Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi, seluruh Indonesia.
2. Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, seluruh Indonesia.
3. Para Ketua Lembaga Penyelenggara Akreditasi.
4. Penanggung Jawab Klinik, seluruh Indonesia
Standar Akreditasi Klinik telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1983/2022. Standar tersebut menjadi acuan bagi Kementerian Kesehatan,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, klinik, lembaga penyelenggara
akreditasi, dan pemangku kepentingan terkait dalam menyelenggarakan akreditasi klinik, baik pada
kegiatan tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pasca akreditasi Klinik. Standar Akreditasi Klinik berlaku
untuk seluruh Klinik, baik Klinik Utama maupun Klinik Pratama, namun penerapan beberapa standar dan
elemen penilaian dalam Standar Akreditasi Klinik tentu saja disesuaikan kemampuan pelayanan masing-
masing klinik.
Surat ini bertujuan memberikan kejelasan mengenai standar dan elemen penilaian yang Tidak
Dapat Diterapkan (TDD) agar memudahkan klinik dalam mempersiapkan akreditasi dan memudahkan
surveior dalam proses penilaian saat survei akreditasi klinik. Daftar Standar dan Elemen Penilaian yang
Tidak Dapat Diterapkan (TDD) pada Standar Akreditasi Klinik sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat ini.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-2-
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-3-
10. PKP 9 1 Asuhan gizi dilakukan oleh TDD pada Klinik Rawat
petugas yang berkompeten Jalan yang tidak
sesuai dengan ketentuan menangani kasus gizi.
peraturan perundang-
undangan.
14. PKP 10 2 Ada bukti ringkasan pulang TDD pada Klinik Rawat
pasien dalam rekam medis. Jalan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-4-
18. PKP 13 3 Klinik menetapkan rentang TDD pada Klinik Rawat Jika Klinik
nilai normal untuk setiap Jalan yang tidak melakukan
jenis pemeriksaan yang menyelenggarakan Point of Care
disediakan. pelayanan laboratorium. Testing
(POCT), EP ini
tidak TDD.
19. PKP 13 4 Ada bukti reagensia TDD pada Klinik Rawat Jika Klinik
esensial dan bahan lain Jalan yang tidak melakukan
tersedia sesuai menyelenggarakan Point of Care
dengan jenis pelayanan pelayanan laboratorium. Testing
yang ditetapkan, pelabelan (POCT), EP ini
dan tidak TDD.
penyimpanannya.
20. PKP 13 5 Ada prosedur pelaporan, TDD pada Klinik Rawat Jika Klinik
pencatatan dan tindak Jalan yang tidak melakukan
lanjut hasil laboratorium menyelenggarakan Point of Care
kritis. pelayanan laboratorium. Testing
(POCT), EP ini
tidak TDD.
21. PKP 13 7 Ada bukti pelaksanaan TDD pada Klinik Rawat Jika Klinik
Pemantapan Mutu Internal Jalan yang tidak melakukan
(PMI) dan Pemantapan menyelenggarakan Point of Care
Mutu Eksternal (PME) pelayanan laboratorium. Testing
secara berkala. (POCT), PMI
dan PME tetap
dilaksanakan
dan dinilai.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-5-
terhadap manajemen
keamanan radiasi.
26. PKP 15 3 Ada kebijakan dan atau TDD pada Klinik Rawat
prosedur pengadaan obat Jalan yang tidak
sesuai dengan regulasi. menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-6-
35. PKP 15 12 Ada kebijakan dan atau TDD pada Klinik Rawat
prosedur pemantauan dan Jalan yang tidak
pelaporan medication error. menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.
36. PKP 15 13 Dalam hal klinik tidak TDD pada Klinik Rawat
memiliki apoteker, sebagai Jalan yang
penanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian, pelayanan kefarmasian
ada bukti bahwa klinik dan Klinik Rawat Inap.
hanya mengelola obat
darurat medis sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN