Anda di halaman 1dari 19

JLN.

KH ZAENAL ARIFIN NO 26 RT 002 RW 004


Telp. 085227142783 Kode pos : 52122
Email : klinikassyifaplus@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA LANGON MEDIKA


NOMOR : 09/AS/01/2023
TENTANG
PROGAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI KLINIK PRATAMA
AS-SYIFA (Plus) KOTA TEGAL

PIMPINAN KLINIK PRATAMA AS-SYIFA (Plus) KOTA TEGAL,

Menimbang : a. bahwa klinik harus menyediakan fasilitas yang aman,


berfungsi dan suportif bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung, klinik juga harus menyediakan peralatan
kesehatan sesuai dengan ketenteuan Peraturan
perundang-undangan;
b. bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian
risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja untuk menciptakan kondisi fasilitas
pelayanan kesehatan yang sehat, aman, selamat, dan
nyaman, perlu mennyusun program manajemen resiko
fasilitas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Pimpinan Klinik Pratama As-Syifa (Plus) Kota
Tegal tentang Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Klinik Pratama As-Syifa (Plus) Kota Tegal;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018
tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019
tentang Penerapan Manajemen Resiko Terintegrsasi di
Lingkungan Kementrian Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014
tentang Klinik ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan,
Unit Tranfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA AS-SYIFA (Plus)


KOTA TEGAL TENTANG PROGRAM MANAJEMEN
FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI KLINIK
PRATAMA AS-SYIFA (Plus) TEGAL.
KESATU : Klinik yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan
Teknis Dinas Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan,
memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan
pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan dasar melalui
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perorangan menuju peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal
KEDUA : Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik,
dan keselamatan dan keamanan lingkungan Klinik
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan-
undangan.
KETIGA : Program Manajemen fasilitas dan Keselamatan di Klinik As-
Syifa (Plus) sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagiat tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,

Ditetapkan di : Kota Tegal


Pada tanggal : 05 Januari 2023

Pimpinan Klinik Pratama As-Syifa (Plus),

Dr. ROFIQOH M.M


LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA AS-
SYIFA (Plus) KOTA TEGAL
NOMOR : 09/AS/01/2023
TANGGAL : 05 Januari 2023
TENTANG : PROGRAM MANAJEMEN
FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK)) DI KLINIK PRATAMA AS-
SYIFA (Plus) KOTA TEGAL

PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN KLINIK AS-
SYIFA (Plus)
TH 2022
A. PENDAHULUAN
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan keselamatan dan
keamanan lingkungan Klinik dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan-
undangan. Sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan keselamatan lingkungan
dikelola dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko
Klinik yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan
pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Upaya Kesehatan Perorangan menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Klinik sebagai penggerak
masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Klinik merumuskan salah
satu misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan menjamin keselamatan
pasien dan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
MFK di Klinik melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang
merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang
berupaya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi di dalam pelayanannya
dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
Klinik sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang
terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan Klinik dan menyediakan lingkungan yang
aman bagi pasien, pengunjung, petugas, dan masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Selama ini Klinik telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan , terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan, pemeriksaan
kesehatan karyawan, kesehatan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanganan bahan
dan limbah B3 dan lain-lain namun belum optimal dan pada umumnya tidak diawali dengan
identifikasi risikonya.
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum didasarkan
kepada pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan fasilitas, uji fungsi dan identifikasi
resiko belum dilaksanakan secara optimal. Sehubungan hal-hal seperti di atas dirasakan perlu
untuk menyusun program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan melaksanakan
program MFK yang lebih komprehensif, mengutamakan identifikasi resiko untuk
keselamatan dan safety dari fasilitas yang dimiliki Klinik sesuai standar-standar yang
ditetapkan akreditasi .
Klinik perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) untuk
menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.Program untuk
keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung
dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018), seperti
tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik.
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan
kesehatan kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu diidentifikasi
dan dibuatkan peta, dipantau untuk meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik
baik bagi pasien, petugas, maupun pengunjung yang lain . Program untuk keamanan dengan
menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung Klinik perlu
direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat
lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada
petugas. Agar dapat berjalan dengan baik, maka program tersebut juga didukung dengan
penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasilitas seperti
penyediaan Closed Circuit Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul,
rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan
secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan
beracun serta limbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dan anatomi;
farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan; benda tajam; genotoksik/sitotoksik;
radioaktif. Klinik perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah serta
limbahnya disimpan. Daftar inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan. Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan yang lain. (
Identifikasi bencana). Klinik sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut
bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila
terjadi bencana baik internal maupun eksternal. Strategi dan rencana untuk menghadapi
bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil
penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara
internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan
sistem program manajemen bencana /disaster. ( strategi komunikasi jika terjadi bencana,
manajemen sumber daya, penyediaan pelayanan dan alternatifnya, identifikasi peran dan
tanggung jawab tiap karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat
bencana).
Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam
pelaksanaan program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang
diselenggarakan minimal setahun sekali. Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan
setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti
hasil dari simulasi. Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan.
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Klinik mempunyai risiko terhadap terjadinya
kebakaran. Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud
kesiagaan Klinik terhadap terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan
pengunjung harus dievakuasi dan dijaga keselamatannya. Yang dimaksud dengan sistem
proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif. Proteksi kebakaran
aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi
kebakaran secara
pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber
terjadinya kebakaran. Klinik harus menetapkan larangan merokok di lingkungan Klinik baik
bagi petugas, pasien, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien
dan pengunjung, dan dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan pasien, alat
kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan setiap saat diperlukan.
Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala,
sesuai dengan panduan produk tiap alat kesehatan. Dalam melakukan pemeriksaan alat
kesehatan, petugas memeriksa antara lain: kondisi, ada tidaknya kerusakan, kebersihan,
status kalibrasi, dan fungsi alat. Alat esehatan dapat dilakukan recall oleh pemerintah
dan/atau produsen dan/atau distributor akibat adanya risiko keselamatan . Jika ada alat
kesehatan yang dilakukan recall, harus dilaksanakan penarikan agar tidak digunakan dan
dipandu oleh prosedur yang baku.
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang
lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada pasien, dibutuhkan ketersediaan listrik, air dan gas medis, serta prasarana
lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem jaringan dan teknologi
informasi, sistem deteksi dini kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing
Klinik. Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan
keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Klinik. Sumber air adalah sumber air bersih
dan air minum. Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi
kegagalan air dan/ atau listrik. Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti
genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga
ketersediaannya untuk mendukung kegiatan pelayanan pasien. Untuk prasarana air perlu
dilakukan pemeriksaan air bersih, termasuk pemeriksaan uji kualitas air secara periodik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam
pelaksanaan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan
petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan
lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat. Pendidikan petugas dapat
berupa edukasi, pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas
sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajemen fasilitas dan
keselamatan.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pasien dan karyawan dalam
lingkungan Klinik .
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.
b. Mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya yang ramah lingkungan.
c. Menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana.
d. Menjamin seluruh penghuni di Klinik aman dari kebakaran, asap atau kedaruratan
lainnya.
e. Menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis.
f. Melindungi penghuni Klinik dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan besar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang melaksanakan program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dibuat dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Keselamatan dan Keamanan
a. Melaksanakan identifikasi daerah yang berisiko dari aspek gedung dan fasilitas.
b. Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung, vendor dan area
beresiko.
c. Melakukan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
d. Melaksanakan pengendalian lingkungan selama masa pembangunan dan
renovasi.
e. Melaksanakan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien.
f. Melaksanakan proteksi kehilangan dan kerusakan dari fasilitas.
g. Memastikan bahwa Klinik sebagai kawasan tanpa rokok.
h. Memastikan bahwa badan independen dalam fasilitas pelayanan mematuhi program
keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya, manajemen keadaan darurat,
pengamanan kebakaran.
2. Perlindungan Kesehatan Karyawan :
a. Memeriksa kesehatan karyawan baru
b. Melakukan monitoring efek radiasi
c. Melakukan pemeriksaan tenaga kerja area pelayanan klinikal dan keperawatan
d. Melakukan imunisasi dan vaksinisasi
e. Menangani kesehatan akibat kerja :
1) Kecelakaan akibat benda tajam
2) Kecelakaan akibat B3
3) Kecelakaan akibat lainnya
f. Menangani kesehatan lingkungan tempat kerja
1) Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap pencahayaan, kebisingan,
kualitas udara, dan sarana fisik penunjang kerja
2) Menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau mengganti sistem,
bangunan atau komponen untuk fasilitas fisik.
3. Bahan Beracun dan Berbahaya ( B3).
3. Melaksanakan identifikasi resiko bahan dan limbah berbahaya (B3).
a. Melaksanakan pengendalian bahan dan limbah berbahaya B3 (penanganan,
penyimpanan dan penggunaan).
b. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden lainnya.
c. Menyiapkan alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan.
4. Manajemen Emergency/Kewaspadaan Bencana
a. Melaksanakan identifikasi bencana internal dan eksternal
b. Melaksanakan uji coba/pelatihan penanggulangan bencana/disaster.
5. Pengamanan Kebakaran
a. Melaksanakan identifikasi pengurangan resiko kebakaran.
b. Melaksanakan pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah terbakar.
c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran.
d. Melaksanakan pemeriksaan,uji fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan
peralatan.
6. Peralatan Medis
a. Melaksanakan identifikasi resiko dari peralatan medis.
b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji fungsi peralatan medis.
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis.
7. Sistem Utilitas
a. Melaksanakan identifikasi terhadap resiko kegagalan listrik dan air.
b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif dan sistem utility lainnya.
c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem pendukung lainnya.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN INDIKATOR
KEBERHASILAN PROGRAM

No Program Cara Melaksanakan Indikator

1 KESELAMATAN DAN
KEAMANAN Monitoring Gedung, fasilitas dan area
a. Melaksanakan identifikasi daerah beresiko teridentifikasi
yang berisiko dari aspek gedung dan resikonya
fasilitas
Monitoring Semua staf, Pasien , keluarga
b. Melaksanakan pemberian identitas pelaksanaan yang berkunjung
kepada staf, pengunjung menggunakan identitas

Menyiapkan rambu- Rambu-rambu peringatan dan


c. Melakukan pencegahan kejadian rambu peringatan dan peta, tanda-tanda khusus B3
cedera pada pasien, keluarga, staf peta di area beresiko, telah terpasang di area beresiko
dan pengunjung tanda-tanda khusus B3

Monitoring tata udara Meminimalisir kebisingan


dan kebisingan. dan tata udara di area sekitar
d. Melaksanakan pengendalian lokasi yang terdekat dari
lingkungan selama masa renovasi
pembangunan dan renovasi
Pemeriksaan seluruh Menurunkan angka
gedung kehilangan di dalam ruang
e. Melaksanakan pemeriksaan Pelayanan
seluruh gedung Monitoring kehilangan
Pemeriksaan seluruh
f. Melaksanakan proteksi gedung
kehilangan dan kerusakan dari
fasilitas
Tidak ditemukannya
puntung rokok dan orang
g. Memastikan bahwa Klinik sebagai yang merokok di dalam area
kawasan tanpa rokok Klinik

Mengadakan Semua staf penyewa atau


pelatihan, simulasi, badan independen telah
h. Memastikan bahwa badan peragaan pada 4 mengikuti pelatihan tersebut
independen dalam fasilitas aspek tersebut
pelayanan mematuhi program
keselamatan dan keamanan,
bahan berbahaya, kesiapan
menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran.

Pelayanan Kesehatan
i. Memeriksa kesehatan karyawan Pemeriksaan Rapid test , Hep B dan C
baru kesehatan Negatif
Penyakit paru negatif Sehat
jasmani dan rohani
j. Melakukan imunisasi dan Pemeriksaan berkala a. Titer anti HbsAg
vaksinisasi 1. 0-10 miu/ml vaksin 3
kali
2. 10-100 miu/ml vaksin 1
kali
3. > 100 miu/ml tidak
perlu vaksin
b. Imunisasi diberikan
seluruh karyawan area
beresiko di pelayanan

k. Menangani kesehatan akibat kerja


1) Kecelakaan akibat benda Pemantauan Nihil Kejadian Kecelakaan
tajam Pencatatan Kerja
2) Kecelakaan akibat B3 Pelaporan
3) Kecelakaan akibat lainnya kecelakaan kerja

l. Menyiapkan APD dan prosedur Pemantauan Kepatuhan Penggunaan


perlindungan yang benar dalam penggunaan APD APD 100%
penggunaan dan terpelihara

m. Pengendalian Mutu Sanitasi


dapur, makanan dan penjamah
makanan Pemeriksaan kesehatan
1) Penjamah makanan berkala Pemeriksaan
2) Makanan sampel makanan
Swab alat masak dan
3) Peralatan masak dan alat saji
peralatan saji
Pengawasan rutin
4) Pengendalian serangga dan bekerjasama dengan
tikus IPSRS dan sub
kontraktor
pengendalian serangga
dan tikus

Pengawasan harian
5) Sanitasi Lingkungan dapur Pelaksanaan kegiatan
sanitasi harian

2 BAHAN BARANG BERBAHAYA


(B3)
a. Melaksanakan identifikasi bahan Monitoring B3 Jenis, dampak dan lokasi
dan limbah berbahaya B3. terindentifikasi
b. Melaksanakan pengendalian bahan Pemeriksaan limbah Limbah Cair :
dan limbah berbahaya B3 cair 1. BOD : 75 ppm
2. COD : 100 ppm
3. TSS : 100 ppm
4. pH : 6,0-9,0
5. Suhu : 30o C
6. TDS : 1000 ppm
7. DHL : 1.5625 µmhos/cm
c. Melaksanakan pelaporan dan Pemantauan B3 Pelaporan ;
investigasi dari tumpahan, 1. Perencanaan
paparan dan insiden lainnya 2. Pengadaan
3. Penyimpanan
4. Distribusi
5. Pemakaian/penggunaan
6. Kecelakaan kerja akibat
B3

3 MANAJEMEN EMERGENCY
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi bencana Jenis bencana internal dan
bencana internal dan eksternal internal dan eksternal eksternal terindentifikasi
b. Melaksanakan uji coba/pelatihan Pelatihan bencana Staf Klinik siaga sesuai
penanggulangan bencana/disaster erupsi dan kondisi tanggap darurat
penanggulangan
kebakaran

4 PENGAMANAN KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi Pengaman kebakaran
pengurangan resiko kebakaran pengurangan resiko terindentifikasi resikonya
kebakaran.

b. Melaksanakan pencegahan - Identifikasi bahan Data bahan-bahan yang


kebakaran terhadap bahan yang mudah mudah terbakar
mudah terbakar terbakar
- Membuat SOP Ada SOP
penyimpanan
bahan mudah
terbakar

c. Melaksanakan pelatihan Pelatihan, simulasi, Semua staf Klinik telah


penanggulangan kebakaran peragaan mengikuti pelatihan
penanggulangan tersebut
kebakaran

d. Melaksanakan pemeriksaan,uji Pemeriksaan dan - Pemeriksaan dan


fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan pemeliharaan terlaksana
pemeliharaan peralatan peralatan kebakaran sesuai jadwal
- Fungsi alat deteksi dini
kebakaran, APAR
berjalan baik di semua
gedung

5 PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi resiko Identifikasi resiko Peralatan medis
dari peralatan medis peralatan medis terindetifikasi resikonya
b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji Melakukan Uji Fungsi Indikator kelayakan
fungsi peralatan medis , Uji Kinerja Alat dan kalibrasi sesuai alat
Sertifikasi masing-masing
c. Melaksanakan pemeliharaan dan
Melakukan Pemeliharaan terlaksana
perbaikan peralatan medis
pemeliharaan dan sesuai jadwal
perbaikan

d. Pelatihan cara penggunaan Teori dan praktek Seluruh staf pengguna alat
peralatan medis (uji fungsi alat medis) medis tahu cara
menggunakan peralatan
medis

6 SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi terhadap Monitoring Sumber listrik dan air bersih
resiko kegagalan listrik dan air teridentifikasi resikonya
b. Melaksanakan uji fungsi dari
sumber alternatif dan sistem Memeriksa sumber Data kelaikan sumber
utiliti lainnya alternatif dan sistem alternatif dan sistem utiliti
utiliti lainnya lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan dan
perbaikan peralatan sistem Membuat SOP Uji Ada SOP
pendukung lainnya Fungsi Pemantauan a. Fisika
Air Bersih 1. Bau : Tidak berbau
2. Jumlah zat padat terlarut
(TDS) : 0-1000 mg/L
3. Kekeruhan : 5 NTU
4. Rasa : Tdk Terasa
5. Suhu : 25.5 C
6. Warna : 15 TCU

b. Kimia
1. Arsen : 0.01 mg/L
2. Flurida : 1.5 mg/L
3. Kromium : 0,05 mg/L
4. Kadmium mg/L
5. Nitrit : 1 mg/L
6. Nitrat : 50 mg/L
7. Sianida : 0.07 mg/L
8. Selenium : 0.01 mg/L
9. Aluminium : 0.2 mg/L
10. Besi : 0.3 mg/L
11. Kesadahan: 500 mg/L
12. Klorida : 250 mg/L
13. Mangan : 0.1 mg/L
14. PH : 6.5-8.5 mg/L
15. Seng : 3 mg/L
16. Sulfat : 250 mg/l
17. Sulfida : 0.05 mg/l
18. Tembaga : 2 mg/l
19. Sisa Klor : 5 mg/l
20. Amonia : 1.5 mg/l
21. Zat Organik
(KMn04) :10 mg/l
c. Mikrobiologi
1. Ground Tank :
E coli : 0
Coli Form: 0
2. Dapur Gizi
E Coli : 0
Coli Form :0

7 PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan pelatihan Sosialisasi Seluruh staf dan pengguna
seluruh program MFK ke seluruh staf pelayanan telah mengikuti
dan pengguna pelayanan RS lainnya pelatihan
sesuai kebutuhan

F. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah
semua area pelayanan pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Klinik
Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah ;
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan , Pasien dan Pengunjung Klinik terhadap
program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan Darurat penanganan
Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%
G. Jadwal Pelaksanaan Program MFK

Cara
Rencana Kegiatan Tahunan K
NO Program Bulan Kegiatan E
Melaksa
T
nakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KESELAMATAN
DAN KEAMANAN
a. Melaksanakan identifikasi
daerah yang berisiko dari
aspek gedung dan
fasilitas
b. Melaksanakan
pemberian identitas
kepada staf, pengunjung
c. Melakukan pencegahan
kejadian cedera pada
pasien, keluarga, staf
dan pengunjung
d. Melaksanakan
pengendalian lingkungan
selama masa pembangunan
dan renovasi
e. Melaksanakan
pemeriksaan seluruh
gedung
f. Melaksanakan proteksi
kehilangan dan
kerusakan dari fasilitas
g. Memastikan bahwa
Klinik sebagai
kawasan tanpa rokok
h. Memastikan bahwa Pasien ,
Masyarakat / independen dalam
fasilitas pelayanan mematuhi
program keselamatan dan
keamanan, bahan berbahaya,
kesiapan menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran

i. Menangani kesehatan
lingkungan tempat kerja
terhadap pencahayaan,
kebisingan, kualitas udara,
dan sarana fisik penunjang
kerja
j. Menyiapkan APD dan prosedur
perlindungan yang benar
dalam penggunaan dan
terpelihara

2 BAHAN BERACUN DAN


BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan identifikasi
bahan dan limbah berbahaya B3
b. Melaksanakan pengendalian
bahan dan limbah berbahaya
B3
c. Melaksanakan pelaporan
dan investigasi dari
tumpahan, paparan dan
insiden lainnya.

3 MANAJEMEN EMERGENSI
a. Melaksanakan identifikasi
bencana internal dan
eksternal.
b. Melaksanakan uji
coba/pelatihan
penanggulangan
bencana/disaster

4 PENGAMANAN KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi
pengurangan resiko
kebakaran
b. Melaksanakan pencegahan
kebakaran terhadap bahan
mudah terbakar
c. Melaksanakan pelatihan
penanggulangan kebakaran
d. Melaksanakan pemeriksaan, uji
fungsi peralatan kebakaran dan
pemeliharaan peralatan

5 PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi
resiko dari peralatan medis
b. Melaksanakan pemeriksaan
dan uji fungsi peralatan medis
c. Melaksanakan pemeliharaan
dan perbaikan peralatan medis
d. Pelatihan cara penggunaan
peralatan medis

6 SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi
terhadap resiko kegagalan
listrik dan air
b. Melaksanakan uji fungsi
dari sumber alternatif dan
sitem utility lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan
dan perbaikan peralatan

7 PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan
pelatihan seluruh program
MFK ke seluruh staf dan
pengguna pelayanan
Puskesmas lainnya sesuai kebutuhan

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


a. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan terhadap pelaksanaan
kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan kegiatan (berupa data
hasil Tabulasi dan Analisa Data) minimal setahun 1 kali
c. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari hasil laporan tabulasi dan analisa data
bersama seluruh tim MFK minimal setahun 1 kali

I. Pencatatan dan Pelaporan dan evaluasi kegiatan


a. Melakukan pencatatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan tindak lanjut
program kegiatan MFK.
b. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program MFK bersama direksi minimal satu
tahun 1 kali.

Tegal, 05 Januari 2022


Kepala Klinik Pratama Klinik As-Syifa (Plus),

dr. Rofiqoh M.M

Anda mungkin juga menyukai