MEMUTUSKAN
KESATU : Pedoman Tata Naskah Pimpinan Klinik Pratama Ibnu Sina sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini;
KEDUA : Dokumen-dokumen yang telah disusun sebelum tata naskah ini terbit,
tetap berlaku, dan bila ada perubahan atau revisi, maka menyesuaikan
dengan tata naskah yang berlaku;
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, maka
akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jepara
Pada tanggal : 3 April 2023
Pimpinan Klinik Pratama Ibnu Sina,
dr. Yusrotun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan akreditasi Klinik
Pratama Ibnu Sina adalah bagaimana mengatur sistem pedokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu dalam proses implementasi akreditasi Klinik
Pratama Ibnu Sina dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti
pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu
persyaratan Akreditasi Klinik Pratama Ibnu Sina. Dengan adanya sistem dokumentasi yang
baik dalam suatu institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-
bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya
mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi Klinik Pratama Ibnu Sina secara garis besar
dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan
untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen
pelayanan. Dokumen internal tersebut adalah Kebijakan, Pedoman, Standar operasional
prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-
pedoman eksternal yang berlaku.
Agar para pemangku kepentingan Akreditasi Klinik Pratama Ibnu Sinamemiliki acuan
dan memudahkan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi Klinik Pratama Ibnu Sina.
2. Tujuan
Dokumen-dokumen yang perlu disediakan oleh Klinik Pratama dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter, antara lain adalah:
1. Rencana strategis/ rencana lima tahunan,
2. Rencana tahunan,
3. Kebijakan pimpinan klinik pratama ibnu sina ,
4. Pedoman/panduan mutu,
5. Standar operasional prosedur (SOP),
6. Panduan-panduan teknis,
7. Kerangka Acuan Kegiatan.
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayananklinik dan perlu menyiapkan rekam
implementasi (bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan dokumen-dokumen pendukung
lain, seperti foto copy ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat kalibrasi, dan sebagainya.
A. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Pimpinan Klinik
Pratama Ibnu Sina yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan
oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/
panduan dan standar operasional prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah-langkah
dalam pelaksanaan kegiatan di Klinik Pratama Ibnu Sina.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada peraturan
perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman teknis yang
berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri,
Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota.
Surat Keputusan pimpinan Klinik Pratama Ibnu Sina dapat dituangkan dalam pasal-pasal
dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/ keputusan.
Format Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang berlaku atau dapat
disusun sebagai berikut:
➢
Identitas Klinik dibagian tengah, berisi:
➢
Spasi 1,15
➢
Kop surat di akhiri dengan garis tebal hitam “ “
3. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan
tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri dengan
tanda baca (;).
4) Diketik menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12,
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang memerintahkan
pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki
tata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu, diawali
dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;).
5) Diketik menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12,
4. Diktum:
5. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang dirumuskan
dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua : dst
7) Lain-lain
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat Keputusan yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan Klinik Pratama Ibnu Sina tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian pimpinan Klinik Pratama Ibnu Sina hingga adanya kebutuhan
revisi atau pembatalan.
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai diktum
tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
B. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam maupun ke
luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan, dan dipelihara oleh
organisasi. Manual mutu tersebut meliputi:
KLINIK PRATAMA IBNU SINA Page 10
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan Definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
1. Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Klinik dapat disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Klinik
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Bab II. Kendala dan Masalah
A. Identifikasi keadaan dan masalah
(1) Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan,
Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota, Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh Klinik.
(2) Tim mengumpulkan data:
a. Data umum
b. Data wilayah
c. Data penduduk sasaran
d. Data cakupan
e. Data sumber daya
f. Tim melakukan analisis data
g. Alternatif pemecahan masalah
B. Penyusunan rencana
1) Penetapan tujuan dan sasaran
2) Penyusunan rencana
a. Penetapan strategi pelaksanaan
b. Penetapan kegiatan
c. Pengorganisasian
d. Perhitungan sumber daya yang diperlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
a) Penjadwalan
b) Pengalokasian sumber daya
c) Pelaksanaankegiatan
d) Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III. Indikator dan standar kinerja untuk tiap upaya dan jenis pelayanan
Klinik
Klinik menetapkan indikator kinerja capaian tiap upaya/ program dan jenis pelayanan
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan dilakukan yang
meliputi antara lain:
1) Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan,
misalnya: pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar, workshop, dsb.
2) Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan,
misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan, dsb.
3) Program Kerja Pengembangan Manajemen
4) Program Kerja Pengembangan UKP dan seterusnya.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja dan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar.
Bab VI. Pemantauan dan Penilaian
Bab VII. Penutup
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari pimpinan
Klinik bersama dengan penanggung jawab upaya Klinik dan Pelayanan Klinis.
b. Tim mempelajari RPJMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kabupaten/kota sebagai acuan target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh
Klinik.
c. Tim menetapkan indikator kinerja tiap upaya Klinik.
d. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
e. Tim melakukan analisis kinerja.
f. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk tiap upaya Klinik
dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
g. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap-tiap indicatorkinerja.
h. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh
Pimpinan
Klinik.
i. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran Klinik.
Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan (lihat form excel)
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama, pengembangan yang meliputi:
(1) Kegiatan tahun yang akan datang,
(2) Kebutuhan sumber daya,
(3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama, dan pengembangan secara bersama-sama, terpadu dan terintegrasi, dengan
langkah-langkah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan,
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disutujui dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secararinci,
d. Mengadakan lokakarya mini,
e. Membuat Rencana PelaksanaanKegiatan.
E. Pedoman
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah yang
harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman
mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/
panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
1) Peraturan pimpinan Klinik Pratama Ibnu Sina tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian pimpinan Klinik Pratama Ibnu Sina
2) Setiap pedoman sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun sekali.
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oleh
Klinik Pratama Ibnu Sina. Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai
dengan Standar Akreditasi, antara lain: Program Pengembangan SDM, Program
Peningkatan Mutu Klinik Dan Keselamatan Pasien, Program Pencegahan Bencana, Program
Pencegahan Kebakaran, kegiatan pelatihan triase gawat darurat dan sebagainya.
Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang merupakan
tujuan secara garis besar dari keseluruhan program/ kegiatan, dan tujuan khusus yang
merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus
dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan penjadwalan
yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan. Sistematika Kerangka Acuan adalah sebagai
berikut:
1. Page Layout :
• Kertas F4
• Jenis tulisan Time New Roman
• Ukuran tulisan 12
• Spasi 1,5
• Margin Kertas Normal (Top : 2,54 cm, Bottom: 2,54 cm, Left : 2,54 cm, Right: 2,54
4. Isi Kerangka Acuan Kerja ditulis dengan tulisan Arial , Ukuran 12, spasi 1,5.
5. Isi Kerangka Acuan Kerja diketik bagian menggunakan angka romawi: berisi
I. Pendahuluan
II. Latar Belakang
III. Tujuan( Tujuan Umum, Tujuan Khusus)
IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
V. Cara Melaksanakan Kegiatan (Metode) Dan Sasaran Vi. Jadwal Pelaksanaan
VI. Monitoring, Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
VII. Pencatatan, Pelaporandan Evaluasi Kegiatan
6. Dokumen pengesahan untuk Kerangka Acuan Kerja terdapat Kota penetapan dokumen
(JEPARA) dan tanggal diterbitkan dokumen, di tanda tangani Pemegang Program/ Pelaksana
Program. Kemudian mengetahui pimpinanKlinik, Nama pimpinan( Huruf Besar , garis bawah
(Underline) dan tanpa gelar ) dan NIKpimpinan.
Adapun penjabaran isi kerangka acuan sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait
dengan upaya/ kegiatan.
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program tersebut
dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan secara
garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan
rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan rapat,
melakukan audit, dan lain-lain.
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan-
tujuan upaya/ kegiatan. Sasaran Program/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan harus berguna untuk
menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses.
4) Relevan/Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku
5) Time Bound
Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relative pendekmulai dari
beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari satu tahun). Sasaran akan
lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai
dengan batas-batas tahun anggaran di Klinik.
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan Gantt.
h. Monitoring, Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan monitoring adalah melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
program/kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan, sementara evaluasi pelaksanaan kegiatan
adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut akan
dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi
diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu Program/ kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan dan siapa yang melakukan.
b) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan
seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
Contoh Format SOP terlampir.
c) Komponen SOP
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Kebijakan
d. Referensi
e. Prosedur/ Langkah- langkah
f. Diagram Alir (jika dibutuhkan)
g. Unit terkait
h. Rekaman Historis Perubahan
Penjelasan:
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah: nama
Klinik dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan
Pimpinan Klinik, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan,
prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi tabel/kotak diketik
menggunakan jenis huruf Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5.
1) Logo
bagi Klinik, logo yang dipakai adalah logo Klinik Pratama Ibnu Sina.
(1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
prosesyang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol balok:
∑𝑦𝑎
Compliance rate (CR) = ×100%
∑𝑦𝑎+𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘
1) Surat Tugas
a. Pengertian. Surat Tugas adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau pejabat
yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang diberi tugas, yang memuat
apa yang harus dilakukan.
b. Susunan:
i. Kepala. Bagian kepala surat perintah/surat tugas terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris;
2. kata “Surat Perintah/Surat Tugas”, ditulis dengan huruf kapital
secara simetris; dan
3. nomor surat, berada di bawah tulisan “Surat Perintah/Surat Tugas”.
ii. Batang Tubuh. Bagian batang tubuh surat perintah/surat tugas terdiri dari
hal-hal sebagai berikut:
1. konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar: pertimbangan
memuat alasan ditetapkannya surat perintah/surat tugas; dasar
memuat ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya surat
perintah/surat tugas tersebut;
2. diktum dimulai dengan kata “Memberi Perintah/Memberi Tugas”,
secara simetris, diikuti kata “Kepada” di tepi kiri disertai nama dan
jabatan pegawai yang mendapat tugas; dan
3. dibawah kata “Kepada” ditulis kata “Untuk” yang berisi tentang
tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
iii. Kaki. Bagian kaki surat perintah/surat tugas ditempatkan di sebelah kanan
bawah yang terdiri dari:
a) tempat dan tanggal surat perintah/surat tugas;
b) nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal,
diakhiri dengan tanda baca koma (,);
c) tandatangan pejabat yang menugasi;
d) nama lengkap pejabat disertai gelar, ditulis dengan huruf awal
kapital dan dicetak tebal; dan
e) Stempel klinik
c. Distribusi dan Tembusan
Surat perintah/surat tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas.
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.
2) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugasi
2) Surat Keterangan
a. Wewenang dan Penandatanganan. Surat keterangan dibuat dan ditandatangani
oleh pejabat yang sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Susunan
i. Kepala. Bagian kepala surat keterangan terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris;
2. judul “Surat Keterangan” ditulis dengan huruf kapital secara
simetris; dan nomor berada di bawah tulisan “Surat Keterangan”.
3) Surat Undangan
a. Kewenangan. Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas,
fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Susunan
i. Kepala. Bagian kepala surat undangan terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris;
2. nomor, sifat, lampiran dan perihal, diketik di sebelah kiri di bawah
kop surat undangan;
4) Surat Perjanjian
a. Wewenang dan Penandatanganan Surat perjanjian ditandatangani oleh pejabat dari
kedua belah pihak sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Susunan
i. Kepala. Bagian kepala surat perjanjian terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris;
2. judul “Surat Perjanjian” ditulis dengan huruf kapital secara simetris
3. nomor berada di bawah tulisan “Surat Perjanjian”; dan
5) Surat Kuasa
a. Wewenang dan Penandatanganan. Surat kuasa dibuat oleh pejabat yang
memberikan kuasa, ditandantangani oleh pejabat yang memberikan kuasa dan
penerima kuasa sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Susunan
i. Kepala. Bagian kepala surat kuasa terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris;
2. judul “Surat Kuasa” ditulis dengan huruf kapital secara simetris; dan
3. nomor berada di bawah tulisan “Surat Kuasa”.
6) Surat Pengantar
a. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan. Surat pengantar dibuat dan
ditandatangani oleh pejabat baik yang mengirim dan menerima sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Susunan.
i. Kepala. Bagian kepala surat pengantar terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris;
2. tempat dan tanggal surat dibuat;
3. kata “Yth.” ditulis di bawah tempat dan tanggal surat, diikuti
4. dengan nama jabatan, dan alamat yang dikirimi surat undangan
judul “Surat Pengantar” ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
7) Disposisi
a. Wewenang Disposisi. Wewenang pemberian disposisi dilaksanakan oleh pejabat
sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Susunan
i. Kepala. Bagian kepala lembar diposisi terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris; dan
2. tulisan Lembar Disposisi, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris.
ii. Batang Tubuh. Bagian batang tubuh lembar disposisi berisi informasi
tentang surat yang masuk, terdiri dari:
1. nomor agenda/registrasi surat
2. Tanggal penerimaan;
3. tingkat keamanan;
4. tanggal penyelesaian;
8) Pengumuman
a. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Pengumuman dibuat dan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk.
b. Susunan
i. Kepala. Bagian kepala pengumuman terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris;
2. tulisan Pengumuman ditulis dengan huruf kapital secara simetris
dan nomor pengumuman dicantumkan di bawahnya;
3. kata tentang, yang dicantumkan di bawah Pengumuman ditulis
dengan huruf kapital secara simetris; dan
4. rumusan judul pengumuman ditulis dengan huruf kapital secara
simetris di bawah kata Tentang.
ii. Batang Tubuh. Batang tubuh pengumuman terdiri dari:
1. alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;
2. peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman;
3. pemberitahuan tentang hal tertentu.
iii. Kaki. Bagian kaki pengumuman ditempatkan di sebelah kanan, terdiri dari:
1. tempat dan tanggal penetapan;
9) Laporan
a. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan.Wewenang pembuatan laporan
dilakukan oleh pejabat/staf yang diberi tugas. Laporan ditandatangani oleh
pejabat/staf yang diserahi tugas.
b. Susunan
i. Kepala. Bagian kepala laporan terdiri dari:
1. kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan
Logo Klinik dengan huruf kapital secara simetris; judul “Laporan”
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
2. nomor berada di bawah tulisan “Laporan”; dan
3. kata “Tentang” ditulis di bawah nomor dengan huruf kapital secara
simetris.
ii. Batang Tubuh. Bagian batang tubuh laporan terdiri dari:
1. pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan,
serta ruang lingkup dan sistematika laporan;
15. Notulen
a. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Notulen dibuat dan ditandatangani oleh notulis rapat dan diketahui oleh pejabat yang
memimpin rapat.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala notulen terdiri dari:
kop surat yang ditandatangani oleh Pimpinan Klinik menggunakan Logo Klinik dengan
huruf kapital secara simetris; dan
b) kata “Notulen”, ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
2) Batang Tubuh
A. Penandatanganan
Penandatanganan surat dinas yang menggunakan garis kewenangan dapat dilaksanakan
dengan menggunakan empat cara, yaitu:
1. Atas Nama (a.n.)
Atas nama yang disingkat (a.n.) digunakan jika pejabat yang menandatangani surat
dinas telah diberi kuasa oleh pejabat yang bertanggung jawab, berdasarkan bidang tugas
dan tanggung jawab pejabat yang bersangkutan. Tanggung jawab tetap berada pada
pejabat yang melimpahkan wewenang dan pejabat yang menerima pelimpahan
wewenang harus mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang melimpahkan
wewenang. Susunan penandatanganan atas nama (a.n.) pejabat lain yaitu nama jabatan
pejabat yang berwenang ditulis lengkap dengan huruf kapital pada setiap awalan kata,
didahului dengan singkatan a.n.
Contoh format atas nama
Pedoman Tata Naskah Klinik ini merupakan acuan bagi seluruh unit kerja di
lingkungan Klinik dalam menyusun dokumen penyelenggaraan tata naskah dan kearsipan
di Klinik.
Pimpinan Klinik
dr. Yusrotun