Anda di halaman 1dari 13

1.

Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas, untuk mencegah


terjadinya infeksi, maka pada pekerjaan kontruksi harus dilakukan :
a. ICRA Program, ICRA Kontruksi, dan PCRA
b. ICRA Kontruksi dan PCRA
c. ICRA Kontruksi
d. ICRA Program dan ICRA Konstruksi
2. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, promosi/konseling pemberian
makanan bayi dan anak, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dalam
prioritas nasional adalah bentuk dari intervensi :
a. Intervensi untuk pencegahan anemia pada ibu hamil
b. Intervensi gizi spesifik
c. Intervensi untuk pencegahan malnutrisi
d. Intervensi gizi sensitif
3. Pencegahan dan penurutan stunting dilakukan melalui promotif dan preventif
yang bertujuan untuk :
a. Meningkatkan cakupan indikator program stunting
b. Meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam pencegahan stunting
c. Meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi sensitive dan
intervensi gizi spesifik
d. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan stunting
4. Pembahasan penilaian kinerja UKM pada standar akreditasi puskesmas, minimal
dilakukan :
a. Empat kali dalam setahun
b. Enam kali dalam setahun
c. Dua kali dalam setahun
d. Sekali dalam setahun
5. Perencanaan UKM puskesmas disusun secara terpadu dengan melibatkan lintas
program dan lintas sector, disusun sesuai dengan :
a. Hasil penilaian kinerja puskesmas
b. Hasil penilaian kinerja puskesmas dan hasil pendataan PIS PK
c. Analisis kebutuhan masyarakat dan hasil pendataan PIS PK
d. Analisis kebutuhan masyarakat, hasil capaian indikator kinerja
puskesmas, dan capaian SPM
6. Kegiatan di bawah ini adalah kegiatan fasilitas pemberdayaan masyarakat :
a. Membangun kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan
swasta di wilayah kerja puskesmas dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat.
b. Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan
perawatan di rumah
c. Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang
membutuhkan perawatan di rumah
d. Kegiatan home-care yang dilakukan oleh petugas puskesmas

7. Variable – variable untuk menentukan derajat Risiko ketika melakukan severity


assessment pada manajmen Risiko adalah :
a. Severity, probability, dan pengendalian Risiko
b. Severity, probability, dan pelaksanaan mitigasi
c. Probability dan kemampuan pengendalian Risiko
d. Severity dan probability
8. Situasi yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan dibuat keputusan
mengenai perilaku yang patut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai
etik/moral disebut dengan :
a. Pemenuhan terhadap kode etik perilaku
b. Dilemma etik dan pemenuhan terhadap kode etik perilaku
c. Dilema etik
d. Pertimbangan etik
9. Peran TPCB sesuai dengan yang diminta pada standar akreditasi puskesmas
adalah :
a. Pendampingan persiapan akreditasi, tindak lanjut hasil pelaksanaan
lokakarya mini dan pertemuan tinjauan manajemen, pembinaan
administratif dan pembinaan teknis
b. Pendampingan self assessment dan penyusunan dokumen untuk
persiapan akreditasi
c. Pembinaan administrasi dan pembinaan teknis
d. Pembinaan teknis, pendampingan penyusunan RUK dan RPK tindak
lanjut hasil pelaksanaan lokakarya mini dan PTM, verifikasi dan
umpan balik hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan
pelayanan puskesmas
10. Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyaratan melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi pegawai dalam pelaksanaan program K3. Pemeriksaan
kesehatan berkala sesuai dengan PMK 52 tahun 2018 dilaksanakan :
a. Sewaktu – waktu sesuai dengan ketetapan dari puskesmas
b. Minimal 2 tahun sekali
c. Minimal 2 kali setahun
d. Minimal setahun sekali
11. Akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM ditunjukkan dengan penilaian
terhadap :
a. Tercapainya semua indikator pelayanan UKM
b. Dilaksanakan penilaian kinerja pelayanan UKM paling sedikit dua kali
setahun dan tindak lanjut
c. Dilaksanakannya penilaian kinerja pelayanan UKM paling sedikit setahun
sekali tindak lanjut, dan pelaporannya
d. Tercapainya semua indikator pelayanan UMK esensial
12. Pemenuhan kriteria 1.4.2 puskesmas merencanakan dan melaksanakan
manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan :
a. Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap
fasilitas, simulasi kode darurat dan pemantauan keamanan pekerjaan
konstruksi
b. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan inspeksi berkala terhadap fasilitas
c. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu
d. Adanya regulasi bukti pelaksanaan manajemen kedaruratan dan bencana
13. Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5
penyelenggaraan pelayanan UMK dan UKP dilakukan dengan pertimbangan etik
dalam pengambilan keputusan pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP
b. Penanggung jawab UKM penanggung jawab UKP perwakilan pelayanan
UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan
perwakilan dari administrasi dan manajemen
c. Kepala puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM,
perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dari perwakilan dari
administrasi dan manajemen
d. Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan
dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
14. Penilaian bahwa komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan UKM dilakukan
oleh puskesmas dilihat dari :
a. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini dan tindak
lanjutnya
b. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini
c. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan lokakarya mini dan pertemuan
tinjauan manajemen
d. Adanya regulasi tentang mekanisme komunikasi dan koordinasi, dan
bukti pelaksanaannya
15. Variable – variable untuk menentukan derajat Risiko ketika melakukan severity
assessment pada manajemen Risiko adalah :
a. Severity, probability, dan pengendalian Risiko
b. Severity, probability, dan pelaksanaan mitigasi
c. Probability dan kemampuan pengendalian Risiko
d. Severity dan probability
16. Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyarat melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi pegawai dalam pelaksanaan program K3. Pemeriksaan
kesehatan berkala sesuai dengan PMK 52 tahun 2018 dilaksanakan :
a. Minimal 2 kali setahun
b. Sewaktu – waktu sesuai dengan ketetapan dari puskesmas
c. Minimal setahun sekali
d. Minimal 2 tahun sekali
17. Perlindungan terhadap kehilangan, ancaman dan gangguan kenyamanan bagi
pasien, staf dan pengunjung, yang diminta pada program MFK adalah :
a. Perlindungan untuk keamanan dari bahan B3 dan limbah B3
b. Perlindungan untuk keselamatan
c. Perlindungan untuk keamanan akibat penggunaan peralatan
d. Perlindungan untuk keamanaan
18. Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas untuk mencegah
terjadinya infeksi, maka pada pekerjaan kontruksi harus dilakukan :
a. ICRA Kontruksi
b. ICRA Kontruksi dan PCRA
c. ICRA Program, ICRA Kontruksi, dan PCRA
d. ICRA Program dan ICRA Kontruksi
19. Untuk membuktikan bahwa regulasi internal disusun dengan baik, maka
surveyor melakukan telusur terhadap adanya :
a. Kebijakan dan pedoman / panduan
b. Kebijakan, prosedur, panduan praktik klinis, protocol klinis
c. Kebijakan, pedoman / panduan, perencanaan program / kegiatan,
dan prosedur – prosedur
d. Pedoman / panduan, prosedur, protocol, panduan praktik klinis, clinical
pathway, dan kerangka acuan program/kegiatan.
20. Bukti implementasi pelaksanaan pencegahan risiko jatuh dapat dilihat dari :
a. Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh perawat
b. Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh petugas di lini depan dan perawat
c. Pelaksanaan skrining cepat risiko jatuh oleh petugas yang pertama
menerima pasien
d. Dokumentasi bukti pelaksanaan skrining risiko jatuh, observasi dan
wawancara pelaksanaan skrining risiko jatuh.
21. Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi klinik pada
pelayanan kesehatan perorangan meminta puskesmas dan klinik memperhatikan
hak dan kewajiban pasien pemberdayaan pasien. Kedua hal tersebut
membuktikan bahwa puskesmas dan klinik menerapkan prinsip :
a. Continuity of care
b. Coordination of care
c. Continuity and coordination of care
d. Patient centered care
22. Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas
nasional ditunjukkan dalam standar akreditasi dengan :
a. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk menyusun, merencanakan,
melaksanakan, dan melaporkan kegiatan program prioritas nasional
b. Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas bab
4, dan klinik terhadap standar 3.6 tentang pelayanan promotife dan
preventif pada standar akreditasi klinik
c. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatat dan melaporkan
pelaksanaan program PPN
d. Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program
promotif dan preventif terkait dengan PPN
23. Variable – variable untuk menentukan derajat risiko ketika melakukan severity
assessment pada manajemen risiko adalah :
a. Severity, probability, dan pelaksanaa mitigasi
b. Probability dan kemampuan pengendalian risiko
c. Severity dan probability
d. Severity, probability dan pengendalian risiko
24. Kegiatan di bawah ini adalah kegiatan fasilitas pemberdayaan masyarakat :
a. Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang
membutuhkan perawatan di rumah
b. Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan
perawatan di rumah
c. Kegiatan home – care yang dilakukan oleh petugas puskesmas
d. Membangun kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan
swasta di wilayah kerja puskesmas dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat
25. Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi ,kekerasan, atau cedera akibat
kerja, sesuai yang diminta dalam standar akreditasi, puskesmas harus
melakukan :
a. Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
b. Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi
c. Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum
untuk pegawai yang mengalami kekerasan, dan mengupayakan
kompensasi untuk pegawai yang cedera akibat kerja
d. Melakukan investigasi terhadap kejadian
26. Untuk memastikan pasien mengerti dan memahami hak dan kewajiban, telusur
yang dilakukan oleh surveyor adalah :
a. Melihat hasil evaluasi penyampaian informasi petugas tentang hak dan
kewajiban pasien
b. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajiban
yang ditanda tangani oleh pasien dan petugas
c. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan
kewajiban dan diverifikasi dengan wawancara dengan pasien
d. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajiban
27. Regulasi dan implemantasi langkah – langkah mencegah cedera pasien karena
jatuh ditelusur dengan cara :
a. Melakukan observasi dan simulasi implementasi pencegahan pasien
jatuh, dan wawancara terkait dengan implementasi pencegahan pasien
jatuh
b. Meminta ditunjukkan SPO pencegahan pasien cedera karena jatuh,
melakukan ovservasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan
wawancara terkait implementasi pencegahan pasien jatuh
c. Melakukan melakukan observasi implementasi pencegahan pasien jatuh,
dan wawancara terkait implementasi pencegahan pasien jatuh
d. Meminta ditunjukkan kebijakan pencegahan pasien cedera karena jatuh
dan implementasinya
28. Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi klinik pada
pelayanan kesehatan perorangan mensyaratkan pelayanan kesehatan
perorangan terjadi kesinambungan mulai dari penerimaan pasien, skrining,
kajian awal, penyusunan rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, pemulangan,
rujukan, dan bahkan pelayanan home – care jika diperlukan. Standar tersebut
mencerminkan diterapkannya prinsip :
a. Patient centered care
b. Patient, family, and community centered care
c. Continuity and coordination of care
d. Patient and family centered care
29. Kontrak dengan pihak ketiga bagi puskesmas maupun klinik dapat berupa :
a. Kontrak klinis
b. Perjanjian kerja sama dengan berbagai pihak yang dibutuhkan oleh klinik
maupun puskesmas
c. Kontrak manajemen
d. Kontrak manajemen dan kontrak klinis
30. Dilakukannya upaya untuk mencagah terjadinya salah sisi, salah pasien, dan
salah tindakan operatif, dibutuhkan dengan adanya :
a. Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh
perawat, dan adanya kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi
b. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi, SPO pelaksanaan
surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh operator
yang akan melakukan, dan bukti pengisian surgical safety check –
list
c. Bukti pengisian surgical safety check list, bukti penandaan sisi operasi
oleh petugas kesehatan
d. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi dan bukti pengisian surgical
safety checklist oleh operator atau perawat yang ditunjuk oleh operator
31. Telusur untuk membuktikan ketersediaan APAR pada instrument akreditasi
klinik adalah :
a. Tersedia SPO pemeliharaan APAR, ketersediaan APAR, dan bukti
pemeliharaan APAR
b. Tersedia APAR, tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR,
wawancara proses pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan
APAR
c. Ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR
d. Tersedia APAR, tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, observasi
proses pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
32. Pada program MFK, fasilitas pelayanan kesehatan menetapkan dan
melaksanakan proses untuk memastikan semua sistem utilitas berfungsi efisien
dan efektif, sehingga harus dilakukan :
a. Tersedia bukti monitoring akses masuk dan keluar fasyankes
b. Tersedia pengendalian infeksi yang terkait dengan penggunaan sistem
utilitas
c. Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan peralatan medis serta
pemeliharaannya untuk menjamin keselamatan pasien dan petugas
d. Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan bukti pemeliharaannya
33. Untuk telusur bahwa identifikasi pasien dilakukan sesuai yang diminta dalam
standar akreditasi klinik, surveyor melakukan :
a. Melihat adanya regulasi berupa kebijakan identifikasi pasien, melakukan
wawancara tentang proses identifikasi pasien, dan meminta simulasi
pelaksanaan identifikasi pasien
b. Meminta simulasi identifikasi pasien
c. Melihat SPO identifikasi pasien, melihat dokumen bukti pelaksanaan
identifikasi pasien, melakukan wawancara tentang proses identifikasi
pasien, dan meminta simulasi pelaksanaan identifikasi pasien
d. Melihat bukti pelaksanaan identifikasi sebelum intervensi pada pasien
34. Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5
penyelenggaraan pelayanan UKM dilaksanakan dengan pertimbangan etik
dalam pengambilan keputusan pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP
b. Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan
dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
c. Penanggung jawab UKM, penanggung jawab UKP, perwakilan pelayanan
UKM, perwakilaan pelayanan UKP, perwakilan pelayanan UKP,
perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan
manajemen
d. Kepala puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM,
perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari
administrasi dan manajemen
35. Dalam standar akreditasi klinik maupun standar akreditasi puskesmas terkait
dengan sumber daya manusia:
a. File kepegawaian dilengkapi dan dievaluasi secara berkala paling lambat
dua tahun sekali
b. Evaluasi kinerja dilakukan paling lambat dua tahun sekali
c. Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala dan dilakukan kelengkapan
dan pembaharuan file kepegawaian secara berkala
d. Evaluasi kinerja dan pemutakhiran kelengkapan file kepegawaian
diserahkan pada aturan di klinik maupun di puskesmas
36. Sebagai dasar untuk menyusun rencana program manajemen fasilitas dan
keselamatan dan menyusun disaster plan, fasilitas pelayanan kesehatan perlu
melakukan analisis risiko dengan menggunakan alat:
a. Profil Risiko, dan Hazard Vulnerablity Assessment (HVA)
b. Profil Risiko
c. ICRA Program
d. Register Risiko
37. Asesmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assessment
terdiri dari 4 kelompok yaitu:
a. Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazardous
Materials
b. Natural Hazard, Human Hazard, Internal House-hold Hazard, External
Household Hazard
c. Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard, Technological
Hazard
d. Natural Hazard, Technological Hazard, Hazardous Material, Household
Hazard
38. Salah satu program MFK adalah pengendalian B3 dan limbah B3, untuk
memastikan program tersebut berjalan dengan baik, maka bukti- bukti telusur
adalah:
a. Petugas mampu memeragakan pembuangan limbah dengan benar
b. Terdapat bukti kompetensi dari petugas yang diberi tanggung jawab
mengelola B3 dan limbah B3
c. Terdapat petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan limbah
B3 yang melakukan monitoring tiap hari terhadap penyimpanan B3 dan
pembuangan limbah B3
d. Terdapat daftar inventaris B3, penyimpanan dengan benar, MSDS,
dan bukti dilakukan pembuangan limbah B3 dengan benar dan bukti
monitoringnya
39. Situasi yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan dibuat keputusan.
mengenai perilaku yang patut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai
etik/moral disebut dengan:
a. Dilemma etik
b. Pertimbangan etik
c. Dilemma etik dan pemenuhan terhadap Kode etik perilaku
d. Pemenuhan terhadap kode etik perilaku
40. Pemenuhan kriteria 1.4.2. puskesmas merencanakan dan melaksanakan
manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan:
a. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan manajemen kedaruratan dan
bencana
b. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu
c. Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap
fasilitas, simulasi kode darurat dan pemantauan keamanan pekerjaan
konstruksi
d. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan inspeksi berkala terhadap fasilitas
41. Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat
kerja, sesuai yang diminta dalam standar akreditasi, puskesmas harus
melakukan :
a. Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi
b. Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum
untuk pegawai yang mengalami kekerasan, dan mengupayakan
kompensasi untuk pegawai yang cedera akibat kerja
c. Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
d. Melakukan investigasi terhadap kejadian
42. Asesmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assessment terdiri
dari 4 kelompok yaitu :
a. Natural Hazard, Technological Hazard, Humas Hazard, Hazardous
Materials
b. Natural Hazard, Technological Hazard, Hazardous Materials, Household
Hazard
c. Natural Hazard, occupational Hazard, Human Hazard, Technological
Hazard
d. Natural Hazard, Human Hazard, Internal House – hold Hazard, External
Household Hazard
43. Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas, juga untuk
mencegah terjadinya infeksi, maka pada pekerjaan kontruksi harus dilakukan :
a. ICRA Kontruksi
b. ICRA Program, ICRA Kontruksi, dan PCRA
c. ICRA Kontruksi dan PCRA
d. ICRA Program dan ICRA Kontruksi
44. Pemenuhan kriteria 1.4.2 puskesmas merencanakan dan melaksanakan
manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan :
a. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan manajemen kedaruratan dan
bencana
b. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan inspeksi berkala terhadap fasilitas
c. Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap
fasilitas, simulasi kode darurat dan pemantauan keamanan pekerjaan
kontruksi
d. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu
45. Kegiatan di bawah ini adalah kegiatan fasilitas pemberdayaan masyarakat :
a. Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang
membutuhkan perawatan di rumah
b. Membangun kemitraan dengan organisasi kemasyrakatan dan
swasta di wilayah kerja puskesmas dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat
c. Kegiatan home – care yang dilakukan oleh petugas puskesmas
d. Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan
perawatan di rumah
46. Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyaratan melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi pegawai dalam pelaksanaan program K3. Pemeriksaan
kesehatan berkala sesuai dengan PMK 52 tahun 2018 dilakukan :
a. Minimal 2 tahun setahun
b. Minimal 2 tahun sekali
c. Sewaktu – waktu, sesuai dengan ketetapan dari puskesmas
d. Minimal setahun sekali
47. Variable – variable untuk menentukan derajat resiko ketika melakukan severity
assessment pada manajemen risiko :
a. Severity dan Probability
b. Probability dan kemampuan pengendalian risiko
c. Severity, probability, dan pengendalian risiko
d. Severity, probability, dan pelaksanaan mitigasi
48. Situasi yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan dibuat keputusan
mengenai perilaku yang patut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai
etik/moral disebut dengan ;
a. Pertimbangan etik
b. Pemenuhan terhadap kode etik perilaku
c. Dilemma etik
d. Dilemma etik dan pemenuhan terhadap kode etik perilaku
49. Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas
nasional ditunjukkan dalam standar akreditasi dengan :
a. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk menyusun, merencanakan,
melaksanakan, dan melaporkan kegiatan program prioritas nasional
b. Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas bab
4, dan klinik terhadap standar 3.6 tentang pelayanan promotive dan
preventif pada standar akreditasi klinik
c. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatat dan melaporkan
pelaksanaan program PPN
d. Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program
promotif dan preventif terkait dengan PPN
50. Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5
penyelenggaraan pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan
etik dalam pengembalian keputusan pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP
b. Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan
dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
c. Penanggung jawab UKM, penanggung jawab UKP, perwakilan pelayanan
UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan
perwakilan dari administrasi dan manajemen
d. Kepala puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM,
perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari
administrasi dan manajemen
51. Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat
kerja, sesuai yang diminta dalam standar akreditasi, puskesmas harus
melakukan :
a. Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi
b. Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi, dan memberi
bantuan hukum untuk pegawai yang mengalami kekrasan dan
mengupayakan kompensasi untuk pegawai yang cedera akibat kerja
c. Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
d. Melakukan investigasi terhadap kejadian
52. Assessmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerrability Assessment
terdiri dari 4 kelompok yaitu :
a. Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazardous
Materials
b. Natural Hazard, Technological Hazard, Hazardous Materials, Household
Hazard
c. Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard, Technological
Hazard
d. Natural Hazard, Human Hazard Internal House – hold Hazard, External
Household Hazard
53. Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas, juga untuk
mencegah terjadinya infeksi, maka pada pekerjaan konstruksi harus dilakukan :
a. ICRA Kontruksi
b. ICRA Program, ICRA Kontruksi, dan PCRA
c. ICRA Konstruksi dan PCRA
d. ICRA Program dan ICRA Kontruksi
54. Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5
penyelenggaraan pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan
etik dalam pengambilan keputusan pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP
b. Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan
dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
c. Penanggung jawab UKM, penanggung jawab UKP, perwakilan pelayanan
UKM, perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan
dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
d. Kepala puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM,
perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari administrasi dan manajemen
55. Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyaratkan melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi pegawai dalam pelaksanaan kesehatan berkala bagi
pegawai dalam pelaksanaan program K3. Pemeriksaan kesehatan berkala
sesuai dengan PMK 52 tahun 2018 dilakukan :
a. Minimal 2 kali setahun
b. Minimal 2 tahun sekali
c. Sewaktu – waktu, sesuai dengan ketetapan dari puskesmas
d. Minimal setahun sekali
56. Pemenuhan kriteria 1.4.2 puskesmas merencanakan dan melaksanakan
manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan :
a. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan manajemen kedaruratan dan
bencana
b. Adanya regulasi dan bukti pelaksanakan inspeksi berkala terhadap
fasilitas
c. Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap
fasilitas, simulasi kode darurat dan pemantauan keamanan pekerjaan
kontruksi
d. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu
57. Kegiatan di bawah ini adalah kegiatan fasilitas pemberdayaan masyarakat :
a. Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang
membutuhkan perawatan di rumah
b. Membangun kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan
swasta di wilayah kerja puskesmas dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat
c. Kegiatan home – care yang dilakukan oleh petugas puskesmas
d. Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan
perawatan di rumah
58. Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5
penyelenggaraan pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan
etik dalam pengambilan keputusan pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP
b. Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan
dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
c. Penanggung jawab UKM, penanggung jawab UKP, perwakilan pelayanan
UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan
perwakilan dari administrasi dan manajemen
d. Kepala puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM,
perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari
administrasi dan manajemen
59.

Anda mungkin juga menyukai