Anda di halaman 1dari 32

Dalam standar akreditasi klinik maupun standar akreditasi puskesmas terkait *0/1

dengan sumber daya manusia:

Evaluasi kinerja dan pemutakhiran kelengkapan file kepegawaian diserahkan pada


aturan di klinik maupun di puskesmas

File kepegawaian dilengkapi dan dievaluasi secara berkala paling lambat dua tahun
sekali

Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala dan dilakukan kelengkapan dan


pembaharuan file kepegawaian secara berkala

Evaluasi kinerja dilakukan paling lambat dua tahun sekali

Situasi yang dihadapi oleh seseorangyang mengharuskan dibuat keputusan * 1/1


mengenai perilaku yang patut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai
etik/moral disebut dengan:

Dilemma etik dan pemenuhan terhadap kode etik perilaku

Dilemma etik

Pemenuhan terhadap kode etik perilaku

Pertimbangan etik
Untuk memastikan pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya, * 0/1
telusur yang dilakukan oleh surveior adalah:

Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya dan
diverifikasi dengan wawancara dengan pasien

Melihat dokumen bukti pemahanan pasien tentang hak dan kewajibannya yang
ditanda tangani oleh pasien dan petugas

Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya

Melihat hasil evaluasi penyampaian informasi petugas tentang hak dan kewajiban
pasien.

Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas *1/1
nasionalditunjukkan dalam standar akreditasi dengan:

Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program promotif dan
preventif terkait dengan PPN

Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk menyusun, merencanakan, melaksanakan,


dan melaporkan kegiatan program prioritas nasional

Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatat dan melaporkan pelaksanaan


program PPN

Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas bab 4, dan klinik


terhadap standar 3.6 tentang pelayanan promotive dan preventif pada standar
akreditasi klinik
Perlindungan terhadap kehilangan, ancaman dan gangguan kenyamanan bagi *0/1
pasien, stafdan pengunjung, yang diminta pada program MFK adalah:

Perlindungan untuk keamanan dari bahan B3 dan limbah B3

Perlindungan untuk keselamatan

Perlindungan untuk keamanan akibat penggunaan peralatan

Perlindungan untuk keamanan

Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas, untuk mencegah *1/1
terjadinya infeksi, maka pada pekerjaan konstruksi harus dilakukan:

ICRA Konstruksi

ICRA Konstruksi dan PCRA

ICRA Program dan ICRA Konstruksi

ICRA Program, ICRA Konstruksi, dan PCRA


Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi kinik pada * 0/1
pelayanan kesehatan perseorangan mensyaratkan pelayanan kesehatan
perorangan terjadikesinambungan mulai dari penerimaan pasien, skrining,
kajian awal, penyusunan rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, pemulangan,
rujukan, dan bahkan pelayanan home-care jika diperlukan. Standar tersebut
mencerminkan diterapkannya prinsip:

Continuity and Coordination of Care

Patient, Family, and Community Centered Care

Patient and Family Centered Care

Patient Centered Care

Telusur untuk membuktikan ketersediaan APAR dan pemeliharaan APAR pada *0/1
instrumen akreditasi klinik adalah:

Tersedia SPO pemeliharaan APAR, ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR

Ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR

Tersedia APAR, tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, observasi proses
pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR

Tersedia APAR, tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, wawancara proses
pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyaratan melakukan pemeriksaan *1/1
kesehatan berkala bagi pegawai dalam pelaksanaan program K3.
Pemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan PMK 52 tahun 2018
dilaksanakan:

Minimal 2 kali setahun

Sewaktu-waktu, sesuai dengan ketetapan dari puskesmas

Minimal setahun sekali

Minimal 2 tahun sekali

Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5. * 1/1
penyelenggaraan pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan
pertimbangan etik dalam pengambilan keputusan pelayanan adalah sebagai
berikut:

Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu,
dan perwakilan dari administrasi dan manajemen

Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab UKP, perwakilan pelayanan UKM,


perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari
administrasi dan manajemen

Kepala Puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM, perwakilan


pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan
manajemen

Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP


Kontrak dengan pihak ketiga baik puskesmas maupun klinik dapat berupa: * 0/1

Kontrak klinis

Kontrak manajemen dan kontrak klinis

Kontrak manajemen

Perjanjian kerja sama dengan berbagai pihak yang dibutuhkan oleh klinik maupun
puskesmas

Variabel-variabel untuk menentukan derajat risiko ketika melakukan severity * 1/1


assessment pada manajemen risiko adalah:

Severity, probability, dan pelaksanaan mitigasi

Probability dan kemampuan pengendalian risiko

Severity, probability, dan pengendalian risiko

Severity dan probability


Regulasi dan implementasi langkah-langkah mencegah cedera pasien karena *1/1
jatuhditelusur dengan cara:

Melakukan observasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara


terkait implementasi pencegahan pasien jatuh

Melakukan observasi dan simulasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan


wawancara terkait implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
dengan implementasi pencegahan pasien jatuh

Meminta ditunjukkan kebijakan pencegahan pasien cedera karena jatuh dan


implementasinya

Meminta ditunjukkan SPO pencegahan pasien cedera karena jatuh, melakukan


ovservasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
implementasi pencegahan pasien jatuh

Program Prioritas Nasional yang ada pada standar akreditasi Puskesmas * 1/1
adalah:

Penurunan AKI/AKB dan Penurunan stunting

Pelayanan KB

Pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan factor risiko dan penurunan
stunting

Peningkatan cakupan imunisasi dan Pelayanan KB


Salah satu program MFK adalah pengendalian B3 dan limbah B3, untuk *1/1
memastikan program tersebut berjalan dengan baik, maka bukti-bukti telusur
adalah:

Petugas mampu memeragakan pembuangan limbah dengan benar

Terdapat daftar inventaris B3, penyimpanan dengan benar, MSDS, dan bukti
dilakukan pembuangan limbah B3 dengan benar dan bukti monitoringnya

Terdapat bukti kompetensi dari petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3
dan limbah B3

Terdapat petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan limbah B3 yang
melakukan monitoring tiap hari terhadap penyimpanan B3 dan pembuangan limbah
B3

Dilakukannya upaya untuk mencegah terjadinya salah sisi, salah pasien, dan *0/1
salah Tindakan operatif, dibuktikan dengan adanya:

Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh petugas
kesehatan

Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi, SPO pelaksanaan surgical safety
checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh operator yang akan melakukan, dan
bukti pengisian surgical safety check-list

Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh perawat,
dan adanya kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi

Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi dan bukti pengisian surgical safety
checklist oleh operator atau perawat yang ditunjuk oleh operator
Kegiatan dibawah ini adalahkegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat: * 1/1

Membangun kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan swasta di wilayah


kerja puskesmas dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

Kegiatan home-care yang dilakukan oleh petugas puskesmas

Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan perawatan di


rumah

Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang membutuhkan


perawatan di rumah

Sebagai dasar untuk menyusun rencana program manajemen fasilitas dan *1/1
keselamatan dan menyusun disaster plan, fasilitas pelayanan kesehatan perlu
melakukan analisis risiko dengan menggunakan alat:

Profil Risiko

Register Risiko

Profil Risiko, dan Hazard Vulnerablity Assessment (HVA)

ICRA Program
Asesmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assessment terdiri *1/1
dari 4 kelompokyaitu:

Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazardous Materials

Natural Hazard, Technological Hazard, Hazardous Material, Household Hazard

Natural Hazard, Human Hazard, Internal House-hold Hazard, External Household


Hazard

Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard, Technological Hazard

Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi kinik pada * 1/1
pelayanan kesehatan perseorangan meminta puskesmas dan klinik
memerhatikan hak dan kewajiban pasien dan pemberdayaan pasien. Kedua
hal tersebut membuktikan bahwa puskesmas dan klinik menerapkan prinsip:

Continuity of Care

Continuity and Coordination of Care

Coordination of Care

Patient Centered Care


Tujuan menyusun register risiko dan profil risiko adalah: * 0/1

Mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadidan risiko prioritas agar dapat


melakukan pencegahan dan mitigasi

Untuk mendaftar semua risiko yang mungkin dan pernah terjadi sebagai dasar untuk
menyusun perencanaan program dan anggaran fasyankes

Memenuhi standar akreditasi

Mengidentifikasi risiko klinis dan kemungkinan insiden keselamatan pasien pada


pelayanan kesehatan perseorangan

Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat * 1/1
kerja, sesuai yang diminta dalam standar akreditasi, puskesmas harus
melakukan:

Melakukan investigasi, konseling dan tindaklanjutnya

Melakukan investigasi terhadap kejadian

Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum untuk
pegawai yang mengalami kekerasan, dan mengupayakan kompensasi untuk
pegawai yang cedera akibat kerja

Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi


Untuk membuktikan pelaksanaan kebersihan tangan dengan benar, telusur * 1/1
yang dilakukan oleh surveyor adalah:

Melihat hasil pelaporan INM pada aplikasi pelaporan INM

Melakukan pengamatan pelaksanaan kebersihan tangan, meminta simulasi


kebersihan tangan, dan melihat kelengkapan sarana kebersihan tangan

Melihat hasil pelaporan INM dan melihat ketersediaan media penyuluhan kebersihan
tangan

Meminta hasil pelaporan INM, melihat ketersediaan media edukasi kebersihan


tangan, dan simulasi kebersihan tangan

Pemenuhan kriteria 1.4.2. puskesmas merencanakan dan melaksanakan * 0/1


manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan:

Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan inspeksi berkala terhadap fasilitas

Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan manajemen kedaruratan dan bencana

Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu

Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap fasilitas, simulasi


kodedarurat dan pemantauan keamanan pekerjaan konstruksi
Fasilitas pelayanan kesehatan melakukan FMEA dengan tujuan: * 1/1

Menganalisis insiden keselamatan pasien dengan derajat risiko rendah atau sedang

Untuk menganalisis dan mendisain ulang suatu proses yang mempunyai banyak
potensi risiko agar minimal risiko

Untuk mencari akar masalah pada proses yang menyebabkan insiden keselamatan
pasien

Menganalisis insiden keselamatan pasien dengan derajat risiko tinggi atau sangat
tinggi

Untuk telusur bahwa identifikasi pasien dilakukan sesuai yang diminta dalam *0/1
standar akreditasi klinik, surveior melakukan:

Meminta simulasi identifikasi pasien

Melihat SPO identifikasi pasien, melihat dokumen bukti pelaksanaan identifikasi


pasien, melakukan wawancara tentang proses identifikasi pasien, dan meminta
simulasi pelaksanaan identifikasi pasien

Melihat bukti pelaksanaan identifikasi sebelum intervensi pada pasien

Melihat adanya regulasi berupa kebijakan identifikasi pasien, melihat dokumen bukti
pelaksanaan, melakukan wawancara tentang proses identifikasi pasien, dan
meminta simulasi pelaksanaan identifikasi pasien
Pada program MFK, fasilitas pelayanan kesehatan menetapkan dan * 0/1
melaksanakan proses untuk memastikan semua sistem utilitas berfungsi
efisien dan efektif, sehingga harus dilakukan:

Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan bukti pemeliharaannya

Tersedia pengendalian infeksi yang terkait dengan penggunaan sistem utilitas

Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan peralatan medis serta pemeliharaannya
untuk menjamin keselamatan pasien dan petugas

Tersedia bukti monitoring akses masuk dan keluar fasyankes

Bukti implementasi pelaksanaan pencegahan risiko jatuh dapat dilihat dari: * 1/1

Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh petugas dilini depan dan perawat

Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh perawat

Pelaksanaan skrining cepat risiko jatuh oleh petugas yang pertama menerima
pasien.

Dokumentasi bukti pelaksanaan skrining risiko jatuh, observasi dan wawancara


pelaksanaan skrining risiko jatuh
Untuk membuktikan bahwa regulasi internal disusun dengan baik, maka * 0/1
surveyor melakukan telusur terhadap adanya:

Kebijakan dan pedoman/panduan

Kebijakan, pedoman/panduan, perencanaan program/kegiatan, dan prosedur-


prosedur

Kebijakan, prosedur, panduan praktik klinis, protocol klinis

Pedoman/panduan, prosedur, protocol, panduan praktik klinis, clinical pathway, dan


kerangka acuan program/kegiatan

Pelaporan insiden keselamatan pasien ke Komite Nasional Keselamatan * 0/1


Pasien (KNKP) melalui aplikasi adalah sebagai berikut:

KTD dan kejadian sentinel harus dilaporkan ke KNKP setelah selesai dilakukan
investigasi sesuai ketentuan batas waktu pelaporan

Semua jenis insiden keselamatan pasien harus dilaporan ke KNKP

Semua jenis insiden keselamatan pasien harus dilaporkan ke KNKP dalam batas
waktu 2 x 24 jam

KTD dan kejadian sentinel harus dilaporkan ke KNKP dalam batas waktu 2 x 24 jam
1

1. Sebagai dasar untuk menyusun rencana program manajemen fasilitas dan


keselamatan dan menyusun disaster plan, fasilitas pelayanan kesehatan perlu
melakukan analisis risiko dengan menggunakan alat:

*
25/25

A. Register Risiko
B. Profil Risiko
C. Profil Risiko,dan Hazard Vulnerablity Assessment (HVA)
D. ICRA Program

2. Tujuan menyusun register risikodan profil risiko adalah:


*
25/25

A. Memenuhi standar akreditasi


B. Mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadidan risiko prioritas agar dapat melakukan
pencegahan dan mitigasi
C. Untuk mendaftar semua risiko yang mungkin dan pernah terjadi sebagaidasar untuk
menyusun perencanaan program dan anggaran fasyankes
D. Mengidentifikasirisikoklinis dan kemungkinan insiden keselamatan pasien pada pelayanan
kesehatan perseorangan

3. Fasilitas pelayanan kesehatan melakukan FMEA dengan tujuan:


*
25/25
A. Menganalisis insiden keselamatan pasien dengan derajat risiko rendah atau sedang
B. Menganalisis insiden keselamatan pasien dengan derajat risiko tinggi atau sangat tinggi
C. Untuk menganalisis dan mendisain ulang suatu proses yang mempunyaibanyak potensirisiko
agar minimal risiko
D. Untuk mencari akar masalah pada proses yang menyebabkan insiden keselamatan pasien

4 Program Prioritas Nasional yang ada pada standar akreditasi Puskesmas adalah:
*
25/25

A. Pelayanan KB
B. Penurunan AKI/AKB dan Penurunan stunting
C. Peningkatan cakupan imunisasidan Pelayanan KB
D. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan factor risikodan penurunan stunting

1
2

5 Pada program MFK, fasilitas pelayanan kesehatan menetapkan dan


melaksanakan proses untuk memastikan semua sistem utilitas berfungsi efisien dan
efektif, sehingga harus dilakukan:*
0/25
A. Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan bukti pemeliharaannya (Benar)
B. Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan peralatan medis serta pemeliharaannya untuk
menjamin keselamatan pasien dan petugas
C. Tersedia bukti monitoring akses masuk dan keluar fasyankes
D. Tersedia pengendalian infeksi yang terkait dengan penggunaan sistem utilitas

6. Salah satu program MFK adalah pengendalian B3 dan limbah B3, untuk
memastikan program tersebut berjalan dengan baik, maka bukti-bukti telusur
adalah:
*
25/25
A. Petugas mampu memeragakan pembuangan limbah dengan benar
B. Terdapat daftar inventaris B3, penyimpanan dengan benar, MSDS, dan buktidilakukan
pembuangan limbah B3 dengan benar dan bukti monitoringnya
C. Terdapat petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan limbah B3 yang
melakukan monitoring tiap hari terhadap penyimpanan B3 dan pembuangan limbah B3
D. Terdapat buktikompetensidari petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan limbah
B3

7. Untuk membuktikan bahwa regulasi internal disusun dengan baik, maka


surveyor melakukan telusur terhadap adanya:
*
25/25
A. Kebijakan, pedoman/panduan, perencanaan program/kegiatan, dan prosedur-prosedur

B. Kebijakan dan pedoman/panduan


C. Kebijakan, prosedur, panduan praktik klinis, protocol klinis
D. Pedoman/panduan, prosedur, protocol, panduan praktik klinis, clinical pathway, dan kerangka
acuan program/kegiatan.

8. Dilakukannya upaya untuk mencegah terjadinya salah sisi, salah pasien, dan
salah Tindakan operatif, dibuktikandengan adanya:
*
25/25

A. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi, SPO pelaksanaan surgical safety checklist, bukti
penandaan sisi operasi oleh operator yang akan melakukan, dan bukti pengisian surgical safety
check-list

B. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasidan bukti pengisian surgical safety checklist oleh
operator atau perawat yang ditunjuk oleh operator

2
3

C. Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh perawat, dan
adanya kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi
D. Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh petugas
kesehatan.

9. Bukti implementasi pelaksanaan pencegahan risiko jatuh dapat dilihat dari:


*
0/25
A. Pelaksanaan skrining cepat risiko jatuh oleh petugas yang pertama menerima pasien.
B. Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh perawat

C. Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh petugas dilini depan dan perawat
D. Dokumentasi bukti pelaksanaan skrining risiko jatuh, observasidan wawancara pelaksanaan
skrining risiko jatuh (Benar)

10. Untuk membuktikan pelaksanaan kebersihan tangan dengan benar, telusur


yang dilakukan oleh surveyor adalah:
*
25/25
A. Melihat hasil pelaporan INM pada aplikasi pelaporan INM
B. Melakukan pengamatan pelaksanaan kebersihan tangan, meminta simulasikebersihan tangan,
dan melihat kelengkapan sarana kebersihan tangan
C. Melihat hasil pelaporan INM dan melihat ketersediaan media penyuluhan kebersihan tangan
D. Meminta hasil pelaporan INM, melihat ketersediaan media edukasikebersihan tangan, dan
simulasikebersihan tangan

11. Untuk membuktikan dilaksanakannya kewaspadaan terhadap obat-obat yang


perlu diwaspadai, yang ditelusur oleh surveyor adalah:
*
25/25
A. Adanya SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai, daftar obat yang perlu diwaspadai,
proses penyimpanan, bukti pelabelan baik di ruang pelayanan obat maupun di Gudang
penyimpanan obat, buktidilakukan double check pada penyiapan obat high alert

B. Adanya pelabelan LASA dan high alert padaobat-obat yang perlu diwaspadai
C. Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadaidan bukti penyimpanan
yang benar
D. Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadaidan bukti penyimpanan
yang benar dan wawancara pelabelan obat yang perlu diwaspadai

12. Untuk menghitung kebutuhan SDM di Puskesmas atau di Klinik, dilakukan


dengan cara:
*
25/25

3
4

A. Melakukan analisis kebutuhan SDM, memperhatikan jenis dan jumlah pelayanan yang
disediakan, dan peraturan perundangan terkait dengan standar kebutuhan SDM di puskesmas
atau di klinik

B. Melakukan analisis kebutuhan SDM dan menuangkannya dalam perencanaan kebutuhan


SDM dan perencanaan diklat SDM
C. Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja
D. Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja dan menuangkan dalam
perencanaan kebutuhan dan diklat SDM.

13. Pertimbangan dalam menyusun perencanaan operasional puskesmas atau


klinikadalah:
*
25/25

A. Visi, misi, dan tujuan Puskesmas/Klinik, analisis kebutuhan masyarakat akan jenis dan jumlah
pelayanan, evaluasi capaian kinerja, peluang perkembangan ke depan, dan analisis risiko

B. Perencanaan operasional puskesmas dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan


C. Klinik tidak perlu menyusun perencanaan operasional karena tidak diminta dalam standar
akreditasi
D. Visi, misi dan tujuan Puskesmas/Klinik dan ketersediaan SDM

14. Pembahasan hasil audit internal sesuaidengan PMKNo 44/ 2016,


merupakan mekanisme pengawasan, pengendalian dan penilaian:
*
0/25
A. Harus dilaksanakan terpisah dari Lokakarya mini
B. Dapat dilaksanakan dalam forum lokakarya mini (Benar)
C. Ketika menyampaikan hasil audit internal dipimpin oleh Kepala Puskesmas

D. Dijadwalkan tersendiri di luar forum lokakarya mini bulanan ataupun triwulan.


Opsi 5

15. Untuk menilai pelaksanaan pembinaan jaringan dan jejaring Puskesmas,


yang dinilai oleh surveyor adalah:
*
25/25

A. Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring, adanya indikator kinerja pembinaan
jaringan dan jejaring, dan bukti-bukti pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya

B. Adanya indikator kinerja pembinaan jaringan dan jejaring dan capaian indikator serta
analisisnya
C. Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring dan bukti pelaksanaannya
D. Adanya penanggung jawab pembinaan jaringan dan jejaring, program pembinaan monitoring
kesesuaian pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan, dan bukti pelaksanaan kegiatan pembinaan
jaringan dan jejaring.

4
5

16. Indikator kinerja pelayanan UKM yang diminta dalam standar akreditasi
disusun berdasarkan:
*
25/25
A. Standar pelayanan minimal dan kebijakan/pedoman dari Kementerian Kesehatan
B. Standar pelayanan minimal dan Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas
C. Standar pelayanan minimal, dan kebijakan/ pedoman pelayanan UKM yang disusun oleh
Puskesmas
D. Standar pelayanan minimal, kebijakan/pedoman dari Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi, dan kebijakan/pedoman dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota

17. Pembahasan penilaian kinerja UKM pada standar akreditasi Puskesmas,


minimal dilakukan :
*
25/25

A. Sekalidalam setahun
B. Empat kali dalam setahun
C. Enam kali dalam setahun
D. Dua kali dalam setahun

18. Perencanaan UKM Puskesmas disusun secara terpadu dengan melibatkan


lintas program dan lintas sector, disusun sesuaidengan:
*
25/25
A. Analisis kebutuhan masyarakat dan hasil pendataan PIS PK
B. Hasil penilaian kinerja Puskesmas dan hasil pendataan PIS-PK
C. Analisis kebutuhan masyarakat, hasil capaian indikator kinerja puskesmas, dan capaian SPM

D. Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas

19. Untuk menilai pelaksanaan pencegahan dan penurunan stunting yang


dilakukan puskesmas, surveyor menlakukan penilaian terhadap:
*
25/25
A. Adanya program kerja stunting, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
B. Adanya penetapan indikator dan target kinerja stunting, program pencegahan dan penurunan
stunting berdasar analisis capaian indikator, buktikoordinasidan pelaksanaan program,
monitoring dan evaluasinya

C. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting


D. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting, monitoring dan tindaklanjutnya.

20. Standar kuantitas untuk kunjungan ANC sesuai yang diminta dalam standar
akreditasi Puskesmas adalah:
5
6

*
25/25
A. Pemenuhan standar pelayanan antenatal memenuhi 10 T
B. Standar kunjungan minimal enam kali selama periode kehamilan (K6): satu kali pada
trimester pertama, duakali pada trimester kedua, dan tiga kali pada triemester ketiga

C. Standar kunjungan minimal empat kali selama periode kehamilan (K4): satu kali pasda
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga
D. Pemenuhan standar pelayanan antenatal 10 T dan kunjungan minimal empat kali selama
pediode kehamilan

21. Bukti peran aktif dari klinik untuk mendukung pencapaian program prioritas
nasional adalah:
*
0/25
A. Dalam standar akreditasi klinik tidak meminta peran aktif klinik dalam pencapaian program
prioritas nasional
B. Buktiketerlibatan klinik dan promotive dan preventif untuk program prioritas nasional

C. Buktiketerlibatan klinik untuk pelaksanaan program prioritas nasional sebagaijejaring dari


P uskesmas termasu k egiat prom otive danprevent
D B ukti keterlibata klinik lam upaya kur at if dan ive dalam pelaksanaan program
prioritas nasional
Opsi 5

22. Tim TB DOTS di Puskesmas terdiri dari:


*
25/25
A. Dokter, perawat, bidan, dan petugas pencatatan pelaporan
B. Dokter, perawat dan petugas pencatatan pelaporan
C. Perawat, bidan, dan petugas pencatatan pelporan yang terlatih
D. Dokter, perawat, analisis laboratorium dan petugas pencatatan pelaporan yang terlatih

23. Perencanaan program penanggulangan PTM dan factor risikonyadisusun


oleh Puskesmas:
*
25/25
A. Meliputi upaya promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative berdasar analisis masalah
dalam bentuk UKM dan UKP, terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKP
B. Disusun dengan melibatkan lintas program dan lintas sector dalam bentuk upaya promotive,
preventif,kuratif dan rehabilitative
C. Disusun dengan melibatkan lintas program dalam bentuk UKM dan UKP
D. Disusun dengan mengutamakan upaya promotive dan preventif berdasar hasil analisi masalah
penyakit tidak menular, terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM, UKP, kefarmasian
dan laboratorum.

6
7

24. Untuk menilai pelaksanaan Program manajemen risiko yang bersifat


proaktif di Puskesmas, yang dinilai oleh surveyor adalah:
*
0/25
A. Disusunnya register risiko, profil risikodan upaya pencegahan serta mitigasinya

B. Dilakukan root cause analysis jika terjadi insiden


C. Disusun profil risikodan upaya pencegahan serta mitigasinya
D. Bukti pelaksanaan FMEA, monitoring dan tindaklanjutnya. (benar)

25. Dalam standar akreditasi puskesmas maupun klinik: Keterlibatan pasien dan
keluarga dalam asuhan pasien ditunjukkandengan adanya:
*
25/25
A. Bukti PPA memberikan edukasi pada pasien dan keluarga yang dicatat dalam rekam medis
pasien
B. Bukti bahwa pasien atau keluarga mengetahui rencana asuhan, diagnosis, dan kemungkinan
hasil asuhan yang diberikan, dan bukti adanya informed consent ketika akan dilakukan Tindakan
yang memerlukan informed consent

C. Adanya buktidilakukan rencana pemulangan pada pasien yang membutuhkan sejak awal pada
perencanaan asuhan
D. Adanya bukti pasien dijelaskan tentang hak dan kewajiban pasien pada saat pasien pertama
kali datang ke puskesmas atau ke klinik.

26. Untuk melakukan penilaian dan telusur terhadap pelaksanaan skrining, yang
dilakukan oleh surveyor adalah:
*
25/25
A. Adanya bukti-buktidilakukan skrining baikoleh sekuriti, petugas pendaftaran dan perawat
atau bidan
B. Adanya SPO skrining, bukti pelaksanaan skrining, observasi pelaksanaan skrining dan
wawancara petugas dan pasien terkait dengan pelaksanaan skrining

C. Adanya buktidilakukan skrining di pendaftaran dan kajian awal oleh perawat pada pelayanan
rawat jalan dan wawancara dengan petugas pendaftaran dan pasien terkait dengan pelaksanaan
skrining
D. Adanya panduan skrining pada pendaftaran dan bukti pelaksanaan skrining

27. Isi minimal kajian awal pasien adalah:


*
25/25

A. Status fisik, psikososial-spiritual, Riwayat kesehatan pasien, Riwayat penggunaan obat, dan
skrining gizi pasien

7
8

B. Status penanggung pembiayaan, status fisik, psikososial-spiritual, Riwayat kesehatan pasien,


dan Riwayat penggunaan obat
C. Riwayat psikososial-spiritual, Riwayat kesehatan pasien, dan Riwayat penggunaan obat
D. Status gizi pasien, status fisik, psikososial-spiritual, dan Riwayat kesehatan pasien

28. Untuk menilai Perencanaan dan pelaksanaan asuhan pasien dilakukan sesuai
dengan standar akreditasi, surveyor melakukan penelusuran bukti sebagai berikut:
*
25/25
A. Adanya SPO perencanaan dan pelaksanaan asuhan pasien
B. Adanya pedoman pelayanan kesehatan perseorangan
C. Adanya dokumen bukti rencana asuhan terintegrasi, bukti pelaksanaan asuhan yang
didokumentasikan dalam rekam medis, dan bukti evaluasi terhadap rencana asuhan

D. Adanya SPO perencanaan asuhan, SPO pelaksanaan asuhan dan bukti-bukti pelaksanaanya
sesuaidengan pedoman yang disusun oleh Puskesmas atau Klinik.

29. Peran aktif dari klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional
dibuktikandengan:
*
0/25
A. Bukti pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program promotive dan preventif terkait dengan
program prioritas nasional
B. Bukti pencatatan dan pelaporan program promotive dan preventif, dan pencatatan dan
pelaporan pelaksanaan program prioritas nasional (Benar)
C. A d an y a b u k tik lin ik s eb ag aijejar ing puskesmas
D. Adanya bukti penatalaksanaan program nasional sesuai jenis klinik dan sesuai standar tata
laksana program prioritas nasional

30. Pemenuhan standar akreditasi untuk pelayanan rujukandibuktikandengan


adanay:
*
25/25
A. Pedoman dan SPO rujukan
B. Terdapat SPO rujukan, bukti puskesmas/ klinik memastikan fasyankes yang dituju dapat
memenuhikebutuhan pasien, pemberian informasidan persetujuan rujukan, dan ketersediaan
sarana transportasi

C. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan SPO rujukan


D. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan kepastian fasyankes tersebut dapat
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan ketersediaan sarana transportasi

8
9

31. Untuk menilai pemenuhan standar penyelenggaraan rekam medis, surveyor


menilai adanya bukti:
*
25/25
A. Penyimpanan, peminjaman, dan pemusnahan rekam medis, serta bagaimana menjaga
kerahasiaan isi rekam medis
B. Kelengkapan isi rekam medis dan keterbacaannya
C. Pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis sesuaidengan pedoman/ panduan/ SPO yang
disusun, kelengkapan isi rekam medis oleh PPA, dan kerahasiaan rekam medis

D. Adanya buktikelengkapan isi rekam medis, keterbacaan, dan kerahasiaan rekam medis

32. Pelaksanaan rekonsiliasi obat pada pasien rawat inap baik di Puskesmas
maupun di Klinik dilakukan pada saat:
*
25/25
A. Pasien masuk rawat inap
B. Pasien masukke pelayanan gawat darurat
C. Pasien masuk rawat inap dan pasien yang akan pulang
D. Pasien pada saat masukke fasyankes, transfer antar unit, dan ketika pasien inap akan pulang

33. Untuk penilaian kepemimpinan dan manajemen puskesmas, PPN dan


penyelenggaraan UKM dilakukan oleh:
*
25/25
A. Surveyor bidang tata Kelola Sumber daya dan UKM

B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM


C. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola Pelayanan
D. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola pelayanan dan penunjang

34. Untuk penilaian standar tata Kelola Klinik, tata Kelola SDM dan PMKP
pada klinik, dilakukan oleh:
*
25/25
A. Surveyor bidang UKP dan PMKP
B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM
C. Surveyor bidang tata Kelola sumber daya dan UKM

D. Surveyor bidang tata Kelola pelayanan dan penunjang

35. Untuk menilai dilemma etik, K3, MFK, dan audit internal dilakukan oleh:
*
0/25

9
10

A. Surveyor bidang tata Kelola Sumber daya dan UKM


B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM
C. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola Pelayanan

D. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola pelayanan dan penunjang (Benar)

36. Pelaksanaan survei akreditasi Puskesmas dilakukan dengan cara:


*
25/25

A. Hybrid
B. Full luring
C. Hybrid, atau Full luring, atau Full daring
D. Full luring atau Hybrid

37. Pelaksanaan survei akreditasi Klinik dilakukan dengan cara:


*
25/25

A. Hybrid

B. Full luring
C. Full daring
D. Full luring atau hybrid

38. Persyaratan untuk mengajukan survei perdana bagi Puskesmas antara lain
adalah:
*
25/25
A. Memiliki perizinan berusahadan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %
dan 100 % divalidasioleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR, minimal 100 % tenaga medis memiliki SIP
B. Memiliki perizinan berusahadan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasioleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR, minimal 100 % tenaga medis memiliki SIP
C. Memiliki perizinan berusahadan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan divalidasioleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki STR,
minimal 80 % tenaga medis memiliki SIP

D. Memiliki perizinan berusahadan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %


dan 100 % divalidasioleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR, minimal 80 % tenaga medis memiliki SIP
Opsi 5

39. Persyaratan untuk mengajukan survei perdana bagi klinik antara lain adalah:
*
25/25

10
11

A. Memiliki perizinan berusahadan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasioleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir
B. Memiliki perizinan berusahadan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasioleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir

C. Memiliki perizinan berusahadan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %


dan 100 % divalidasioleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir
D. Memiliki perizinan berusahadan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasioleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM duabelas bulan terakhir

40. Pemberian skor 5 pada elemen prnilaian akreditasi klinik:


*
25/25
A. Tercapai Sebagian dengan pencapaian: 20 % - 79 %

B. Tercapai Sebagian dengan pencapaian: 20 % - 69 %


C. Tercapai Sebagian dengan pencapaian: 20 % - 89 %
D. Tercapai Sebagian dengan pencapaian: 20 % - 84 %

11
1. Audit internal dalam standar akreditasi puskesmas merupakan cara untuk melakukan:
*

10/10
A. Pengawasan dan pengendalian dalam manajemen puskesmas
B. Menilai efektivitas sistem manajemen mutu
C. Menilai efektivitas proses pelayanan klinis
D. Menilai efektivitas sistem pengendalian mutu

2. Indikator nasional mutu baik klinik maupun puskesmas meliputi


:*

10/10
A. Identifikasi pasien, Kebersihan Tangan, Kepuasan pasien, Penggunaan APD
B. Kebersihan tangan, kepuasan pasien, penggunaan APD, dan pelayanan ANC sesuai standar
C. Kepuasan pelanggan, identifikasi pasien, pelayanan ANC sesuai standar, dan pelayanan pasien tb
sensitive obat
D. Identifikasi pasien, kebersihan tangan, kepuasan pelanggan, dan kepatuhan pencegahan risiko jatuh

3. Penanganan linen dan laundry meliputikegiatan :*

0/10
A. Pengumpulan, pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi,dan penyimpanan (benar)
B. Pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi dan penyimpanan
C. Pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi, penyimpanan dan penggunaan selanjutnya.
D. Pemilahan, pencucian, setrika / press, distribusi, penyimpanan dan penggunaan selanjutnya. (salah)

4. Untuk membuktikan bahwa komunikasi efektif dilakukan sebagai salah satu implementasi sasaran
keselamatan pasien, surveyor melakukan:

10/10
A. Wawancara dan bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara professional pemberi asuhan dengan
pasien
B. Wawancara dan bukti pelaksanaan edukasikepada pasien dilakukan dengan efektif dalam rekam medis
C. Adanya SPO komunikasi efektif, bukti pelaksanaan komunikasi efektif antar PPA yang
didokumentasikan dalam rekam medis, dan wawancara proses pelaksanaannya
D. Adanya SPO komunikasi efektif antar PPA, antara PPA dan pasien, dan bukti adanya edukasi pasien
oleh PPA dalam rekam medis

1
5. Pengawasan menurut PMK No 44/ 2016 tentang Manajemen Puskesmas meliputi aspek:

*
0/10
A. Kesesuaian pelaksanaan terhadapjadwal yang direncanakan
B. Kesesuaian pelaksanaan terhadapjadwaldan capaian kinerja yang direncanakan
C. Meliputi aspek administratif, capaian program, sumber daya, dan tehnis pelayanan
D. Meliputi aspek capaian program, tehnis pelayanan, kesesuaian jadwal pelaksanaan, dan aspek efisiensi
penggunaan sumber daya (salah)

6. Proses pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dilaksanakan dengan cara:*

10/10
A. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan fasilitasipihak swasta
B. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri
C. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh Puskesmas difasilitasioleh Pembinaan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dituangkan dalam perencanaan Puskesmas
D. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiridan difasilitasioleh Puskesmas

7. Penyelenggaraan Pelayanan UKM Puskesmas menurut standar akreditasi berorientasi pada:


*

10/10
A. Upaya promotif dan preventif
B. Upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative
C. Pendekatan individu, keluarga, dan masyarakat
D. Pendekatan promotive, preventif, kuratif, rehabilitative dan pemberdayaan masyarakat

8. Bukti suatu fasyankes memperhatikan hak dan kewajiban pasien adalah:


*

10/10
A. Bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien dan bukti pelaksanaan proses pelayanan yang
memperhatikan hak dan kewajiban pasien
B. Adanya bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien dan pembuatan general consent
C. Adanya SPO tentang pemenuhan hak pasien berkebutuhan khususdan evaluasinya
D. Adanya bukti sosialisasidan pemahaman pasien tentang hak dan kewajiban pasien

9. Surveior akreditasi puskesmas dan klinik terdiri dari:*

10/10
A. Tiga orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk tata Kelola, satu orang untuk UKM, satu orang
untuk UKP
2
B. Tiga orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk tata Kelola dan UKM, satu orang untuk UKP, dan
satu orang untuk mutu, keselamatan pasien, dan program prioritas nasional
C. Dua orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk bidang tata Kelola sumber daya dan UKM, dan
satu orang untuk bidang tata Kelola pelayanan dan penunjang

D. Dua orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk bidang tata Kelola sumber daya, tata kelola
pelayanan dan penunjang, dan satu orang untuk bidangUKM dan program prioritas nasional

10. Pemberian skor 10 pada regulasi dan kelengkapan dokumen bukti untuk puskesmas adalah

:*

0/10
A. Kelengkapan ≥ 80 %
B. Kelengkapan ≥ 90 %
C. Kelengkapan ≥ 70 %
D. Kelengkapan ≥ 85 %

SOAL POST TEST


Poin total100/100

PELATIHAN BAGI PELATIH CALON SURVEIOR AKREDITASI PUSKESMAS DAN KLINIK

NAMA (TANDA GELAR) :


*

Dr. Yandrizzal, SKM. M.Kes

1. Pemberian skor 10 pada regulasi dan kelengkapan dokumen bukti untuk puskesmas adalah:
*

10/10

A. Kelengkapan ≥ 80 %

3
B. Kelengkapan ≥ 90 %

C. Kelengkapan ≥ 70 %

D. Kelengkapan ≥ 85 %

2. Surveior akreditasi puskesmas dan klinik terdiri dari:


*

10/10
A. Tiga orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk tata Kelola, satu orang untuk UKM, satu orang
untuk UKP
B. Tiga orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk tata Kelola dan UKM, satu orang untuk UKP, dan
satu orang untuk mutu, keselamatan pasien, dan program prioritas nasional

C. Dua orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk bidang tata Kelola sumber daya dan UKM, dan
satu orang untuk bidang tata Kelola pelayanan dan penunjang

D. Dua orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk bidang tata Kelola sumber daya, tata kelola
pelayanan dan penunjang, dan satu orang untuk bidangUKM dan program prioritas nasional

3. Bukti suatu fasyankes memperhatikan hak dan kewajiban pasien adalah:


*

10/10
A. Bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien dan bukti pelaksanaan proses pelayanan yang
memperhatikan hak dan kewajiban pasien

B. Adanya bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien dan pembuatan general consent

C. Adanya SPO tentang pemenuhan hak pasien berkebutuhan khususdan evaluasinya

D. Adanya bukti sosialisasidan pemahaman pasien tentang hak dan kewajiban pasien

4. Penyelenggaraan Pelayanan UKM Puskesmas menurut standar akreditasi berorientasi pada:


*

10/10
A. Upaya promotif dan preventif

B. Upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative

4
C. Pendekatan individu, keluarga, dan masyarakat

D. Pendekatan promotive, preventif, kuratif, rehabilitative dan pemberdayaan masyarakat

5. Proses pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dilaksanakan dengan cara:*

10/10
A. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan fasilitasipihak swasta

B. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri

C. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh Puskesmas difasilitasioleh Pembinaan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dituangkan dalam perencanaan Puskesmas

D. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiridan difasilitasioleh Puskesmas

6. Pengawasan menurut PMK No 44/ 2016 tentang Manajemen Puskesmas meliputi aspek:
*

10/10
A. Kesesuaian pelaksanaan terhadapjadwal yang direncanakan

B. Kesesuaian pelaksanaan terhadapjadwaldan capaian kinerja yang direncanakan

C. Meliputi aspek administratif, capaian program, sumber daya, dan tehnis pelayanan

D. Meliputi aspek capaian program, tehnis pelayanan, kesesuaian jadwal pelaksanaan, dan aspek efisiensi
penggunaan sumber daya

7. Untuk membuktikan bahwa komunikasi efektif dilakukan sebagai salah satu implementasi
sasaran keselamatan pasien, surveyor melakukan:
*

10/10
A. Wawancara dan bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara professional pemberi asuhan dengan
pasien
B. Wawancara dan bukti pelaksanaan edukasikepada pasien dilakukan dengan efektif dalam rekam medis

C. Adanya SPO komunikasi efektif, bukti pelaksanaan komunikasi efektif antar PPA yang
didokumentasikan dalam rekam medis, dan wawancara proses pelaksanaannya

D. Adanya SPO komunikasi efektif antar PPA, antara PPA dan pasien, dan bukti adanya edukasi pasien
oleh PPA dalam rekam medis

5
8. Penanganan linen dan laundry meliputikegiatan :
*

10/10
A. Pengumpulan, pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi,dan penyimpanan

B. Pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi dan penyimpanan

C. Pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi, penyimpanan dan penggunaan selanjutnya.

D. Pemilahan, pencucian, setrika / press, distribusi, penyimpanan dan penggunaan selanjutnya.

9. Indikator nasional mutu baik klinik maupun puskesmas meliputi:


*

10/10
A. Identifikasi pasien, Kebersihan Tangan, Kepuasan pasien, Penggunaan APD

B. Kebersihan tangan, kepuasan pasien, penggunaan APD, dan pelayanan ANC sesuai standar

C. Kepuasan pelanggan, identifikasi pasien, pelayanan ANC sesuai standar, dan pelayanan pasien tb
sensitive obat

D. Identifikasi pasien, kebersihan tangan, kepuasan pelanggan, dan kepatuhan pencegahan risiko jatuh

10. Audit internal dalam standar akreditasi puskesmas merupakan cara untuk melakukan:
*

10/10
A. Pengawasan dan pengendalian dalam manajemen puskesmas

B. Menilai efektivitas sistem manajemen mutu

C. Menilai efektivitas proses pelayanan klinis

D. Menilai efektivitas sistem pengendalian mutu

Anda mungkin juga menyukai