di gudang kecil
b) Kolomjumlahpenggunaanbarangatau obat
selama 1 minggu.
c) Jumlah penambahan stok barang atau obat
gudang kecil selama 1 minggu.
d) Jumlah stok akhir di gudang kecil selama 1
minggu.Tanda tangan pembuat laporan dan
kepala ruangan
Laporan bulanan :
Laporan bulanan di rekap dari hasil laporan
mingguan oleh penanggung jawab logistik gudang
kecil dan dilaporkan kepada kepala ruangan,
Direktur Pelayanan medik.
Format laporan bulanan :
a) Nama divisi, Tanggal laporan di buat Nomor
barang atau obat Nama barang atau obat
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR 1 agustus 2019
Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR jumlah stok awal di gudang kecil


b) kolomjumlahpenggunaanbarangatau obat
selama 1minggu.
c) Jumlah penambahan stok barang atau obat
gudang kecil selama1 minggu.
d) Jumlah stok akhir di gudang kecil selama 1
minggu.
e) Tanda tangan pembuat laporan dan kepala
ruangan
Laporan bulanan :
Laporan bulanan di rekap dari hasil laporan
mingguan oleh penanggung jawab logistik gudang
kecil dan dilaporkan kepada kepala ruangan,
Direktur Pelayanan Medik.Laporan bulanan ini
setelah mendapat persetujuan dari kepala bagian
masing-masing maka di tembuskan ke penanggung
jawab logistik gudang besar.

Unit terkait
PROSEDURTETAP
RAPAT KOORDINASI HARIAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu pertemuan yang dilakukan setiap hari yang


diikuti oleh seluruh perawat di semua divisi.

TUJUAN 1. timbang terima pasien dan kegiatan ke divisi


yangbersangkutan
2. koordinasi untuk memperlancar kegiatan
pelayanankeperawatan.

KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Rapat koordinasi terdiri :
1. Rapat koordinasi harian (briefing
petugas)
2. Rapat mingguan
3. Rapat 3 bulanan.

B. Jadwal briefing harian ;


Pagi : jam 07.00-07.30
Sore : jam 14.00-14.30
Malam : jam 21.00-21.30
Yang disiapkan dalam briefing harian :
Laporanpasien.
Laporan kegiatanpelayanan.
Laporan logistic
Laporan permasalahan dan
pemecahannya.
PROSEDURTETAP
RAPAT KOORDINASI HARIAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR 1 agustus 2019
Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR C. Peserta rapat harian (briefing) :


Petugas pelaksanaharian
Supervisorharian
Kepala atau penanggung jawab divisi.
D. Kegiatan selama rapat harian :
1. Briefing di buka oleh pemimpinrapat.
Pemimpin rapat bisa dari penanggung jawab
divisi atau petugas pelaksana harian.
2. Pelaporan meliputi:
- Laporanpasien.
- Laporan kegiatanpelayanan.
- Laporanlogistic
- Laporanpermasalahandan
pemecahannya.
3. Semua laporan yang masuk harus
di catat di buku briefing harian.
4. Hasil dari briefing harian akan
dilaporkan pada laporanmingguan
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAPAT MINGGUAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Rapat yang dilakukan seminggu sekali untuk


mengevaluasi semua kegiatan yang berlangsung
seminggu dalam satu divisi saja.

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR I. Jadwal rapat mingguan:Sesuai kesepakatan


masing-masing divisi.
II. Yang harus disiapkan untuk rapat mingguan
adalah:
a. Laporan mingguan yang merupakan rekap
dari laporan briefing harian.
b. Buku notulen rapat mingguan
III. Peserta yang harus ikut rapat mingguan :
Kepala ruangan, Wakil kepala ruangan,
Penanggung jawab divisi.
IV. Kegiatan rapat mingguan:
a. Rapat di buka oleh kepala ruangan.
b. Pembacaan hasil result rapat evaluasi
mingguan, diantaranya :
1. Result pasien
2. Pelayanan
3. Logistic
4. Data false ( masalah & pemecahanya)
5. Tanggapan dari masing-masing peserta masing-
masing rapat
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAPAT MINGGUAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR 6. Solusi terhadap permasalahan yang


ada.
7. Hasil rapat dicatat di buku rapat
mingguan.
8. Hasil dari laporan mingguan harus
dilaporkan dalam laporan bulanan.
9. Peserta rapat harus menanda tangani
daftar hadir

Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAPAT BULANAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman


STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Rapat yang dilakukan setiap bulan sekali untuk


mengevaluasi semua kegiatan pelayanan di semua
bagian keperawatan.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR i. Jadwal rapat bulanan :
Setiap senin pada minggu pertama bulan
berikutnya.
ii. Yang harus disiapkan :
Laporan bulanan yang merupakan
rekapan dari hasil laporan mingguan.
Buku notulen rapat bulanan.
Snack dan minuman
iii. Peserta yang harus ikut :
Kepala perawat
Wakil kepalaperawat
Kepala ruangan semua divisi
keperawatan.
Wakil kepala ruangan semuadivisi
keperawatan.
iv. Kegiatan selama laporan :
a. Rapat dibuka oleh kepala perawat.
Pembacaan dari hasil result
laporan
b. bulanan dari masing-masing divisi
sekaligus pembahasannya.
c. Solusi dari masing-masing kepala
ruangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAPAT BULANAN KEPERAWATAN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR d. Hasil rapat dicatat di buku notulen


laporan bulanan.
e. Hasil rapat akan di laporkan
kepada drg. Bramantio, SpOrt Yan
Med.
f. Semua peserta rapat harus
menandatangani daftar hadir

Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGISIAN CEKLIST HARIAN
PERAWAT
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Checklist yang berisi semua tindakan pelayanan


yang menjadi pedoman petugas dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Susunan checklist :
- Kop Nama ruangan
- Jenis shief jaga
- Hari dan tanggal kegiatan Kolom
yang berisi :
1. Nomorkegiatan
2. Namakegiatan
3. ya
4. Tidak
5. 5.Keterangan
- Nama petugas
- Tanda tangan kepala ruangan Cara mengisi
checklist :
1. Tulis hari dan tanggal melakukankegiatan.
2. Beri tanda [v] pada kolom Ya bila sudah
melakukan kegiatan tersebut, dan beri
tanda [v] pada kolom tidak bila tidak
melakukan kegiatantersebut.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGISIAN CEKLIST HARIAN PERAWAT

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
3. Isi keterangan dengan alasan tidak
melakukan kegiatan atau bila ada pesanan
khusus untuk shiefberikutnya.
4. Setelah akhir kegiatan minta tanda tangan
dari chief ruangan yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan pada shief saatitu.
5. Setelah ditandatangani checklist tersebut di
folder dan di hanguskan setelah 5tahun
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
JOB DESKRIPSI PERAWAT
KAMAR OPERASI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam


melaksanakan kegiatan pelayanan

TUJUAN 1. kegiatan pelayanan berjalan sesuai prosedur


2. pembagian tugas tiap karyawan jelas
KEBIJAKAN
PROSEDUR I. Perawat Instrument
1. Membaca buku laporan dan jadwal
operasi
1. 2. Operan pagi
2. 3. Cek ruang sterilan
3. 4. Cek instrument sebelum operasi
4. 5. Menyiapkan instrument operasi
5. 6. Perawat instrument pada waktuoperasi
6. 7. Cek instrument sesudah operasi
7. 8. Menyiapkan instrument dan linen untuk
disteril
8. II. perawat asisten
9. 1. Membaca buku laporan dan jadwal
operasi
10. 2. Operan pagi
11. 3. Cek kelengkapan alat OK
12. 4. Mematikan lampu UV
13. 5. Menyalakan lampu ruangan
14. 6. Cek AC
15. 7. Meja operasi, lampu operasi
16. 8. Menyiapkan suction
17. 9. Tempat sampah basah & kering
18. 10. Membuka tabung O2 dan N2O
19. 11. Perawat asisten pada waktu operasi
20. 12. Cek dan menyiapkan alat dan obat untuk besok
STANDAR OPERASIONA PROSEDUR JOB
DESKRIPSI PERAWAT KAMAR
OPERASI

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR III. Perawat Omloop:


1. Menyiapkan status dan hasil pemeriksaan
2. Menyiapkan lembar operasi, PA, resep,
lembar obat dan alat habis pakai
3. Menunjukkan jaringan PA pada pasien
+keluarga
4. Perawat omloop pada waktu operasi
5. Menyiapkan obatanestesi
6. Merapikan peralatan setelah operasi
7. Menyiapkan baju petugas untuk besok
8. Menulis laporan operasi + pethidine di
buku dan komputer
9. Operan dengan petugas RR
IV. Perawat administrasi
1. Membaca buku laporan dan jadwal operasi
2. Operan
3. Cek dan menulis jadwal operasi di papan
whiteboard , buku, computer
4. Penjadwal operasi pertelpon
5. Konfirmasi petugas SC tentang : jadwal praktek,
acara lain dokter bedah
6. Konfirmasi dokter operator untuk jam operasi
7. Konfirmasi OK RS di luar untuk jadwal operasi
8. Konfirmasi IRNA RS luar : jadwal operasi,
nokamar
9. Konfirmasi dokter operator bila pasien sudah mrs
di RS luar
10. Konfirmasi petugas PA (FNA, IOC,VC)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
JOB DESKRIPSI PERAWAT
KAMAR OPERASI

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
11. Konfirmasi petugas radiologi ( USG marker, MM,
lokalisasi prosedur)
12. Konfirmasi petugas SC tentang penjadwalan
operasi ( jam operasi)
13. Konfirmasi jadwal operasi ke dr. anestesi
14. Ada pembatalan operasi konfirmasi ke : dokter
operator, anestesi, petugas PA, petugas SC
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
JADWAL DINAS PETUGAS
KAMAR OPERASI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Jadwal dinas yang harus diikuti oleh semua


petugas yang bertugas di unit kerja OK, RR dan
CSSD
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Jadwal jaga perawat
a) Hari senin – jum’at:
Pagi : jam 07.00 - 15.00 BBWI
Sore : jam 13.00 - 21.00 BBWI
b) Hari sabtu:
pagi : jam 08.00 – 13.00 BBWI
sabtu sore : jam 13.00 – 18.00 BBWI
c) Jika ada operasi emergency on call (di
luar jam kerja)
d) Jika ada perubahan jadwal
operasi, jadwal jaga bisaberubah
e) Libur petugas setiap hari minggu
atau hari libur nasional.
2. Jadwal jaga Helper
a) Sore : jam 13.00 - 21.00 BBWI (setiap
hari senin – jumat)
b) Hari sabtu masuk pagi atau sore
c) Libur petugas setiap hari minggu atau
hari libur nasional.

UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
INFORM CONCERN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Surat pernyataan persetujuan yang diberikan


oleh pasien dan keluarga atas dilakukannya
suatu tindakan yang diberikan kepada
penderita. Tanda tangan persetujuan ini harus
dilakukan sebelum tindakan di berikan.
TUJUAN tindakan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum
KEBIJAKAN 1. tanda tangan persetujuan dilakukan oleh
penderita dan salah satu keluarga
sebagai saksi
2. penderita dengan usia di atas 21 tahun
dapat mewakili dirinya sendiri, kecuali
untuk operasi dengan resiko yang besar.
PROSEDUR
I. Isi inform concern:
1. Identitas dari keluarga pasien yang
memberikanpersetujuan.
2. Pernyataan persetujuan dari pihak
keluarga.
3. Identitas pasien yang akan dilakukan
tindakan
4. Penjelasan tentang tindakan &
kemungkinan resiko yang akan
dihadapi.
5. Tanda tangan dan nama terang pasien
dan keluarga yang menyetujui
dilakukannya tindakan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
INFORM CONCERN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

6. Pernyataan bahwa dokter yang


merawat telah menjelaskan tindakan
yang akan dilakukan dan
kemungkinan resiko yang akan di
hadapi.
7. Tanda tangan dan nama terang dari
dokter yang merawat & yang akan
melakukan tindakan.
II. Inform concern dilakukan pada:
1. Pasien prooperasi
2. Pasien prochemotherapy
3. Pasien yang dilakukan tindakan
invasive dengan kemungkinanresiko.
III. Yang berhak tanda tangan di inform
concern:
1. Pasien sendiri bila usia 16 tahun ke atas,
terutama untuk tindakan operasi dengan
lokalanesthesi.
2. Bila pasien kurang dari 16 tahun harus ada
pihak keluarga yangmewakili.
3. Bila pasien denganketerbatasan fisik
sehingga tidak bisa tanda tangan, bisa
menggunakan cap jempol ibu jarikanan.
4. Keluarga pasien yang bisa memberikan
persetujuan operasi adalah:
5. Bila pasien belum menikah : Ayah, ibu yang di
beri kuasa.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
INFORM CONCERN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
Bila pasien sudah menikah : Suami
Bila pasien sudah tidak punya orang tua dan
belum menikah maka yang berhak tanda tangan
adalah saudara terdekat atau wali yang di
berikuasa.
Dokter yang memberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan

UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TATA TERTIB PETUGAS
KAMAROPERASI
Nomor Revisi Halaman
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur
OPERASIONAL a.n Drg. Bramantio, SpOrt
PROSEDUR

Ditetapkan Direktur

PENGERTIAN Tatacara dan perlakuan yang diterapkan bagi


petugas yang masuk kamar operasi bersih
TUJUAN 1. Menjaga kelancaran operasional operasi
2. Menjaga sterilitas kamaroperasi

1. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus


yang telahdisediakan
2. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus
yang telahdisediakan
3. Wajib menjaga personal hygiene masing-
masing (badan, rambut & kuku haruspendek)
4. Cuci tangan dan kaki pada saat akan masuk
ruang kamar operasi (saat akan mulai dan
sesudahkerja)
5. Tidak boleh memakai perhiasan selama
sedang bertugas di kamaroperasi.
6. Dilarang membawa makanan atau minuman di
kamaroperasi
7. Dilarang memasukkan benda yang berasal dari
luar (tas,laptopdll)
8. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
denganpasien
9. Sebelum dan sesudah kegiatan operasi,
semua petugas harus mengikuti briefing
yang dipimpin oleh chief ruangan OK
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TATA TERTIB PETUGAS KAMAROPERASI

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
1. Untuk petugas lain yang akan memasuki
daerah kamar operasi:
a. Memakai scort atau baju khusus yang
telahdisediakan.
b. Cuci tangan dan kaki saat akan masuk
ruang kamaroperasi
UNIT TERKAIT
Kamar Operasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN ELEKTROKNIFE

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt a


Pengertian Tatacara penggunaan alat elektroknife dalam
pembedahan dan perawatannya.

Tujuan 1. Memberikan petunjuk penggunaan dan


perawatannya yang benar.
2. Menjaga sterilitas alatelektroknife Menjaga
kondisi alat elektroknife siappakai
Prosedur 1. Kabel elektroknife dalam keadaan steril di buka.
Blade di masukkan kedalam lubang hand set,
pastikan blade tertancap pasti dan arah sisi blade
yang tajam sesuai dengan tombol handset.
2. Sebagian dari kabel steril ditaruh di meja operasi
dalam keadaan steril dan di klem dengan doek
klem.
3. Ujung pangkal yang tidak steril di pasang di
lubang elektrotome yang terdapat gambar
elektroknife.
4. Putar panel cutting pada angka 2½ - 3 &
koagulasi sesuaikebutuhan.
5. Pastikan plat (di atas plat diberi jelly)
sudah terpasang di tubuh (kaki) pasien sebelum
dipakai.
6. Sebelummnya lakukan tes dengan cara menekan
tombol kuning (cutting) dan tombol biru
(Koagulasi) pada handset.
7. Setelah selesai pemakaian, hand set – kabel dan
kepala dibersihkan dari kotoran selanjutnya
dibilas dengan cairan desinfectan (Resiguard 2%)
8. Hand set disimpan dalam tempat tertutup dengan
desinfectan formalintablet.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN ELEKTROKNIFE

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
NB:
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.

UNIT TERKAIT
Kamar Operasi
\

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENGGUNAAN LAMPU HALOGEN

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Tata cara pemakaian lampu halogen untuk


tindakan pembedahan.
TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaandengan
benar.
2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang
berlangsung.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Arahkan lampu halogen disisi lateral
lokasi operasi dengan membentuk sudut ke
belakang pada siku lengan lampuhalogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata
operator, fokus dan pasti ( tidak bergoyang)
3. Untuk keperluan stiril, pasang tutup stiril lampu
pada bagian tengah lampu, dan bila ingin
melepas kap lampu yang telah terpakai tekan
panel pembuka kemudian kap di tarikkeluar.
4. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk
mematikan tekan tombol OFF.
5. Kekuatan sinar lampu dapat di atur dengan
meningkatkan derajat sinar lampu yang tertera
pada panel pengatur arah panah
NB:
1. * Setiap ada keluhan atau kerusakan alat, segera
lapor bagian IPS.
Unit terkait Kamar operasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN SUCTION UNIT
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL a.n Drg. Bramantio, SpOrt a
PROSEDURV

PENGERTIAN Tatacara menggunakan alat suction.


TUJUAN 1. Memberikan tuntunan pemakaian alatsuction
dengan benar.
2. Menghindari kesalahan pemakaian yang dapat
mengakibatkankerusakan.
3. Memperlancartindakan
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Sambungkan selang panjang dengan kanule
suction, kemudian sambungkan dengan konektor
pada tutuptabung.
2. Sambungkan konektor satunya dengan selang
yang menghubungkan dengan box suction.
3. Sambungkan kabel power keswitch.Untuk
menyalakan tekan panel ON dan untuk mematikan
tekan panel OFF
5. Untuk Mem-vacum botol redon, sambungkan
konektor botol dengan selang konektorsuction.
6. Untuk tekanan diatur dengan memutar kearah
kanan sesuai dengan ukuran yang tercantum
dalam boxsuction.

NB:
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.
Unit terkait Kamar Operasi & Seluruh Unit
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN ALAT FOGGING

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Tatacara menggunakan alat fogging untuk


sterilisasi ruangan.
TUJUAN 1. Memperlancar prosesfogging
2. Memberikan petunjuk cara fogging yang baik
&merata
3. Menjaga keamanan dan keselamatanpetugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Isi tabung alat fogging dengan cairan
desinfectan ( Contoh : Neo-Resiguard 1: 80)
sebanyak 3-4 liter (minimal ujung selang filter
terendam)
2. Pastikan semua peralatan yang ada di ruangan
ditutup dengankain.
3. Petugas memakai pelindung ( scort lengan
panjang, kaca mata khusus,masker)
4. Sambungkan kabel power ke sumber listrik /
stop kontak ( sebelumnya pastikan alat dalam
posisiOff)
5. Angkat alat fogging dengan
dua tangan,tekan tombol On dan arahkan
merata ke seluruh ruangan ( ke arah
atas dan dilanjutkan ke arah bawah)
6. Setiap ruangan diperlukan fogging selama 2-
3menit.
7. Setelah proses fogging selesai, matikan tombol
On-Off dan cabut kabelpower.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN ALAT FOGGING

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
NB:
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.

UNIT TERKAIT
Kamar Operasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
LAMPU OPERASI SATELIT

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt a

PENGERTIAN Tata cara pemakaian lampu satelit untuk tindakan


pembedahan, terutama pembedahan di
Kamar Operasi Poli
TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dengan benar.
2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang
berlangsung.

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Arahkan lampu Satelit disisi lateral lokasi
operasi dengan membentuk sudut ke belakang
pada siku lengan lampuhalogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata
operator, fokus dan pasti ( tidak bergoyang)
3. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk
mematikan tekan tombolOFF.
4. Untuk mengatur fokus lampu putar swicht
yang terletak pada sampinglampu.
5. Lampu satelit cenderung susah untuk di atur
karena posisinya tidak seflexible
lampu operasi lainnya. Jadi untuk mengatur
posisi arah sinar maka semua bagian lampu
harus di gerakan mendekati obyek yang akan
disinari tanpa meninggalkan prinsip arah sinar
lampu. Hati-hati dalam memindahkan lampu
satelit, karena lampu satelit cenderung
rawan roboh jika tidak menggunakan cara-cara
yang benar dalammemindahkan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
LAMPU OPERASI SATELIT

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
NB:
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.

UNIT TERKAIT
Kamar Operasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu keadaan kegawatdaruratan berat bersifat


akut akibat masuknya zat-zat asing ke dalam tubuh
dan menimbulkan reaksi imun yang berlebihan
dari dalam tubuh itu sendiri.Anafilaksis
merupakan kumpulan gejala yang di timbulkan
karena reaksi akut terhadap zat asing pada
penderita yang sebelumnya telah mengalami
sensitisasi (segera atau reaksi imunitas hipersensitif
tak langsung). Reaksi anafilaktoid secara klinis
tidak dapat di bedakan dari keadaan diatas kecuali
kontak sensitisasi sebelumnya tidak terjadi.
Keadaan tersebut di gabungkan dalam reaksi
histamine tidak langsung yang berat.
Tujuan 1. Petugas medis mengerti danmemahami
prosedur penatalaksanaan anafilaksis shock di
unit masing-masing.
2. Petugas medis mampu melaksanakan prosedur
penatalaksanaan anafilaksis shock di unit
masing-masing
Kebijakan

Procedure 1. Bila disebabkan oleh obat, segera hentikan


pemberian obat, jika karena sebab selain obat
seperti infus ganti dengan infus set berikut
cairannya yang baru
2. Posisikan penderita pada posisi yang lurus dan
elevasikan ekstrimitas bawah ( posisi
o
Trendelenberg 30 ), amankan jalan nafas (
manufer Jaw Trust atau Head Tilt Chin Lift
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
3. Berikan oksigen 100%, jika menggunakan selang
nasal bicanule berikan oksigen 2-3 liter per
menit, bila menggunakan selang oksigen dengan
simple mask berikan oksigen sebanyak 6-7 liter
per menit, dan bila menggunakan non
rebreathing mask berikan oksigen sebanyak 10
liter per menit.
4. Berikan Adrenalin 0,1% sebanyak 0,5 ml IM,
ulangi bila perlu tiap 5 menit. Bila sirkulasi
adekuat, berikan 5 ml adrenalin 0,01%
(Adrenalin 0,1% dalam 10 ml aquadest)IV.
- Jika belum ada IV line, berikan 0,3 - 1 mg.
Tetapi dosis yang sering dipakai 0,5 mg
(Adrenalin 1:1000 berikan 0,5 ml IM),
kemudian segera pasang IV line.
- JikasudahadaIVline,berikan0,2mgIV(1
Ampul adrenalin 1:10000 larutkan sampai
dengan 10 ml berikan 2 ml), atau tanpa
melewati pengenceran, tetapi pemberiannya
dengan hati-hati dan pelan (proses
pengenceran memerlukan waktu yang cukup
lama sedangkan intervensi adrenalin harus
segera dilaksanakan, yang artinya lebih cepat
lebihbaik)
- Pemberian IV berkelanjutan tergantung respon
penderita atau dapat di berikan adrenalin antara
5-15 menit 2-5 ml IV pelan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
- Pemberian adrenalin dengan cara IV lebih
diutamakan dari pada IM. Karena efektifitas
- Karena efektifitas waktupemberian.
- Catatan: periksa dan amati respirasi setelah
suntikan pertama kalau perlu suction sekresi
dari dalam mulut , siapkan ambu bag set atau
ambu+mask (Jackson Rees) beserta intubasiset.
5. Pasang IV line menggunakan kanule yang besar
untuk terapi hipovolemik dan hipotensi dengan
cairan plasma expander (Plasmafuscin, HAES
Steril, atau Gelafundin) di berikan secepatnya
untuk koreksi hipovolemik oleh karena
vasodilatasi akut dan kebocoran cairan intra
vaskuler.
6. Berikan obat-obatan steroid seperti
Hidrokortison 200 mg (sediaan: solucortef) IV,
atau bila tidak ada berikan Oradexon 5 mg.
Walaupun tidak bermanfaat pada stadium
akut, tetapi sangat bermanfaat untuk stadium
lebih lanjut, diharapkan menghambat proses
yangberlangsung.
7. Bila terjadi bronkospasmeberikan Aminofilin 5
mg/kg BB IV (bila penggunaan adrenalin atau
epinephrine tidak responsif
terhadapbronkospasme).
8. Anti histamin seperti Delladryl diberikan 1 ccIM
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
9. Reassesment tanda-tanda vital (Tekanan darah,
nadi, respiratory rate, dan kesadaran) tiap
15menit.
Pemberian ephineprine (ikuti
Protokol Dokter )
Reaksi Lokal ( urtikaria, angioedema ) Berikan 0,5 mg
( 1: 1000 cairan = 0,5 ml ) tiap 15 mnt
Bronchospasme ringan
Berikan O2 10 Lpm via masker ( jika dg COPD
berkian 2 Lpm Canula nasal)
Bronchospasmeberat
Berikan ephineprine 1 mg selama 5 mnt ( 1 :
10.000 dalam 10 mnt )
Ulangi tiap 5 mnt jika diperlukan, max 3 dosis.
Lakukan resusitasi O2 dengan bag mask, berikan
pernafasan buatan jika diperlukan

Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Alat dan obat anestesi yang harus tersedia untuk


tindakan operasi
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
I. Alatanestesi
1. Mesin anestesi(dengan vaporizer
enflurane dan halothan)
2. Laringoskop (blade neonatus, pediatric,adult)
3. monitor elektrik (NIBP+ECG + pul
4. tensimeter +stetoskop
5. endotraceal tube no : 2,5 –7,5
6. oropharingeal
7. jarum spinal : spinocan no26G
8. suction dan kanulasuction
9. jackson-reese : pediatric danadult
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
II. Obatanestesi
1. xylocainspray
2. premedikasi
- sulfasatropin
- midazolam (miloz/dormicum)
- pethidin danmorphin
- clonidin(catapress)
3. induksi
- propofol (recovol/diprivan)
- pentothal(thiopental)
- ketamin (ketalar)
4. inhalasi
- oksigen
- N2O
- Enflurane (ethrane)
- halothane
5. analgesik
- ketorolac(toradol)
- tramadol(tramal)
- antalgin (novalgin/antrain)
- ketoprofen (profenid s
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

DAFTAR ALAT DAN OBAT ANESTESI


Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
6. anti muntah
- metoclopramide(primperan)
- ondansetron (frazon/ondavell)
7. H2-blocker
- cimetidine(ulsikur)
- ranitidine(rantin)
8. obatemergency
- ephedrin 50mg/ml
- epinefrin/adrenalin
- dexamethasone 4mg/ml
- aminophilin 24mg/ml
9. anestesilokal
- lidokain2%
- narophin 7,5% (10cc)
- marcain heavy, marcain 0,5% (20 cc)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
III. Cairan
1. kristaloid
- Rl
- Asering
- PZ/ NaCL0,9%
- D51/4S
- D51/2S
2. koloid
- haess 6%
- gelofusin
- expafusin
3. manitol, mantos10%
Unit Terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ANESTESI LOKAL

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Prosedur anesthesi dengan hanya melokalisasi


daerah yang akan di operasi saja.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan alat danobat
1. lidokain 2% atau lidokain
comp.2%(2ml/amp)
2. aquadest steril (25ml)
3. spuit (sesuaikeperluan)
4. jarum (sesuaikeperluan)
5. kapasalkohol
6. kasa
7. bengkok

B. Langkahkerja
1. spuit dan jarum dibuka, diletakkan dimeja
instrument (spuit dan jarum dalam keadaansteril)
2. lidokain bagian leher diusap dengan kapas
alkohol kemudian dibuka dan aquadest steril
bagian atas diusap kapas alkoholjuga.
3. lidokain diambil lalu diencerkan dengan aquadest
steril (perbandingan1:1)

UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
GENERAL ANESTESI
( MASKER)
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt


PENGERTIAN Prosedur anesthesi dengan menidurkan pasien
dengan obat-obat tertentu dengan bantuan
pemberian oksigen dengan menggunakan masker
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR
A. persiapan alat
1. alat anestesi
a. mesin anestesi
b. monitor elektrik
c. tensimeter+stetoskop
d. oropharingeal
e. suction dan kanula suction
2. alat lain
a. spuit (sesuai kebutuhan)
b. jarum (sesuai kebutuhan)
c. aquadest steril (25ml)
d. kapas alkohol
e. kasa
f. bengkok
B. PERSIAPAN OBAT
1. Inhalasi
a. O2 & N2O
b. Enflurane (ethrane)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
2. Premedikasi
a. Petidine (100 mg/ 2 ml) diencerkan
jadi 10 ml (10 mg/ml)
b. Dormicum (15mg/3 ml)
c. Sulfas atropine (0,25 mg/ml)
3. Induksi
a. Propofol (200 mg/ 20 ml, sediaan cair) di
encerkan dengan lidokain 2% : 1 amp
(10mg/ml)
b. Pentotal ( Pentotal 500 mg/vial, sediaan
serbuk) diencerkan jadi 20 ml (25 mg/ml)
c. Ketalar (1000mg/10 ml, sediaan cair )
4. Analgesic : toradol (30 mg/ml)
5. Anti muntah
a. Frazon (4 mg/2 ml)
b. Primperan (10 mg/2 ml)
6. H2-blocker : rantin (50 mg/2 ml)
C. LANGKAH KERJA
1. semua obat disiapkan, kemudian obat
dimasukkan sesuai advis (obat
premedikasi, obat induksi)
2. setelah pasien tidur, masker dipasang
oleh dr.Anestesi
3. sebelum operasi selesai diberikanobatan
algesik (profenid s
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
c
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

Unit Terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
GENERAL ANESTESI
(INTUBASI)

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Prosedur pemberian anesthesi dengan menidurkan


pasien dengan obat-obatan tertentu dengan
memberikanbantuanoksigendenganmenggunakan
teknik intubasi
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat
A. alat anestesi
1. mesin anestesi
2. laringoskop
3. monitor elektrik
4. endotrakeal tube (ukuran sesuai
kebutuhan) + stilet
5. tensimeter + stetoskop
6. oropharingeal
7. suction + kanula suction
8. spuit 20 ml (untuk fixasi)
9. suction dan kanula suction
B. alat lain
1. spuit (sesuai kebutuhan)
2. Jarum (sesuia kebutuhan)
3. Aquadest steril (25 ml)
4. Kapas alcohol
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
GENERAL ANESTESI
(INTUBASI)
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

Prodesur
5. Kassa
6. Bengkok
C. Persiapan alat dan obat
1. Inhalasi
- O2 & N2O
- Enflurance ( ethrane)
2. Premedikasi
- Petidine (100mg / 2 ml)
- Diencerkan jadi 10 ml (10
mg/ml)
- Dormicum (15 mg/ 3 ml)
- Sulfas atropine (0,25 mg/ml)
3. Induksi
- propofol (200 mg/ 20 ml,
sediaan cair)
- diencerkan dengan lidokain
2% : 1 amp (10 mg/ml)
- pentotal (pentotal 500
mg/vial, sediaanserbuk)
- diencerkan jadi 20 ml (25mg/ml)
- ketalar (1000mg/ 10 ml,
sediaan cair)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
c
GENERAL ANESTESI
(INTUBASI)
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

Prodesur
4. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
5. anti muntah
- frazon (4mg/2ml)
- primperan (10 mg/2ml)
6. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
D. Langkah kerja
1. semua obat disiapkan, kemudian obat
dimasukkan sesuai advis (obat
premedikasi, obat induksi)
2. kemudian dilakukan intubasi
3. selesai intubasi, pasien disiapkan posisi
operasi
4. sebelum operasi selesai diberikan obat
analgesik

Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SAB

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan alat


A. alat anestesi
1. mesinanestesi
2. monitorelektrik
3. tensimeter +stetoskop
4. set alat (steril) untuk anestesi:
- jarumspinocan 1
- cucing 2
- depres 3
- desinfeksiklem 1
- spuit3ml 1
- handschoen 1
- hansaplastkecil 1
- betadine 20ml
- alkohol 20ml
- doeklubang 1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SAB

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

Prodesur
B. Alat Lain
1. Spuit ( sesuai kebutuhan )
2. Jarum ( sesuai kebutuhan)
3. Aquades steril (25 ml)
4. Kapas alcohol
5. Kasa
6. Bengkok
C. Persiapan obat
1. Inhalasi
2. SAB
- Lidodex 5 %
- Valium
- Marcain
- ………
3. Analgesic : toradol (30 mg/ml)
4. Anti muntah
- Frazon (4 mg/2 ml)
- Primperan (10 mg/2 ml)
5. H2-blocker : rantin ( 50 mg/ml)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SAB

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

Prodesur
D. Langkah kerja
1. Pasien disiapkan posisi miring (kepala ditekuk
kearah dada, kaki ditekuk ke atas dan kedua tangan
menarik kaki
2. Daerah lumbal dan sekitarnya didesinfektan dengan
betadin alcohol
3. Obat lidodex dibuka kemudian dimasukan pada
spuit. Jarum spuit diambil lalu diganti dengan jarum
spinocath
4. Obat dimasukin setelah selesai bekas tusukan diberi
hansaplast
5. Pasien disiapkan posisi sesuai jenis operasi
6. Sebelum operasi selesai diberikan obat analgesic
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
ALUR PENJADWALAN OPERASI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur penjadwalan operasi beserta pemeriksaan


penunjang yang dilakukan secara elektif di RSBH atau di
lain
TUJUAN Untuk mempermudah pengaturan jadwal operasi
sehingga dapat memperlancar pelayanan di kamar
operasi.
KEBIJAKAN

PROSEDUR Pendaftaran Operasi :


Service Coordinator (SC), pasien, divisi lain
(rawat inap,poli hematology, dokter)

Recovery Room (RR) , Di catat dibuku


Penjadwalan operasi :
- nama pasien,usia
- no reg, no telepon
- diagnosa, jenis operasi, jenis anestesi
(pemeriksaan tambahan : fna pre op/ durante op,
IOC,VC)
- operasi di RSBH / RS Luar (MRS pre op/ postop)
- dokter operator
- keterangan (laborat,thorax,ecg,
mammografi,USG marker dll)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ALUR
PENJADWALAN OPERASI

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

Prodesur
Operasi di RSBH operasi di luar RSBH
(Menentukan jam operasi)

mendaftarkan operasi ke kamar operasi

Menentukan jam operasi

- Konfirmasi jadwal
- dokter operator / bedah
- operator / bedah
- dokter anastesi
- rawat inap (jika mrs)
- service coordinator (pertelepon/tertulis)
- service coordinator PA (fnadurante, IOC,VC)
- Radiologi (USG marker, MM, lokalisasi pasien (jika
piloklinis)
Unit terkait
OK, RR, SC
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR ALUR
PENJADWALAN USG
MARKER PRO OP
(BREAST CASE)

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur penjadwalan pemeriksaan USG marker


pasien pro operasi (breast case) yang dilakukan
sebelum operasi.
TUJUAN Untuk memberikan tanda pada lokasi tumor
sebagai guideline dokter bedah dalam tindakan
operasi.

KEBIJAKAN

PROSEDUR Petugas recovery room


Re cek dibuku penjadwalan operasi (pro USG marker )
Indikasi USG marker :
- Pada pemeriksaan fisik tidak teraba tumor
- Tumor pada breast kecil (ukuran < 1 cm)
- Tumor multiple

Pro USG marker tidak ada advice (tapi


ada indikasi
untuk konsul dokter
operator / dengan status

USG marker
(dilakukan USG marker)

Bedah pasien
Unit terkait Radiology,dokter operator,OK,RR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PENANGANAN EMERGENCY
POST OPERASI DENGAN BLEEDING
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg. Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Alur penanganan untuk kasus bleeding pada pasien
post operasi
TUJUAN Menghentikan perdarahan agar pasien tidak jatuh
dalam kondisi shock hipovolemik
KEBIJAKAN Advice re-open ditentukan oleh dr. bedah
PROSEDUR Ditemukan tanda-tanda bleeding post op
status lokalis : bengkak, hematom, flek di kasa
(darah),
jumlah dan kualitas (darah) drain

Lapor dokter : bedah dan anestesi


- kondisi pasien(TTV)
- statuslokalis
(jika advis akan dilakukan eksplorasi perdarahan)

Konfirmasi (per-telepon)
- petugasOK
- keluarga pasien (jikatidak
adapenunggu)

Bawa pasien ke RR
- tetap observasi kondisipasien
- buka tabung O2 sentral di ruang
Dirtyarea.
- pasien tidak boleh dibezuk
keluarga selamaobservasi
- penjelasan keluarga dilakukan oleh
dokter operator/beda
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PENANGANAN EMERGENCY POST
OPERASI DENGAN BLEEDING
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

Unit terkait
OK, RR, SC
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR
PENYERAHAN SPESIMEN OPERASI

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg. Bramantio, SpOrt RSBH

PENGERTIAN Alur penyerahan spesimen pasien operasi dari kamar


operasi ke divisi patologi anatomi (PA)
TUJUAN 1. tidak terjadi kekeliruan spesimen
2. mempercepat pemeriksaan IOC,VC
KEBIJAKAN
Specimen (dari kamar operasi)
jika ada pemeriksaan FNA
durante op, IOC, VC : konfirmasi petugas PA saat
pasien mau masuk OK

Ditunjukkan pada keluarga (oleh perawat OK,RR)

Konfirmasi ke petugas PA (per-telepon : spesimen


akan dikirim)

Serah terima jaringan


- mencatat dibuku serah terima : petugas OK, RR dan PA
(nama pasien, no register, diagnose, jumlah specimen, ttd
petugas OK, RR dan PA)
- Menyerahkan specimen + status pasien

NOTE :
Hasil FNA durate op, IOC, VC disampaikan pertelepon oleh
dokter PA diterima dokter operator

UNIT TERKAIT OK, PA


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF
LOCAL ANESTESI

Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL Drg. Bramantio, SpOrt
PROSEDUR

PENGERTIAN Prosedur pasien pro operasi dan post operasi dengan


lokal anestesi
TUJUAN Memperlancar kegiatan pelayanan di kamar operasi
dan recovery room
KEBIJAKAN
PROSEDUR
RUANG TRANSIT
- Pasien ganti baju khusus dalam
- Timbang berat badan (terutama anak-anak)
- Pasien dimasukan ke kamar operasi

OK
- Pasien dipersilahkan tidur
- Persiapan : mengatur posisi pasien, alat elektrotom, marker
daerah operasi oleh operator , desinfeksi daerah operasi
- dilakukan tindakan operasi

RR
- Observasi post operasi
- Persiapan KRS

KASIR
- Penyelesaian administrasi oleh keluarga
- Memberikan tanda bukti penyelesaian administrasi ke RR

PASIEN KELUAR RS
UNIT TERKAIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF GENERAL
ANESTESI

Nomor Revisi Halaman


STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Direktur
OPERASIONAL Drg. Bramantio, SpOrt
PROSEDUR

PENGERTIAN Alur pasien pro operasi dan post operasi dengan


general anestesi
TUJUAN Memperlancar kegiatan pelayanan operasi di kamar
operasi.
KEBIJAKAN
PROSEDUR RR
- persiapan pre operasi minimal 1 jam
sebelumoperasi.
- dengan Premedikasi : pasien diantar ke OK
menggunakan kursi roda /brankart
- tanpa Premedikasi : pasien diantar ke OK
menggunakan kursi roda /tidak

CK
- pasien dipersilahk antidur
- persiapan : dipasang elektrode, manset TD, saturasiO2
- dokter operator visite pasien sebelum obat bius
dimasukkan
- obat bius dimasukkan sesuai advise
- jika pasien sudah tidur : mengatur posisi pasien sesuai
daerah operasi dan jenis operasi, menutup mata
dengan leukofix atau diberi salep mata, pasang plat
elektrotom, marker daerah operasi oleh operator,
desinfeksi daerah operasi
- kemudian dilakukan tindakanoperasi
- selesai operasi : menutup daerah operasi,
memasukkan obat sesuai advise dokter anestesi,
brankart untuk perpindahan pasien, konfirmasi
petugas RR bahwa operasi selesai
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF
GENERAL ANESTESI
Nomor Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Ditetapkan Direktur


OPERASIONAL terbit
PROSEDUR

Drg. Bramantio, SpOrt

PROSEDUR
RR
- selama perpindahan jaga jalannafas
pasien dipindah ke RR (observasi post
operasi)
UNIT TERKAIT
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG INFUS
Halaman:
No Dokumen: No. Revisi

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu tindakan yang dilakukan untuk memasukan cairan/ zat makan/


PENGERTIAN obat-obatan dalam jumlah tertentu melalui vena secara terus menerus
dalam jangka waktu yang ditentukan

1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta pemberian obat yang


diperlukan oleh tubuh
TUJUAN
2. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh
makan minum melalui mulut

KEBIJAKAN

1. Persiapan
a. Baki berisi:
 Cairan infus (sesuai anjuran dokter)
 Gunting
 Handscoon
 Plester
 Infus set
PROSEDUR
 Tourniquet
 Bengkok
 Perlak
 Bak steril berisi:
- Abbocate (sesuai ukuran)
- Kapas alcohol
- Kasa bethadine
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG INFUS
Halaman:
No Dokumen: No. Revisi

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Dekatkan alat ke pasien
c. Memberitahu dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
d. Memakai Handscoon
e. Atur posisi tidur pasien
f. Membebaskan daerah yang akan diinfus dari pakaian, jam
tangan, gelang (kalau ada)
g. Memasang infus set dengan cairan infus, kemudian isi semua
selang infus dengan cairan infus sampai tidak ada rongga udara
h. Menggantungkan cairan infus kestandar infus dengan posisi
harus lebih tinggi dari tangan
i. Bendung pergelangan tangan pasien dengan torniquet dan
anjurkan pasien untuk mengepalkan tangan agar pembuluh darah
lebih jelas dan teraba
Prosedur
j. Desinfectan dengan kapas alcohol daerah yang akan di infus,
kemudian kapas dibuang ke bengkok
k. Tusukan jarum infus ke pembuluh darah secara perlahan dengan
lubang jarum menghadap keatas
l. Untuk memastikan masuk atau tidaknya kepembuluh darah, lihat
apabila keluar darah dari ujung abochate berarti jarum sudah
masuk pembuluh darah
m. Viksasi abochate dengan plester agar tidak lepas
n. Cabut jarum infus secara perlahan, jangan dengan selang
abochatenya
o. Masukan ujung selang infus set ke abochate
p. Buka ikatan torniquet dan jalankan tetesan infus dengan tetesan
cepat, setelah terlihat lancar atur tetesan sesuai intruksi dokter
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG INFUS

Halaman:
No Dokumen: No. Revisi

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


q. Tutup dengan kasa bethadine daerah yang di infus, kemudian
viksasi dengan plester
r. Tempelkan selang infus ketangan pasien agar tidak lepas
s. Merapikan pasien
t. Merapikan peralatan
u. Cuci tangan
Prosedur
Perlu diperhatikan
a. Reaksi pasien
b. Infus
c. Tanggal kaluarsa cairan infus
d. Bekerja dengan tehnik aseptik

1. UGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar bedah
STANDAR PROSEDUR
MELEPAS INFUS

Halaman:
No. 1/ 2
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Melepaskan needle/ cateter vena yang tertanam dalam vena


1. Mencegah infeksi sekunder
TUJUAN
2. Meningkatkan kenyamanan

Kebijakan

1. Persiapan
a. Siapkan klien, jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya
b. Siapkan dan cek kembali kelengkapan alat yang digunakan
c. Siapkan plester untuk fiksasi
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan pada klien tindakan siap dilakukan. Dekatkan trolley
kepada klien
b. Tutup skerm dan pintu (menjaga privacy). Bila klien anak
PROSEDUR
tindakan dilakukan diruang tindakan
c. Klem selang infus
d. Olesi plester dengan kapas bensin, lalu buka plester secara
perlahan
e. Tekan vena bagian atas tempat penusukan, tarik needle secara
perlahan
f. Tekan segera luka penusukan dengan kasa yang telah diberi
betadine salf 3-5 menit
STANDAR PROSEDUR
MELEPAS INFUS

No. Halaman:
No Dokumen: Revisi:001 1/ 2
A1/007/2018
Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


a. Fiksasi/ plester kasa
b. Buang sampah ke tempat sampah medis
c. Rapika klien dan alat
PROSEDUR
d. Jelaskan tindakan telah selesai, evaluasi perasaan klien
e. Evaluasi adanya perndarahan berlanjut
f. Dokumentasikan
1. Catatan perawatan
Unit terkait
2. Laporan pergantian dinas
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG FOLLEY KATHETER URINE

Halaman:
No. Revisi: 1/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Memasukan katheter/ selang kedalam kandung kemih melalui orifisium


PENGERTIAN
urethra

1. Mengeluarkan urine dan mengosongkan kandung kemih


TUJUAN 2. Mengambil bahan pemeriksaan
3. Menampung urine

KEBIJAKAN

1. Peralatan
1. Foley katheter sesuai ukuran (Dewasa: 16-18 Fr, Anak: 10-16 Fr,
Bayi: 6-8 Fr) 1 buah
2. Urine bag 1 buah
3. Sarung tangan steril 1 pasang
4. Kapas sublimat dalam kom 7 buah/ bethadine kassa 7 buah
5. Xylocain jelly
6. Spuit 10cc 1 buah
PROSEDUR 7. Water for injec 25 cc 2 buah
8. Perlak dan pengalas 1 buah
9. Bengkok 1 buah
10. Gantungkan urine bag
2. Persiapan
a. Siapkan klien, jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
b. Siapkan dan cek kembali kelengkapan alat yang digunakan, termasuk
memasukan cairan aquades kedalam spuit
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG FOLLEY KATHETER URINE

Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


c. Pakaian bagian bawah dikeataskan atau dilepas
d. Pasang pengalas dan perlak dibawah bokong klien
e. Bengkok didekatkan pada bokong klien
f. Gunakan sarung tangan, pertahankan prinsip steril
g. Bersihkan (jangan bolak balik) daerah:
 Pada wanita: vulva bagian luar dengan kapas sublimat dari
atas kebawah lalu buang ke bengkok
 Pada pria: tegakkan penis dengan kassa/ kapas sublimat,
glans penis dibersihkan
h. Dengan kapas sublimat dari arah dalam ke luar (melingkar), lalu
buang ke dalam bengkok
i. Pada pria: masukan 1 tube xylokain jelly (anesthesia local) ke
orifisium urethra, tunggu 1-2 menit
PROSEDUR j. Ambil katheter oleh asisten, lepaskan pembungkus. Katheter
diambil lalu olesi ujungnya dengan xylocain jelly (pertahankan
prinsip steril)
k. Anjurkan klien napas dalam atau teknik relaksasi lainnya (misal
diajak berbincang)
l. Masukan folley catheter ke orifisium urethra perlahan (bila ada
sumbatan jangan dipaksa) kira-kira 5 cm untuk wanita dan
hingga percabangan untuk laki-laki. Perhatikan adakah urin yang
keluar
m. Sambungkan ke selang urine bag, lalu gantungkan disamping
tempat tidur
n. Isi balon katheter dengan cairan aquades/ NaCl 0,9% 15-20cc
(sesuai petunjukan yang tertera pada catheter)
STANDAR PROSEDUR
MEMASANG FOLLEY KATHETER URINE

Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


o. Fiksasi katheter dengan plester ke inguinal dekat urin bag
p. Ujung penis diberi bethadine salp dan ditutup dengan kasa steril,
lalu difiksasi
q. Observasi jumlah dan warna urine
r. Rapihkan alat-alat dan tempat tidur klien
s. Jelaskan pada klien tindakan telah selesai dilakukan, tanyakan
PROSEDUR perasaan klien
t. Kembalikan alat-alat ke tempatnya
u. Dokumentasikan: tanggal pemasangan, keadaan urin, nama
perawat dan tanda tangan yang bersangkutan 15-30 menit
pemasangan, lakukan evaluasi (observasi urin dan posisi katheter
serta tanyakan keluhan klien)
v. Dokumentasikan kembali hasil evaluasi

1. Catatan perawatan
UNIT TERKAIT
2. Laporan pergantian dinas
STANDAR PROSEDUR
PENGGUNAAN ALAT SATURASI O2

Halaman:
No. Revisi 1/ 1
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu tindakan dalam memberikan bantuan O2 bagi pasien yang


PENGERTIAN
mengalami gangguan pernapasan

TUJUAN Untuk mengetahui O2 dalam tubuh/ dalam darah

KEBIJAKAN

1. Alat saturasi O2
2. Plester
3. Gunting
4. Caranya:
PROSEDUR 1. Pasang alat monitor O2 pada kuku jari-jari (tangan/ kaki)
Warna putih diatas kuku
Warna hitam dijari bagian bawah
2. Di plester
3. Hidupkan monitor
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
3. Kamar Bedah
4. ICU/ HCU
STANDAR PROSEDUR
PEMBERIAN INFORMED CONSENT

Halaman:
No. Revisi 1/ 1
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Pemberian materi informasi yang berkaitan dengan tindakan yang akan


PENGERTIAN dilakukan kepada pasien dan atau keluarga berkaitan dengan kondisi
kesehatannya

Pasien dan atau keluarga memahami tujuan tindakan dan semua aspek
TUJUAN
yang terkait dengan tindakan tersebut

KEBIJAKAN

1. Ucapkan salam “selamat pagi Bapak/ Ibu” dan perkenalkan diri:


“saya (nama) jelaskan profesi/ unit kerja
2. Jelaskan tugas yang akan dilakukan
3. Pastikan identitas pasien
4. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
5. Jelaskan materi yang berkaitan dengan informed consent kepada
PROSEDUR
pasien dan atau keluarga
6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga bahwa mereka
telah memahami materi yang disampaikan
7. Berikan formulir pemberian informasi untuk ditandatangani oleh
pasien atau keluarga
8. Beri kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya
UNIT TERKAIT Semua Ruangan
STANDAR PROSEDUR
PEMBERIAN OKSIGEN

Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu tindakan kolaborasi memberi oksigen melalui sistem pernapasan


PENGERTIAN
atas dengan menggunakan alat sesuai dengan kebutuhan

Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen sehingga oksigen


TUJUAN
jaringan terpenuhi

KEBIJAKAN

Peralatan
1. Sentral oksigen/ tabung oksigen yang berisi O2 sudah terbuka
2. Pengukur aliran (flow meter)
3. Botol pelembap (humidifier) yang sudah diisi dengan air matang
atau aquadest sampai pada batas untuk melembapkan udara
4. Selang oksigen 1 buah
5. Kanula hidung (nasal canula)ganda, simpel mask rebrething atau alat
lain (oksihood)
6. Plester ±15 cm
PROSEDUR 7. Kain kasa basah ±3 lembar
Pelaksanaan
1. Mengecek program terapi medik
2. Memberikan salam terapeutik
3. Siapkan klien, jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
4. Siapkan dan cek kembali kelengkapan alat yang akan digunakan
5. Alat-alat didekatkan ke tempat tidur klien
6. Klien/ keluarga diberitahu dan pakaian klien dilonggarkan, ikat
pinggang dibuka
STANDAR PROSEDUR
PEMBERIAN OKSIGEN

Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


7. Atur posisi sesuai dengan kondisi klien
8. Menentukan kebutuhan oksigen klien sesuai dengan program medis
9. Selang disambungkan ke regulator dan flowmeter dibuka, kemudian
di test ke punggung tangan lalu ditutup kembali
10. Atur flowmeter untuk mengeluarkan O2 sesuai kebutuhan atau
disesuaikan dengan intruksi dokter
11. Memberikan oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada program
medis dan pastikan berfungsi dengan baik
 Selang tidak tertekuk, sambungan paten
 Ada gelembung udara pada humidifier
 Terapi oksigen keluar dari kanula atau masker
12. Nasal kanul
 Meletakan ujung kanula pada lubang hidung klien
 Mengatur pita elastis atau selang plastik ke kepala atau ke bawah
PROSEDUR dagu sampai kanula pas dan nyaman
 Memberi plester pada kanul dikedua sisi wajah
13. Face mask
 Meletakkan face mask mulai dari hidung kearah bawah
 Menyesuaikan masker dengan bentuk wajah klien
 Mengatur pita elastis dikepala sehingga posisi masker nyaman
bagi klien
14. Pada klien gelisah dan anak-anak selang O2 diberi fiksasi dengan
plester, anjurkan keluarga untuk mendampingi klien
15. Hindarkan tindakan yang menyebabkan klien merasa sakit
16. Pada pemberian oksigen untuk klien gelisah atau anak harus
ditunggu
17. Klien bayi beri O2 melalui oksihood
STANDART PROSEDUR
PEMBERIAN OKSIGEN

Halaman:
No. Revisi 2/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


18. Beritahu klien/ keluarga untuk tidak banyak bicara
19. Pada facemask mengkaji kelembapan kulit wajah dari kekeringan
20. Mengevaluasi respon klien
PROSEDUR 21. Catat di catatan perawatan
22. Observasi reaksi klien sebelum dan sesudah pemberian oksigen.
23. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan, misal : alkohol, api
yang dapat menimbulkan kebakaran

1. Catatan perawatan
UNIT TERKAIT
2. Status klien
STANDAR PROSEDUR
MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Revisi Halaman:


No Dokumen 1/ 1
Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menghitung denyut nadi dalam satu menit untuk membantu menentukan


PENGERTIAN diagnosa dan mengetahui keadaan umum penderita khususnya pada
penderita jantung

TUJUAN

KEBIJAKAN

Menghitung denyut nadi dengan meraba pada:


1. Arteri radialis pada pergelangan tangan
2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
3. Arteri carotis pada leher
4. Arteri temporalis pada pelipis
5. Arteri femoralis pada lipatan paha (slangkang)
6. Arteri dorsalis pada kaki
7. Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)
Peralatan
Persiapan klien
PROSEDUR
1. Memberikan salam terapeutik
2. Jelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan
1. Menghitung denyut nadi dilakukan bersama dengan pengukuran
suhu
2. Pada waktu menghitung denyut nadi, klien harus benar-benar
dalam keadaan istirahat dengan posisi berbaring atau duduk
3. Perhitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan
jari tengah diatas arteri selama 1 menit
4. Hasil penghitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi
STANDAR PROSEDUR
MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Revisi Halaman:


No Dokume 2/ 3
Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


1. Catatan perawatan
2. Garfik suhu nadi
UNIT TERKAIT
3. Pengawasan istimewa
4. Buku laporan
STANDAR PROSEDUR
PERSIAPAN PUNKSI PLEURA

No. Revisi Halaman:


No Dokumen 1/ 2
Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


Menyiapkan klien untuk dilakukan pengambilan cairan pleura dari paru-
PENGERTIAN
paru
1. Mengurangi rasa takut dan cemas
2. Untuk mendapatkan bahan pemeriksaan laboratorium untuk
TUJUAN
menegakan diagnosa
3. Memberikan rasa nyaman

Peralatan
1. Bak steril berisi:
 Sarung tangan steril : 1 pasang
 Duk bolong : 1 buah
 Kassa steril : 4 buah
2. Alat non steril
 Jarum lumbal disposible No. 14 : 1 buah (dalam kemasan)
PROSEDUR  Spuit disposible 5cc dalam kemasan: 1 buah
 Blood set
 Alkohol 70% dalam tempatnya
 Bethadine dalam tempatnya
 Botol secukupnya untuk tempat cairan pleura
 Tabung steril untuk tempat bahan pemeriksaan laboratorium
 Perlak untuk alas
 Formulir pemeriksaan
STANDAR PROSEDUR
PERSIAPAN PUNKSI PLEURA

No. Revisi Halaman:


No Dokumen 1/ 2
Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


Persiapan klien
Memberiitahukan tujuan dan prosedur tindakan
Pelaksanaan
1. Mengecek program terapi medik
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Melakukan evaluasi validasi
4. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
5. Alat-alat ditempatkan ketempat tidur klien
6. Posisi klien duduk, miringkan kearah kiri atau kanan
7. Punksi pleura dikerjakan oleh dokter
8. Dokter memasukan jarum punksi setelah masuk jarum
PROSEDUR
dilepaskan, kemudian sambungkan ke blood set yang sudah
disiapkan oleh perawat dan alirkan ke botol yang telah disiapkan
9. Ambil cairan untuk bahan pemeriksaan laboratorium. Beri etiket
yang lengkap dan jelas, kemudian segera kirim ke laboratorium
10. Setelah cairan yang keluar habis, dokter mencabut jarum fungsi
11. Bekas tusukan ditekan dengan kassa steril bethadine, kemudian
tutup dengan kasa steril dan plester
12. Klien dirapikan
13. Observasi tanda vital
14. Alat-alat dibersihkan dan rapikan
15. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
1. Catatan perawatan
Unit terkait
2. Status klien
STANDAR PROSEDUR
MELAKUKAN PEMERIKSAAN EKG

Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Memasang alat untuk mengukur beda potensial listrik jantung antara


PENGERTIAN beberapa titik ditubuh manusia sehingga membentuk grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung
1. Mengetahui kegiatan listrik jantung
2. Mengetahui kerja kontraksi otot jantung
TUJUAN
3. Mengetahui irama jantung
4. Mengetahui adanya kelainan/ disfungsi jantung
KEBIJAKAN
Peralatan
1. Pesawat EKG
2. Kabel elektroda
3. Elektroda ekstremitas
4. Elektroda hisap/ dada
5. Kertas EKG
6. Kapas alkohol
7. Alkohol dan kassa
8. Sabun dan air jika klien belum mandi
9. Wash bensin
PROSEDUR
10. Ballpoint
11. Bengkok
12. Jelly elektrolit
13. Tissue
Persiapan:
1. Siapkan klien, jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya
2. Siapkan dan cek kembali kelengkapan alat yang digunakan
3. Cek dan siapkan kertas EKG
4. Cek energi baterai (bila memakai baterai)
STANDAR PROSEDUR
MELAKUKAN PEMERIKSAAN EKG

Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


Pelaksanaan:
1. Jelaskan pada klien tindakan siap dilakukan
2. Jaga privacy klien
3. Sambungkan kabel power
4. Bersihkan daerah ekstremitas dan permukaan dada klien dengan
sabun dan air, kemudian keringkan
5. Bersihkan permukaan kulit di kedua pergelangan tangan serta
kaki dengan kapas dan alkohol kemudian keringkan
6. Beri jelly ECG secukupnya keempat elektroda ekstrenitas dan
pasang elektroda tersebut pada ekstremitas yang telah
dibersihkan
7. Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda sebagai
berikut:
a. Kabel merah (RA) dengan elektroda di pergelangan tangan
PROSEDUR
kanan
b. Kabel kuning (LA) dengan elektroda di pergelangan tangan
kiri
c. Kabel hijau (LL) dengan elektroda di pergelangan kaki kiri
d. Kabel hitam (RL) dengan elektroda di pergelangan kaki
kanan
8. Bersihkan permukaan kulit dada klien yang akan dipasang
elektroda dengan kapas alkohol, keringkan
9. Beri keenam elektroda jelly ECG secukupnya dan pasang
elektroda tersebut ditempat yang telah dibersihkan dan
disambungkan dengan kabel
10. C1/V1: ruang intercostals IV garis sternal kanan
11. C2/V2: ruang intercostals IV garis sternal kiri
STANDAR PROSEDUR
MELAKUKAN PEMERIKSAAN EKG

Halaman:
No. Revisi 1/ 3
No Dokumen:

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


12. C3/V3: pertengahan garis lurus yang menghubungkan C2/ V2
dan C4/ V4
13. C4/ V4: ruang intercostals V kiri di garis midklavikula
14. C5/ V5: sejajar C4/ V4 digaris interior aksila kiri
15. C6/ V6: sejajar C4/ V4 digaris mid aksila kiri
Catatan: C2/ V2 dan C4/ V4 adalah titik-titik yang digunakan
untuk mendengarkan bunyi jantung I dan II
16. Menyalakan power on/ off alat ECG, hubungkan dengan mesin
ECG
17. Menggunakan mesin ECG sesuai dengan petunjuk pada mesin
ECG
18. Lakukan kalibrasi sebelum dan sesudah perekaman
19. Menuliskan identitas klien di pojok kiri atas: nama, usia, jenis
kelamin, tanggal dan jam pemeriksaan serta nama petugas
(perawat/ dokter)
20. Merapikan alat, lalu bersihkan dada dan pergelangan ekstremitas
klien dari sisa-sisa jelly
21. Bantu klien ke posisi semula yang nyaman
22. Evaluasi respon klien
23. Beritahukan pada klien tindakan telah selesai
24. Dokumentasikan
25. Bersihkan alat EKG dan elektrodanya
26. Baca secara seksama ECG 12 lead. Beritahu dokter bila ada
perbaikan dan perburukan

1. Catatan perawatan
UNIT TERKAIT 2. Format pemeriksaan EKG
3. Laporan pergantian dinas
STANDAR PROSEDUR
PENGATURAN JADWAL DINAS PERAWAT

Halaman:
No Dokumen: No. Revisi 1/ 2

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu bentuk pengaturan pembagian dinas bagi seluruh keperawatan


Pelayanan dapat terlaksanan selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan
TUJUAN pasien sehingga tercapai efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber
daya yang ada

1. Jadwal dinas harus dikeluarkan minimal 3 hari sebelumnya


2. Jadwal dinas keperawatan dibuat oleh kepala ruangan untuk jangka
waktu 1 bulan, dibuat rangkap 3 yaitu untuk ruangan, divisi
keperawatan dan SDM
3. Shift dinas dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Shift pagi dimulai dari jam 07.00 s/d jam 14.00 WIB
b. Shift siang dimulai dari jam 15.00 s/d jam 22.00 WIB
c. Shift malam dimulai dari jam 22.00 s/d jam 07.00 WIB
4. Jumlah tenaga shift tergantung kebutuhan atau tingkat
ketergantungan pasien di ruangan
5. Masing-masing shift dipimpin oleh seorang kepala shift/ penanggung
PROSEDUR
jawab (PJ) yang berkemampuan baik yaitu dari pendidikan,
pengalaman, manajerial dan keterampilan
6. Kepala shift/ PJ bertugas mewakili kepala ruangan diluar jam kerja
dan harus memberikan laporan kepada kepala ruangan/ unit tentang
pelaksanaan tugasnya dan tentang manajerial ruangan
7. Apabila terdapat lonjakan atau beban kerja melebihi kapasitas
perawat yang ada, kepala ruangan harus segera membuat daftar
keperawatan siaga atau pengganti bila sewaktu-waktu diperlukan
8. Apabila terjadi perubahan jadwal dinas yang sudah ditetapkan, harus
ada laporan atau pemberitahuan ke divisi keperawatan dan SDM
STANDAR PROSEDUR
PENGATURAN JADWAL DINAS PERAWAT

Halaman:
No Dokumen: No. Revisi 1/ 2

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt


9. Apabila terjadi pertukaran dinas mendadak (keluarga terdekat sakit
atau meninggal) pertukaran dinas harus dilakukan dengan rekan yang
PROSEDUR
sama kualifikasinya, keterampilan dan pengetahuannya (kepala shift/
PJ dengan kepala shift/ PJ, pelaksanaan dengan pelaksana
1. Divisi keperawatan
UNIT TERKAIT
2. SDM
STANDAR PROSEDUR
PELAKSANAAN PENGAMBILAN PASIEN POST OPERASI
RECOVERY ROOM (RR)

Halaman:
No Dokumen: No. Revisi 1/ 1

Tanggal Terbit: Ditetapkan :

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu kegiatan mengambil dan memindahkan pasien post operasi dari


PENGERTIAN
ruang RR ke ruang rawat inap
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN
pengambilan pasien dari ruang RR ke ruang rawat inap

KEBIJAKAN

1. Perawat ruangan operan pasien dengan perawat anastesi


2. Perawat ruangan memastikan pasien sesuai parameter pasien diambil
dari RR dengan sekala maksimal 2 (parameter nilai 0-2)
3. Perawat memastikan pasien bisa bernafas spontan dan tekanan darah
normal
4. Oksigen dilepas, jika ada irigasi usahakan jangan di klem
(dijalankan/ dialirkan). Dan jika ada cairan dipindahkan dengan
posisi lebih rendah dari luka operasi, NGT lebih rendah dari kepala
5. Pasien dipindah dari ruangan RR ke tempat tidur atau blankar, pasien
PROSEDUR selanjutnya dibawa keruang rawat inap
6. Monitor TTV post operasi
Administrasi:
a. Formulir persetujuan tindakan medik
b. Formulir informed consent
c. Formulir serah terima berita acara pasien operasi
d. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium
e. Formulir laporan operasi
f. Formulir laporan anastesi
7. Buku register bagian anastesi

UNIT TERKAIT Kamar bedah

Anda mungkin juga menyukai