Anda di halaman 1dari 2

PENGELOLAAN LINEN

No. Dokumen: Revisi: Hal:


PUSK
ESMAS TUREN

Ditetapkan Oleh

Kepala Puskesmas Turen


STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL
dr. Wahyu Widiyanti
NIP. 197807162005012009

Pengelolaan Linen adalah pengelolaan linen melalui tahapan-tahapan pencucian


linen sesuai dengan prinsip prinsip yang ditetapkan.

Linen bersih adalah linen yang sudah dilakukan proses pencucian dan siap untuk
pemakaian non steril.

PENGERTIAN Linen steril adalah linen yang sudah dilakukan sterilisasi,

Linen kotor adalah linen yang sudah dipakai oleh pasien/keluarga/ pegawai.

Linen infeksius adalah linen yang sudah terkontaminasi darah, cairan tubuh,
sekresi dan eksresi.

Linen dari ruang isolasi diperlakukan sebagai linen infeksius

Untuk mencegah infeksi silang bagi pasien dan petugas, menjaga ketersediaan
bahan linen dan kualitas linen, mengelola sumber daya agar mampu
TUJUAN
menyediakan linen sesuai kebutuhan dan harapan pasien dengan memperhatikan
proses pembiayaan dan meningkatkan kepuasan pasien

Permenkes No.27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Permenkes No.7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.


KEBIJAKAN
Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FKTP Tahun 2020.

SK Kepala UPT Puskesmas Turen Nomor.__/__/___/_________/2020 tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

PROSEDUR Pengelolaan Linen Kotor dan Linen Infeksius

1. Petugas pengelola linen di unit laundry menggunakan APD: topi/jilbab,


apron/celemek, masker, sarung tangan rumah tangga, dan sepatu boot
untuk melindungi kontaminasi dari paparan cairan atau percikan yang
mengenai pakaian dan tubuh petugas.
2. (b) Jangan menarik dan meletakan linen yang kotor di lantai, kumpulkan
linen kotor sedemikian rupa untuk mencegah kontaminasi lingkungan.
3. (c) Pastikan troli linen yang digunakan berbeda antara troli linen kotor,
linen infeksius atau linen bersih namun jika tidak memungkinkan cuci atau
disinfeksi troli tersebut sebelum digunakan untuk mengangkut linen bersih.
4. (d) Pencucian linen kotor dilakukan berbeda dengan linen infeksius
dengan menggunakan mesin yang berbeda (jika memungkinkan
menggunakan mesin cuci yang berbeda) atau waktu pencucian yang
berbeda dengan persyaratan, sbb: ✓ Tersedia air bersih mengalir dan jika
memungkinkan ada air panas untuk pencucian dengan suhu 70°C dalam
waktu 25 menit atau 95°C dalam waktu 10 menit dengan menggunakan
detergen. ✓ Jika tidak tersedia air panas maka pencucian linen infeksius
dapat menggunakan detergen dengan penambahan cairan disinfektan
(bleaching atau pemutih dengan pengenceran 1 : 99 cc air), namun perlu
diperhatikan waktu perendaman tidak lebih dari 10 -15 menit (jika lebih
merusak struktu kain linen). ✓ Proses pengeringan dilakukan dengan
peralatan mesin cuci (dry cleanning) jika akan dilakukan proses
pengeringan manual maka menjemur cucian harus ditempat tertutup untuk
menghindari kontaminasi debu atau kotoran.
5. (e) Pelipatan hasil cucian jika dilakukan secara manual maka dilakukan di
meja khusus pelipatan dan jangan melakukan di lantai atau permukaan
yang dapat mengkontaminasi linen bersih.
6. (f) Penyimpanan linen bersih atau linen steril harus disimpan di lemari
(kering dan bersih) dan sebagian bisa langsung dipergunakan. Lemari
penyimpanan tidak boleh tercampur dengan linen kotor untuk menghindari
kontaminasi.
7. (g) Tempatkan linen bersih pada lemari tertutup dan tidak tercampur
dengan peralatan atau benda lainnya.
8. (h) Peyimpanan linen steril harus memenuhi ketentuan: diruangan khusus
dengan suhu 22-24 ᴼC dan kelembaban 40 -60 %, lantai terbuat dari
bahan yang rata tidak bersudut (menggunakan vinyl).
9. (i) Pengangkutan linen: saat dilakukan pengangkutan linen bersih dan
kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.

UNIT TERKAIT Unit Laundry

Anda mungkin juga menyukai