Anda di halaman 1dari 9

CONTOH SOAL PRE TEST UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN

PELATIHAN CALON SURVEIOR FKTP

KMK NO. HK.01.07-MENKES-165-2023 TENTANG STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS

1. Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5. penyelenggaraan
pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan etik dalam pengambilan
keputusan pelayanan adalah sebagai berikut:
o Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab UKP, perwakilan pelayanan UKM,
perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi
dan manajemen
 Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu,
dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
o Kepala Puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan
UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
o Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP

Lihat Hal. 25, Kriteria 1.2.5, Pokok Pikiran poin f).

2. Yang termasuk dalam 6 (enam) indikator kinerja utama pelayanan UKM Esensial Kesehatan
Keluarga adalah:
o Persentase calon pengantin yang mendapatkan imunisasi TT
o Persentase anak usia sekolah dan remaja yang mendapat imunisasi
o Persentase ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan sesuai
standar
 Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, dan persentase
lanjut usia yang mendapat pelayanan kesehatan

Lihat Hal. 79, Kriteria 2.6.3, Pokok Pikiran poin a).

3. Penilaian bahwa komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan UKM dilakukan oleh
Puskesmas dilihat dari:
o Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini dan pertemuan tinjauan
manajemen
o Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini
 Adanya regulasi tentang mekanisme komunikasi dan koordinasi, dan bukti
pelaksanaannya
o Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini dan tindak lanjutnya

Lihat Hal. 66, Kriteria 2.3.1, di bagian Elemen Penilaian


4. Indikator kinerja pelayanan UKM yang diminta dalam standar akreditasi disusun berdasarkan:
o Standar pelayanan minimal dan Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas
 Standar pelayanan minimal, kebijakan/pedoman dari Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi, dan kebijakan/pedoman dari Dinas Kesehatan
Kabupatan/Kota
o Standar pelayanan minimal, dan kebijakan/pedoman pelayanan UKM yang disusun oleh
Puskesmas
o Standar pelayanan minimal dan kebijakan/pedoman dari Kementerian Kesehatan

Lihat Hal. 57, Kriteria 2.1.1.

5. Peran TPCB sesuai dengan yang diminta pada standar akreditasi Puskesmas adalah:
o Pendampingan self assessment dan penyusunan dokumen untuk persiapan akreditasi
o Pendampingan persiapan akreditasi, tindak lanjut hasil pelaksanaan lokakarya mini dan
pertemuan tinjauan manajemen, pembinaan administrative dan pembinaan tehnis
o Pembinaan administrative dan pembinaan tehnis
 Pembinaan tehnis, pendampingan penyusunan RUK dan RPK tindak lanjut hasil
pelaksanaan lokakarya mini dan PTM, verifikasi dan umpan balik hasil pemantauan
dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Puskesmas
Lihat Hal. 55, Kriteria 1.7.1, Pokok Pikiran terutama di poin d) dan e)

6. Situasi yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan dibuat keputusan mengenai
perilaku yang patut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai etik/moral disebut dengan:
 Dilema etik
o Pertimbangan etik
o Dilemma etik dan pemenuhan terhadap kode etik perilaku
o Pemenuhan terhadap kode etik perilaku
Lihat Hal. 25, Kriteria 1.2.5, Pokok Pikiran e)

7. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, promosi/konseling pemberian makanan
bayi dan anak, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dam program prioritas
nasional adalah bentuk dari intervensi:
o Intervensi untuk pencegahan malnutrisi
o Intervensi gizi sensitive
 Intervensi gizi spesifik
o Intervensi untuk pencegahan anemia pada ibu hamil
Lihat Hal 131, Kriteria 4.1.1, Pokok Pikiran g)
8. Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional
ditunjukkan dalam standar akreditasi dengan:
o Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program promotif dan
preventif terkait dengan PPN
o Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatat dan melaporkan pelaksanaan
program PPN
 Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas bab 4 dan klinik
terhadap standar 3.6 tentang pelayanan promotif dan preventif pada standar
akreditasi klinik
o Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk menyusun, merencanakan, melaksanakan, dan
melaporkan kegiatan program prioritas nasional

Cukup Jelas

9. Kegiatan di bawah ini adalah kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat:


 Membangun kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan swasta di wilayah
kerja Puskesmas dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
o Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang membutuhkan
perawatan di rumah
o Kegiatan home-care yang dilakukan oleh petugas puskesmas
o Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan perawatan di rumah

Lihat Hal. 61, Kriteria 2.1.2, Pokok Pikiran, poin h)

10. Untuk menilai pelaksanaan pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan puskesmas,
surveyor melakukan penilaian terhadap:
o Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting
o Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting dan monitoring dan tindak
lanjutnya
o Adanya program kerja stunting, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
program
 Adanya penetapan indikator dan target kinerja stunting, program pencegahan dan
penurunan stunting berdasar analisis capaian indicator, bukti koordinasi dan
pelaksanaan program, monitoring dan evaluasinya.

Lihat Hal. 133, Kriteria 4.1.1, Elemen Penilaian

11. Perencanaan UKM Puskesmas disusun secara terpadu dengan melibatkan lintas program dan
lintas sektor, disusun sesuai dengan:
 Analisis kebutuhan masyarakat, hasil capaian indikator kinerja puskesmas dan capaian
SPM
o Analisis kebutuhan masyarakat dan hasil pendataan PIS PK
o Hasil penilaian kinerja Puskesmas dan hasil pendataan PIS PK
o Hasil penilaian kinerja Puskesmas

Lihat Hal. 62, Kriteria 2.1.3

12. Pemenuhan kriteria 1.4.2 puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen


keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan:
o Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan inspeksi berkala terhadap fasilitas
o Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu
o Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan manajemen kedaruratan dan bencana
 Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap fasilitas, simulasi kode
darurat dan pemantauan keamanan pekerjaan konstruksi

Lihat Hal 42, Kriteria 1.4.2, Elemen Penilaian poin a) hingga d)

13. Pada kriteria 2.6.5. standar akreditasi Puskesmas tentang cakupan dan pelaksanaan UKM
Esensial pencegahan dan pengendalian penyakit diminta ditetapkan 3 (tiga) indikator kinerja
pelayanan UKM Esensial pencegahan dan pengendalian penyakit. Dasar penetapan indicator
tersebut adalah:
o Penetapan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
o Beradasar indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
 Berdasar prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
o Berdasar prioritas masalah yang ada di wilayah Kabupaten/Kota

Lihat Hal. 88, Kriteria 2,6,5, Pokok Pikiran a)

14. Untuk menilai pelaksanaan pembinaan jaringan dan jejaring Puskesmas, yang dinilai oleh
surveyor adalah:
o Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring dan bukti pelaksanannya
o Adanya penanggung jawab pembinaan jaringan dan jejaring, program pembinaan
monitoring kesesuaian pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan, dan bukti pelaksanaan
kegiatan pembinaan jaringan dan jejaring
o Adanya indikator kinerja pembinaan jaringan dan jejaring dan capaian indicator serta
analisisnya
 Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring, adanya indikator kinerja
pembinaan jaringan dan jejaring, dan bukti-bukti pelaksanaan, monitoring dan
evaluasinya

Lihat Hal. 23, Kriteria 1.2.3, ELemen Penilaian poin a) hingga d)


15. Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat kerja, sesuai yang
diminta dalam standar akreditasi, puskesmas harus melakukan:
 Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
o Melakukan investigasi terhadap kejadian
o Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi
o Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum untuk
pegawai yang mengalami kekerasan, dan mengupayakan kompensasi untuk pegawai
yang cedera akibat kerja

Lihat Hal. 34, Kriteria 1.3.6

16. Seorang perawat salah memberikan obat kepada pasien, obat telah diminum, tetapi pasien
tidak mengalami cedera. Insiden ini adalah:
o Bukan Insiden Keselamatan Pasien
o Kejadian Nyaris Cedera
o Kejadian Potensial Cidera
 Kejadian Tidak Cedera

Lihat Hal. 175, Kriteria 5.4.1, Pokok Pikiran poin c)

17. Di bawah ini termasuk kejadian sentinel:


o Gangguan sementara tingkat kesadaran akibat kesalahan pemberian obat
o Gangguan sementara fungsi tubuh yang tidak terkait dengan penyakit atau kondisi
pasien akibat tindakan medis yang diberikan
 Kematian akibat proses transfer atau rujukan yang terlambat
o Fraktur akibat jatuh dari tempat tidur karena tidak dipasangnya penghalang pada
tempat tidur pada pasien rawat inap.

Lihat Hal 176, Kriteria 5.4., Pokok Pikiran poin c)  (5)

18. Pertimbangan dalam menyusun perencanaan operasional puskesmas atau klinik adalah:
o Visi, misi dan tujuan Puskesmas/Klinik dan ketersediaan SDM
o Klinik tidak perlu menyusun perencanaan operasional karena tidak diminta dalam
standar akreditasi
o Perencanaan operasional puskesmas dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan
 Visi, misi dan tujuan Puskesmas/Klinik, analisis kebutuhan masyarakat akan jenis dan
jumlah pelayanan, evaluasi capaian kinerja, peluang perkembangan ke depan dan
analisis risiko

Lihat Hal. 11, Standar 1.1

19. Pencegahan dan penurunan stunting dilakukan melalui upaya promotif dan preventif yang
bertujuan untuk:
o Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan stunting
o Meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam pencegahan stunting
o Meningkatkan cakupan indikator program stunting
 Meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi sensitif dan intervensi gizi spesifik

Lihat Hal. 131, Kriteria 4.1.1, Pokok Pikiran poin e)

20. Pada kriteria 2.7.1. terkait dengan cakupan dan pelaksanaan UKM Pengembangan. Penetapan
indikator kinerja yang diminta pada standar akreditasi puskesmas untuk UKM Pengembangan
adalah:
 Satu indikator untuk tiap-tiap UKM Pengembangan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas
o Tiga indikator untuk tiap-tiap UKM pengembangan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas
o Indikator-indikator kinerja UKM Pengembangan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota

Lihat Hal. 89, Kriteria 2.7.1, Pokok Pikiran poin b)

21. Pembahasan penilaian kinerja UKM pada Standar Akreditasi Puskesmas minimal dilakukan:
o Empat kali dalam setahun
o Enam kali dalam setahun
 Dua kali dalam setahun
o Sekali dalam setahun

Lihat Hal 97, Kriteria 2.8.4, Elemen Penilaian poin a)

22. Akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM ditunjukkan dengan penilaian terhadap:
 Dilaksanakan penilaian kinerja UKM paling sedikit dua kali setahun dan tindak
lanjutnya
o Dilaksanakannya penilaian kinerja pelayanan UKM paling sedikit setahun sekali, tindak
lanjut dan pelaporannya
o Tercapainya semua indikator pelayanan UKM
o Tercapainya semua indikator pelayanan UKM esensial

Lihat Hal. 96, Kriteria 2.8,4

23. Standar kuantitas untuk kunjungan ANC sesuai yang diminta dalam standar akreditasi
Puskesmas adalah:
 Standar kunjungan minimal enam kali selama periode kehamilan (K6): satu kali pada
trimester pertama, dua kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga
o Standar kunjungan minimal empat kali selama periode kehamilan (k4): satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan satu kali pada trimester kedua,
dan dua kali pada trimester ketiga
o Pemenuhan standar pelayanan antenatal memenuhi 10 T
o Pemenuhan standar pelayanan antenatal 10T dan kunjungan minimal empat kali selama
periode kehamilan

Lihat Hal 134, Kriteria 4.2.1, Pokok Pikiran poin d)

24. Untuk membuktikan dilaksanakannya kewaspadaan terhadap obat-obat yang perlu


diwaspadai, yang ditelusur oleh surveyor adalah:
o Adanya pelabelan LASA dan high alert pada obat-obat yang perlu diwaspadai
 Adanya SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai, daftar obat yang perlu
diwaspadai, proses penyimpanan, bukti pelabelan baik di ruang pelayanan obat
maupun di Gudang penyimpanan obat, bukti dilakukan double check pada penyiapan
high alert
o Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan bukti
penyimpanan yang benar dan wawancara pelabelan obat yang perlu diwaspadai
o Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan bukti
penyimpanan yang benar

25. Untuk menghitung kebutuhan SDM di Puskesmas atau di Klinik, dilakukan dengan cara:
o Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja dan menuangkan
dalam perencanaan kebutuhan dan diklat SDM
o Melakukan analisis kebutuhan SDM dan menuangkannya dalam perencanaan
kebutuhan SDM dan perencanaan diklat SDM
o Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja
 Melakukan analisis kebutuhan SDM, memperhatikan jenis dan jumlah pelayanan yang
disediakan, dan peraturan perundangan terkait dengan standar kebutuhan SDM di
Puskesmas atau di Klinik

Lihat Hal. 26, Kriteria 1.3.1, Pokok Pikiran

PMK No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

1. Pembahasan hasil audit internal sesuai dengan PMK No 44/2016, merupakan mekanisme
pengawasan, pengendalian dan penilaian:
o Harus dilaksanakan terpisah dari Lokakarya mini
o Dijadwalkan tersendiri di luar forum lokakarya mini bulanan ataupun triwulan
o Ketika menyampaikan hasil audit internal dipimpin oleh Kepala Puskesmas
 Dapat dilaksanakan dalam forum lokakarya mini

Lihat Hal. 46

PMK No. 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
1. Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyaratkan melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala bagi pegawai dalam pelaksanaan program K3. Pemeriksaan kesehatan berkala sesuai
dengan PMK 52 tahun 2018 dilaksanakan:
o Minimal 2 kali setahun
 Minimal setahun sekali
o Minimal 2 tahun sekali
o Sewaktu-waktu, sesuai dengan ketetapan hari Puskesmas’

Lihat Hal. 7, Pasal 7, ayat (6)

PMK No. 27 TAHUN 2017 tentang PEDOMAN PPI di FASYANKES

1. Variabel-variabel untuk menentukan derajat risiko ketika melakukan severity assessment


pada manajemen risiko adalah:
o Probability dan kemampuan pengendalian risiko
o Severity, probability, dan pengendalian risiko
o Severity, probability dan pelaksanaan mitigasi
 Severity dan probability

2. Assesmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assesment terdiri dari 4 kelompok
yaitu:
 Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazardous Materials
o Natural Hazard, Human Hazard, Internal House-hold Hazard, External Household Hazard
o Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard, Technological Hazard
o Natural Hazard, Technological Hazard, Hazardous Material, Household Hazard

3. Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas untuk mencegah terjadinya
infeksi, maka pada pekerjaan konstruksi harus dilakukan:
 ICRA Konstruksi
o ICRA Konstruksi dan PCRA
o ICRA Program dan ICRA Konstruksi
o ICRA Program, ICRA Konstruksi dan PCRA

Anda mungkin juga menyukai