Anda di halaman 1dari 14

Untuk membuktikan dilaksanakannya kewaspadaan terhadap obat-obat yang perlu

diwaspadai, yang ditelusur oleh surveyor adalah:


*
1/1
a) Adanya pelabelan LASA dan high alert pada obat-obat yang perlu diwaspadai
b) Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan bukti penyimpanan
yang benar
c) Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan bukti penyimpanan
yang benar dan wawancara pelabelan obat yang perlu diwaspadai
d) Adanya SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai, daftar obat yang perlu diwaspadai,
proses penyimpanan, bukti pelabelan baik di ruang pelayanan obat maupun di Gudang
penyimpanan obat, bukti dilakukan double check pada penyiapan obat high alert

Asesmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assessment terdiri dari 4
kelompok yaitu:*
1/1
Natural Hazard, Technological Hazard, Hazardous Material, Household Hazard
Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard, Technological Hazard
Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazardous Materials
Natural Hazard, Human Hazard, Internal House-hold Hazard, External Household Hazard

Di bawah ini termasuk kejadian sentinel:*


1/1
Kematian akibat proses transfer atau rujukan yang terlambat
Gangguan sementara fungsi tubuh yang tidak terkait dengan penyakit atau kondisi pasien akibat
tindakan medis yang diberikan
Gangguan sementara tingkat kesadaran akibat kesalahan pemberian obat
Fraktur akibat jatuh dari tempat tidur karena tidak dipasangnya penghalang pada tempat tidur pasien
rawat inap

Indikator kinerja pelayanan UKM yang diminta dalam standar akreditasi disusun
berdasarkan:
*
1/1
Standar pelayanan minimal, dan kebijakan/ pedoman pelayanan UKM yang disusun oleh
Puskesmas
Standar pelayanan minimal dan kebijakan/pedoman dari Kementerian Kesehatan
Standar pelayanan minimal, kebijakan/pedoman dari Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi, dan kebijakan/pedoman dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota
Standar pelayanan minimal dan Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas

Pada kriteria 2.7.1. terkait dengan cakupan dan pelaksanaan UKM Pengembangan.
Penetapan indikator kinerja yang diminta pada standar akreditasi puskesmas untuk UKM
Pengembangan adalah:*
1/1
Tiga indikator yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
Indikator-indikator kinerja UKM Pengembangan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Tiga indikator untuk tiap-tiap UKM pengembangan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
Satu indikator untuk tiap-tiap UKM Pengembangan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas

Yang termasuk dalam 6 (enam) indikator kinerja utama pelayanan UKM Esensial Kesehatan
Keluarga adalah:*
1/1
Persentasi ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, dan persentase lanjut usia
yang mendapat pelayanan kesehatan
Persentasi calon pengantin yang mendapatkan imunisasi TT
Persentase ibu bersalin yang mendapat pelayanan pertolongan persalinan sesuai standar
Persentase anak usia sekolah dan remaja yang mendapat imunisasi
Pembahasan penilaian kinerja UKM pada standar akreditasi Puskesmas, minimal dilakukan :
*
1/1
Sekali dalam setahun
Enam kali dalam setahun
Empat kali dalam setahun
Dua kali dalam setahun

Situasi yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan dibuat keputusan mengenai
perilaku yang patut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai etik/moral disebut dengan:*
1/1
Dilemma etik
Dilemma etik dan pemenuhan terhadap kode etik perilaku
Pertimbangan etik
Pemenuhan terhadap kode etik perilaku

Pemenuhan kriteria 1.4.2. puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen


keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan:*
1/1
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan manajemen kedaruratan dan bencana
Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap fasilitas, simulasi kode
darurat dan pemantauan keamanan pekerjaan konstruksi
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan inspeksi berkala terhadap fasilitas

Seorang perawat salah memberikan obat kepada pasien, obat telah diminum, tetapi pasien
tidak mengalami cedera.  Insiden ini adalah:*
1/1
Kejadian Potensial Cidera
Kejadian Tidak Cedera
Bukan Insiden Keselamatan Pasien
Kejadian Nyaris Cedera
Kegiatan di bawah ini adalah kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat:*
1/1
Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang membutuhkan perawatan di rumah
Membangun kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan swasta di wilayah kerja
puskesmas dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan perawatan di rumah
Kegiatan home-care yang dilakukan oleh petugas puskesmas
Untuk menghitung kebutuhan SDM di Puskesmas atau di Klinik, dilakukan dengan cara:
*
1/1
Melakukan analisis kebutuhan SDM, memperhatikan jenis dan jumlah pelayanan yang
disediakan, dan peraturan perundangan terkait dengan standar kebutuhan SDM di
puskesmas atau di klinik
Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja dan menuangkan dalam
perencanaan kebutuhan dan diklat SDM
Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja
Melakukan analisis kebutuhan SDM dan menuangkannya dalam perencanaan kebutuhan SDM dan
perencanaan diklat SDM

Peran TPCB sesuai dengan yang diminta pada standar akreditasi puskesmas adalah:*
1/1
Pendampingan persiapan akreditasi, tindak lanjut hasil pelaksanaan lokakarya mini dan pertemuan
tinjauan manajemen, pembinaan administratif dan pembinaan tehnis
Pendampingan self assessment dan penyusunan dokumen untuk persiapan akreditasi
Pembinaan administratif dan pembinaan tehnis
Pembinaan tehnis, pendampingan penyusunan RUK dan RPK tindak lanjut hasil
pelaksanaan lokakarya mini dan PTM, verifikasi dan umpan balik hasil pemantauan dan
evaluasi penyelenggaraan pelayanan puskesmas

Untuk menilai pelaksanaan pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan puskesmas,
surveyor menlakukan penilaian terhadap:
*
1/1
Adanya program kerja stunting, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
Adanya penetapan indikator dan target kinerja stunting, program pencegahan dan
penurunan stunting berdasar analisis capaian indikator, bukti koordinasi dan pelaksanaan
program, monitoring dan evaluasinya
Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting
Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting, monitoring dan tindak lanjutnya

Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas, untuk mencegah terjadinya
infeksi, maka pada pekerjaan konstruksi harus dilakukan:*
1/1
ICRA Program, ICRA Konstruksi, dan PCRA
ICRA Program dan ICRA Konstruksi
ICRA Konstruksi dan PCRA
ICRA Konstruksi

Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat kerja, sesuai yang
diminta dalam standar akreditasi, puskesmas harus melakukan:*
1/1
Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi
Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum untuk pegawai yang
mengalami kekerasan, dan mengupayakan kompensasi untuk pegawai yang cedera akibat kerja
Melakukan investigasi terhadap kejadian

Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5. penyelenggaraan
pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan etik dalam pengambilan
keputusan pelayanan adalah sebagai berikut:*
1/1
Kepala Puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP,
perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP
Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan
perwakilan dari administrasi dan manajemen
Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab UKP, perwakilan pelayanan UKM, perwakilan
pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
Pembahasan hasil audit internal sesuai dengan PMK No 44/ 2016, merupakan mekanisme
pengawasan, pengendalian dan penilaian:
*
1/1
Dapat dilaksanakan dalam forum lokakarya mini
Harus dilaksanakan terpisah dari Lokakarya mini
Ketika menyampaikan hasil audit internal dipimpin oleh Kepala Puskesmas
Dijadwalkan tersendiri di luar forum lokakarya mini bulanan ataupun triwulan

Akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM ditunjukkan dengan penilaian terhadap:*


1/1
Dilaksanakannya penilaian kinerja pelayanan UKM paling sedikit setahun sekali, tindak lanjut, dan
pelaporannya
Tercapainya semua indikator pelayanan UKM
Tercapainya semua indikator pelayanan UKM esensial
Dilaksanakanan penilaian kinerja pelayanan UKM paling sedikit dua kali setahun dan tindak
lanjutnya
Pertimbangan dalam menyusun perencanaan operasional puskesmas atau klinik adalah:
*
1/1
Perencanaan operasional puskesmas dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan
Visi, misi dan tujuan Puskesmas/Klinik dan ketersediaan SDM
Klinik tidak perlu menyusun perencanaan operasional karena tidak diminta dalam standar akreditasi
Visi, misi, dan tujuan Puskesmas/Klinik, analisis kebutuhan masyarakat akan jenis dan
jumlah pelayanan, evaluasi capaian kinerja, peluang perkembangan ke depan, dan analisis
risiko

Pada kriteria 2.6.5. standar akreditasi puskesmas tentang cakupan dan pelaksanaan UKM
Esensial pencegahan dan pengendalian penyakit diminta ditetapkan 3 (tiga) indikator kinerja
pelayanan UKM Esensial pencegahan dan pengendalian penyakit.  Dasar penetapan indikator
tersebut adalah:*
1/1
Berdasar indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
Berdasar prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
Penetapan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Berdasar prioritas masalah yang ada di wilayah Kabupaten/Kota

Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyaratan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala


bagi pegawai dalam pelaksanaan program K3.  Pemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan
PMK 52 tahun 2018 dilaksanakan:*
1/1
Minimal 2 kali setahun
Minimal 2 tahun sekali
Minimal setahun sekali
Sewaktu-waktu, sesuai dengan ketetapan dari puskesmas

Variabel-variabel untuk menentukan derajat risiko ketika melakukan severity assessment


pada manajemen risiko adalah:*
1/1
Severity, probability, dan pelaksanaan mitigasi
Probability dan kemampuan pengendalian risiko
Severity, probability, dan pengendalian risiko
Severity dan probability
Standar kuantitas untuk kunjungan ANC sesuai yang diminta dalam standar akreditasi
Puskesmas adalah:
*
1/1
Standar kunjungan minimal enam kali selama periode kehamilan (K6): satu kali pada
trimester pertama, duakali pada trimester kedua, dan tiga kali pada triemester ketiga
Pemenuhan standar pelayanan antenatal memenuhi 10 T
Standar kunjungan minimal empat kali selama periode kehamilan (K4): satu kali pasda trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga
Pemenuhan standar pelayanan antenatal 10 T dan kunjungan minimal empat kali selama pediode
kehamilan

Pemberian tablet tambah darah pada remaja puteri, promosi/konseling pemberian makanan
bayi dan anak, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dalam program prioritas
nasional adalah bentuk dari intervensi:*
1/1
Intervensi gizi sensitif
Intervensi untuk pencegahan anemia pada ibu hamil
Intervensi untuk pencegahan malnutrisi
Intervensi gizi spesifik

Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional
ditunjukkan dalam standar akreditasi dengan:*
1/1
Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program promotif dan preventif terkait
dengan PPN
Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatat dan melaporkan pelaksanaan program PPN
Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk menyusun, merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
kegiatan program prioritas nasional
Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas bab 4, dan klinik terhadap
standar 3.6 tentang pelayanan promotive dan preventif pada standar akreditasi klinik
Perencanaan UKM Puskesmas disusun secara terpadu dengan melibatkan lintas program dan
lintas sector, disusun sesuai dengan:
*
1/1
Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas
Analisis kebutuhan masyarakat, hasil capaian indikator kinerja puskesmas, dan capaian SPM
Hasil penilaian kinerja Puskesmas dan hasil pendataan PIS-PK
Analisis kebutuhan masyarakat dan hasil pendataan PIS PK

Pencegahan dan penurunan stunting dilakukan memlalui upaya promotif dan preventif yang
bertujuan untuk:*
1/1
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan stunting
Meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi sensitive dan intervensi gizi spesifik
Meningkatkan cakupan indikator program stunting
Meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam pencegahan stunting

Penilaian bahwa komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan UKM dilakukan oleh
Puskesmas dilihat dari:*
1/1
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini dan tindak lanjutnya
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini
Adanya regulasi tentang mekanisme komunikasi dan koordinasi, dan bukti pelaksanaannya
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini dan pertemuan tinjauan manajemen
Untuk menilai pelaksanaan pembinaan jaringan dan jejaring Puskesmas, yang dinilai oleh
surveyor adalah:
*
1/1
Adanya indikator kinerja pembinaan jaringan dan jejaring dan capaian indikator serta analisisnya
Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring dan bukti pelaksanaannya
Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring, adanya indikator kinerja pembinaan
jaringan dan jejaring, dan bukti-bukti pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya
Adanya penanggung jawab pembinaan jaringan dan jejaring, program pembinaan monitoring
kesesuaian pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan, dan bukti pelaksanaan kegiatan pembinaan
jaringan dan jejaring
KIRIM JAWABAN
0 of 0 points
Apakah saudara sudah yakin untuk mengirim jawaban
*
Ya, saya yakin
Terima kasih, saudara telah menyelesaikan seluruh soal. Semoga sukses...
0 of 0 points
Submission Tracking ID - DO NOT CHANGE*
This is important for tracking purposes. Do not change. Any change in this will make your submission
void

.
This content is neither created nor endorsed by Google. - Terms of Service - Privacy Policy

 Forms

Salah satu program MFK adalah pengendalian B3 dan limbah B3, untuk memastikan
program tersebut berjalan dengan baik, maka bukti-bukti telusur adalah:
*
1/1

Terdapat petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan limbah B3 yang melakukan
monitoring tiap hari terhadap penyimpanan B3 dan pembuangan limbah B3
Petugas mampu memeragakan pembuangan limbah dengan benar
Terdapat bukti kompetensi dari petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan limbah B3
Terdapat daftar inventaris B3, penyimpanan dengan benar, MSDS, dan bukti dilakukan
pembuangan limbah B3 dengan benar dan bukti monitoringnya
Sebagai dasar untuk menyusun rencana program manajemen fasilitas dan keselamatan dan
menyusun disaster plan, fasilitas pelayanan kesehatan perlu melakukan analisis risiko dengan
menggunakan alat:
*
1/1

Profil Risiko
Register Risiko
Profil Risiko, dan Hazard Vulnerablity Assessment (HVA)
ICRA Program

Kontrak dengan pihak ketiga baik puskesmas maupun klinik dapat berupa:*
1/1

Kontrak klinis
Kontrak manajemen
Kontrak manajemen dan kontrak klinis
Perjanjian kerja sama dengan berbagai pihak yang dibutuhkan oleh klinik maupun puskesmas

Variabel-variabel untuk menentukan derajat risiko ketika melakukan severity assessment


pada manajemen risiko adalah:*
1/1

Probability dan kemampuan pengendalian risiko


Severity, probability, dan pelaksanaan mitigasi
Severity dan probability
Severity, probability, dan pengendalian risiko
Pada program MFK, fasilitas pelayanan kesehatan menetapkan dan melaksanakan proses
untuk memastikan semua sistem utilitas berfungsi efisien dan efektif, sehingga harus
dilakukan:
*
1/1

Tersedia bukti monitoring akses masuk dan keluar fasyankes


Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan peralatan medis serta pemeliharaannya untuk
menjamin keselamatan pasien dan petugas
Tersedia pengendalian infeksi yang terkait dengan penggunaan sistem utilitas
Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan bukti pemeliharaannya

Pelaporan insiden keselamatan pasien ke Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP)


melalui aplikasi adalah sebagai berikut:*
1/1

KTD dan kejadian sentinel harus dilaporkan ke KNKP setelah selesai dilakukan investigasi
sesuai ketentuan batas waktu pelaporan
Semua jenis insiden keselamatan pasien harus dilaporan ke KNKP
Semua jenis insiden keselamatan pasien harus dilaporkan ke KNKP dalam batas waktu 2 x 24 jam
KTD dan kejadian sentinel harus dilaporkan ke KNKP dalam batas waktu 2 x 24 jam
Dilakukannya upaya untuk mencegah terjadinya salah sisi, salah pasien, dan salah Tindakan
operatif, dibuktikan dengan adanya:
*
1/1

Bukti pengisian surgical safety check list, bukti penandaan sisi operasi oleh petugas kesehatan
Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi dan bukti pengisian surgical safety checklist oleh
operator atau perawat yang ditunjuk oleh operator
Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi, SPO pelaksanaan surgical safety checklist, bukti
penandaan sisi operasi oleh operator yang akan melakukan, dan bukti pengisian surgical
safety check-list
Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh perawat, dan adanya
kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi

Regulasi dan implementasi langkah-langkah mencegah cedera pasien karena jatuh ditelusur
dengan cara:*
1/1

Melakukan observasi dan simulasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait dengan implementasi pencegahan
pasien jatuh
Melakukan observasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait implementasi
pencegahan pasien jatuh
Meminta ditunjukkan SPO pencegahan pasien cedera karena jatuh, melakukan ovservasi
implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait implementasi pencegahan
pasien jatuh
Meminta ditunjukkan kebijakan pencegahan pasien cedera karena jatuh dan implementasinya

Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi kinik pada pelayanan
kesehatan perseorangan meminta puskesmas dan klinik memerhatikan hak dan kewajiban
pasien dan pemberdayaan pasien.  Kedua hal tersebut membuktikan bahwa puskesmas dan
klinik menerapkan prinsip:*
1/1

Continuity and Coordination of Care


Continuity of Care
Patient Centered Care
Coordination of Care

Kegiatan di bawah ini adalah kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat:*


1/1

Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang membutuhkan perawatan di rumah
Membangun kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan swasta di wilayah kerja
puskesmas dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
Kegiatan home-care yang dilakukan oleh petugas puskesmas
Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan perawatan di rumah

Perlindungan terhadap kehilangan, ancaman dan gangguan kenyamanan bagi pasien, staf dan
pengunjung, yang diminta pada program MFK adalah:*
1/1

Perlindungan untuk keamanan akibat penggunaan peralatan


Perlindungan untuk keamanan
Perlindungan untuk keamanan dari bahan B3 dan limbah B3
Perlindungan untuk keselamatan
Tujuan menyusun register risiko dan profil risiko adalah:
*
1/1

Mengidentifikasi risiko klinis dan kemungkinan insiden keselamatan pasien pada pelayanan
kesehatan perseorangan
Mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadi dan risiko prioritas agar dapat melakukan
pencegahan dan mitigasi
Memenuhi standar akreditasi
Untuk mendaftar semua risiko yang mungkin dan pernah terjadi sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan program dan anggaran fasyankes

Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional
ditunjukkan dalam standar akreditasi dengan:*
1/1

Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas bab 4, dan klinik terhadap
standar 3.6 tentang pelayanan promotive dan preventif pada standar akreditasi klinik
Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program promotif dan preventif terkait
dengan PPN
Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk menyusun, merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
kegiatan program prioritas nasional
Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatat dan melaporkan pelaksanaan program PPN
Fasilitas pelayanan kesehatan melakukan FMEA dengan tujuan:
*
1/1

Menganalisis insiden keselamatan pasien dengan derajat risiko tinggi atau sangat tinggi
Menganalisis insiden keselamatan pasien dengan derajat risiko rendah atau sedang
Untuk menganalisis dan mendisain ulang suatu proses yang mempunyai banyak potensi
risiko agar minimal risiko
Untuk mencari akar masalah pada proses yang menyebabkan insiden keselamatan pasien

Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas, untuk mencegah terjadinya
infeksi, maka pada pekerjaan konstruksi harus dilakukan:*
1/1

ICRA Program, ICRA Konstruksi, dan PCRA


ICRA Konstruksi dan PCRA
ICRA Program dan ICRA Konstruksi
ICRA Konstruksi
Bukti implementasi pelaksanaan pencegahan risiko jatuh dapat dilihat dari:
*
1/1

Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh perawat


Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh petugas di lini depan dan perawat
Dokumentasi bukti pelaksanaan skrining risiko jatuh, observasi dan wawancara pelaksanaan
skrining risiko jatuh
Pelaksanaan skrining cepat risiko jatuh oleh petugas yang pertama menerima pasien.
Untuk membuktikan pelaksanaan kebersihan tangan dengan benar, telusur yang dilakukan
oleh surveyor adalah:
*
0/1

Melihat hasil pelaporan INM pada aplikasi pelaporan INM


Melakukan pengamatan pelaksanaan kebersihan tangan, meminta simulasi kebersihan tangan, dan
melihat kelengkapan sarana kebersihan tangan
Meminta hasil pelaporan INM, melihat ketersediaan media edukasi kebersihan tangan, dan
simulasi kebersihan tangan
Melihat hasil pelaporan INM dan melihat ketersediaan media penyuluhan kebersihan tangan

Asesmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assessment terdiri dari 4
kelompok yaitu:*
1/1

Natural Hazard, Human Hazard, Internal House-hold Hazard, External Household Hazard
Natural Hazard, Technological Hazard, Hazardous Material, Household Hazard
Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazardous Materials
Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard, Technological Hazard

Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyaratan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala


bagi pegawai dalam pelaksanaan program K3.  Pemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan
PMK 52 tahun 2018 dilaksanakan:*
1/1

Minimal 2 tahun sekali


Minimal 2 kali setahun
Sewaktu-waktu, sesuai dengan ketetapan dari puskesmas
Minimal setahun sekali

Untuk telusur bahwa identifikasi pasien dilakukan sesuai yang diminta dalam standar
akreditasi klinik, surveior melakukan:*
1/1

Melihat SPO identifikasi pasien, melihat dokumen bukti pelaksanaan identifikasi pasien,
melakukan wawancara tentang proses identifikasi pasien, dan meminta simulasi pelaksanaan
identifikasi pasien
Melihat adanya regulasi berupa kebijakan identifikasi pasien, melihat dokumen bukti pelaksanaan,
melakukan wawancara tentang proses identifikasi pasien, dan meminta simulasi pelaksanaan
identifikasi pasien
Melihat bukti pelaksanaan identifikasi sebelum intervensi pada pasien
Meminta simulasi identifikasi pasien
Dalam standar akreditasi klinik maupun standar akreditasi puskesmas terkait dengan sumber
daya manusia:*
1/1

Evaluasi kinerja dan pemutakhiran kelengkapan file kepegawaian diserahkan pada aturan di klinik
maupun di puskesmas
Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala dan dilakukan kelengkapan dan pembaharuan file
kepegawaian secara berkala
Evaluasi kinerja dilakukan paling lambat dua tahun sekali
File kepegawaian dilengkapi dan dievaluasi secara berkala paling lambat dua tahun sekali

Situasi yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan dibuat keputusan mengenai
perilaku yang patut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai etik/moral disebut dengan:*
1/1

Dilemma etik dan pemenuhan terhadap kode etik perilaku


Dilemma etik
Pemenuhan terhadap kode etik perilaku
Pertimbangan etik

Untuk memastikan pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya, telusur yang
dilakukan oleh surveior adalah:*
1/1

Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya


Melihat dokumen bukti pemahanan pasien tentang hak dan kewajibannya yang ditanda tangani oleh
pasien dan petugas
Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya dan diverifikasi
dengan wawancara dengan pasien
Melihat hasil evaluasi penyampaian informasi petugas tentang hak dan kewajiban pasien.

Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5. penyelenggaraan
pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan etik dalam pengambilan
keputusan pelayanan adalah sebagai berikut:*
1/1

Kepala Puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP,
perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan
perwakilan dari administrasi dan manajemen
Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP
Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab UKP, perwakilan pelayanan UKM, perwakilan
pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen

Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat kerja, sesuai yang
diminta dalam standar akreditasi, puskesmas harus melakukan:*
1/1

Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi


Melakukan investigasi terhadap kejadian
Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum untuk pegawai yang
mengalami kekerasan, dan mengupayakan kompensasi untuk pegawai yang cedera akibat kerja

Program Prioritas Nasional yang ada pada standar akreditasi Puskesmas adalah:
*
1/1

Pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan factor risiko dan penurunan stunting
Peningkatan cakupan imunisasi dan Pelayanan KB
Pelayanan KB
Penurunan AKI/AKB dan Penurunan stunting
Untuk membuktikan bahwa regulasi internal disusun dengan baik, maka surveyor melakukan
telusur terhadap adanya:
*
1/1

Kebijakan dan pedoman/panduan


Kebijakan, prosedur, panduan praktik klinis, protocol klinis
Kebijakan, pedoman/panduan, perencanaan program/kegiatan, dan prosedur-prosedur
Pedoman/panduan, prosedur, protocol, panduan praktik klinis, clinical pathway, dan kerangka acuan
program/kegiatan

Pemenuhan kriteria 1.4.2. puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen


keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan:*
1/1

Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap fasilitas, simulasi kode


darurat dan pemantauan keamanan pekerjaan konstruksi
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan manajemen kedaruratan dan bencana
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan inspeksi berkala terhadap fasilitas
Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu

Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi kinik pada pelayanan
kesehatan perseorangan mensyaratkan pelayanan kesehatan perorangan terjadi
kesinambungan mulai dari penerimaan pasien, skrining, kajian awal, penyusunan rencana
asuhan, pelaksanaan asuhan, pemulangan, rujukan, dan bahkan pelayanan home-care jika
diperlukan. Standar tersebut mencerminkan diterapkannya prinsip:*
1/1

Continuity and Coordination of Care


Patient Centered Care
Patient, Family, and Community Centered Care
Patient and Family Centered Care

Telusur untuk membuktikan ketersediaan APAR dan pemeliharaan APAR pada instrumen
akreditasi klinik adalah:*
1/1
Tersedia APAR, tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, observasi proses pemeliharaan
APAR, dan simulasi penggunaan APAR
Tersedia APAR, tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, wawancara proses
pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
Ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR
Tersedia SPO pemeliharaan APAR, ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR
KIRIM JAWABAN
0 of 0 points
Apakah saudara sudah yakin untuk mengirim jawaban*
Ya, saya yakin
Terima kasih, saudara telah menyelesaikan seluruh soal. Semoga sukses...
0 of 0 points
Submission Tracking ID - DO NOT CHANGE*
This is important for tracking purposes. Do not change. Any change in this will make your submission
void

.
This content is neither created nor endorsed by Google. - Terms of Service - Privacy Policy

 Forms

Anda mungkin juga menyukai