Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu strategi utama untuk membuat rakyat sehat adalah meningkatkan
akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.puskesmas salah satu sarana
kesehatan dasar yang menyentuh sasaran pada masyarakat sampai di tingkat
kelurahan atau desa.
Puskesmas Sitiarjo sebagai salah satu unit pelaksana tehnis yang terletak di Desa
Sitiarjo dan merupakan unit pelaksana tehnis dinas kesehatan kabupaten malang yang
bertanggung jawab menyelenggarakan dan melaksanakan pembangunan kesehatan di
kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Sebagai penyelenggara dan pelaksana pembangunan kesehatan,maka salah satu
wujudnya adalah meningkatkan derajad keseahatan masyarakat menyeluruh termasuk
kesehatan gigi dan mulut.pada kepmenkes th 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar
puskesmas,yang di harapkan dapat memenuhi kualitas pelayanan kesehatan yaitu di
peroleh melalui standart pelayanan kesehatan gigi puskesmas Sitiarjo.
Sejak tahun 2020 di Indonesia dan seluruh dunia mengalami pandemi covid 19.
Tingginya penambahan dan penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia berdampak pada
semua aspek kehidupan masyarakat. Tidak hanya di bidang kesehatan, pandemi COVID-19
juga mempengaruhi aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Beberapa langkah strategis penanggulangan COVID-
19 dilakukan untuk memutus rantai penularan melalui penetapan berbagai kebijakan
pemerintah salah satunya adaptasi kebiasaan baru. Masa adaptasi kebiasaan baru diartikan
sebagai tatanan perilaku yang memungkinkan masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas
sehari-harinya berdampingan dengan covid 19.
Pelayanan Kesehatan adalah bidang yang paling terdampak pandemic covid 19.
Tingginya tingkat penularan dan jumlah kasus COVID-19 tidak sebanding dengan tingkat
kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dalam merespon gelombang pandemi secara cepat
dan tepat. Survey WHO menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 berimbas pada
terganggunya akses pelayanan masyarakat yang membutuhkan pemeriksaan dan
pengobatan selain kasus COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Tindakan medis dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat
memicu terjadinya droplets dan aerosol, contohnya penggunaan ultrasonic scaling dan high
speed air driven hand piece yang berpotensi meningkatkan resiko penularan covid 19
melalui udara. Oleh karena itu, diperlukan penyesuian penyelenggaraan pelayanan
2

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tingkat Pertama (FKTP).
Mengingat akhir pandemi COVID-19 tidak dapat dipastikan, Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) harus mampu beradaptasi memenuhi kebutuhan masyarakat di
tengah Pertama (FKTP) harus mampu beradaptasi memenuhi kebutuhan masyarakat di
tengah sistem/alur pelayanan. Setiap penanggung jawab FKTP harus memastikan bahwa
semua pelayanan, termasuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut, tersedia untuk
masyarakat secara optimal tanpa mengabaikan keselamatan petugas kesehatan dan
masyarakat yang dilayani

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan gigi di UPT Puskesmas Sitiarjo yang
aman dan bermanfaat bermutu dan dapat di pertanggung jawabkan pada masa
adaptasi kebiasaan baru.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah Puskesmas Sitiarjo pada masa adaptasi kebiasaan baru yang
memberikan perlindungan bagi petugas dan masyarakat yang dilayani.
b. Sebagai acuan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) pada pelayanan
Kesehatan gigi dan mulut di FKTP.
c. Sebagai acuan untuk melaksanakan pembinaan,monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah Puskesmas
Sitiarjo.
C. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pedoman meliputi :
1. tata cara prosedur pelayanan kesehatan gigi di Balai Pengobatan Gigi pada
masa adaptasi kebiasaan baru dengan memperhatikan Konsep Transmisi
SARS-CoV-2 dan Dampak Infeksi COVID-19 pada Pelayanan Kesehatan
gigi dan mulut.
2. Pencegahan dan pengendalian infeksi pelayanan Kesehatan gigi dan mulut
di Puskesmas Sitiarjo.
3. manajemen alat dan bahan kedokteran gigi
4. tata cara prosedur administrasi pelaporan hasil kegiatan pada pelayanan
kesehatan gigi di Balai Pengobatan Gigi.
3

5. Cara monitoring dan evaluasi hasil kegiatan pelayanan kesehatan gigi di


Balai Pengobatan Gigi.
D. Batasan Operasional
1. Puskesmas Sitiarjo adalah UPT di kabupaten Malang yang bertanggung
meliputi 6 desa : Sitiarjo, Sumber Agung, Kedung Banteng, Tambak Rejo,
Tambak Asri, Sidoasri .
2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Balai Pengobatan Gigi puskesmas
Sitiarjo adalah upaya promotif, preventif dan kuratif dan rehabilitatif yang
di laksanakan atas kerja sama antara dokter gigi, perawat gigi, dan tenaga
kesehatan lainya dengan individu masyarakat yang membutuhkan.
3. Rekam medik adalah berkas yang berisi catatan identitas pasien, hasil
pemeriksaan yang berdasarkan subjectivitas
obyektifitas,assasment,diagnosa dan recana keperawatan
4. Inform concent adalah meminta persetujuan ke pasien, tindakan yang
akan di lakukan petugas terhadap pasien.
5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) terutama pada masa adaptasi
kebiasaan baru merupakan salah satu upaya mitigasi klinis untuk memutus
mata rantai penularan virus SARS- CoV-2, melindungi dan meminimalkan
terjadinya infeksi COVID-19 ataupun ITPH pada tenaga kesehatan,
pasien/pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan, serta masyarakat di
sekitarnya.
6. Alat dan bahan kedokteran gigi adalah alat alat dan bahan yang digunakan
dalam pelayanan Kesehatan gigi dan mulut.
E. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019


tentang Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi Dan Mulut
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2015
tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/62/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Gigi
4

7. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut di


Puskesmas Kementrian Kesehatan RI Tahun 2012
8. Petunujuk Teknis Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di FKTP pada
Masa Adaptasi Kebiasaan Baru – Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer,
Kementrian Kesehatan RI Tahun 2021

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

NO NAMA KUALIFIKASI JABATAN


B. DISTRIBUSI KETENAGAAN PENDIDIKAN
1. drg. Aniek Indarti SI DOKTER GIGI

2 Endang Erfina Amd.KG D3 PERAWAT GIGI

Dalam pelaksanaan paket dasar pelayanan kesehatan gigi dan mulut


dilakukan oleh dokter gigi yang dibantu oleh perawat gigi terutama untuk persiapan
ruangan ,persiapan alat, TTV, anamnesa, sterilisasi alat, pencatatan pasien di
register ataupun untuk memberikan KIE kepada pasien. Apabila dokter gigi ada
tugas lain yang menyebabkan tidak bisa melakukan pelayanan di poli gigi maka
dokter gigi bisa memberikan pendelegasian wewenang untuk hari itu kepada
perawat gigi untuk menangani kasus-kasus tertentu tetapi juga atas dasar konsul
dengan dokter gigi dalam setiap penanganan pasien.

C. JADWAL KEGIATAN
1. JAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
 Senin S/D Kamis jam 08.00 s/d 12.00
 Jumat jam 08.00 s/d 10.00
 Sabtu jam 08.30 s/d 11.00

BAB III
5

STANDAR FASILITAS

1. Denah Ruangan

Pintu masuk
was
tafe
l

Komputer
dan printer
Dental cabinet
Meja tulis

Meja
tulis
Dental
unit

ko
m
pr
es
or
2. Standar Fasilitas

A. RUANGAN
Luas ruangan poli gigi Puskesmas Sitiarjo cukup untuk menampung
peralatan yang dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan
dengan pasien untuk kebutuhan pemeriksaan. Secara umum ruangan poli gigi
Puskesmas Sitiarjo terdiri dari:
1. Satu ruangan berukuran 3 x 4 meter yang dipergunakan untuk tindakan
medis dan administrasi.
2. Langit-langit tingginya sekitar 4 meter dari lantai, terbuat dari bahan yang
kuat, warna terang dan mudah dibersihkan.
3. Terdapat 1 pintu terbuat dari bahan yang kuat dan rapat..
4. Ada 1 buah jendela di ruang pemeriksaan gigi.
5. Lantai terbuat dari keramik yang kuat, mudah dibersihkan dan tahan terhadap
perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata, tidak licin.
6. Terdapat 1 kursi (dental unit)untuk pemriksaan gigi dan almari (dental
cabinat) untuk penyimpanan alat-alat gigi dan bahan habis pakai medis.
6

B. FASILITAS PENUNJANG
Fasilitas penunjang ruang pemeriksaan gigi Puskesmas Sitiarjo terdiri dari:
o Terdapat satu unit komputer
o Terdapat 1 Kipas Angin di ruang pemeriksaan.
o Ventilasi baik, disertai dengan system pertukaran udara yang cukup
o Penerangan/ cahaya yang cukup.
o Terdapat air bersih, mengalir dan jernih
o Listrik mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan yang stabil, kapasitas
cukup. Tersedia cadangan listrik (genset) untuk mengantisipasi listrik mati.
o Terdapat 1 meja kecil untuk tempat arsip.

C. PELAYANAN KESEHATAN DAN MULUT


 Pemeriksaan gigi dan mulut
 Pencabutan gigi tetap (dewasa)
 Pencabutan gigi sulung (anak)
 Penambalan gigi tetap
 Pembersihan karang gigi (scaling)
 Pelayanan rujukan jika di perlukan.

Untuk tarif pelayanan disesuaikan dengan Peraturan Daerah tarif Kabupaten


Malang yang berlaku.

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
7

A .LINGKUP KEGIATAN

 Petugas Penanggung Jawab


1. Dokter Gigi
2. Perawat Gigi
 Perangkat Kerja
Status Medis Pasien

B. INFORMASI DAN ALUR PELAYANAN.


a. Sistem Informasi Kepegawaian
Petugas poli gigi terdiri dari 2 petugas,penanggung jawab dokter gigi 1 dan
perawat gigi 1.
b. Sistem Informasi logistik
Peralatan Medis Puskesmas Sitiarjo berasal dari alokasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang dan Bahan Medis Habis Pakai berasal dari Swadaya
Puskesmas dari alokasi dana kapitasi Puskesmas Sitiarjo.
 Alur pelayanan poli gigi
1. Pasien mendaftar di tempat pendaftaran setelah sebelumnya pasien cuci
tangan dan diukur suhunya.
2. Pasien menunggu panggilan di Ruang Tunggu
3. Pasien menunggu di tempat depan ruang gigi sesuai no urut
4. Pasien di panggil sesuai no urut pasien
5. Pasien melakukan administrasi di kasir
6. Pasien mengambil obat sesuai resep/apabila ada indikasi pengobatan
7. Pasien pulang / rujuk RS jika ada indikasi rujuk
8

Pendaftaran pasien

Skrining Covid 19 Pulang

TTV
(BB,TB ,TENSI, NADI, Pengambilan obat
SUHU)

Poli Laborat
Pengkajian umum orium
( Anamnesa ) Pembayaran /
administrasi

Rujukan
internal

Penentuan Melakukan KIE


diagnosa pasien

Rujukan
external

Pemberian terapi
Informed consent
dan tindakan medis
9

ALUR LAYANAN RUANG GIGI


UPT PUSKESMAS SITIARJO

Penyerahan rekam
medis ke ruang gigi
Pulang

Skrining Covid 19 Pengambilan obat

Poli Laborat
umum orium
Pembayaran /
administrasi

Rujukan
internal

Penentuan Melakukan KIE


diagnosa pasien

Rujukan
external

Pemberian terapi dan


Informed consent
tindakan medis
10

Penyerahan Rekam
Medis ke Ruang
Gigi

BAB V
LOGISTIK

A. PERALATAN POLI GIGI


Sebagian besar peralatan poli gigi berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang berdasarkan kebutuhan usulan dari puskesmas sesuai
kebutuhan serta menyesuaikan pada masa pandemi covid 19 yaitu:
1. Dental unit
2. Dental cabinet
3. Kompresor
4. Alat alat yang digunakan untuk pemeriksaan dan Tindakan :
 Tang cabut dewasa rahang atas
 Tang cabut dewasa rahang bawah
 Tang cabut anak rahang atas
 Tang cabut anak rahang bawah
 alat-alat pembersih karang gigi (scalling)
 alat alat-pemeriksaan dasar gigi
 alat-alat penambalan gigi
5. Alat Penunjang
 Air Purifier
 Vacum Aerosol
11

 UV light
 Kipas Angin
 Sterilisator (ada di ruang sterilisasialat)
 Wastafel dengan air mengalir
 Alat untuk edukasi
6. Alat untuk TTV
 Tensi meter
 stetoskop
 Timbangan
 Pengukur tinggi badan (depan poli)

 PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT DENGAN PENERAPAN PPI


 Dental unit (kursi gigi) : berfungsi untuk tempat pemeriksaan gigi dan mulut
pasien, di pelihara dengan cara mengecek oli,lampu, aliran air, hidrolis,
putaran mesin high spuit,tempat pembuangan saliva setiap hari dan di
bersihkan atau di lap setiap hari dengan larutan desinfektan.
 Dental cabinet (almari alat): berfungsi untuk menyimpan alat-alat yang steril
dan bahan medis habis pakai.di pelihara dengan cara di bersihkan satu
minggu sekali dilap dengan larutan desinfektan.
 Kompresor berfungsi untuk menyalakan mesin yang di gunakan untuk
pembersihan karang gigi dan tambal gigi.di pelihara dengan cara mengontrol
kebersihan dari pipa kompresor dan setiap selesai pemakaian harus di buang
angin kompresor nya.
 Alat-alat pemeriksaan dan tindakan gigi berfungsi untuk mendiagnosa dari
gigi yang di periksadan digunakan untuk melakukan Tindakan baik itu tambal
gigi, cabut gigi, membersihkan karang gigi , di pelihara dengan cara setelah
selesai dipakai dilakukan dekontaminasi dengan direndam dalam larutan
klorin 0,5% selama 15 menit setelah itu dicuci sampai bersih dengan sabun
dan di keringkan , dimasukkan dalam bak instrument, dibungkus dengan kain
bersih kemudian di lakukan sterilisasi dengan menggunakan sterilisasi kering.
Setelah selesai disteril diberi label tanggal kapan disterilisasi , kemudian
disimpan di dental kabinet/almari alat.
 Alat penunjang sangat diperlukan pada masa pandemi dengan adaptasi
kebiasaan baru , dimana fungsi dari alat tersebut untuk meminimalisir
terjadinya penularan covid 19 dari pasien ke petugas atau sebaliknya .
airpurifier dan UV light berfungsi untuk menyaring dan mensterilkan udara di
12

ruang poli gigi , vacuum aerosol berfungsi untuk menyedot aerosol yang
dihasilkan dari pasien selama pelayanan gigi dan mulut. Sedangkan wastafel
merupakan syarat mutlak di setiap unit layanan termasuk poli gigi untuk
melakukan upaya kebersihan tangan pada 5 momen saat memberikan
pelayanan kepada pasien sekaligus untuk mencuci alat kedokteran gigi
setelah didekontaminasi. Sedangkan kipas angin untuk membantu
mengalirkan udara. Alat edukasi meliputi model gigi lengkap dengan sikat
giginya, poster, leaflet.
 Alat untuk pemeriksaan tanda-tanda vital
Meliputi tensimeter dan stetoskop untuk memeriksa tekanan darah dan nadi,
timbangan untuk mengetahui berat badan pasien, alat ukur tinggi badan
untuk mengetahui tinggi badan pasien, dari berat badan dan tinggi badan
akan diketahui status gizi pasien.

B. BAHAN HABIS PAKAI KEDOKTERAN GIGI


1. Untuk tambal gigi
 Bahan tambal sementara
 Bahan tambal permanen
 Bahan untuk relief of pain (eugenol)
 Bahan untuk sterilisasi saluran akar
 Cotton pellet
 Cotton roll
 Bahan untuk basis
2. Untuk cabut gigi
 Lidokain
 Chlor ethyl
 Povidone iodin
 Jarum suntik
 Tampon
 Obat emergency Anafilaktik (epinefrin)
3. Untuk desinfeksi
 Cairan desinfektan
 Cairan untuk dekontaminasi alat
 Alcohol
 Handrub
 Sabun untuk cuci tangan
13

4. Untuk APD
 Sarung tangan
 Scored
 Hazmat
 Apron
 Masker bedah dan N95
 Faceshield
5. Untuk pengelolaan limbah
 Safety box untuk membuang limbah benda tajam
 Tempat sampah yang diberi plastik untuk membuang limbah medis
dan non medis

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

 KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman.

Sistem tersebut meliputi :

 Manajemen resiko di poli gigi yang meliputi proses mengidentifikasi,


menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan dan upaya untuk mencegah,
meminimalkan dan menghilangkan resiko tersebut dengan solusi yang sesuai.
 Pelaporan apabila ada insiden poli gigi , analisis dan menentuka rencana tindak
lanjut serta melakukan evaluasi apabila sudah ditindaklanjuti
 Penerapan indikator 6 sasaran keselamatan pasien
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Ketepatan pemberian obat
4. Ketepatan prosedur Tindakan medis dan keperawatan
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
 Penerapan PPI
14

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan pelayanan poli gigi


 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
 Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di puskesmas
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

 STANDAR KESELAMATAN PASIEN

1. Pasien mendapatkan informasi mengenai Hak dan kwajiban


pasien
2. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien yg meliputi 6 sasaran keselamatan pasien
dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi yang efektif bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
15

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

 STANDAR KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di ruang gigi mempunyai resiko penularan


penyakit terhadap petugas, disaat melakukan tindakan perawatan terhadap
pasien.maka dari itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

A. DI TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA


1. Desain tempat kerja
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja diruang gigi.
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja.
 Pencahayaan cukup dan nyaman.
 Ventilasi cukup dan sesuai.
 Prosedur kerja tersedia disetiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan.
2. Sanitasi lingkungan
 Semua ruangan harus bersih, kering, dan higienis.
16

 Menyediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong


plastik warna kuning untuk sampah medis dan kantong sampah wrna hitam
untuk sampah non medis dan pada tempat sampah di berikan label berupa
tulisan sampah medis dan sampah non medis.
 Tata ruang gigi harus baik sehingga tidak dapat dimasuki / menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat.
 Menyediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur.

B. PROSES KERJA, BAHAN DAN PERALATAN KERJA


1. Melaksanakan pemeriksaan gigi yang benar.
2. Setiap petugas ruang gigi harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan
terhadap bahaya yang mungkin terjadi, serta mengetahui cara mengatasi apabila
terjadi kecelakaan diruang gigi.
3. Tersedia untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti tempat cuci tangan
dengan air yang mengalir.
4. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (Scoret,sarung tangan, masker,face
shield, alas kaki tertutup yang sesuai) selama bekerja.
5. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas pemeriksaan.
6. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam tempat sampah yang
sudah di lapisi kantong plastik warna kuning (menjadi limbah medis/ infeksius) .
7. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
alkes.
8. Tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
9. Pengelolaan limbah
a. Limbah padat
Limbah padat terdiri dari limbah/ sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam, limbah infeksius, limbah dll.
Tempat pembuangan limbah padat:
1) Tempat pengumpulan sampah
2) Tempat pengumpulan sampah sementara.
3) Tempat pembuagan sampah akhir (bekerjasama dengan pihak 3).
17

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan dikatakan bermutu apabila semua


kegiatan layanan klinis dilaksanakan sesuai dengan standard. Standar ini digunakan
sebagai acuan untuk mengukur pencapaian sasaran mutu yang telah di tetapkan dalam
pembinaan,pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pelayanan. Peningkatan
mutu layanan klinis dapat diukur dengan indikator mutu layanan klinis yang ditetapkan
oleh UPT Puskesmas Sitiarjo, indicator mutu klinis untuk poli gigi adalah
1. Rasio gigi yang ditambal terhadap gigi yang dicabut 40%-60%
2. Tingkat kepuasan pasien ≥ 80%
Dalam mengendalikan mutu pelayanan di puskesmas termasuk pelayanan di poli gigi
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
 Manajemen Mutu
Manajemen mutu pelayanan Kesehatan merupakan proses rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan dengan tingkat kesempurnaan pelayanan Kesehatan yang
diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang ditetapkan,
18

sedangkan mutu pelayanan Kesehatan diantaranya meliputi kehandalan (skill,


tanggung jawab, efisiensi dan efektifitas.
Dalam sistem manajemen mutu menggunakan prinsip P1,P2 dan P3, yaitu dimulai
dengan perencanaan yang baik, kemudian penggerakan dan pelaksanaan yang sesui
standar untuk mencapai target indicator serta pengawasan, pengendalian dan penilaian
kinerja. Untuk itu dibutuhkan kebijakan, pedoman baik eksternal maupun internal,
prosedur, monitoring, evaluasi ,Rencana tindak lanjut dan pelaporan. Proses dari
P1,P2,P3 harus disertai dokumentasi yang lengkap sebagai bukti telusur untuk siklus
P1,P2 dan P3 selanjutnya.
Dalam manajemen mutu pelayanan Kesehatan bertujuan melakukan perbaikan secara
terus menerus dan berkesinambungan dan ini melibatkan peran serta semua baik
pimpinan dan semua staf puskesmas . selain itu harus ada koordinasi lintas program,
lintas unit layanan dan lintas sector yang berkomitmen untuk mendukung tercapainya
pelayanan yang bermutu.
Peningkatan mutu pelayanan di puskesmas diwujudkan dalam rencana program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang meliputi :
 Peningkatan mutu admen : peningkatan mutu adiministrasi, peningkatan
pengetahuan dan kapasitas SDM, pemenuhan jumlah SDM sesuai standar dan
kualifikasinya, monitoring kedisiplinan, rapat mutu, audit internal, RTM
 Peningkatan mutu UKM : melakukan kegiatan kegiatan Kesehatan di
masyarakat sesuai dengan prosedur untuk mencapai target indicator program
UKM, melakukan monitoring UKM
 Peningkatan mutu UKP : audit mutu klinis, monitoring PPI, monitoring K3

Semua hal yang terkait dengan mutu dilaksanakan secara sistematis,


berkesinambungan serta dilaporkan secara berkala, dianalisa dan dievaluasi untuk
menentukan Langkah selanjutnya dan semuanya harus terdokumentasi dengan baik.
Selain itu semua yang terkait dengan mutu pelayanan di puskesmas harus
disosialisasikan , dilaksanakan, dimonitoring dan ditindaklanjuti ke semua petugas
terkait.
Untuk menjaga mutu pelayanan di puskesmas juga dilakukan pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan, pemantapan mutu internal, pamantapan mutu eksternal, validasi, audit
internal dan akreditasi.
 Komunikasi
19

Komunikasi diartikan dengan hubungan antar pribadi dan antar unit kerja baik antara
dokter gigi,perawat gigi dengan sesamanya, dengan unit kerja / instansi lain, pengguna
jasa maupun mitra kerjanya

BAB IX

PENUTUP

.
Pedoman pelayanan ruang gigi Puskesmas Sitiarjo ini digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan, pelaksanaan, upaya pengembangan, dan peningkatan mutu
pelayanan ruang gigi Puskesmas Sitiarjo.
Panduan ini dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
20
21

Anda mungkin juga menyukai