KABUPATEN CILACAP
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
a. Gambaran umum organisasi
UPTD Puskesmas Cipari terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani no. 2 RT
01 RW 01 Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap. Desa
yang dibina ada 11 (sebelas), yaitu :
1) Desa Serang
2) Desa Mulyadadi
3) Desa Cipari
4) Desa Segaralangu
5) Desa Karangreja
6) Desa Kutasari
7) Desa Pegadingan
8) Desa Cisuru
9) Desa Mekarsari
10) Desa Sidasari
11) Desa Caruy
b. Visi UPTD Puskesmas Cipari
Masyarakat Sehat, Mandiri dan Sejahtera
c. Misi UPTD Puskesmas Cipari
1) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
2) Memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional
3) Meningkatkan jangkauan pelayanan dan cakupan program
puskesmas
1
d. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Cipari
KEPALA
UPTD PUSKESMAS
KEPALA
SUB BAGIAN TATA USAHA
KUSNADI, SE
NIP. 19630121 198801 1 002
2
e. Motto
UPTD Puskesmas Cipari memiliki motto layanan “Melayani Sepenuh
Hati”
f. Tata nilai
Tata nilai UPTD Puskesmas Cipari adalah “ CERIA “, Penjelasannya :
1) C = CEKATAN
Memberi pelayanan dengan cekatan atau terampil dengan tidak
menunda hal yang harus dikerjakan serta mengedepankan
profesionalisme sehingga kualitas pelayanan tetap bisa terjaga.
2) E = EMPATI
Memberikan pelayanan dengan empati adalah memberikan
pelayanan sepenuh hati dengan memberikan perhatian dengan
tulus tanpa membeda-bedakan baik status sosial ekononi ataupun
jenis kelamin dan lebih mengutamakan lansia dan kasus gawat
darurat.
3) R = RESPONSIF
Memberikan pelayanan mengedepankan keluhan-keluhan
pelanggan dengan penuh hormat disertai komunikasi menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan mudah dimengerti disesuaikan
dengan budaya setempat.
4) I = INISIATIF
Kemampuan petugas untuk mengenali masalah dan mengambil
tindakan korektif, memberikan saran untuk peningkatan hasil kerja
serta melakukan sesuatu lebih dari apa yang diharapkan dalam
suatu pekerjaan tanpa diminta/diperintah.
5) A = AMAN
Memberikan pelayanan sesuai dengan standar operasional
prosedur yang sudah ditetapkan sehingga kualitas pelayanan
secara konsisten bisa di pertanggungjawabkan.
3
g. Kebijakan mutu
Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan UPTD Puskesmas
Cipari berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
masyarakat/ pelanggan. Kami berkomitmen untuk memperbaiki proses
pelayanan berdasarkan fakta.
Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien
sebagai berikut :
1) Kepala Puskesmas dan seluruh karyawan UPTD Puskesmas Cipari
wajib memahami dan melaksanakan Sistem Manajemen Mutu.
2) Sistem Manajemen Mutu melibatkan peran serta masyarakat.
UPTD Puskesmas Cipari memastikan Kebijakan Mutu
dikomunikasikan dan dipahami seluruh karyawan, dan ditinjau terus
menerus agar sesuai kebutuhan.
4
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
Audit Mutu
Internal
Kebijakan Mutu
Tinjauan Manajemen
Sasaran Mutu
Penanganan
Tindakan Perbaikan Keluhan
Penempatan dan Pencegahan Pelanggan
Perawatan Pengendalian
Pelatihan SDM dan Mutasi
alat alat ukur
SDM
Pengukuran
Kepuasan
Analis Data
Pelanggan
Penerimaan Perbaikan
Pelanggan GIZI Tindakan Pelaporan
masyarakat
Program
Imunisasi
Pengadaan Barang
Seleksi dan
Evaluasi Pengendalian Pelayanan
Pemeriksaan dan Supplier Tidak sesuai
Penerimaan Barang
Penyimpanan
Barang
Pengendalian Dokumen
dan catatan mutu
5
B. Ruang Lingkup
6
11) Pelayanan Gawat Darurat
12) Pelayanan persalinan
13) Pelayanan rawat inap
14) Pelayanan Ambulan
15) Pelayanan Promosi Kesehatan
16) Pelayanan Deteksi dini Kanker leher Rahim (IVA)
17) Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) Sekrining HIV
- AIDS
18) Pelayanan Konseling Sanitasi
2. Lokasi
a. UPTD Puskesmas Cipari
Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 02 Cipari Kabupaten Cilacap
Provinsi Jawa Tengah.
C. Tujuan
7
pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggungjawab, aman,
bermutu, serta merata dan non diskriminatif;
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 no. 298, tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia no. 5607);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan/Kota;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/62/2015
tentang Panduan Praktis Klinis bagi Dokter Gigi;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 88 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi,Tugas dan fungsi serta Dinas
Kabupaten Cilacap;
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah
standar akreditasi puskesmas.
8
E. Istilah dan Definisi
1. Dokumen
Dokumen adalah naskah atau cetakan yang digunakan sebagai bukti
keterangan dan acuan melakukan pekerjaan meliputi Pedoman Mutu,
Panduan Kerja Penyelenggaraan Upaya, Standar Operasional
Prosedur, Kerangka Acuan Kegiatan dan dokumen pendukung lainnya.
2. Efektif
Efektif adalah tindakan atau usaha yang dapat membawa hasil atau
berhasil guna.
3. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, tepat atau sesuai untuk mengerjakan
(menghasilkan) sesuatu (tidak membuang-buang waktu, tenaga,
biaya).
4. Indikator mutu
Indikator mutu adalah sesuatu yg dapat memberikan (menjadi)
petunjuk atau keterangan terhadap kualitas.
5. Kebijakan mutu
Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen
organisasi tentang komitmen organisasi dalam memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian
organisasi.
6. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah suatu tanggapan perilaku pelanggan/
konsumen berupa evaluasi purna beli terhadap suatu barang atau jasa
yang dirasakan dibanding dengan harapan pelanggan/konsumen.
7. Ketidaksesuaian
Ketidaksesuaian adalah tidak terpenuhinya suatu persyaratan.
8. Kuratif
Kuratif adalah menolong menyembuhkan (penyakit dsb).
9. Pasien
Pasien adalah orang sakit atau seseorang yang mendapatkan
pelayanan medis.
10. Pedoman
9
Pedoman adalah ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan.
11. Pelanggan
Pelanggan adalah orang atau masyarakat yang menggunakan jasa
pelayanan secara tetap.
12. Persyaratan
Persyaratan adalah harapan atau kebutuhan yang dapat berupa
ketetapan, kebiasaan atau kewajiban, baik yang dinyatakan ataupun
tidak dinyatakan.
13. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses.
14. Preventif
Preventif adalah sesuatu tindakan yang bersifat mencegah agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
15. Promotif
Promotif adalah bersifat memajukan atau meningkatkan.
16. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi
secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,
keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.
Definisi lain dari proses adalah serangkaian kegiatan yang saling
terkait atau berinteraksi, yang mengubah input menjadi output.
17. Rehabilitatif
Rehabilitatif adalah berkenaan dengan pemulihan pada keadaan
semula.
18. Rekaman
Rekaman adalah hasil dokumentasi dari kegiatan atau proses yang
disimpan.
19. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan
bahan untuk mencapai maksud atau tujuan dari suatu proses produksi.
20. Tindakan korektif
10
Tindakan korektif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian agar tidak terulang lagi.
21. Tindakan preventif
Tindakan preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
potensi ketidaksesuaian agar tidak terjadi (mencegah sebelum terjadi).
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis / UKP
memperhatikan keselamatan sasaran / pasien dengan menerapkan
manajemen risiko.
A. Persyaratan Umum
B. Ruang Lingkup
11
C. Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
a. Menetapkan kebijakan mutu Puskesmas secara umum.
b. Menetapkan penanggungjawab manajemen mutu.
c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penerapan mutu
Puskesmas.
d. Bertanggung jawab terhadap kelancaran penerapan mutu di UPTD
Puskesmas Cipari.
e. Membawa permasalahan mutu ke tingkat yang lebih tinggi jika tidak
dapat diselesaikan di tingkat Puskesmas.
2. Penanggungjawab Manajemen Mutu
a. Mengkoordinir pelaksanaan penerapan mutu Puskesmas.
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan mutu Puskesmas.
c. Bertanggung jawab terhadap penyelesaian permasalahan mutu di
Puskesmas Cipari.
d. Melaporkan pelaksanaan penerapan mutu Puskesmas kepada Kepala
Puskesmas Cipari.
e. Mengelola pengaduan.
3. Penanggung jawab mutu admen, mutu UKM dan mutu UKP (PMKP).
a. Mutu admen
1) Melaksanakan monitoring dan evaluasi manajemen mutu pada unit/
kelompok kerjanya;
2) Menyusun rencana tindak lanjut upaya perbaikan maajemen mutu
pada unit kelompok kerjanya;
3) Melakukan evaluasi atas tindak lanjut upaya perbaikan manajemen
mutu;
4) Bersedia untuk di audit atas penerapan manajemen mutu sesuai
unit/ kelompok kerjanya;
5) Melaporkan hasil kegiatan kepada wakil manajemen mutu;
b. Mutu UKM
1) Melaksanakan monitoring dan evaluasi manajemen mutu pada unit /
kelompok kerjanya;
12
2) Menyusun rencana tindak lanjut upaya perbaikan maajemen mutu
pada unit kelompok kerjanya;
3) Melakukan evaluasi atas tindak lanjut upaya perbaikan manajemen
mutu;
4) Bersedia untuk di audit atas penerapan manajemen mutusesuai
unit/kelompok kerjanya;
5) Melaporkan hasil kegiatan kepada wakil manajemen mutu
c. Mutu UKP
1) Membantu Kepala Puskesmas dalam hal menangani masalah
masalah yang berkaitan dengan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien;
2) Memberikan pengarahan dan pelaksanaan tentang saasaran
keselamatan pasien di puskesmas;
3) Mengembangkan program peningkatan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di puskesmas;
4) Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program
peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di
puskesmas;
5) Menjalankan peran dan melakukan : motivator, edukator, konsultasi,
monitoring dan evaluasi, implementasi program peningkatan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien di puskesmas;
6) Melakukan pencatatan, pelaporan dan analisa masalah terkait
dengan kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera
(KNC), kejadian potensial cedera (KPC).
7) Secara berkala membuat laporan kegiatan.
D. Persyaratan Dokumen
13
1. Struktur Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu UPTD Puskesmas
Cipari:
a. Tingkat 1
1) Kebijakan
Dokumen yang berisi penetapan pimpinan pada tataran strategis
atau bersifat garis besar ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas
b. Tingkat 2
1) Pedoman
Dokumen yang berisi ketentuan dasar yang memberi arah
bagaimana sesuatu harus dilakukan dan dasar untuk menentukan
atau melaksanakan kegiatan.
2) Panduan dan Kerangka Acuan Kegiatan
Dokumen yang menguraikan petunjuk dan acuan kerja dalam
melakukan suatu kegiatan
c. Tingkat 3
1) Standar Operasional Prosedur
Dokumen yang menjelaskan petunjuk pelaksanaan aktivitas
d. Tingkat 4
1) Formulir dan Rekaman
Dokumen yang termasuk dalam tingkat empat ini adalah catatan
mutu sebagai bukti pelaksanaan aktivitas.
E. Pengendalian Dokumen.
14
a. Dokumen Internal adalah dokumen yang dikeluarkan oleh organisasi
UPTD Puskesmas Cipari yang dijadikan acuan untuk melakukan suatu
pekerjaan.
b. Dokumen Eksternal adalah dokumen diluar organisasi UPTD
Puskesmas Cipari yang dijadikan acuan untuk melakukan suatu
pekerjaan.
c. Dokumen induk adalah dokumen asli dan telah disahkan oleh kepala
UPTD.
d. Dokumen terkendali adalah dokumen yang pendistribusiannya
berdasarkan Daftar Pemegang Dokumen. Apabila terjadi revisi, maka
nama-nama yang tercantum dalam Daftar Pemegang Dokumen
tersebut akan diberikan revisi terakhir tersebut.
e. Dokumen tidak terkendali adalah dokumen yang pendistribusiannya
diluar Daftar Pemegang Dokumen dan jika terjadi revisi tidak akan
diberikan revisi terakhir.
f. Dokumen kedaluwarsa adalah dokumen yang dinyatakan sudah tidak
berlaku oleh karena telah mengalami revisi sehingga tidak dapat lagi
menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
g. Masterlist Dokumen adalah daftar dokumen dan data yang berlaku.
h. Lembar Cover Pengesahan adalah lembar yang terdapat pada
dokumen yang digunakan untuk membantu proses pengendalian
dokumen.
16
5 SOP Ketua Pokja Ketua Tim Kepala UPTD
Manajemen Puskesmas
Mutu
6 Daftar Tilik Ketua Pokja Ketua Tim Kepala UPTD
Manajemen Puskesmas
Mutu
17
Pengendalian dokumen dalam menggunakan lembar cover pengesahan
sebagai berikut :
Nomor :
Dokumen
Nomor Revisi :
Tanggal Revisi :
Tanggal terbit :
Elemen :
18
4. Ketentuan Tata Naskah
Berdasarkan Peraturan Bupati Cilacap No. 67 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Cilacap dan Peraturan Bupati Cilacap No.62 tahun 2008 Tentang
Pedoman Pola Klasifikasi Kearsipan dilingkungan Kabupaten Cilacap
a. Kertas yang digunakan untuk Tata Naskah Dinas adalah HVS 70 gram
b. Ukuran kertas yang digunakan untuk surat - menyurat adalah folio/ F4
(215 x 330 mm)
c. Ukuran kertas yang digunakan untuk makalah, paper dan laporan
adalah A4 (210 x 297 mm)
d. Pengetikan Tata Naskah Dinas adalah sebagai berikut :
1) Penggunaan jenis huruf Arial 12
2) Spasi 1 atau 1,5
(1) Spasi 1 digunakan dalam penulisan Tabel, Judul, dan KOP
(2) Spasi 1,5 digunakan untuk penulisan naskah
e. Warna kertas berwarna putih
f. Logo Pemerintah Kabupaten Cilacap
Logo Pemerintah Kabupaten Cilacap berwarna hitam putih terletak di
samping kiri atas.
g. KOP Surat
Contoh ketentuan KOP Surat UPTD Puskesmas Cipari dapat dilihat
sebagai berikut :
19
h. SK (Surat Keputusan)
Contoh ketentuan Surat Keputusan UPTD Puskesmas Cipari dapat
dilihat sebagai berikut :
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS CIPARI
Nomor :
TENTANG
………………………..
DI UPTD PUSKESMAS CIPARI
Menimbang : a. bahwa;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS CIPARI TENTANG .
Kesatu : Kesatu.
Kedua : Kedua.
Ditetapkan di : Cipari
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS CIPARI
20
i. Pedoman dan Panduan
Pedoman/ Panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah-langkah yang harus dilaksanakan. Mengingat
sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan maka FKTP
menyusun/ membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai
kebutuhan. Beberapa hal yang perlu dierhatikan untuk dokumen
pedoman atau panduan yaitu :
1) Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan
atau keputusan Kepala FKTP untuk pemberlakuan pedoman/
panduan tersebut.
2) Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
Kepala FKTP.
3) Setiap Pedoman/ Panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal
setiap 2-3 tahun sekali.
4) Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan
untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka FKTP dalam
membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/
panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan. Pedoman sendiri mengatur beberapa hal. Berikut beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk pembuatan dokumen pedoman
berupa format pembuatan pedoman sebagai berikut :
1) Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja.
(a) Kata Pengantar
(b) BAB I Pendahuluan
(c) BAB II Gambaran Umum FKTP
(d) BAB III Visi, Misi, Tata Nilai FKTP
(e) BAB IV Struktur Organisasi FKTP
(f) BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
(g) BAB VI Uraian Jabatan
(h) BAB VII Tata Hubungan Kerja
(i) BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
(j) BAB IX Kegiatan Orientasi
(k) BAB X Pertemuan Rapat
21
(l) BAB XI Pelaporan
2) Pedoman Pelayanan Unit Kerja
(a) Kata Pengantar
(b) BAB I Pendahuluan
(1) A. Latar Belakang
(2) B. Tujuan Pedoman
(3) C. Sasaran Pedoman
(4) D. Ruang Lingkup Pedoman
(5) E. Batasan Operasional
(c) BAB II Standar Ketenagaan
(1) Kualifikasi Sumber Daya Manusia
(2) Distribusi Ketenagaan
(3) Jadwal Kegiatan
(d) BAB III Standar Fasilitas
(1) Denah Ruang
(2) Standar Fasilitas
(e) BAB IV Tata Laksana Pelayanan
(1) Lingkup Kegiatan
(2) Metode
(3) Langkah Kegiatan
(f) BAB V Logistik
(g) BAB VI Keselamatan Sasaran Kegiatan/ Program
(h) BAB VII Keselamatan Kerja
(i) BAB VIII Pengendalian Mutu
(j) BAB IX Penutup
23
Berisi tentang target yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.
7) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Berisi tentang perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan
yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan
Gantt.
8) Proses Pelaksanaan Kegiatan
9) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Laporan
Berisi tentang evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang
direncanakan.
10) Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Berisi tentang catatan kegiatan dan ditulis dalam kerangka acuan
adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumen kegiatan.
JUDUL SOP
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD
dr. Eva Kordiana Surojo
Puskesmas Ttd Kepala Puskesmas
NIP.197811012005012010
Cipari
24
2) Komponen SOP (Standar Operasional Prosedur)
Komponen yang ada didalam SOP di UPTD Puskesmas Cipari
adalah : Pengertian, Tujuan, Kebijakan, Referensi, Prosedur, Bagan
Alir, Unit Terkait dan Rekaman Historis Perubahan.
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
tentang
4. Referensi
5. Prosedur
6. Bagan Alir
7. Unit Terkait
8. Rekaman
Historis Tanggal mulai
No. Yang diubah Isi Perubahan
Perubahan diberlakukan
25
l. Notulen
Format yang digunakan dalam pembuatan Notulen sebagai berikut :
1) KOP Notulen sama dengan KOP Surat
2) Judul Notulen, menggunakan rata tengah dan menggunakan huruf
kapital.
3) Isi yang tertuang dalam notulen berupa Hari dan Tanggal, Waktu,
Materi, Pimpinan Rapat, Notulis, Jumlah Peserta, Susunan Acara,
Pokok Pembahasan, Hasil Pembahasan, Lain-lain dan Penutup.
NOTULEN
UPTD PUSKESMAS CIPARI
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Jumlah Peserta :
A. Susunan Acara :
1. Pembukaan
2. Proses
3. Penutup
B. Uraian Jalannya Kegiatan :
1. Pembukaan
2. Materi
3. Pembahsan
4. Penutup
26
m. Metode Penomoran Dokumen, ditetapkan sebagai berikut :
1) Keputusan Kepala Puskesmas :
WWW.W/X/YYYY/SK/Ka.Pusk/ZZZZ
WWW.W : menyatakan nomor keputusan sesuai pedoman pola
klasifikasi kearsipan
X : menyatakan nomor bab pada Instrumen Akreditasi
YYYY : menyatakan nomor dokumen
SK : menyatakan Surat Keputusan
Ka. Pusk : menyatakan Kepala Puskesmas
ZZZZ : menyatakan tahun terbit
440 KESEHATAN
440.1 : Surat Keterangan Dokter
440.2 : Rujukan Pasien
440.3 : Visum et Reperetum
27
443.2 : Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Langsung
( P2ML )
443.21 : Kusta
443.22 : Kelamin, HIV, AIDS,IMS
443.23 : Frambusia
443.24 : T.B.C
28
443.64 : Stroke
443.65 : Diabetes Mellitus ( DM )
443.66 : CA. Cervix
443.67 : CA. Mammae
443.68 : CA. Hepar
443.69 : CA. Paru
444 GIZI
444.1 : Kekurangan makanan
444.2 : Bahaya Kelaparan, Busung lapar
444.3 : Keracunan Makanan
444.4 : Menu makanan rakyat
444.5 : Gondok endemik ( GAKY )
29
447 PERALATAN KESEHATAN
447.1 : Pengadaan alat kesehatan
447.2 : Penyimpanan alat kesehatan
447.3 : Standarisasi alat kesehatan
447.4 : Penghapusan alat kesehatan
449 2) PERIJINAN
M
u
449.1 Surat Ijin Praktek (SIP)
t
449.2 Surat Ijin Kerja (SIK)
3) Manual Mutu :
X/YYYY/PM/CPR/ZZZZ
X : Menyatakan nomor bab pada Instrumen Akreditasi
YYYY : Menyatakan Nomor Dokumen
PM : Menyatakan dokumen Pedoman Mutu
CPR : Menyatakan UPTD Puskesmas Cipari
ZZZZ : Menyatakan tahun terbit
31
5) Surat Menyurat
XXX.X/YYYY/CP.RI/UU
XXX.X : Menyatakan Klasifikasi Penomoran Dokumen
YYYY : Menyatakan Nomor Dokumen
CP.RI : Menyatakan UPTD Puskesmas Cipari (16.35)
6) Pedoman
X/YYYY/PDM/CPR/ZZZZ
X : Menyatakan nomor bab pada Instrumen Akreditasi
YYY : Menyatakan Nomor Dokumen
PDM : Menyatakan Pedoman
CPR : Menyatakan UPTD Puskesmas Cipari
ZZZZ : Menyatakan tahun terbit
32
SKD = Surat Keterangan Dokter (Sehat, Sakit,
Dirawat, Kematian, Visum et repertum,
Asuransi)
TB = TB Paru
LAB = Laboratorium
FARM = Kefarmasian
UGD = Gawat Darurat
PONED = Persalinan
RRI = Rawat Inap
AMB = Ambulance
LKB = Layanan Komprehensif Berkesinambungan
IVA = Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
PROMKES = Promosi Kesehatan
KSN = Konseling Sanitasi
PMB = Pemeliharaan Barang
PERKESMAS = Keperawatan Kesehatan Masyarakat
F = Formulir Catatan Mutu
YN = Pelayanan Klinis
UKM = Upaya Kesehatan Masyarakat
ADM = Administrasi dan Manajemen
SVL = Surveilans
DSA = Desa Siaga Aktif
LAN = Lansia
JIW = Jiwa
IND = Indra
UKS = Usaha Kesehatan Sekolah
RM = Rekam Medis
RMM = Rencana Manajemen Mutu
RMP = Rencana Mutu Pelayanan
SOP = Standar Operasional Prosedur
- = Tidak ada unit
33
8) Rencana Manajemen Mutu
X/YYY/RMM/CPR/ZZZZ
X : Menyatakan nomor bab pada Instrumen Akreditasi
YYY : Menyatakan Nomor Dokumen
RMM : Menyatakan Rencana Manajemen Mutu
CPR : Menyatakan UPTD Puskesmas Cipari
ZZZZ : Menyatakan tahun terbit
5. Penerbitan Dokumen
1. Setiap akan diterbitkan atau direvisi, suatu dokumen terlebih dahulu
harus dibicarakan dengan pokja terkait berkaitan dengan pelaksanaan
dan pengendalian dokumen tersebut.
2. Konsep dokumen harus diedarkan kepada semua pihak yang
berkepentingan untuk diberi komentar atau saran.
3. Untuk mendapatkan pengesahan, dokumen akreditasi ditandatangani
oleh Kepala UPTD Puskesmas.
4. Setelah mendapat pengesahan/ persetujuan, dokumen diperbanyak
dan didistribusikan oleh Ketua Tim Manajemen Mutu kepada semua
pihak yang berkepentingan.
5. Sub Unit / Bagian yang menerima distribusi salinan dokumen, harus
menandatangani buku bukti penerimaan dokumen. Dokumen asli
disimpan dalam arsip khusus oleh Ketua Tim Manajemen Mutu.
6. Petugas pengendali dokumen mengisi daftar induk dokumen untuk
mengetahui distribusi dokumen. Daftar induk dokumen ini selalu
diperbaharui jika ada perubahan pada dokumen dan diketahui oleh
Ketua Tim Manajemen Mutu.
34
7. Bila akan dilakukan peminjaman dokumen, maka orang yang akan
meminjam dokumen harus mengisi formulir peminjaman dokumen
dengan persetujuan Ketua Tim Manajemen Mutu.
8. Salinan dokumen harus diberi cap “TERKENDALI” dengan tinta cap
berwarna ungu agar mudah dikenal dan untuk menunjukkan dokumen
tersebut yang berlaku.
Tabel
Peninjau Dokumen dan yang Menyetujui Revisi
Jenis Dokumen Peninjau Menyetujui
Surat Keputusan Ketua Tim Manajemen Kepala UPTD Puskesmas
Mutu
Pedoman Mutu Ketua Tim Manajemen Kepala UPTD Puskesmas
Mutu
Pedoman Ketua Pokja Ketua Tim Manajemen
Mutu
Kerangka Acuan Ketua Pokja Ketua Tim Manajemen
Mutu
SOP Ketua Pokja Ketua Tim Manajemen
35
Mutu
Daftar Tilik Ketua Pokja Ketua Tim Manajemen
Mutu
8. Distribusi Dokumen
a. Semua dokumen harus didistribusikan secara tercatat sesuai ketentuan
yang telah disepakati. Formulir pendistribusian dapat mengikuti format
yang telah ditetapkan.
b. Setiap dokumen harus diberi status dengan jelas pada setiap halaman
dengan menggunakan cap berwarna ungu untuk dokumen
TERKENDALI.
c. Nama penerima dokumen tercantum pada halaman pertama dokumen
yang didistribusikan.
d. Daftar nama-nama penerima dokumen dituangkan dalam daftar
penerima dokumen yang dikelola / disimpan di Sekretariat Akreditasi.
9. Penarikan Dokumen
a. Bila suatu dokumen direvisi dan dokumen baru telah dibuat maka Ketua
Tim Manajemen Mutu harus menarik kembali semua salinan dokumen
yang direvisi.
b. Tiap unit yang salinan dokumennya ditarik, harus mengisi formulir
penarikan dokumen.
c. Salinan dokumen yang sudah ditarik, dimusnahkan dengan cara
dibakar dan dicatat dalam formulir berita acara pemusnahan dokumen.
d. Setelah dokumen ditarik, Ketua Tim Manajemen Mutu memberi cap
“KADALUARSA” dengan tinta cap warna merah pada dokumen asli dari
tiap dokumen yang telah direvisi dan disimpan dalam arsip khusus oleh
Ketua Tim Manajemen Mutu untuk menunjukkan dokumen asli tersebut
sudah tidak berlaku lagi.
e. Formulir penarikan dokumen dan pemusnahan dokumen disimpan oleh
Ketua Tim Manajemen Mutu.
36
1) Memberikan usulan untuk melakukan perubahan/penambahan
dokumen dengan menggunakan formulir Usulan Perubahan
Dokumen.
2) Meminta persetujuan Ketua Tim Manajemen Mutu atau
Penanggungjawab Program mengenai usulan perubahan /
penambahan dokumen tersebut.
b. Ketua Tim Manajemen Mutu atau Penanggung Jawab Unit Pelayanan/
Program
1) Memutuskan untuk menyetujui atau tidak usulan perubahan atau
penambahan dokumen.
2) Jika setuju maka memberikan persetujuan atau usulan perubahan /
penambahan dokumen dengan menandatangani form Usulan
Perubahan / Penambahan dokumen.
3) Jika tidak setuju maka memberikan penolakan terhadap usulan
perubahan/ penambahan dokumen.
37
X/YYYY/F/YN/CPR/ZZZZ
X : Menyatakan nomor bab pada Instrumen Akreditasi
YYYY : Menyatakan Nomor Dokumen
F : Menyatakan Form Catatan Mutu
YN : Menyatakan Pelayanan Klinis
CPR : Menyatakan UPTD Puskesmas Cipari
ZZZZ : Menyatakan tahun terbit
A. Komitmen Manajemen
39
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas dan terus menerus memperbaiki
keefektifannya dengan cara :
1. Mengkomunikasikan kepada Ketua Tim Manajemen Mutu,
penanggungjawab upaya dan seluruh karyawan tentang pentingnya
memenuhi persyaratan pelanggan dan persyaratan lain.
2. Menetapkan kebijakan mutu UPTD Puskesmas Cipari dan memastikan
indikator mutu dan sasaran keselamatan pasien dipenuhi.
3. Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber
daya manusia, peralatan kesehatan, obat-obatan, dan infrastruktur.
40
C. Kebijakan Mutu
41
b. Memastikan rencana program dilaksanakan oleh masing-masing
program sesuai dengan tujuan dan sasaran Puskesmas.
3. Penanggungjawab Admen
a. Menyusun rencana program sesuai indikator dan terget pencapaian
Mutu Admen
b. Melaksanakan rencana program sesuai dengan batas waktu yang
direncanakan
c. Memantau pelaksanaan rencana program di masing-masing program.
4. Penanggungjawab UKM
a. Menyusun rencana program sesuai indikator dan terget pencapaian
Standar Pelayanan Minimal
b. Melaksanakan rencana program sesuai dengan batas waktu yang
direncanakan
c. Memantau pelaksanaan rencana program di masing-masing program.
5. Penanggungjawab UKP
a. Menyusun rencana manajemen mutu sesuai Indikator Mutu dan
Sasaran Keselamatan Pasien.
b. Melaksanakan rencana manajemen mutu sesuai dengan batas waktu
yang direncanakan
c. Memantau pelaksanaan rencana manajemen mutu di unit kerjanya.
Pada perencanaan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran
kinerja/ mutu Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara
Rencana Manajemen Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai
dengan kebijakan Puskesmas. Rencana Manajemen Mutu yang ada di setiap
unit kerja meliputi :
1. Perencanaan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada
setiap fungsi yang berhubungan dengan Puskesmas.
2. Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai.
Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan rencana manajemen jika
ada perubahan pada aktivitas pelayanan, terjadi ketidaksesuaian, pelayanan
baru, atau adanya aktivitas Pengembangan Pelayanan Puskesmas.
Sasaran kinerja ditetapkan berdasarkan standar pelayanan minimal yang
meliputi indikator-indikator penyelenggaraan Upaya Puskesmas. Perencanaan
disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan
42
kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang
ditetapkan. Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien berisi
program-program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi :
1. Penilaian dan peningkatan kinerja baik Upaya Kesehatan Masyarakat
maupun Upaya Kesehatan Perorangan.
2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien.
3. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas.
4. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga.
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien.
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium.
7. Peningkatan mutu pelayanan obat.
8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien.
Tabel
Indikator Mutu Kinerja UPTD Puskesmas Cipari
NO PELAYANAN
ADMEN INDIKATOR STANDAR
1 Manajemen Sumber Mencatat penerimaan dan
Daya pengeluaran obat di setiap unit
pelayanan 100%
Membuat rencana bulanan kerja
bulanan bagi setiap pertugas
sesuai dengan tugas, dengan
wewenang dan tanggungjawab 100%
43
Rujukan obstetri
2 Kesehatan Bayi dan Anak Pelayanan kesehatan bayi
sesuai standar
KN3
Neonatus komplikasi yang
ditangani
3 Upaya Kesehatan Balita Pelayanan kesehatan Anak
dan Anak Pra Sekolah Balita sesuai standar
Pelayanan kesehatan Anak
Balita sakit dengan MTBS
An Anak pra sekolah yang di
SDIDTK
4 Upaya Kesehatan Anak Anak kelas 1, 7 dan 10
Sekolah dan Remaja mendapatkan pelayanan
skrining/ penjaringan kesehatan
Pelayana Kesehatan Remaja
II Promosi Kesehatan
44
3) Utama
4) Paripurna
III Kesehatan Lingkungan
Inspeksi sarana air bersih
1 Penyehatan Air Penduduk dengan akses air
minum
2 Hygine Sanitasi Makanan TPM bersertifikat laik
dan Minuman higienesanitasi
Pembinaan tempat pengelolaan
makanan
3 Penyehatan Sarana Sarana pembuangan sampah
Tempat Pembuangan dan limbah yang memenuhi
Sampah dan Limbah syarat.
Penyehatan Lingkungan, Desa Melaksanakan STBM
4 Pemukiman dan Jamban
Keluarga
Desa ODF
Penduduk dengan akses
jamban sehat
Rumah Sehat
Penyehatan Lingkungan TTU memenuhi Syarat
5
Tempat-tempat Umum
IV UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Balita (6-59 bulan) mendapat
1
kapsul vit. A
Balita (5-9 bln) kurus yang
mendapat makanan tambahan
Balita ditimbang (D/S)
Ibu Hamil KEK yang mendapat
makanan tambahan
Ibu hamil yang mendapat 90
tablet tambah darah (TTD)
Bayi kurang dari 6 bulan yang
mendapatkan ASI Eksklusif
Bayi baru lahir mendapat inisiasi
menyusui dini (IMD)
Remaja Putri yang mendapat
tablet tambah darah
Gibur mendapat Perawatan
Rumah Tangga Konsumsi
Garam Beryodium
V PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT WABAH DAN BENCANA
Kejadian Tuberkulosis (semua
1 TB Paru
kasus)/ CNR
Penderita TB yang
mendapatkan pelayanan sesuai
standar
Penderita TB yang
menyelesaikan pengobatan/ SR
Pengoabtan TB MDR
Pengkajian HIV pada Penderita
45
TB
2 Pelayanan Imunisasi Imunisasi Hb 0-7 hari
Imunisasi BCG pada bayi
Imunisasi DPT 3 pada bayi
Imunisasi Polio 4 pada bayi
Imunisasi MR pada bayi
Anak usia 1 tahun yang
diimunisasi campak
Imunisasi MR pada anak kelas
1 SD/MI/sederajat
Imunisasi DT pada anak kelas 1
SD/MI/sederajat
Imunisasi Td pada anak kelas 2
dan 3 SD/MI/sederajat
Imunisasi TT 1 pada WUS
Imunisasi TT 2 pada WUS
Imunisasi TT 3 pada WUS
Imunisasi TT 4 pada WUS
Imunisasi TT 5 pada WUS
Pelayanan skrining status
Imunisasi TT ibu hamil
Desa / Kelurahan Universal
Child Imunisasi (UCI)
Penemuan kasus diare di
3 Diare
Puskesmas dan kader
Kasus diare ditangani oleh
Puskesmas dan kader dng oral
rehidrasi
Kasus diare ditangani dengan
rehidrasi intravena
Penemuan kasus pneumonia
4 ISPA dan pneumonia berat oleh
Puskesmas dan kader
Pemeriksaan balita terduga
pneumonia
Jumlah kasus pnemonia berat/
dengan tanda bahaya ditangani/
dirujuk
Demam Berdarah Angka Bebas Jentik
5
Dengue (DBD)
Penyelidikan Epidemiologi
Penderita DBD yang ditangani
Pencegahan dan Jumlah orang beresiko HIV
6 Penanggulangan PMS, mendapat pemeriksaan HIV
Hepatitis dan HIV / AIDS sesuai standar
Kasus PMS yang diobati
Klien yang mendapat obat ARV
Pemeriksaan HIV pada Ibu
hamil
46
Konseling test HIV pada calon
pengantin
Pengkajian TB pada penderita
HIV
Pemeriksaan hepatitis pada ibu
hamil
Penemuan tersangka penderita
7 Kusta
kusta
Pengobatan penderita kusta
Pemeriksaan kontak penderita
Survailans KLB, PD3I dan Penanggulangan KLB
8
AFP
Pengambilan spesimen
9 Survailan Haji K3JH
Desa / Kelurahan yang
10 PTM dan Kesehatan Jiwa
melaksanakan kegiatan
posbindu PTM
Pengunjung usia 15-59 th
mendapat skrining kesehatan
Perempuan 30-50 tahun yang di
deteksi dini kanker serviks dan
payudara
Penderita hipertensi mendapat
pelayanan sesuai standar
Penyandang DM yang
mendapat pelayanan sesuai
standar
ODGJ berat (Psikotik)
mendapat pelayanan sesuai
standar
B UPAYA PENGEMBANGAN
I Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Pembinaan Kelompok usia
lanjut sesuai standar
Pemantauan kesehatan pada
anggota kelompok usia lanjut
yang dibina sesuai standar
Pengunjung usia > 60 th
mendapat skrining kesehatan
II Kesehatan Tradisional Komplementer
Pembinaan TOGA dan
pemanfaatannya pada sasaran
masyarakat
Pembinaan pengobatan
tradisional yang menggunakan
tanaman obat
III Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
Pembinaan kesehatan gigi di TK
Pembinaan dan bimbingan sikat
gigi masal di SD/MI
Perawatan gigi pada SD/MI
47
IV Upaya Kesehatan Sekolah / Madrasah
Pembinaan UKS/ M di Sekolah/
Madrasah
Guru UKS/ M terlatih
Sekolah/ Madrasah yang
melaksanakan kampanye
kesehatan
V Program Keluarga Keluarga dipantau kondisi
Sehat (PIS - PK) status kesehatan melalui
Pendataan KS
48
1. Kepala Puskesmas
a. Mengesahkan Struktur Organisasi, menunjuk Penanggungjawab
Manajemen Mutu dan menyediakan sumber daya yang diperlukan.
b. Memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang dikomunikasikan
ke pelaksanakan terkait di dalam Puskesmas.
c. Memeriksa dan meninjau struktur organisasi, tanggung jawab dan
wewenang.
2. Ketua Tim Manajemen Mutu
a. Melaksanakan tugas dan tanggungjawab berdasarkan persyaratan
yang ditetapkan.
b. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang efektifitas
penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas dan perbaikan
yang diperlukannya.
3. Penanggung jawab Admen/ UKM/ UKP
a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang
ditetapkan.
b. Memastikan bahwa personil yang berada di bawahnya melaksanakan
tugas sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
c. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang kegiatan penerapan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
4. Penanggungjawab Unit Pelayanan/ Program
a. Bertanggungjawab dalam penerapan dan pemeliharaan sistem
yang berada dibawah tanggung jawabnya.
b. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisa proses yang
terkait dengan unit masing-masing.
c. Melakukan Tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus.
5. Karyawan
a. Menerapkan dan memeliharaan sistem manajemen mutu sesuai
standar akreditasi Puskesmas.
b. Melakukan Tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus.
c. Memahami persyaratan pelanggan Puskesmas.
49
Adapun kebijakan mengenai tanggung jawab, wewenang dan
komunikasi di UPTD Puskesmas Cipari yaitu :
1. Kepala Puskesmas menetapkan peranan, tanggung jawab dan wewenang
dari sumber daya untuk melaksanakan Sistem Manajemen Mutu
Puskesmas yang efektif.
2. Kepala Puskesmas menyediakan sumber daya untuk penerapan dan
pengendalian Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
3. Kepala Puskesmas menunjuk dan menetapkan Penanggungjawab
manajemen mutu yang memiliki tanggungjawab dan wewenang :
a. Memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu
Puskesmas ditetapkan, diimplementasikan, dan dipelihara.
b. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang efektifitas penerapan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas dan perbaikan yang
diperlukannya.
c. Memastikan persyaratan pelanggan dipahami Puskesmas.
d. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan
dengan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas menetapkan dan memastikan proses komunikasi
sesuai dengan Manajemen Mutu Puskesmas, sesuai alur komunikasi dan
koordinasi pada posisi-posisi yang ada pada bagan organisasi.
50
G. Komunikasi Internal
51
IV. Tinjauan Manajemen
A. Umum
52
7. Perubahan yang berdampak pada sistem manajemen mutu dan
lingkungan.
8. Perubahan yang dilakukan terhadap sistem manajemen mutu / sistem
pelayanan.
53
E. Manajemen Sumber Daya Manusia
54
F. Infrastruktur
G. Lingkungan Kerja
55
UPTD Puskesmas Cipari menetapkan, menyediakan lingkungan kerja yang
diperlukan untuk mencapai kesesuaian pelayanan. UPTD Puskesmas Cipari
mengidentifikasi dan mengatur unsur-unsur lingkungan kerja yang dibutuhkan
untuk mencapai kesesuaian pelayanan dengan cara menjaga kebersihan
lingkungan tempat kerja dan menjaga kondisi ruang kerja.
56
Melakukan wawancara kepada sasaran secara langsung agar
mendapatkan data yang akurat sehingga kita mampu telusur kembali.
58
a) Proses yang dibutuhkan untuk merealisasikan jasa layanan kepada
pelanggan .
b) Kebutuhan verifikasi, pemantauan proses, pemeriksaan operasional
serta kriteria tingkat layanan yang diberikan kepada pelanggan.
c) Catatan Mutu yang dibutuhkan sebagai bukti bahwa rencana mutu
telah dipenuhi oleh seluruh petugas pelayanan
b. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
1) Puskesmas menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang
terkait dengan prosedur Pendaftaran Pasien, Pelayanan Pemeriksaan
Umum, Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Pelayanan Kesehatan
Ibu dan KB, Pelayanan Kesehatan Anak (MTBS) dan Gizi, Pelayanan
Imunisasi dan Calon Pengantin (CATIN), Pelayanan Pemeriksaan
Kesehatan berupa Surat Keterangan Sehat dan Kesehatan Haji,
Pelayanan TB Paru, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Kefarmasian,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Persalinan, Pelayanan Rawat
Inap, Pelayanan Ambulance, Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB) HIV/ AIDS, Layanan Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim (IVA), Pelayanan Promosi Kesehatan, Pelayanan
Konseling Sanitasi serta Prosedur Penanganan Keluhan Pelanggan.
2) Puskesmas menetapkan:
a) Persyaratan yang dinyatakan pelanggan seperti:
(1) Kecepatan dan tepat pelayanan
(2) Keramahan petugas
(3) Ketepatan diagnosis dan terapi
(4) Empati kepada pasien
(5) Kejelasan informasi
b) Persyaratan yang tidak dinyatakan pelanggan, tetapi penting untuk
disyaratkan seperti :
(1) Kenyamanan ruangan
(2) Kebersihan ruangan
(3) Privasi pasien dalam pemeriksaan
(4) Keamanan lingkungan
c) Peraturan dan perundangan terkait seperti :
59
(1) Perda tentang Tarif pelayanan Puskesmas
(2) Persyaratan tambahan lain yang diterbitkan dan ditetapkan oleh
Puskesmas
3) Puskesmas mengkaji kemampuan tiap bidang untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan meliputi :
a) Penetapan persyaratan pelanggan, misal: tarif, penggunaan fasilitas
asuransi kesehatan, dsb.
b) Konfirmasi sebelum diterima dan jika tidak bisa ditangani maka akan
dirujuk ke rumah sakit yang dapat menanganinya.
c) Perbedaan yang ada sebelumnya diselesaikan, dengan
menjelaskan sejelas mungkin kepada pelanggan.
d) Dipastikan bahwa kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat
dipenuhi.
4) Puskesmas menetapkan Sasaran Mutu sebagai acuan untuk
memberikan tingkat layanan mutu kepada pelanggan.
5) Puskesmas berkomunikasi dengan pelanggan dengan menggunakan
Font Office dan Ruang Pengaduan, Kotak saran, Telepon, SMS HP, E-
Mail, Facebook, Website atau media lainnya, mengenai :
a) Penanganan permintaan pelanggan termasuk perubahannya.
b) Umpan balik pelanggan, termasuk penanganan keluhan pelanggan
serta dipastikan keluhan pelanggan diselesaikan dengan baik.
c. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis
a) Puskesmas menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
Pengadaan Barang/Jasa kegiatan pelayanan BPJS & JKN Kesehatan.
1. Kepala UPTD Puskesmas selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
mengajukan surat permohonan Pengadaan Barang/Jasa kepada
Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;
2. Pejabat Pengadaan Barang/Jasa menetapkan pemilihan penyedia
barang/jasa dengan mengajukan surat permohonan persetujuan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ditujukan kepada Kepala UPTD
Puskesmas selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
60
4. Kepala UPTD Puskesmas selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dari
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memerintahkan Penyedia
Barang/Jasa untuk melaksanakan Pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa sesuai persyaratan dan ketentuan yang telah
ditetapkan;
5. Penyedia Barang/Jasa mengajukan surat permohonan pemeriksaan
hasil pekerjaan kepada Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Barang/Jasa;
6. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Barang/Jasa menyampaikan
berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK); untuk selanjutnya
7. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melaporkan dan menyerahkan
hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada Kepala UPTD
Puskesmas selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan Berita
Acara Penyerahan.
b) Puskesmas menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
Pengadaan Obat kegiatan pelayanan BPJS & JKN Kesehatan.
1. Kepala UPTD Puskesmas selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
mengajukan surat permohonan Pengadaan Obat kepada Kepala
UPTD Instalasi Perbekalan Kesehatan; selanjutnya
2. Kepala UPTD Instalasi Perbekalan Kesehatan menyerahkan hasil
verifikasi dan konsolidasi kepada Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;
3. Pejabat Pengadaan Barang/Jasa menetapkan pemilihan penyedia
barang/jasa dengan mengajukan surat permohonan persetujuan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ditujukan kepada Penyedia
Barang/Jasa untuk melaksanakan Pekerjaan Pengadaan Obat
sesuai persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan;
5. Penyedia Barang/Jasa mengajukan surat permohonan pemeriksaan
hasil pekerjaan kepada Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Barang/Jasa;
61
6. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Barang/Jasa menyampaikan
berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK); untuk selanjutnya
7. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melaporkan dan menyerahkan
hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada Kepala UPTD
Puskesmas selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan Berita
Acara Penyerahan.
62
d. Penyelenggaraan pelayanan klinis
1) Puskesmas menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang
terkait dengan pengendalian layanan klinis kepada pelanggan.
Puskesmas merencanakan dan mengendalikan setiap layanan kepada
pelanggan, dengan cara :
a) Menyediakan Standar Operasional Prosedur
b) Menggunakan dan memelihara alat untuk pelayanan.
c) Melakukan pengukuran dan pemantauan layanan
d) Mengendalikan proses mulai dari penerimaan pasien sampai
dengan layanan penyerahan obat/ pasien pulang/ pasien dirujuk. .
2) Puskesmas memvalidasi proses khusus, dengan memastikan petugas
medik memiliki kompetensi yang sesuai serta menetapkan standar
prosedur operasional untuk memastikan tidak terjadi malpraktek.
3) Puskesmas memastikan mampu telusur pasien dengan menggunakan
Nomor Rekam Medik setiap pasien dalam setiap proses yang dilayani,
yaitu mencakup di proses: Pendaftaran, Rawat Jalan, Rawat Inap dan
Pelayanan Farmasi Rawat Jalan.
4) Hak dan kewajiban pasien
Hak pasien :
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas.
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
d) Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar operasional prosedur.
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
63
h) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan atau rencana
pengobatan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya.
i) Memilih petugas kesehatan jika memungkinkan.
j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k) Didampingi keluarganya dalam kritis.
l) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Puskesmas.
m) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas
terhadap dirinya.
Kewajiban pasien :
a) Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
b) Mematuhi nasihat dan petunjuk tenaga kesehatan.
c) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.
d) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
5) Pemeliharaan barang milik pelanggan (specimen, rekam medik, dsb)
6) Manajemen risiko dan keselamatan pasien
e. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien
1) Penilaian indikator kinerja klinis
Tidak ada kecelakaan kerja baik bagi Pelaksana pelayanan
kesehatan maupun Pasien. Meningkatnya pengguna layanan
kesehatan di UPTD Puskesmas Cipari dari waktu-kewaktu.
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Nilai IKM mencapai nilai maksimal yaitu 4,00.
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
Pelaporan insiden di UPTD Puskesmas Cipari dilakukan tiap bulan
dan dibahas dalam lokakarya mini bulanan.
4) Analisis dan tindak lanjut
Tim Manajemen mutu menganalisa Pencapaian kinerja mutu tentang
keselamatan pasien yang dilakukan setiap bulan,menindaklanjuti setiap
64
adanya keluhan pelanggan serta sarana prasarana yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan bagi pasien.
5) Penerapan manajemen resiko
UPTD Puskesmas Cipari harus menyediakan sarana dan prasarana
yang aman sesuai dengan SOP keselamatan Pasien
6) Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan
a) Umum
Puskesmas menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
Pengukuran Kepuasan Pelanggan serta prosedur Audit Internal.
b) Pemantauan dan pengukuran :
1. Kepuasan pelanggan
Puskesmas secara berkala melakukan pengukuran kepuasan
pelanggan setiap enam bulan.
2. Audit internal
Puskesmas melakukan audit internal secara berkala untuk
melihat kesesuaian penerapan sistem dengan SOP, serta
efektifitas penerapannya, minimal satu kali dalam enam bulan.
Puskesmas mengadakan audit lanjutan atas tindaklanjut hasil
audit periode sebelumnya dan melakukan tindakan perbaikan
sesuai batas waktu yang dijanjikan atas temuan ketidaksesuaian
yang ditemukan selama audit untuk menghilangkan
penyebabnya.
Audit lanjutan termasuk kegiatan verifikasi pelaksanaan tindakan
perbaikan dan pelaporan atas hasil verifikasi, oleh auditor
internal.
3. Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
Puskesmas melakukan pemantauan proses dengan
mengendalikan parameter proses serta melakukan pengukuran
kinerja proses dengan menggunakan metode statistik yang
sesuai.
4. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Puskesmas melakukan pemantauan dan pengukuran
karakteristik layanan, dengan memeriksa persyaratan layanan
yang telah dibuat dengan kriteria yang ditetapkan.
65
1) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Apabila hasil evaluasi kinerja belum mencapai atau mengalami
penurunan, harus dilakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut yang
telah dikoordinasikan dengan Kepala Puskemas dan Tim Manajemen
Mutu.
2) Analisis data
Data dari hasil pengukuran, kemudian dilakukan pengolahan dan
dibandingkan dengan nilai standar yang telah ditetapkan bersama Tim
Manajemen Mutu, akan diperoleh hasil sesuai atau tidak dengan nilai
yang menjadi standar.
3) Peningkatan berkelanjutan
Evaluasi kinerja mutu dilakukan secara periodik dengan standar
yang telah ditentukan. Apabila telah tercapai berturut-turut selama
beberapa tahun dapat ditingkatkan nilai standarnya. Untuk yang belum
atau tidak tercapai harus dievaluasi dan dicari akar permasalahannya,
kemudian ditentukan rencana tindak lanjutnya.
4) Tindakan korektif
Nilai yang diperoleh dari pengolahan data kinerja mutu yang tidak
tercapai harus dilakukan tindakan korektif oleh pelaksana layanan dan
Tim Manajemen Mutu untuk mendapat jalan keluar terhadap
permasalahannya.
5) Tindakan preventif
Untuk kinerja mutu yang telah tercapai harus dilakukan tindakan
preventif agar pencapaian tetap maksimal dan nilai standar dapat
ditingkatkan sehingga mutu yang diharapkan dapat menjadi lebih
optimal.
VII. Penutup
Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau
pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan maupun penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan dan
banyaknya kunjungan pasien ke puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan
pelayanan kesehatan.
66
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan. Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam
hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan
kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul
menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang berawal dari
kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan
yang tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan
puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Pedoman ini menyampaikan hasil kajian tentang ketenagaan, sarana dan
pengendalian mutu pelayanan puskesmas. Agar puskesmas dapat menjalankan
fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan
proses pelayanan maupun sumber daya yang digunakan.
67