Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Gambar 4.1 Peta dan Letak Wilayah Puskesmas Kupang Kota


Puskesmas Kupang Kota merupakan bagian dari Kota Kupang yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor Tahun 1996, tanggal 25 April
1996 terletak antara 10036’ 14” - 10039’58” LS dan antara 1230 32’ 23”-1230
37’ 01” BT. Dengan batas-batasnya sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Timur.
b. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kelurahan Oetete dan Oebobo.
c. Sebelah Barat : Berbatasan denganan Kelurahan Fatufeto dan Mantasi.
d. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kelurahan Tode.
Luas wilayah kerja Puskesmas Kupang Kota adalah 20 Km 2dan
Terdiri dari 5 Kelurahan yaitu Bonipoi, Merdeka, Solor, LLBK da
Airmata.Kepadatan kepadatan penduduk dalam wilayah Puskesmas Kupang
Kota jugatidak merata. Dari 5 kelurahan yang ada, kepadatan penduduk
tertinggi padaKelurahan Bonipoi yaitu 576,86 jiwa/km, menyusul Kelurahan
Airmata yaitu 521,71 jiwa/km, Kelurahan Solor yaitu 572 jiwa/km,
Kelurahan merdeka 498 jiwa/km2 dan yang terendah adalah Kelurahan
LLBK yaitu 270 jiwa/km
4.1.2 Data Umum
4.1.2.1 Umur
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur pada Lansia di
Wilayah Puskesmas Kupang Kota
Umur ∑ %
40-60 Tahun 84 41.8
61-70 Tahun 74 36.8
71-80 Tahun 43 21.4
Total 201 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 40-60
tahun (41.8%).
4.1.2.2 Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Wilayah Puskesmas Kupang Kota
Jenis Kelamin ∑ %
Laki-Laki 54 26.9
Perempuan 147 73.1
Total 201 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan(73.1,%).
4.1.2.3 Pekerjaan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan pada Wilayah
Puskesmas Kupang Kota
Pekerjaan ∑ %
PNS 9 4.5
Swasta 29 14.4
Wiraswasta 28 13.9
Pensiunan 62 30.8
Tidak Bekerja 73 36.3
Total 201 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja
(36.3%).
4.1.2.4 Status Perkawinan
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan pada
Wilayah Puskesmas Kupang Kota
Status Perkawinan ∑ %
Kawin 137 68.2
Belum Kawin 14 7
Duda 8 4
Janda 42 20.9
Total 201 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah
Menikah/Kawin (68.2%).

4.1.3 Analisis Univariat


Di dalam sub-bab analisis Univariat akan menyajikan data karakteristik
responden yang terkait dengan variable terikat yaitu risko hipertensi dan
variable bebas penelitian ini antara lain Dukungan Instrumental, emosional,
penghargaan dan informasi
4.1.3.1 Data Hipertensi
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Hipertensi pada
Penderita HT di UPTD Puskesmas Kupang Kota
Data Hipertensi ∑ %
Pre-Hipertensi 44 21.9
Hipertensi Grade 1 145 72.1
Hipertensi Grade 2 12 6.0
Total 201 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai
adalah penderita Hipertensi Grade 1 (72.1%) dan sebagian kecil responden
adalah penderita Hipertensi Grade 2 (4,5%).
4.1.3.2 Dukungan Keluarga
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga pada
Penderita HT di UPTD Puskesmas Kupang Kota
Dukungan Keluarga ∑ %
Baik 114 56.7
Cukup 64 31.8
Kurang 23 11.4
Total 201 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai
dukungan Keluarga yang baik yakni 133 (66,2%) responden dan sebagian
kecil responden mempunyai dukungan Keluarga yang kurang 23 (11.4%)
responden.

4.1.3.3 Penghasilan
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan pada Wilayah
Puskesmas Kupang Kota
Penghasilan ∑ %
>5.000.000 13 6.5
2.000.000 –5.000.000 105 52.2
<2.000.000 83 41.3
Total 201 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
penghasilan Rp. 2.000.000 – 5.000.000 (52.2%).

4.1.3.4 Pendidikan
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan pada Wilayah
Puskesmas Kupang Kota
Pendidikan ∑ %
Tidak Sekolah 4 2
SD 43 21.4
SMP 29 14.4
SMA 105 52.2
Akademi 7 3.5
Sarjana 13 6.5
Total 201 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
pendidikan SMA (52.2%).

4.1.3.5 Nilai dan Gaya Hidup


Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai dan gaya Hidup
pada pada Penderita HT di UPTD Puskesmas Kupang Kota
Nilai dan Gaya Hidup ∑ %
Baik 73 36.3
Cukup 116 57.7
Kurang 12 6
Total 150 100
Sumber: Data Primer 2023
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai gaya
Nilai dan gaya Hidup yang Cukup (57,7%).
4.1.4 Analisis Bivariat
Analisa Bivariat pada penelitian ini menggunakan uji chi-square untuk
analisis hubungan anatara seluruh variable bebas dengan variable terikat.
Variable terikat dalam penelitian ini adalah kejadian hipertensi yang diukur
dengan menggunakan kuesioner penelitian. Berikut adalah hasil analisa
Penelitian menggunakan olah data statistic SPSS 16.0
4.1.4.1 Analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Hipertensi

Tabel 4.13 Analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian


Hipertensi di UPTD Puskesmas Kupang Kota

DUKUNGAN KEJADIAN HIPERTENSI Total %


KELUARGA Pre Hipertensi Hipertensi
Hipertensi Grade 1 Grade 2
BAIK 27 82 5 114 56.7%
(23.7%) (71.9%) (4.4%)
CUKUP 13 45 6 64 31.8%
(20.3%) (70.3%) (9.4%)
KURANG 4 18 1 23 11.5%
(17.4%) (78.3 %) (4.3%)
201 100%
p =0.658, α = 0.05

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki


dukungan keluarga yang baik namun dari hasil Analisis data menggunakan uji Chi-
Square didapatkan nilai P=0.658 lebih dari α=0.05 maka secara statistic dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dan bermakana antara
dukungan keluarga terhadap kejadian hipertensi. Dimana berarti H0 diterima dan Ha
ditolak.

4.1.4.2 Analisis Hubungan Nilai dan gaya hidup dengan Hipertensi

Tabel 4.17 Hubungan Nilai dan gaya hidup dengan Kejadian Hipertensi di
UPTD Puskesmas Kupang Kota
Nilai dan KEJADIAN HIPERTENSI Total %
Gaya Hidup Pre Hipertensi Hipertensi
Hipertensi Grade 1 Grade 2
BAIK 25 43 5 73 36.3 %
(34.2%) (58.9%) (6.8%)
CUKUP 18 92 6 116 57.7%
(15.5%) (79.3%) (5.2%)
KURANG 1 10 1 12 6.0%
(21.9%) (72.1 %) (6.0%)
201 100%
p =0.023, α = 0.05
Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki nilai
dan gaya hidup yang cukup yakni 116 (57.7%). dari hasil Analisis data menggunakan
uji Chi-Square didapatkan nilai P=0.023 kurang dari α=0.05 maka secara statistic
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan bermakana antara Nilai
dan gaya hidup terhadap kejadian hipertensi. Dimana berarti H0 ditolak dan Ha
diterima.

4.1.4.3 Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Hipertensi


Tabel 4.18 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Hipertensidi
UPTD Puskesmas Kupang Kota
Tingkat KEJADIAN HIPERTENSI Total %
Pendidikan Pre Hipertensi Hipertensi
Hipertensi Grade 1 Grade 2
Tidak 1 3 0 4 2.0 %
Sekolah (25.0%) (75.0%) (0%)
SD 8 32 3 43 22.0%
(18.6%) (74.4%) (7.0%)
SMP 6 20 3 29 14.4%
(20.7%) (69.0 %) (10.3%)
SMA 26 74 5 105 52.2%
(24.8%) (70.5 %) (4.8%)
AKADEMI 1 6 0 7 3.4%
(14.3%) (85.7 %) (0%)
Sarjana 2 10 1 12 6.0%
(15.4%) (76.9 %) (6.0%)
201 100%
p =0.970, α = 0.05

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki


Tingkat pendidikan SMA yakni 105 (52.2%). dari hasil Analisis data menggunakan
uji Chi-Square didapatkan nilai P=0.970 lebih dari α=0.05 maka secara statistic dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dan bermakana antara tingkat
pendidikan terhadap kejadian hipertensi. Dimana berarti H0 diterima dan Ha ditolak.
4.1.4.4 Hubungan Ekonomi dengan Hipertensi
Tabel 4.19 Hubungan Ekonomi dengan Kejadian Hipertensidi UPTD
Puskesmas Kupang Kota

Penghasilan KEJADIAN HIPERTENSI Total %


Pre Hipertensi Hipertensi
Hipertensi Grade 1 Grade 2
>Rp 5.000.000 1 12 0 13 6.5 %
(7.7%) (92.3%) (0%)
Rp 2.000.000- 25 73 7 105 52.2%
Rp 5.000.000 (23.8%) (69.5%) (6.7%)
<Rp 2.000.000 18 60 5 83 41.3%
(21.7%) (72.3 %) (6.0%)
201 100%
p =0.546, α = 0.05

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki


Tingkat Penghasilan Rp. 2.000.000 – Rp 5.000.000 yakni 105 (52.2%). Dari hasil
Analisis data menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai P=0.546 lebih dari
α=0.05 maka secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan dan bermakana penghasilan/ekonomi terhadap kejadian hipertensi. Dimana
berarti H0 diterima dan Ha ditolak.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Dukungan Informasi terhadap Hipertensi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 201 responden yang
mempunyai dukungan keluarga yang baik adalah 114 (56.7%), Dukungan
keluarga cukup 64 (31.8%) dan dukungan Keluarga Kurang 23 (11.4%).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi-square didapatkan nilai P=0.658
lebih dari α=0.05 maka secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan dan bermakana antara dukungan keluarga terhadap
kejadian hipertensi. Dimana berarti H0 diterima dan Ha ditolak.
Dukungan keluarga merupakan bagian dari dukungan social yang
berfungsi sebagai system pendukung anggota-anggotanya dan ditunjukan
untuk meningkatkan kesehatan dan proses adaptasi. Setiap anggota keluarga
memiliki beberapa peran dalam keluarga antara lain motivator, edukator, dan
fasilitator. Menurut teori transcultural nursing oleh Leininger (2002) dalam
Resi,. (2020) sosial dan keluarga berfungsi sebagai sistem anggota-
anggotanya dan dutujukan untuk meningkatkan kesehatan dan proses adaptasi.
Dukungan sosial dan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan dalam memenuhi kebutuhan
fisik, mental dan sosial. Faktor sosial dan keluarga meliputi
perhatian/dukungan keluarga terhadap ibu dalam pemberian makanan
rangsangan psikososial dan praktek kesehatan anak. Terdapat beberapa
dimensi dukungan keluarga, yaitu Dukungan emosional yang mencakup
ungkapan emapti, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang
bersangkutan, Dukungan peghargaan yang mencakup ungkapan
hormat/penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju/persetujuan
dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif orang
tersebut dengan orang lainnya misalnya orang tersebut kurang mampu atau
lebih buruk keadaannya (menambah harga diri), Dukungan
material/instrumental yang mencakup bantuan langsung seperti dana atau
barang dan Dukungan kognitif/informative yang mencakup memberi nasihat,
petunjuk dan saran.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 114 (56.7%)
Responden mendapatkan dukungan informasi yang baik dari keluarga.
Namun Peneliti berasumsi bahwa dukungan keluarga bukan merupakan suatu
bentuk factor pendukung untuk mencegah terjadinya hipertensi dimana
keluarga mungkin saja dapat memberikan berbagai bentuk dukungan berupa
dukungan emosional, penghargaan, instrumental ataupun informasi tapi
terkadang responden dalam hal ini lansia merasa masih terikat pada kebiasaan
sehari harinya misalnya saja dalam masih terikat pada adat istiadat ataupun
lansia kadang meski sudah diberikan bentuk dukungan informasi tentang
factor pencetus ataupun makanan yang harus dihindari namun karena factor
umur dimana ingatan menjadi kendala sehingga terkadang mereka lupa
tentang informasi yang sudah diberikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam variable pertama ini H0 diterima dan Ha ditolak karena tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan
Kejadian Hipertensi.

4.2.2 Pengaruh Nilai Budaya gaya Hidup terhadap Hipertensi


Hasil menunjukkan bahwa dari 201 responden kebanyakan memiliki
nilai Budaya dan gaya hidup yang Cukup 116 (57.7%), Baik 73 (36.3%) dan
Kurang 12 (6%). Berdasarkan hasil Analisis data menggunakan uji Chi-
Square didapatkan nilai P=0.023 kurang dari α=0.05 maka secara statistic
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan bermakana
antara Nilai dan gaya hidup terhadap kejadian hipertensi.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat hubungannya
adapun masalah kesehatan yang sering terjadi sekarang ini salah satunya
karena budaya masyarakat itu sendiri. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam
segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Pada tingkat awal proses
sosialisasi, seorang anak diajarkan antara lain bagaimana cara makan, bahan
makanan apa yang dimakan, cara buang air kecil dan besar, dan lain-lain.
Kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa, dan bahkan
menjadi tua. Kebiasaan tersebut sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dan
sulit untuk diubah (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Peneliti terdapat hubungan yang siginifikan disebabkan
karena rata –rata responden masih menganut kepercayaan tentang budaya
mereka tentang mengkonsumsi makanan yang mungkin berlemak dan
bersantan serta sudah turun temurun sehingga sulit dirubah. Hal ini yang
mempengaruhi sehingga terdapat hubungan antara budaya gaya hidup dengan
hipertensi. Peneliti juga menemukan bahwa saat melakukan penelitian
kebanyakan warga menyajikan makanan berminyak dan berlemak sehingga
hal tersebut dapat mendukung data dan hasil uji diatas. Sehigga dapat ditarik
kesimpulan H0 ditolak dan Ha diterima dimana terdapat hubungan yang
signifikan antara budaya dan gaya hidup dengan kejadian hipertensi.

4.2.3 Pengaruh Pendidikan terhadap Hipertensi


Hasil menunjukkan bahwa dari 201 responden kebanyakan memiliki
pendidikan SMA sebanyak 105 (52.2%) dan paling rendah adalah Tidak
sekolah 4 (2%) Responden. Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-
rata responden memiliki Tingkat pendidikan SMA yakni 105 (52.2%). dari
hasil Analisis data menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai P=0.970
lebih dari α=0.05 maka secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan dan bermakana antara tingkat pendidikan terhadap
kejadian hipertensi.
Menurut Notoatmodjo (2010:9) tingkat pendidikan seseorang
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menerima informasi dan
mengolahnya sebelum menjadi perilaku yang baik atau buruk sehingga
berdapak terhadap status kesehatannya, hal ini diperkuat dengan penelitian
Cekti, (2008:169) mengatakan bahwa pengetahuan individu mempengaruhi
kesadaran terhadap perilaku pencegahan hipertensi, dengan kata lain. makin
tinggi pengetahuan individu mengenai penyebab hipertensi, factor pemicu,
tanda gejala, dan tekanan darah normal dan tidak normal maka individu akan
cenderung menghindari hal hal yang dapat memicu terjadinya hipertensi,
seperti perilaku merokok, minum kopi, dan obesitas.
Menurut anggapan atau pendapat peneliti bahwa hal ini deibabkan
karena sebagian besar responden memiliki tinkat pendidikan SMA dimana
sebagain belum terpapar informasi tentang cara mencegah, mendapatkan
pelayanan serta mengobati hipertensi ditambah dengan factor usia para
responden yang dimana ingatan mereka taupun memori mereka untuk dapat
menangkap informasi semakin menurun, sehingga walaupun tingkat
pendidikan mereka tinggi ataupun menengah (SMA) terkadang mereka masih
sulit menangkap informasi disebabkan karena usia sehingga kesimpulannya
adalah H0 diterima dan Ha ditolak dimana tidak ada hubungan yang
signifikan dan bermakna antara tingkat pendidikan dan kejadian hipertensi
pada responden di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kupang Kota.

4.2.4 Pengaruh Ekonomi terhadap Hipertensi


Hasil menunjukkan bahwa dari 201 responden yang mempunyai
Penghasilan >Rp 5.000.000 yaitu 13(6.5%) Responden, Rp.2.000.000 –
5.000.000 yaitu 105 (52.2%) dan Kurang dari Rp. 2.000.000 yaitu 83 (41.3%).
Berdasarkan hasil Analisis data menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai
P=0.546 lebih dari α=0.05 maka secara statistic dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan dan bermakana penghasilan/ekonomi
terhadap kejadian hipertensi.
Faktor ekonomi yang tinggi merupakan factor yang berperan dalam
pemilihan makanan. Factor ekonomi yang tinggi akan meningkatkan
pemberlian makanan yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan cepat
saji ketika sedang sibuk bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh armande
(2019) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara factor
ekonomi dan kejadian hipertensi dimana dari 48 responden terdapat 48
responden terdapat 25 responden yang menderita hipertensi.
Menurut Peneliti hasil penelitian peneliti tidak menunjukkan hubungan
yang signifikan disebabkan karena rata-rata responden memiliki penghasilan
ekonomi menengah, namun selain itu penghasilan tidak menjadi factor utama
terjadinya hipertensi pada masyarakat namun dapat dilihat bahwa nilai budaya
memainkan peran penting dalam terjadinya hipertensi pada masyarakat.
Peneliti beranggapan bahwa mungkin saja penghasilan yang diterima rata-rata
menengah atau tinggi namun jika mereka tidak menjaga pola hidup serta tidak
menggunakan fasilitas kesehatan untuk berobat ataupun melakukan deteksi
dini maka akan sia-sia disamping itu mereka masih mengkonsumsi makanan
yang menimbulkan risiko terjadinya hipertensi sehingga kesimpulan yang
diambil adalah H0 diterima dan Ha ditolak.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan maka kesimpulan yang dapat
diambil yaitu:
1. Tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap Kejadian hipertensi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kupang Kota.
2. Ada Hubungan nilai budaya gaya hidup terhadap risiko hipertensi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kupang Kota.
3. Tidak ada hubungan pendidikan terhadap terhadap risiko hipertensi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kupang Kota.
4. Tidak ada hubungan Ekonomi terhadap terhadap risiko hipertensi di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kupang Kota.

5.2 Saran
1. Bagi Keluarga
Keluarga hendaknya selalu meningkatkan dukungannyayang berupa
dukunganin formasional, penilaian, instrumen dan emosional kepada lansia
dengan memperhatikan perkembangan kesehatan lansia, meningkatkan
komunikasi keluarga dengan lansia, dan berusaha untuk memenuhi segala
kebutuhan yang diperlukan lansia dalam masa perawatannya
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikansebagai bahan
masukan untukmelibatkan keluarga dalam bentukdukungan kepada lansia agar
lansiamerasa diperhatikan, dihargai sehingga kualitas hidup lansia menjadi
meningkat. dan membantu petugas dalam memberikan terapi kompleenter
pada lasnsia tidak hanya berupa pengobatan medis
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dalam proses belajar mengajar terutama bagi penelitian khusunya mengenai
Analisis Faktor Risiko Hipertensi Berbasis Teori Transcultural Nursing Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kupang Kota
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikansebagai landasan dalam upaya
menindaklanjuti hasil penelitian yang ada kearah penelitian lebihluas dengan
menambahkan variabellain danjumlah sampel yang lebih banyakagar hasil
penelitian lebih akurat dansebagai perbandingan serta dapatlebih
menyakinkan keluarga agarmemudahkanmendapatkan informasi terkait
dengan dukungan keluraga dan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, M., Inkasari, T., & Nopriyanto, D. (2020).Gambaran Gaya Hidup pada
Penderita Hipertensi di Wilayah Rt 17 Kelurahan Baqa Samarinda Seberang.
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, 2(1), 48-59. Diakses dari http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK/article/view/3464 pada tanggal 15 Juli
2022
Aziz, S. S. (2020). Pengaruh Pemberian Infused Water Kurma terhadap Perubahan
Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta dengan Prehipertensi (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta). Diakses di http:// eprints. poltekkesjogja. ac. id / 3677 / pada
tanggal 16 juli 2022
Dewi, A. B. (2019). Gambaran Sikap Keluarga terhadap Lansia Dengan Hipertesi di
Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta).Diakses di http: //eprints .poltekkesjogja.ac.id/
3657/pada tanggal 16 juli 2022
Erlina, D., Sofyana, H., Ramdaniati, S., & Prabowo, H. D. (2019). Laporan Hasil
Penelitian Kerjasama Dalam Negeri: Efektifitas Model Pokbaya Asalkena
Berbasis Transcultural Nursing Dalam Kesiapsiagaan Resiko Bencana
Masyarakat Di Wilayah Rawan Bencana Diakses dari http://repo.
poltekkesbandung.ac.id /3842/ pada tanggal 16 juli 2022
Ida, M., Prihatin, K., & Fatmawati, B. R. (2020). Pengaruh self-efficacy dan
dukungan keluarga terhadap kepatuhan menjalani terapi pada penderita
hipertensi. Jurnal Keperawatan' Aisyiyah, 7(2), 1-6. Diakses dari
https://journal.unisa-bandung.ac.id/index.php/jka/article/view/194 pada
tanggal 16 juli 2022
Keloko, A. B.(2015). Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Masyarakat
terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Seberang
Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat 2015. Kebijakan, Promosi
Kesehatan dan Biostatistika, 1(1), 14370. Diakses dari
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1425216&val=4109&title=GAMBARAN%20KARAKTERISTIK
%20DAN%20SOSIAL%20BUDAYA%20MASYARAKAT
%20TERHADAP%20KEJADIAN%20HIPERTENSI%20DI%20WILAYAH
%20KERJA%20PUSKESMAS%20SAWIT%20SEBERANG
%20KECAMATAN%20SAWIT%20SEBERANG%20KABUPATEN
%20LANGKAT%202015, pada tanggal 18 juli 2022
Lumowa, G. F. (2020). Gambaran Penderita Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Karangjati Kab Ngawi (Doctoral dissertation, Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun) diakses dari http://repository.
stikes-bhm.ac.id/846/pada tanggal 18 juli 2022

Meylen Suoth, Hendro Bidjuni&Reginus T. Malara. (2014). Hubungan Gaya Hidup


Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor
1. Diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/4055 pada tanggal 18
juli 2022

Nensy Hermawati, Noviansyah Rizal&Muhammad Mudhofar. (2018).Analisis Faktor


– Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Untuk Berinvestasi Di Pasar
Modal (Studi Pada Mahasiswa Prodi Akuntansi STIE Widya Gama
Lumajang). Progress Conference Vol 1. No 1 diakses dari
http://proceedings.itbwigalumajang.ac.id/index.php/progress/article/view/
73pada tanggal 18 juli 2022

Notoatmodjo, S (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuraini, B. (2015). Risk factors of hypertension. Jurnal Majority, 4(5). Diakses dari
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/602 pada
tanggal 16 juli 2022
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Edisi 4. Salemba Medika

Resi, Y. I. (2020). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb Paru


Berbasis Teori Transcultural Nursing Di Daerah Pesisir Wilayah Kerja
Puskesmas Rukunlima Kabupaten Ende (Doctoral dissertation, Universitas
airlangga). Diakses dari
https://repository.unair.ac.id/110268/ pada tanggal 16 juli 2022

Ridho, M., & Burhanto, B. (2019).Hubungan antara Sosial Budaya dengan Kualitas
Hidup Penderita Hipertensi pada Etnis Dayak di Desa Pampang
Samarinda. Borneo Student Research (BSR), 1(1), 32-37. diakses dari
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/1200 pada tanggal 16
juli 2022

Riset kesehatan dasar (Riskesdas). 2018. Laporan Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT). Lembaga Penerbit Badan Litbang Kesehatan 2019.Diakses di
http://repository.litbang.kemkes.go.id/3883/1/CETAK%20LAPORAN
%20RISKESDAS%20NTT%202018 pada tanggal 15 juni 2022.
Sintyawati, H. (2021). Hubungan Hypertension Knowledge Terhadap Self
Management Pasien Dengan Hipertensi Grade Ii Di Puskesmas
Makroman.Prosiding Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, 1, 139-
144.Diakses pada
https://www.jurnal.stiksam.ac.id/index.php/prosiding/article/download/
584/248pada tanggal 15 juni 2022.
Sugiyono (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alvabeta.
Suoth, M., Bidjuni, H., & Malara, R. (2014).Hubungan gaya hidup dengan kejadian
hipertensi di puskesmas kolongan kecamatan kalawat kabupaten minahasa
utara. Jurnal keperawatan. Diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/4055 pada tanggal 17
juli 2022

Yofita Indah Lestari & Purwo Setiyo Nugroho. (2019). Hubungan TingkatEkonomi
dan Jenis Pekerjaan dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Palaran. Borneo Student Research diakses dari
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/404 pada tanggal 19 juli
2022
Yosefina Imak Resi (2020) Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb
Paru Berbasis Teori Transcultural Nursing Di Daerah Pesisir Wilayah Kerja
Puskesmas Rukunlima Kabupaten Ende. Skripsi thesis,Universitas Airlangga.
Diakses dari https://repository.unair.ac.id/110268/ pada tanggal 20 juli 2022

Anda mungkin juga menyukai