Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AUDIT KEPATUHAN HAND HYGIENE

DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


TRIWULAN 2 TAHUN 2021

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


PUSKESMAS HALMAHERA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas merupakan health care system yang di dalamnya terdapat


sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang
mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan
masyarakat di indonesia, karena rumah sakit merupakan fasilitas yang padat
karya dan padat teknologi. Peran strategis puskesmas diperlukan untuk
menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.

Media penularan utama atau penyebab infeksi nosokomial dari


sebagian besar bakteri atau virus adalah tangan – tangan personil medik yang
terkontaminasi. Kebersihan tanganadalah istilah yang digunakan untuk
mencuci tangan menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009,
WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe
care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan kebersihan tanganuntuk
petugas kesehatan dengan my five moments for kebersihan tanganyaitu
melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum
melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien,
setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan
lingkungan sekitar pasien.

Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar


dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial atau HAIs dan
penyebaran mikroorganisme multi resisten difasilitas pelayanan kesehatan dan
telah diakui sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya wabah.
Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan kebersihan tangan dan
penggunaan APD. Untuk evaluasi kegiatan kebersihan tangan dan
penggunaan APD telah dilakukan oleh tim PPI Halmahera
Alat pelindung diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Alat pelindung diri dipakai
setelah usaha rekayasa (engineering) dan cara kerja yang aman (work
practices) telah maksimum (Barbara, 2001).Universal precaution merupakan
upaya pencegahan penularan penyakit dari tenaga kesehatan dan sebaliknya,
hal ini didasari penyebaran penyakit infeksius melalui medium cairan tubuh dan
darah. Pemakaian alat pelindung diri merupakan upaya untuk menciptakan
kesehatan dan keselamatan kerja yang optimal

Kepatuhan tenaga kesehatan dalam penggunaan alat pelindung diri dapat


juga berpengaruh pada penularan penyakit. Pada tenaga kesehatan tentunya
akan semakin bertambah resiko tertular suatu penyakit misalnya penyakit
hepatitis, AIDS jika saja kepatuhan penggunaan alat pelindung diri diabaikan,
dikarenakan setiap harinya tenaga kesehatan selalu mengalami kontak
langsung dengan pasien dengan berbagai macam jenis penyakit. Selain
dikarenakan kepatuhan yang bersumber dari motivasi individu tenaga
kesehatan itu sendiri, keterbatasan jumlah alat pelindung diri yang disediakan
oleh rumah sakit juga bisa meningkatkan jumlah resiko seorang tenaga
kesehatan tertular oleh penyakit. Disamping dua faktor lainya, sikap dan
perilaku yang dimiliki oleh masing- masing individu juga akan mempengaruhi
tingkat kepatuhan dalam penggunaan APD.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan dan


penggunaan APD

1.2.2 Tujuan

1) Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand


hygiene) dengan handrub atau handwash

2) Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan


tangan (hand hygiene)
3) Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan
(hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 moment.

4) Meningkatkan pengetahuan dalam penggunaan alat pelindung diri

5) Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam menggunakan


alat pelindung diri saat pelayanan
BAB II

HASIL KEGIATAN

2.1 Kepatuhan Kebersihan Tangan

Angka kepatuhan Kebersihan tangan Bulan Juli 2021 Berdasarkan


Profesi
120.00%

99% 98%
100.00% 94% 92% 93% 91% 90%

80.00% 76%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Dokter Perawat BidanApoteker/ AAAnalis Nakes lainNon Medis CS

Audit kebersihan tangan merupakan cara yang dilakukan untuk


mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam
melakukan yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah
timbulnya infeksi silang. Dari pelaksanaan audit kebersihan tangan yang
dilaksanakan rutin setiap 3 bulan di Puskesmas Halmahera. Berikut ini laporan
kepatuhan kebersihan tangan pada setiap Puskesmas Halmahera bulan April –
Juni 2021.

Gambar 2.2 Angka kepatuhan Kepatuhan 6 Langkah Cuci Tangan


Puskesmas Halmahera Bulan April – Juni 2021 Berdasarkan Profesi

Berdasarkan data pada gambar 2.2 menunjukkan bahwa angka


kepatuhan kebersihan tangandi Puskesmas Halmahera berdasarkan profesi
masih banyak yang belum melakukan kebersihan tangan , sehingga nilai angka
kepatuhan kebersihan tangan pada bulan Juli masih belum mendapatkan hasil
yang diharapkan.

Angka Kepatuhan Kebersihan tangan Bulan Juli 2021 Berdasarkan


Moments
120%

100.00%
100% 93.28%

80%
63.63%
60% 52.27%

40% 36.36%

20%

0%
1 2 3 4 5

Gambar 2.3 Angka Kepatuhan Kebersihan Tangan Bulan Juli 2021


Berdasarkan Moments

Berdasarkan data pada gambar 2.3 menunjukkan bahwa angka


kepatuhan kebersihan tangan berdasarkan moments yang tertinggi pada
moments ke 1 sebesar 100% yaitu sebelum kontak dengan pasien dan yang
terendah pada moments ke 5 sebesar 36,35% yaitu setelah bersentuhan
dengan lingkungan sekitar pasien
2.2
Angka kepatuhan Penggunaan APD Bulan Juli 2021 Berdasarkan
Profesi
120%

100% 100% 100% 100% 100% 100%


100% 95%

80% 72%

60%

40%

20%

0%
Dokter Perawat BidanApoteker/ AAAnalis Nakes lainNon Medis CS
Kepatuhan penggunaan APD Puskesmas Halmahera

Gambar 2.4 Angka Kepatuhan Penggunaan APD Bulan Juli 2021


Berdasarkan Profesi

Berdasarkan data pada gambar 2.4 menunjukkan bahwa angka


penggunaan APD mencapai 100% hampir seluruh petugas Puskesmas
Halmahera ini menunjukkan petugas puskesmas Halmahera sudah mulai
menyadari pentingnya alat pelindung diri tersebut. Baik itu untuk melindungi diri
sendiri agar tidak terinfeksi dari pasien dan sebaliknya agar pasien tidak
terinfeksi oleh petugas kesehatan. Hasil akhir yang diharapkan dari
meningkatnya kepatuhan pemakaian alat pelindung diri oleh petugas
Halmahera adalah mencegah penularan infeksi, berkurangnya angka kejadian
kecelakaan saat bekerja. Karena kepatuhan pemakaian alat pelindung diri
adalah salah satu hal yang harus dijalankan oleh petugas di puskesmas, maka
meningkatnya kepatuhan petugas dalam pemakaian alat pelindung diri juga
berarti meningkatnya kualitas pelayanan Puskesmas Halmahera

2.3 Analisa dan Rencana Tindak Lanjut


BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari hasil Audit kepatuhan kebersihan tangan dan penggunaan APD


yang telah dilakukan dilakukan serta dari pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Penggunaan APD di Puskesmas halmahera Semarang sudah mulai
terlaksana dengan baik, hal ini dikarenakan timbulnya kesadaran dari
masing masing tenaga kerja.
b. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan petugas puskesmas
Halmahera berdasarkan indikasi pelayanan.
c. Tidak semua APD harus dipakai, tergantung dari jenis pekerjaan dan
tingkat resiko dalam melakukan pekerjaan. Penggunaan peralatan
pelindung diri merupakan usaha terakhir untuk mengurangi resiko secara
maksimal.
3.2 Penutup

Pemahaman petugas tentang PPI sudah memadai, dan informasi


tentang PPI juga sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk
merubah perilaku petugas kesehatan jika harus didukung oleh ketersediaan
fasilitas cuci tangan yang memadai Hasil akhir yang di harapkan dari
meningkatnya kepatuhan petugas dalam kebersihan tangan dan penggunaan
APD agar tidak terjadinya HAIs pada pasien dan pengunjung. Karena
kebersihan tangan dan penggunaan APD baik merupakan salah satu indikator
patient Safety yang harus di jalankan oleh petugas puskesmas, maka
meningkatnya kepatuhan petugas dalam pengolahan limbah juga berarti
meningatnya kualitas pelayanan Puskesmas Halmahera

Anda mungkin juga menyukai