Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KERJA

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RSUD PROF. Dr. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO
2016

I. PENDAHULUAN
Program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sangat penting untuk
dilaksanakan di Rumah Sakit, disamping sebagai tolak ukur mutu pelayanan juga
untuk melindungi pasien, petugas dan pengunjung dan keluarga dari tertularnya
infeksi karena dirawat, bertugas dan berkunjung ke rumah sakit.
Setiap orang mempunyai Hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman bermutu dan terjangkau (UU RI NO 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan). Untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau, maka rumah sakit dan fasikitas kesehatan lainnya harus senantiasa
berorientasi pada “Patient Safety” setiap memberikan pelayanan kesehatan
kepada setiap individu dimanapun dan kapanpun pelayanan kesehatan diberikan.
Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sudah saatnya
memperhatikan keamanan pasien sesuai dengan undang undang kesehatan
mengutamakan keamanan pasien.Salah satu goal dari patient safety adalah
mengurangi kejadian infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
Dalam SK Menkes No.270/Menkes/2007 tentang Pedoman Manajerial PPI
di Rumah Sakit dan Fasyankes lainnya, dikatakan bahwa setiap Rumah Sakit
harus melaksanakan program PPI.
Penccegahan dan pengendalian infeksi (PPI) merupakan upaya yang
penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis suatu rumah sakit.Untuk
mencapai upaya tersebut diperlukan keterlibatan secara aktif semua petugas
rumah sakit baik dari petugas kesehatan sampai dengan dokter dan tidak hanya
menjadi kewajiban tenaga yang terlibat dalam kegiatan yang bersifat pelayanan
langsung saja melainkan juga keterlibatan tenaga administrasi sampai dengan
jajaran direksi.
Program PPI dirumah sakit dapat berhasil, bila ada koordinasi lintas
professional yang tergabung dalam komite PPI, dimana anggotanya saling
bekerjasama untuk melaksanakan program PPI dengan dukungan manajemen,

1
hal ini tertuang dalam Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya tahun 2008.
Mengacu pada Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUD
Prof Dr H Aloei Saboe Kota Gorontalo (RSAS), sebagai titik tolak pelaksanaan
PPI di RSAS maka komite PPI merumuskan program kerja tahun 2016 sebagai
Implementasi tugas yang diembankan kepada komite tersebut.

II. LATAR BELAKANG


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sangat penting untuk dilaksanakan
di Rumah Sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan, disamping sebagai tolok
ukur mutu pelayanan juga untuk melindungi pasien, petugas kesehatan,
pengunjung dan keluarga pasien dari resiko tertularnya infeksi karena dirawat ,
bertugas atau berkunjung ke suatu Rumah Sakit .
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi telah dilakukan di RSAS
sejak tahun 2014, meskipun demikian pelaksanaan program masih banyak yang
belum mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan
program PPI tahun 2015 masih banyak kegiatan kegiatan yang belum berhasil
dilaksanakan sesuai dengan target, antara lain monitoring PPI diruangan /
instalasi terkait, pelatihan PPI lanjutan untuk IPCN/IPCLN, monitoring
penggunaan antibiotic yang rasional. Untuk kegiatan PPI dan metode evaluasi
program masih perlu ditingkatkan kualitas pelaksanaanya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka komite PPI RSAS
menyusun program kerja PPI tahun 2016 sebagai upaya untuk meminimalkan
resiko terjadinya infeksi. Program kerja meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pendidikan, dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi jangka
pendek.

III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Tujuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit RSUD.
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah untuk melindungi pasien,
petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit
terhadap terjadinya HaIs (Healthcare associated Infektion) dengan biaya
yang efektif.

2
B. TUJUAN KHUSUS
1. Menurunnya angka kejadian infeksi dengan angka kejadian dibawah
standart
2. Adanya data data tentang penyebaran kuman penyakit HaIs
(Healthcare associated infection) dan resistensinya
3. Meningkatkan pengetahuan karyawan tentang PPI agar dapat
menerapkan pengetahuan tersebut dalam kegiatan sehari hari.
4. Identifikasi pelayanan yang mempunyai resiko tinggi
5. Kesehatan karyawan
6. Pengawasan pemakaian antibiotika yang rasional
7. Terlaksananya kegiatan pencegahan pengendalian infeksi rumah sakit
melalui pemantauan kewaspadaan standar dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi di rumah sakit

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Menurunkan resiko infeksi untuk pasien di semua area pelayanan
B. Menurunkan resiko infeksi pada tenaga kesehatan
C. Kegiatan surveilans hais
D. Sistem investigasi out breke penyakit infeksi
E. Membuat ICRA
F. Melakukan ICRA bangunan
G. Monitoring dan evaluasi sterilisasi di
1. CSSD
2. Poli tht
3. Poli gigi
H. Monitoring pelaksanaan pembuangan limbah infeksius
I. Monitoring PPI kamar jenazah
J. Monitoring PPI ruang isolasi
K. Monitoring PPI ruang laundry
L. Monitoring penggunaan antibiotic rasional beRSama DPJP, farmasi,.
M. Rapat komite
N. Rapat tim PPI
O. Rapat koordinasi dengan komite mutu dan keselamatan pasien.

3
V. RINCIAN KEGIATAN
A. Menurunkan resiko infeksi untuk pasien disemua area pelayanan
1. Audit hand hygiene
Kebersihan tangan atau hand hygiene dapat dilakukan dengan cara :
a. Hand rub berbasis alcohol jika tangan tidak terlihat kotor
b. Hand wash (kebersihan tangan dengan air mengalir) jika
tangan terlihat kotor.
Audit cuci tangan dilakukan dengan melihat
Dan melakukan monitoring ketersediaan bhp untuk melakukan hand
hygiene.
2. Audit APD
Audit APD dilakukan dengan melihat tahap tahap pemakaian APD
3. Sosialisasi PPI pada pasien dan keluarga pasien
Sosialisasi PPI pada pasien dan keluarga pasien tentang cara hand
hygiene menggunakan handrub, pemakaian APD, cara membuang
limbah dan etika batuk.
B. Menurunkan resiko infeksi pada tenaga kesehatan
1. Mengadakan lomba hand dygiene dilakukan pada saat hari HH
sedunia diikuti oleh staf RSAS secara berkelompok,
2. Sosialisasi PPI untuk karyawan
Sosialisasi PPI untuk semua karyawan baru, materi yang diberikan
konsep dasar infeksi dan kewaspadaan isolasi.
3. Sosialisasi untuk mahasiswa
Sosiallisasi PPI untuk semua mahasiswa yang bertugas / magang di
RSAS. Topic konsep dasar infeksi dan kewaspadaan isolasi
4. Sosialisasi PPI untuk cs
Sosiallisasi PPI dilakukan untuk petugas cleaning service terutama
yang masih baru. Materi yang diberikan adalah hand hygiene,
kesehatan lingkungan, pembuangan limbah dan etika batuk.
5. Pelatihan IPCN
6. Pelatihan lanjutan untuk IPCN / IPCLN
7. Pelatihan PPI lanjutan
8. Pelatihan surveilans PPI
Untuk pelatihan petugas dipilih petugas yang belum pernah
mendapat pelatihan mengikutinya.

4
9. Pelatihan dasar PPI diselenggarakan selama 3 hari penuh
bekerjasama dengan bagian diklat rumah sakit.
10. Study banding IPCN ke rumah sakit rujukan
Studi banding bertujuan untuk menambah wawasan yang lebiHH
tinggi , sehingga kita dapat menerapkan pengetahuan tersebut di
RSAS gorontalo.
11. Monitoring luka tusuk benda tajam / jarum
Monitoring luka tusuk benda tajam / jarum dilakukan oleh K3 ,
instalasi PK.
12. Pemeriksaan kesehatan karyawan sesuai urutan prioritas resiko
terbesar terkena infeksi.
C. Kegiatan surveilans hais
Kegiatan surveilans hais dilakukan setiap hari oleh IPCLN dan IPCN dengan
melakukan pemantauan dan pencatatan harian terhadap isk, ido,
iadp,vap/hap, serta ditambah dengan flebitis dan dicubitus sebagai indicator
mutu layanan rumah sakit.
D. System investagasi outbreak penyakit infeksi
Apabila ada kejadian luar biasa penyakit infeksi dari instalasi rekam medis/
dinas kesehatan tingkat 2 atau lapiran dari dokter, maka tim kewaspadaan
klb akan melakukan investigasi dan tindak lanjut bekerjasama dengan wadir
pelayanan dan PPI.
E. ICRA infeksi dibuat setiap tahun oleh komite PPI berdasarkan data data
infeksi tahun sebelumnya.
F. ICRA bangunan
ICRA bangunan dilakukan kalau ada pembangunan gedung baru atau
renovasi gedung.
G. Monitoring evaluasi sterilisasi di CSSD, poli GIGI, Poli THT,
Laboratorium,ICU, dan HEMODIALISA dilakukan dengan menggunakan
chek list. Kunjungan dilakukan 1x dalam 1 bulan.
H. Monitoring PPI di yang Laundry, Kamar Jenasah, dan Gizi dilakukan dua kali
dalam 1 bulan.
I. Monitoring penggunaan Antibiotic.
Usulan melakukan evaluasi penggunaan Antibiotic beRSama instalasi
Farmasi dan Komite Medic serta PPI.

5
J. Rapat komite dilakukan tiap 3 bulan sekali, rapat tim setiap bulan sekali dan
rapat Koordinasi dengan Komite Mutu dilakukan setiap 3 bulan sekali.

VI. CARA MELAKUKAN KEGIATAN


A. Menurunkan resiko infeksi untuk pasien di semua area pelayanan
1. Audit hand hygiene
IPCN datang ke ruangan dan bersama IPCLN ruangan sendiri
melakukan audit hand hygiene kepada petugas secara random
dengan jumlah 20% dari jumlah petugas.
HH dilakukan dengan berpedoman pada prosedur hand hygiene
menurut who tahun 2009
2. Audit APD
3. Sosialisasi PPI pada pasien dan pengunjung.
Sosialisasi PPI pada pasien dilakukan oleh IPCLN/IPCN pada waktu
pasien di rawat inap, sedangkan sosialisasi PPI pada pengunjung
dilakukan secara berkelompok sesuai jadwal diruang tunggu
pengunjung, bekerjasama dengan promkes RS. Metode penyuluhan
ceramah dan Tanya jawab.
B. Menurunkan resiko infeksi untuk staf disemua area pelayanan
1. Lomba hand hygiene dilakukan pada saat hari HH sedunia diikuti
oleh staf RSAS secara berkelompok. Komite PPI membuat usulan /
proposal kegiatan lomba HH kepada direktur. Bila disetujui maka
dibuat panitia kecil untuk pelaksanaan kegiatan teRSebut.
2. Sosialisasi PPI untuk karyawan
Apabila ada karyawan baru, petugas kepegawaian akan
memberitahu kepada bagian diklat, sehingga bagian diklat dapat
membuat jadwal orientasi pegawai dan berkoordinasi dengan PPI
dengan memberitahu lewat surat.
3. Sosialisasi PPI untuk mahasiswa, bagian diklat RSAS akan membuat
jadual orientasi dan berkoordinasi dengan PPI.
4. Sosialisasi PPI untuk cleaning service
Bagian diklat berkoordinasi dengan rekanan / pihak ketiga pengelola
petugas cleaning service.
5. Pelatihan IPCN
6. Pelatihan lanjutan untuk IPCN/IPCLN

6
7. Pelatihan PPI lanjutan
8. Pelatihan surveilans PPI
Untuk pelatihan IPCN dan IPCLN, ketua komite PPI membuat telaah
pelatihan kepada direktur.
9. Inhouse training PPI dasar untuk karyawan untuk staf yang belum
pernah mengikutinya.
10. Study banding IPCN ke rumah sakit rujukan
11. Monitoring luka tusuk benda tajam / jarum
12. Melakukan pemeriksaan karyawan sesuai urutan prioritas resiko
terbesar terkena infeksi.
Monitoring luka tusuk benda tajam / jarum dan pemeriksaan
kesehatan karyawan dengan bekerjasama dengan instalasi K3 RS
C. Surveilans untuk menurunkan angka hais (5 %) dari angka infeksi tahun lalu
Surveilans dilakukan oleh IPCN dibantu dengan IPCLN di masing masing
ruang rawat inap dengan mengisi formulir surveilans untuk setiap pasien
rawat inap.
1. Surveilans dilakukan pada semua pasien rawat inap untuk kejadian :
a. IADP
b. IDO
c. ISK
d. HAP / VAP
e. FLEBITIS
f. DECUBITUS
2. Surveilans dilakukan setiap hari oleh IPCLN dan dilaporkan setiap
bulan kepada IPCN.
3. Petugas IPCN melakukan pemantauan surveilans di ruangan yang
mendapat prioritas pemantauan.
4. Petugas IPCN merangkum laporan surveilans tiap bulan dan
melaporkan kepada ketua komite PPI, komite peningkatan mutu,
direktur dan rekam medic.
5. Petugas IPCN membuat evaluasi surveilans dan dilaporkan kepada
komite PPI setiap 3 bulan.

7
D. Investigasi out break penyakit infeksi (KLB)
1. Out break adalah suatu keadaan meningkatkan kejadian kasakitan
dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi yang terjadi
di RSUD Prof. DR. H. Aloei Saboe Gorontalo
2. Indikasi terjadinya out break berdasarkan data dari rekam medic.
Laporan dokter yang merawat pasien, IPCN/IPCLN, komite PPI
beserta anggotanya,
E. Pembuatan ICRA dilakukan setahun sekali
1. Identifikasi resiko infeksi
Melakukan evaluasi data hasil surveilans dan membuat assesmen
dangan menilai probabilitas, dampak resiko dan system yang ada.
2. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan resiko infeksi sesuai skala
prioritas.
F. Melakukan ICRA bangunan bila ada pembangunan gedung baru atau
renovasi gedung.
1. Mengikuti rapat koordiansi dengan manajemen dan pengembang.
2. Mencatat pembangunan atau renovasi per ruangan
3. Melakukan assesmen resiko infeksi terkait pembangunan / renovasi
gedung.
4. Memberikan rekomendasi tindakan pencegahan infeksi yang perlu
dilakukan oleh pengembang selama pembangunan / renovasi
gedung.
G. Monitoring sterilisasi di
1. Monitoring sterilisasi di CSSD
a. Monitoring peralatan kadaluwaRSa
b. Monitoring alat single use menjadi re use
2. Monitoring sterilisasi di poli tht, poli gigi.
H. Monitoring pembuangan limbah infeksius
1. Audit pembuangan limbah
2. Audit pembuangan darah dan komponen darah.
I. Monitoring PPI di ruang kamar jenazah, isolasi, laundry dan gizi.
1. Assesmen awal dokumen, penerapan kewaspadaan standar.
2. Evaluasi dan rekomendasi hasil assesmen
3. Kunjungan ulang untuk evaluasi di lapangan

8
J. Monitoring penggunaan antibiotic yang rasional
Mengusulkan kepada direktur untuk membentuk Panitia Pencegahan
Resistensi Antibiotic agar dapat bekerjasama dengan PPI untuk memonitor
penggunaan antibiotic yang rasional.
K. Evauasi program PPI
1. Rapat komite PPI diadakan 3 bulan sekali, agar komite PPI / tim PPI
memonitor pelaksanaan PPI dilapangan dan memberikan
rekomendasi kepada direktur.
2. Rapat tim PPI dilakukan 3 bulan sekali.
3. Rapat koordinasi dengan komite mutu dilakukan setiap 3 bulan atau
setiap kali ada kejadian Out break

VII. SASARAN
NO SASARAN TARGET
A. Menurunkan resiko infeksi pada pasien
Audit HH Tiap 1 tahun
Audit APD Tiap 1 tahun
Sosialisasi PPI pada pasien dan Setiap 1 bulan sekali
pengunjung
B. Menurunkan resiko infeksi untuk staf
Lomba HH 1x setahun (Hari HH
sedunia)
Sosialisasi PPI untuk karyawan 1x setahun
Sosialisasi PPI untuk mahasiswa Setiap mahasiswa
turun dinas.
Sosialisasi PPI untuk cs dan security 2 x setahun
Pelatihan IPCN 2 orang
Pelatihan lanjutan untuk IPCN/IPCLN 2 orang
Pelatihan surveilans PPI 2 orang
Pelatihan PPI dasar lanjutan 2 orang
In house training PPI dasar untuk 40 orang 1x setahun
Study banding IPCN ke rumah sakit 2 orang
rujukan
Monitoring luka tusuk jarum Laporan setiap tahun
Pemeriksaan kesehatan untuk karyawan Setiap tahun khusus
bagi karyawan yang
dinas di ruang
beresiko.
C. Surveilans hais (pencapaian tahun 2015) 5 % dari angka hais
tahun 2015
IADP
IDO

9
ISK Setiap 3 bulan atau
bila terjadi out
breake
PLEBITIS
HAP/VAP
D. Investigasi out breake Laporan tiap tahun
Pencatatan dan pelaporan KLB
E. Assessment resiko infeksi (ICRA) Laporan tiap tahun
F. Assessment resiko infeksi bangunan Laporan tiap tahun
G. Monitoring sterilisasi di ruangan Laporan Triwulan
Monitoring sterilisasi diruang CSSD Laporan Triwulan
Monitoring sterilisasi di poli gigi Laporan Triwulan
Monitoring sterilisasi di poli tht Laporan Triwulan
H. Monitoring kesling Laporan Triwulan
Audit pembuangan limbah 2 kali dalam 1 tahun
Audit pembuangan darah dan komponen 2 kali dalam 1 tahun
darah
I. Monitoring PPI diruang kamar jenazah 2 kali dalam 1 tahun
Monitoring PPI diruang isolasi 2 kali dalam 1 tahun
Monitoring PPI di ruang laundry 2 kali dalam 1 tahun
Monitoring PPI di ruang gizi 2 kali dalam 1 tahun
J. Monitoring penggunaan antibiotic rasional 1 tahun sekali
Usulan pembentukan Panitia Pencegahan
Resisten Antibiotic
K. Evaluasi program PPI 1 tahun 1 x
Rapat komite PPI 2 kali dalam setahun
Rapat tim PPI Setiap bulan
Rapat koordinasi dengan komite mutu 1 kali dalam setahun

VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN SASARAN


(TERLAMPIR)

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. Evaluasi pelakasanaan kegiatan program PPI dilakukan setiap 6 bulan sekali
oleh ketua PPI
B. Evaluasi pelaksanaan kegiatan teRSebut berisi evaluasi program yang telah
dilaksanakan dan tindak lanjut program PPI yang belum dapat dilaksanakan
sesuai jadual

10
C. Evaluasi pelaksanaan kegiatan program teRSebut dilaporkan kepada
direktur RSUD Prof Dr H Aloei Saboe Kota Gorontalo.

X. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


N MATERI CATATAN LAPORAN
O
A. Menurunkan resiko infeksi
pada pasien
Audit HH Chek list audit Laporan
Audit APD Chek list audit Laporan
Sosialisasi PPI pada pasien Materi sosialisasi, Laporan
dan pengunjung absensi,
dokumentasi
B. Menurunkan resiko infeksi
untuk staf
Lomba hand hygiene Dokumentasi, Laporan
lembar penilaian
Sosialisasi PPI untuk Undangan, materi, Laporan
karyawan absensi
Sosialisasi PPI untuk Undangan, materi, Laporan
mahasiswa absensi
Sosialisasi PPI untuk Undangan, materi, Laporan
cleaning service dan absensi
satpam
Pelatihan IPCN Surat ke / dari Sertifikat
institusi pelatihan
penyelanggara
Pelatihan lanjutan untuk Surat ke / dari Setifikat
IPCN / IPCLN institusi pelatihan
Pelatihan surveilans PPI Surat ke/ dari Sertifikat
institusi pelatihan
penyelenggara
Inhouse training dasar untuk Notulen rapat Laporan
40 orang meteri inhouse
training,
absen.
Study banding IPCN ke RS Surat usulan studi laporan
rujukan banding
Monitoring luka tusuk jarum Laporan Rekapan 1
kronologis tahun
petugas
Pemeriksaan kesehatan Usulan Hasil usulan
karyawan pemeriksaan rutin
oleh K3 RS
bekerjasama
dengan PPI

11
C. Surveilans hais Blangko Laporan
surveilans harian
Investigasi outbreak
Pencatatan Pelaporan KLB Dokumen Laporan
Assessment resiko infeksi Hasil surveilans Laporan
(ICRA) setiap 3 bulan ICRA
D. Monitoring sterilisasi
Cek list Rekomendasi
diruangan assesment
Monitoring sterillisasi CSSD Cek list Rekomendasi
assesment
Monitoring sterilisasi di poli Cek list Rekomendasi
gigi assesment
Monitoring sterilisasi di poli Cek list Rekomendasi
tht assesment
E. Monitoring kesling
Audit pembuangan Cek list audit Laporan hasil
audit
Audit pembuangan darah Cek list audit Laporan hasil
dan komponen darah audit
F. Monitoring PPI di ruang
kamar jenasah
Monitoring PPI di ruang Cek list Rekomendasi
isolasi assesment
Monitoring PPI di ruang Cek list Rekomendasi
laundry assesment
Monitoring PPI di ruang gizi Cek list Rekomendasi
assesment
G. Monitoring penggunaan
antibiotic rasional
Usulan pembentukkan Surat usulan Hasil usulan
PPRA kepada direktur pembentukan
PPRA kepada
direktur.
H. Evaluasi program PPI
Rapat komite PPI Notulen rapat rekomendasi
Rapat tim PPI Notulen rapat Laporan
evaluasi
Rapat koordinasi dengan Notulen rapat Laporan
komite mutu evaluasi

XI. PENUTUP
Demikian Program Kerja Pencegahan dan Pengandalian Infeksi RSUD. Prof.
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan baik,
sehingga dapat menurunkan angka HaIs di RSAS. Kami sangat mengharapkan

12
dukungan dari Manajemen dan seluruh karyawan di RSAS gorontalo, agar
program PPI dapat berhasil meningkatkan mutu layanan rumah sakit.

Gorontalo, 2016
Ketua Komite PPI

(dr.Moh. Rijal. Alaydrus, SpJP)

13
14

Anda mungkin juga menyukai