Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1


KABUPATEN WONOSOBO
Nomor :

TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI,
INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI, PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR, PENERAPAN APD SAAT PANDEMI COVID-19 DAN
KRITERIA OUTBREAK / KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1


KABUPATEN WONOSOBO

Menimbang : a. bahwa tugas Tim Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi adalah membantu Kepala UPTD Puskesmas
untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan
medis Puskesmas melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi dan berkoordinasi dengan Tim
Manajemen Mutu guna mengendalikan infeksi
nosokomial di Puskesmas;
b. bahwa program pencegahan dan pengendalian
infeksi diperlukan mampu berperan dalam upaya –
upaya preventif, promotif, dan sebagainya;
c. bahwa indikator Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Puskesmas perlu ditentukan untuk
memberikan tolak ukur keberhasilian dalam
program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
d. bahwa untuk menunjang penerapan kewaspadaan
standar di setiap unit pelayanan harus tersedia
sarana dan prasarana yang diperlukan dan pihak
terkait mampu melaksanakan kewaspadaan
standar;
e. bahwa dalam penanganan pasien pada saat
pandemi COVID-19 tenaga kesehatan ataupun
tenaga non kesehatan membutuhkan APD sebagai
upaya pencegahan penularan;
f. bahwa dalam rangka melaksanakan tugasnya, Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi berkoordinasi
dengan Tim Manajemen Mutu guna mengantisipasi
ledakan kasus penyakit di wilayah kerja puskesmas;
g. bahwa dalam rangka pemenuhan Akreditasi
Puskesmas, dimana Puskesmas diharapkan dapat
memenuhi kegiatan pelayanan pengendalian infeksi
di Puskesmas;
h. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a, b, c, d, e dan f perlu ditetapkan
Tim PPI, Indikator PPI, Penerapan Kewaspadaan
Standar, Penerapan APD saat Pandemi COVID-19
dan Kriteria Outbreak/Kejadian Luar Biasa (KLB) di
UPTD Puskesmas Sukoharjo 1.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten / Kota;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No
270/MENKES/2007 tentang Pedoman Manajerial
PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No
382/Menkes/2007 tentang Pedoman PPI di RS dan
Fasyankes Lainnya;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Nomor
436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Pelayanan
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
9. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19) Kementerrian
Kesehatan RI Juli 2020.
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
1984 tentang Wabah Penyakit Menular;
11. Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan 
12. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No
270/MENKES/2007 tentang Pedoman Manajerial
PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
13. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No
382/Menkes/2007 tentang Pedoman PPI di RS dan
Fasyankes Lainnya;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


PEMBENTUKAN TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI, INDIKATOR PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI, PENERAPAN KEWASPADAAN
STANDAR, PENERAPAN APD SAAT PANDEMI COVID-19
DAN KRITERIA OUTBREAK / KEJADIAN LUAR BIASA
(KLB)
KESATU : Membentuk tim dan struktur organisasi tim pencegahan
dan pengendalian infeksi UPTD Puskesmas Sukoharjo 1
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Menentukan uraian tugas tim pencegahan dan
pengendalian infeksi UPTD Puskesmas Sukoharjo 1
sebagaimana lampiran surat keputusan ini.
KETIGA : Menentukan program pencegahan dan pengendalian
infeksi di UPTD Puskesmas Sukoharjo 1 sebagaimana
lampiran surat keputusan ini.
KEEMPAT : Menentukan indikator pencegahan dan pengendalian
infeksi di UPTD Puskesmas Sukoharjo 1 sebagaimana
lampiran surat keputusan ini.
KELIMA : Menerapkan kewaspadaan standar di UPTD Puskesmas
Sukoharjo 1 sebagaimana lampiran surat keputusan ini.
KEENAM Menerapkan APD saat Pandemi COVID-19 di UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1 sebagaimana lampiran surat
keputusan ini.
KETUJUH : Menentukan kriteria outbreak / kejadian luar biasa (KLB)
di wilayah UPTD Puskesmas Sukoharjo 1 sebagaimana
lampiran surat keputusan ini.
KEDELAPAN : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sukoharjo
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1
KABUPATEN WONOSOBO

SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
1 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Pembentukan Tim dan Struktur
Organisasi Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1

PEMBENTUKAN TIM DAN STRUKTUR ORGANISASI PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1

A. SUSUNAN KEPENGURUSAN TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI
Kepala Puskesmas : dr. Sri Suwanti
Penanggung Jawab Mutu : Eko Setyowati,SST
Koordinator PPI : Aken Larasati, A.Md.Kep
Anggota PPI : 1. Lisdiana Septi Rahayu, A.Md.KL
2. Paramita Nur Sabilla, A.Md.Keb

B. STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA PUSKESMAS
dr. Sri Suwanti

PJ MUTU
Eko Setyowati,SST

KOORDINATOR PPI
Aken Larasati, A.Md.Kep

ANGGOTA :
1. Lisdiana Septi Rahayu, A.Md.KL
2. Paramita Nur Sabilla, A.Md.Keb

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1


KABUPATEN WONOSOBO

SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
2 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Uraian Tugas Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1

URAIAN TUGAS TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UPTD


PUSKESMAS SUKOHARJO 1

1. KEPALA PUSKESMAS
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan atau Kepala Puskesmas memiliki
tugas dan fungsi serta kewenangan, sebagai berikut:
a. Membentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas
dengan Surat Keputusan
b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan
d. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi berdasarkan saran dari Tim PPI atau koordinator PPI
f. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional
dan disinfektan di Puskesmas berdasarkan saran dari Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas
g. Dapat menutup unit pelayanan atau fasilitas pelayanan kesehatan
yang diaggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu
sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari Tim PPI atau koordinator
PPI
h. Mengesahakan Standar Prosedur Operasional (SPO) PPI
i. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, terutama bagi petugas yang beresiko tertular infeksi
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. PENANGGUNG JAWAB MUTU


Penanggung jawab mutu memiliki tugas dan fungsi serta kewenangan,
sebagai berikut:
a. Bersama Kepala Puskesmas membentuk Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Puskesmas
b. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Memonitor dan melaksanaan surveillance PPI, penerapan SOP,
kepatuhan petugas dalam menjalankan kewaspadaan isolasi
d. Bersama tim PPI memberikan pelatihan tentang PPI kepada petugas
di Puskesmas
e. Melakukan investigasi apabila terjadi KLB infeksi dan bersama Tim
PPI memperbaiki kesalahan yang ada
f. Bersama Tim PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi
konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus yang terjadi
di puskesmas.
g. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap
penatalaksanaan limbah, laundry, gizi dll.
h. Memonitor kesehatan lingkungan puskesmas
i. Memonitor terhadap pengendalian pemakaian antibiotika yang
rasional
j. Memberikan saran desain ruangan puskesmas agar sesuai dengan
prinsip PPI
k. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI
l. Melakukan edukasi kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung
puskesmas tentang PPI

3. KOORDINATOR PPI
a. Tim PPI atau Koordinator PPI yang telah ditetapkan memiliki tugas
dan fungsi serta kewenangan, sebagai berikut:
1) Menyusun serta mengevaluasi kebijakan PPI
2) Menyusun perencanaan program PPI (lima tahunan dan
tahunan)
3) Membuat pedoman dan SOP terkait PPI
4) Melaksanakan sosialisasi kebijakan, program, pedoman dan SOP
5) Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs
dan infeksi bersumber masyarakat
6) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi
7) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan puskesmas dan
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI
8) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9) Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) di puskesmas terkait PPI
10) Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
11) Berkoordinasi dengan unit terkait lain dala hal pencegahan dan
pengendalian infeksi, antara lain:
a) Dokter/dokter gigi, apoteker (petugas obat) dala penggunaan
antimikroba yang bijak di puskesmas
b) Tim mutu dan keselamatan pasien dala menyusun kebijakan
Keselamatan Pasien
c) Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menyusun
kebijakan.
12) Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik
mengkaji kembali rencana program dan kegiatan PPI apakah
telah sesuai kebijakan manajemen di puskesmas
13) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan
dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan,
cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai
dengan prinsip PPI
14) Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan
karena potensial menyebarkan infeksi
15) Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang
menyimpang dari standar prosedur/monitoring surveilans
proses
16) Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di puskesmas
17) Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan PPI
b. Tim PPI atau Koordinator PPI yang telah ditetapkan memiliki
tanggung jawab, sebagai berikut:
1) Terselenggaranya dan evaluasi program PPI
2) Penyusunan rencana strategis program PPI
3) Penyusunan pedoman PPI
4) Tersedianya SOP PPI
5) Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI
6) Memberikan kajian KLB infeksi di puskesmas
7) Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian
risiko infeksi
8) Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI
9) Terselenggaranya pertemuan berkala
10) Melaporkan kegiatan Tim PPI kepada kepala puskesmas.

4. ANGGOTA PPI
Anggota Tim PPI yang telah ditetapkan memiliki tugas dan tanggung
jawab, sebagai berikut :
a. Bersama ketua tim melaksanakan program PPI
b. Berkoordinasi dengan unit dan petugas lain dalam penerapan PPI
c. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam penerapan PPI
d. Membantu semua petugas untuk memahami PPI
e. Memberikan masukan terhadap pedoman maupun kebijakan terkait
PPI
f. Melaksanakan tugaslain yang diberikan Ketua Tim PPI.

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1


KABUPATEN WONOSOBO

SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
3 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Program Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi di UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI


UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1

Penerapan PPI pada setiap kegiatan atau pelayanan di puskesmas


dilakukan pengelompokkan berdasarkan pelayanan, jenis aktifitasnya baik
bersifat UKP maupun UKM yang keduanya dapat dilakukan di dalam maupun
di luar fasilitas pelayanan kesehatan.

1. Penerapan PPI pada pelayanan yang dilaksanakan di dalam fasilitas


kesehatan yang bersikap UKP dan/atau UKM, diuraikan sebagai berikut:
a. Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis
b. Pelayanan Pemeriksaan Umum atau Rawat Jalan
c. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Persalinan
f. Pelayanan Rawat Inap
g. Pelayanan Kesehatan Keluarga
h. Pelayanan Gizi
i. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
j. Pelayanan Laboratorium
k. Pelayanan Kefarmasian
l. Pelayanan Konseling (seperti Kesling, Gizi, PKPR)

Dengan catatan : jika terdapat kegiatan pelayanan UKM yang dilakukan di


dalam fasilitas pelayanan kesehatan maka penerapan PPI-nya sama
dengan penerapan PPI di UKM di luar fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Penerapan PPI pada pelayanan yang dilaksanakan di luar fasilitas


kesehatan yang bersifat UKM dan/atau UKP, diuraikan berdasarkan
pengelompokan kegiatan, sebagai berikut:
a. Kegiatan pendaraan pada program UKM
b. Kegiatan penjaringan (screening)
c. Kegiatan kunjungan sasaran (rumah)
d. Kegiatan vaksinasi dan tindakan media lainnya
e. Kegiatan distribusi dan pemberian obat
f. Kegiatan distribusi dan pemberian PMT
g. Kegiatan pelatihan, penyuluhan dan konseling
h. Kegiatan pemantauan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.

Dengan catatan : jika terdapat kegiatan pelayanan UKP yang dilakukan di


luar fasilitas pelayanan maka penerapan PPI-nya sama denga penerapan
PPI di UKP dala fasilitas pelayanan kesehatan.

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1


KABUPATEN WONOSOBO
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
4 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Indikator Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1

SRI SUWANTI

INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI


UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1

1. Kebersihan Tangan
Kebersihan tangan adalah membersikan tangan menggunakan sabun dan
air mengalir bila tangan terlihat kotor atau terkena cairan tubuh atau
menggunakan alcohol bila tangan tidak nampak kotor.
2. Penggunaan APD
Penggunaan APD adalah penggunaan alat yang dirancang sebagai
penghalang dari zat infeksius untuk melindungi pemakainya dari cedera
atau penyebaran infeksi atau penyakit.
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan urine
kateter menetap (Indwelling Catheter) > 2 hari kalender.
4. Plebitis
Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi pada daerah
local tusukan infus ditemukan tanda-tanda merah seperti terbakar,
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau
mengeluarkan cairan disebebkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik
yang sering disebebkan oleh komplikasi terapi intravena.
5. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Infeksi Daerah Operasi adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam
kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut melibatkan kulit dan jaringan
subkutan pada tempat insisi.
6. Abses Gigi
Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada
gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri.
7. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah infeksi yang terjadi setelah
tindakan imunisasi yang diberikan secara penyuntikan.

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1


KABUPATEN WONOSOBO

SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
5 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Penerapan Kewaspadaan Standar
UPTD Puskesmas Sukoharjo 1

PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR


UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1

Penerapan Kewaspadaan Standar diharapkan dapat menurunkan risiko


penularan pathogen melalui darah dan cairan tubuh lain dari sumber yang
diketahui. Penerapan ini merupakan pencegahan dan pengendalian infeksi
yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan di semua fasilitas
pelayanan kesehatan (FPK). Penerapan Kewaspadaan Standar di fasilitas
pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Kebersihan Tangan
a. Cuci tangan (40-60 detik)
Basahi tangan dan gunakan sabun, gosok seluruh permukaan, bilas
kemudian keringkan dengan handuk sekali pakai, sekaligus untuk
mematikan keran.
b. Penggosokan tangan (20-30 detik)
Gunakan produk dalam jumlah cukup untuk seluruh bagian tangan,
gosok tangan hingga kering.

2. SARUNG TANGAN
a. Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, secret, ekskresi,
membrane mukosa dan kulit yang tidak utuh
b. Ganti setiap kali selesai satu tindakan ke tindakan berikutnya pada
pasien yang sama setelah kontak dengan bahan-bahan yang
berpotensi infeksius.
c. Lepaskan setelah penggunaan, sebelum menyentuh benda dan
permukaan yang tidak terkontaminasi dan sebelum pindah ke pasien
lain. Lakukan tindakan membersihkan tangan segera setelah
melepaskan sarung tangan.

3. Pelindung Wajah (Mata, Hidung dan Mulut)


Gunakan masker bedah dan pelindung mata (pelindung mata, kaca mata
pelindung) atau pelindung wajah untuk melindungi membrane mukosa
mata, hidung dan mulut selama tindakan yang umumnya dapat
menyebabkan terjadinya percikan darah, cairan tubuh, secret dan
ekskresi.

4. Gaun Pelindung
a. Gunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya pakaian
selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan percikan darah,
cairan tubuh, sekret dan eksresi.
b. Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin dan bersihkan
tangan.

5. Pencegahan Luka Tusukan Jarum dan Benda Tajam Lainnya


Hati-hati bila :
a. Memegang jarum, pisau dan alat-alat taja lainnya.
b. Bersihakan alat-alat yang telah digunakan.
c. Buang jarum dan alat-alat taham lainnya yang telah digunakan.

6. Kebersihan Pernapasan dan Etika Batuk


a. Seseorang dengan gejala gangguan napas harus menerapkan langkah-
langkah pengendalian sumber. Tutup hidung dan mulut saat
batuk/bersin dengan tisu dan masker serta membersihkan tangan
setelah kontak dengan sekret saluran napas.
b. Fasilitas pelayanan kesehatan harus :
1) Menempatkan pasien dengan gejala gangguan pernapasan akut
setidaknya 1 meter dari pasien lain saat berada di ruang umum
jika memungkinkan.
2) Letakkan tanda peringatan untuk melakukan kebersihan
pernapasan dan etika batuk pada pintu mask fasilitas pelayanan
kesehatan.
3) Pertimbangkan untuk meletakkan perlengkapan/fasilitas
kebersihan tangan di tempat umum dan area evaluasi pasien
dengan gangguan pernapasan.

7. Kebersihan Lingkungan
Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan disinfeksi
permukaan lingkungan dan benda lain yang sering disentuh

8. Linen
Penganan, transportasi dan pemrosesan linen yang telah dipakai dengan
cara :
a. Cegah pajanan pada kulit dan membrane mukosa serta kontaminasi
pada pakaian.
b. Cegah penyebaran pathogen ke pasien lain dan lingkungan.

9. Pembuangan Limbah
a. Pastikan pengelolaan limbah yang aman
b. Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekret
dan ekskresi sebagai limbah infeksius, berdasarkan peraturan
setempat.
c. Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara langsung
berhubungan dengan pemrosesan specimen harus juga diperlakukan
sebagai limbah infeksius.
d. Buang alat sekali pakai dengan benar.

10. Peralatan Perawatan Pasien


a. Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret dan ekskresi
harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit dan
membrane mukosa, kontaminasi pakaian dan penyebaran patogen ke
pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.
b. Bersihkan, disinfeksi dan proses kembali perlengkapan yang
digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain.
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
6 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Penerapan APD saat Pandemi
COVID-19 di UPTD Puskesmas
Sukoharjo 1

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1


KABUPATEN WONOSOBO

SRI SUWANTI

PENERAPAN APD SAAT PANDEMI COVID-19 DI


UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1

LEVEL APD KELENGKAPAN APD


Level 1
Level 2
Level 3

Lokasi Target Petugas Jenis Aktivitas Jenis APD yang


atau Pasien digunakan

PELAYANAN RAWAT INAP


Menangani pasien  Masker bedah
di rawat inap  Sarung tangan
 Baju kerja
Tindakan yang  Masker bedah
menghasilkan  Gaun/gown
aerosol (seperti  Sarung tangan
resusitasi jantung  Pelindung mata
paru, ventilasi (goggles) dan
manual, nebulasi, atau
pengambilan swab,  Pelindung wajah
pemeriksaan (face shield)
hidung dan  Pelindung kepala
Petugas tenggorokan dll)
1. Rawat kesehatan
Inap pada pasien
2. UGD COVID-19
3. Persalinan Persalinan normal  Masker bedah
 Gaun/gown
 Sarung tangan
 Pelindung mata
(goggles) dan
atau
 Pelindung wajah
(face shield)
 Pelindung kepala
 Celemek (apron)
Cleaning Masuk ke ruang  Masker bedah
Service rawat pasien  Sarung tangan
 Baju kerja
Area lain yang Semua staf, Semua kegiatan Menggunakan
digunakan termasuk dimana tidak masker
untuk transit petugas terjadi kontak bedah
pasien (misal kesehatan langsung
koridor, dengan pasien
bangsal) COVID-19
Petugas Skrining awal dan 
Menjaga jarak
kesehatan tidak terjadi kontak dengan pasien
langsung (minimal 1 m)
 Menggunakan
masker bedah
Pasien dengan Semua jenis  Menjaga jarak
Triase gejala infeksi kegiatan dengan pasien
saluran nafas (minimal 1 m)
 Menggunakan
masker bedah
Pasien tanpa Semua jenis Menggunakan
gejala infeksi kegiatan masker
saluran nafas bedah
Laundri Di ruang Menangani linen  Masker bedah
penerimaan infeksius  Sarung tangan
linen infeksius  Baju kerja

PELAYANAN RAWAT JALAN


1. Pendaftaran Bagian pendaftaran  Masker bedah
2. Kasir Pelayanan, petugas  Menjaga jarak
Kasir dengan pasien 1
meter
Area Seluruh staf, Tugas yang bersifat Menggunakan
administrasi termasuk administratif dan masker bedah
petugas tidak ada kontak
kesehatan. langsung dengan
pasien COVID-19
Laboratorium Analis Lab Mengerjakan  Masker N95
sampel saluran  Gaun / Gown
nafas  Sarung tangan
 Pelindung mata
dan atau
 Pelindung wajah
(face shield )
 Pelindung kepala
 Sepatu
pelindung
Farmasi Apoteker Bagian rawat jalan  Masker bedah
pasien demam  Sarung tangan
 Baju kerja
1. Pelayanan Petugas Pemeriksaan fisik  Masker bedah
Kesehatan kesehatan pada pasien  Gaun / Gown
Umum dengan gejala  Sarung tangan
2. Pelayanan infeksi saluran  Pelindung mata
Kesehatan nafas. dan atau
Gigi dan  Pelindung wajah
Mulut (face shield )
3. Pelayanan  Pelindung kepala
MTBS  Sepatu
4. Pelayanan pelindung
Ibu, Anak Petugas Pemeriksaan fisik  Masker N 95
dan Catin kesehatan pada pasien tanpa  Gaun / Gown
5. Pelayanan gejala infeksi  Sarung tangan
KB saluran  Pelindung mata
nafas, tetapi dan atau
melakukan  Pelindung wajah
pemeriksaan gigi, (face shield)
pemeriksaan  Pelindung kepala
hidung  Celemek (apron)
dan tenggorokan  Sepatu
dan pemeriksaan pelindung
mata
Pasien dengan Segala jenis  Mengenakan
gejala infeksi kegiatan masker bedah
saluran nafas  Jaga jarak
minimal 1 meter
Pasien tanpa Segala jenis  Mengenakan
gejala infeksi kegiatan masker bedah
saluran nafas  Jaga jarak
minimal 1 meter
Cleaning Setelah dan di  Masker bedah
service antara kegiatan  Sarung tangan
konsultasi  Baju kerja
pasien dengan
infeksi saluran
nafas oleh
petugas kesehatan
Pasien dengan Segala jenis Kenakan masker
gejala infeksi kegiatan bedah pada
saluran nafas pasien
 Segera
pindahkan
pasien ke
ruangan lain
yang terpisah
dengan pasien
lainnya
Ruang tunggu
 Jika tidak
memungkinkan
tempatkan
pasien dengan
jarak minimal 1
m dengan pasien
lainnya.
Pasien tanpa Segala jenis Menggunakan
gejala infeksi kegiatan masker bedah
saluran nafas
Petugas Skrining awal Jaga jarak
kesehatan tanpa kontak dengan pasien
dengan pasien minimal 1 m
 Menggunakan
masker bedah
Pasien dengan Segala jenis  Jaga jarak
Triase gejala infeksi kegiatan minimal 1 m
saluran nafas  Kenakan masker
bedah pada
pasien
Pasien tanpa Segala jenis Menggunakan
gejala infeksi kegiatan masker bedah
saluran nafas
AMBULANS
Ambulans Petugas Transport pasien  Masker bedah
kesehatan curiga COVID-19  Gaun / Gown /
ke RS rujukan coverall
 Sarung tangan
 Pelindung mata
 Pelindung kepala
 Sepatu
pelindung
Petugas Transport pasien  Masker bedah
kesehatan tanpa infeksi  Sarung tangan
COVID-19 ke RS  Baju kerja
rujukan
Sopir Hanya bertugas  Menjaga jarak
sebagai sopir pada minimal 1 m
proses transport  Menggunakan
pasien curiga masker bedah
COVID-19 dan area
sopir terpisah
dengan area pasien
Membantu  Masker bedah-
mengangkat pasien  Gaun / Gown /
dengan suspect coverall
COVID-19  Sarung tangan
 Pelindung mata
 Pelindung kepala
 Sepatu
pelindung
Tidak ada kontak Masker bedah
langsung dengan
pasien curiga
COVID-19 namun
area sopir tidak
terpisah dengan
area pasien

Transport pasien  Masker bedah


tanpa infeksi  Sarung tangan
COVID-19 ke RS  Baju kerja
rujukan
Pasien dengan Dilakukan Masker bedah
suspect Covid- transport
19 ke RS rujukan
Membersihkan  Masker bedah
setelah atau  Gaun / Gown
diantara kegiatan  Sarung tebal
pemindahan pasien  Pelindung mata
curiga COVID-19  Pelindung kepala
ke RS rujukan  Sepatu
Cleaning
service pelindung
Membersihkan  Masker bedah
setelah atau  Sarung tangan
diantara kegiatan  Baju kerja
pemindahan tanpa
curiga COVID-19
ke RS rujukan
Keterangan:
a. Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah infeksius
(plastik warna kuning) untuk dimusnahkan di incenerator.
b. APD yang akan dipakai ulang dimasukan ke tempat linen infeksius dan
dilakukan pencucian sesuai ketentuan.
c. Petugas yang melakukan pemeriksaan menggunakan thermo scan
(pengukuran suhu tanpa menyentuh pasien), thermal imaging cameras,
dan obeservasi atau wawancara terbatas, harus tetap menjaga jarak
minimal 1 m
KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1
KABUPATEN WONOSOBO

SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
7 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Kriteria Outbreak / Kejadian Luar
Biasa (KLB) di Wilayah UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1

KRITERIA OUTBREAK / KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI WILAYAH


UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1

1. Timbulnya suatu penyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak ada/tidak


diketahui
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan
periode sebelumnya
3. Case fatality rate (CFR) dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu
menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode sebelumnya
4. Proporsional rate (PR) penderita baru dari periode tertentu menunjukkan
kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan periode yang sama dalam
kurun waktu/tahun sebelumnya.

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1


KABUPATEN WONOSOBO

SRI SUWANTI

Anda mungkin juga menyukai