Anda di halaman 1dari 4

NOTULEN RAPAT

 Hari : Selasa
 Tanggal : 12 Maret 2019
 Tempat Rapat : Ruang Sekretariat Bersama RSUD dr. Soeroto Ngawi
 Jam : 09.00 s/d selesai
- Peserta Rapat : Kepala Seksi Penunjang Medis, Kepala Seksi Pelayanan
Medis, Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, Kepala
Instalasi Rawat Inap, Kepala Instalasi Gawat Darurat, Kepala
Instalasi Rawat Jalan, Kepala Instalasi Bedah, Kepala
Instalasi Radiologi, Kepala Instalasi Laboratorium, Kepala
Instalasi Farmasi, Ketua Komite Medik, Ketua Komite
Keperawatan, Seluruh Kepala Ruang, Kepala Loket
Pendaftaran Rawat Jalan, Kepala Loket Pendaftaran Rawat
Inap / IGD, Tim PMKP RSUD dr. Soeroto Ngawi, dan Tim SKP
RSUD Dr Soeroto Ngawi
- Perihal : Telaah SPO identifikasi pasien dengan gangguan jiwa/ psikiatri,
Telaah SPO Identifikasi pasien rawat jalan, dan Telaah SPO
pemasangan gelang identitas pasien

 Materi Pembahasan:
1. Perlunya telaah terhadap standar prosedur operasional identifikasi pasien dengan
gangguan jiwa / psikiatri, standar prosedur operasional identifikasi pasien rawat jalan,
dan standar prosedur operasional pemasangan gelang identitas pasien yang berlaku di
RSUD Dr Soeroto Ngawi
2. Identifikasi pasien dengan gangguan jiwa / psikiatri adalah proses pengumpulan data
dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang pasien rawat inap
di ruang perawatan jiwa atau ruang lain di RSUD Dr. Soeroto Ngawi yang mengalami
gangguan jiwa sehingga kita dapat menetapkan identitas tersebut berdasar data yang
ada.
3. Tujuan adanya standar prosedur operasional identifikasi pasien dengan gangguan jiwa /
psikiatri adalah :
1. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah memberikan identifikasi yang benar
pada pasien gangguan jiwa di RSUD Dr. Soeroto Ngawi.
2. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam
identifikasi pasien selama pelayanan di rumah sakit.
3. Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
4. Dasar kebijakan standar prosedur operasional identifikasi pasien dengan gangguan
jiwa / psikiatri adalah SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Berfokus Sasaran
Keselamatan Pasien di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dan SK Direktur tentang
Pemberlakuan Panduan Identifikasi Pasien di RSUD Dr. Soeroto Ngawi.
5. Prosedur identifikasi pasien dengan gangguan jiwa / psikiatri meliputi:
1. Kapanpun dimungkinkan, pasien gangguan jiwa harus menggunakan gelang
pengenal.
2. Jika terdapat hal-hal seperti kondisi pasien atau penanganan pasien yang
menyebabkan sulitnya mendapat identitas pasien dengan benar, seperti pasien yang
masih mengamuk, paranoid, pasien tidak kooperatif dsb, maka identifikasi dengan
menggunakan nomor rekam medik yang ditulis pada badan pasien yang paling
memungkinkan untuk ditulis memakai spidol permanen dicocokkan dengan nomer
rekam medis pada status rekam medik pasien.
3. Identifikasi pasien dilakukan oleh petugas yang dapat diandalkan untuk
mengidentifikasi pasien atau menggunakan cirri-ciri khusus pasien untuk
membedakan pasien, jika memungkinkan menggunakan foto pasien dan ditempel
pada pencatatan di rekam medis.
4. Pada kondisi di mana petugas tidak yakin / tidak pasti dengan identitas pasien
(misalnya saat pemberian obat), petugas dapat menanyakan nama dan tanggal lahir
pasien (jika memungkinkan) dan dapat dicek ulang pada rekam medis.
5. Jika terdapat ≥ 2 pasien dengan nama yang sama di ruangrawat, berikan tanda /
label notifikasi pada rekam medis dan dokumen lainnya dengan identitas cirri
khusus pasien
6. Pada status rekam medis ditulis “HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA YANG SAMA”
6. Dari hasil telaah dalam rapat, standar prosedur operasional identifikasi pasien dengan
gangguan jiwa / psikiatri yang berlaku di RSUD Dr Soeroto Ngawi secara konstektual
masih sesuai dengan kondisi di RSUD Dr Soeroto Ngawi sehingga tidak ada perubahan
yang dilakukan.
7. Identifikasi pasien rawat jalan adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang pasien rawat jalan / poliklinik di RSUD Dr.
Soeroto Ngawi, sehingga kita dapat menetapkan identitas tersebut berdasar keterangan
dengan individu seseorang.
8. Tujuan adanya standar prosedur operasional identifikasi pasien rawat jalan adalah:
1. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah memberikan identifikasi yang benar
pada pasien rawat jalan di RSUD Dr. Soeroto Ngawi.
2. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam
identifikasi pasien selama pelayanan di rawat jalan rumah sakit.
3. Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
9. Dasar kebijakan standar prosedur operasional identifikasi pasien adalah SK Direktur
tentang kebijakan Pelayanan Berfokus Sasaran Keselamatan Pasien di RSUD Dr.
Soeroto Kabupaten Ngawi dan SK Direktur tentang Pemberlakuan Panduan Identifikasi
Pasien di RSUD Dr. Soeroto Ngawi.
10. Prosedur identifikasi pasien rawat jalan meliputi:
1. Tidak perlu menggunakan gelang pengenal
2. Jika pasien adalah rujukan dari dokter umum / puskesmas / layanan kesehatan
lainnya, surat rujukan harus berisi identitas pasien berupa nama lengkap, tanggal
lahir, dan alamat. Jika data ini tidak ada, maka petugas mengkonfirmasi kelengkapan
identitas pasien dengan menggunakan kartu identitas seperti KTP, SIM atau kartu
identitas lain yang masih berlaku.
3. Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, verifikasi data
dengan menanyakan keluarga / pengantar pasien.
4. Jika pasien rawat jalan resiko jatuh, maka pasien dipakaikan kalung kuning resiko
jatuh.
5. Sebelum melakukan suatu prosedur/ terapi, tenaga medis/ perawat harus
menanyakan identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir. Data ini harus
dikonfirmasi dengan yang tercantum pada rekam medis.
6. Jika pasien lupa dengan tanggal dan tahun kelahiran, maka petugas menanyakan
perkiraan umur pasien atau jika pasien / keluarga sudah bisa menyampaikan
perkiraan umur pasien tersebut, kemudian petugas menetapkan tanggal dan tahun
kelahiran pasien tersebut dari tanggal 01 dan bulan 01 dengan tahun saat
pendaftaran dikurangi perkiraan umur pasien (misalnya perkiraan umur pasien 60
tahun maka penetapan tanggal lahirnya adalah 01/01/2013 – 60, maka penetapan
tanggal lahir pasien adalah 01/01/1953).
7. Jika pasien rawat jalan memiliki nama sama dalam satu poli maka harus
diinformasikan kepada perawat yang bertugas kemudian perawat di poli tersebut
mencocokkan alamat pada kartu identitas dengan alamat yang ada pada status
rekam medik pasien dan nomor rekam medik pasien.
8. Berikan label / penanda berupa ‘PASIEN DENGAN NAMA YANG SAMA’ di lembar
pencatatan, lembar obat-obatan, lembar pemeriksaan penunjang dan lembar
tindakan.
9. Jika berada pada ruang lain seperti ruang radiologi, laboratorium, farmasi dsb,
dengan identitas nama sama maka petugas dalam identifikasi harus memperhatikan
label “PASIEN DENGAN NAMA YANG SAMA” dan menambahkan alamat untuk
verifikasi kepada pasien/keluarga dan menggunakan nomor rekam medik untuk
verifikasi kepada sesama petugas.
10. Dari hasil telaah dalam rapat, standar prosedur operasional identifikasi pasien rawat
jalan yang berlaku di RSUD Dr Soeroto Ngawi secara konstektual masih sesuai
dengan kondisi di RSUD Dr Soeroto Ngawi sehingga tidak ada perubahan yang
dilakukan.
11.

Yang Membuat Notulen

Ida Romawati, SKep, NS

Anda mungkin juga menyukai