Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah seperti saat ini, letak semula
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta berada di jantung kota Solo yang
ini didirikan pada tahun 1918 dan diresmikan terpakai tanggal 17 juli 1919
seluas +0,69 ha dengan kapasitas tampung sebanyak 216 tempat tidur (TT).
dengan luas bangunan 10.067 m2. Pada saat ini pemanfaatan lahan mencapai
45% dan daya tampung yang tersedia sebanyak 340 Tempat Tidur (TT)
di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur bagian barat dan sebagian wilayah
DIY.
Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa
62
63
Daerah Surakarta dibawah Pemda Provinsi Jawa Tengah. Rumah Sakit Jiwa
440/09/2002 pada bulan februari 2002. Kemudian sejak tahun 2009 RS Jiwa
kelas A. Saat ini terdapat beberapa instalasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Laundry.
VIP, ruang kelas I, kelas II, dan ruang kelas III. Pasien yang memerlukan
64
penderita adiksi dan Napza serta pasien psikiatri yang disertai penyakit fisik
hari kerja (senin s/d sabtu) dengan ketentuan jam sebagai berikut: hari senin
s/d Jumat jam 08:00 s/d 16:00 WIB, hari sabtu dan minggu tutup. (RSJD
Surakarta)
Pada tahun 2018 berdasarkan data rekan medik dari RSJD dr. Arif
dirawat adalah 27 hari, BTO (Bed Turn Over) atau frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu periode adalah 8 kali, TOI (Turn Over Internal) atau
rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari setelah diisi ke saat
terisi berikutnya sebanyak 15 hari, GDR (Gross Death Rate) atau angka
kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar adalah 0,3%, NDR (Net
Death Rate) atau angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
B. Hasil Analisis
1. Karakteristik responden
perkawinan.
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin.
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-Laki 17 56.7
2 Perempuan 13 43.3
Total 30 100.0
Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 20)
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia.
No Usia Jumlah Presentase (%)
1. 12 – 16 1 3.3
2. 17 – 25 5 16.7
3. 26 - 35 11 36.7
4. 36 – 45 7 23.3
5. 46 – 55 5 16.7
6. 56 – 65 1 3.3
Total 30 100.0
Sumber : data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 20)
(36.7%).
66
Tabel 4.3
Distribusi responden berdasarkan pendidikan
No PENDIDIKAN JUMLAH Presentase (%)
1 Tidak Sekolah 10 33.3
2 SD 2 6.7
3 SMP 3 10.0
4 SMA 13 43.3
5 PT 2 6.7
Total 30 100.0
Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 20)
(43.3 %).
Tabel 4.4
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
PEKERJAAN JUMLAH %
Tidak Bekerja 16 53.3
Ibu Rumah Tangga 4 13.3
Wiraswasta 8 26.7
Mahasiswa 1 3.3
PNS 1 3.3
Total 30 100.0
Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 20)
Tabel 4.5
Distribusi responden berdasarkan status perkawinan.
STATUS JUMLAH %
Menikah 12 40.0
Belum Menikah 18 60.0
Total 30 100.0
Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 20)
67
Tabel 4.6
Analisis sentral tendensi skor halusinasi sebelum (pre) diberikan Thought
Stopping
Variabel Valid Mean Median Min Max Std.
(N) Deviation
Skor 30 34.6000 34.5000 31.00 38.00 2.07780
Halusinasi
Pendengaran
Pre
Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 20)
halusinasi sebesar 34.6000 dengan nilai minimal skor 31.00 dan nilai
Tabel 4.7
Analisis sentral tendensi skor halusinasi sesudah (post) diberikan Thought
Stopping
sebesar 24.9000 dengan nilai minimal skor 20.00 dan nilai maksimal skor
Syarat uji paired sample t test yaitu data harus berdistribusi normal melalui
uji normalitas data. Uji normalitas data adalah uji yang dilakukan sebelum
uji hipotesa untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak.
30 orang. Berikut tabel 4.8 yang berisi hasil uji normalitas data skor
Tabel 4.8
Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Shapiro - Wilk
Statistic df Sig.
PreTest .951 30 .183
PostTest .959 30 .293
Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 20)
Stopping memiliki nilai signifikansi 0.183 yang menunjukkan p value > 0.05
normal.
pre test dan post test berdistribusi normal, maka untuk uji hipotesis
dr.Arif Zainudin Surakarta. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.
Tabel 4.9
Analisis pengaruh Paired Sample T Test
Dari tabel diatas diperoleh nilai mean skor halusinasi pendengaran pre
Stopping sebesar 24.9000. Terlihat penurunan nilai mean antara pre dan post
2.47957. Dari tabel 4.9 didapatkan nilai p value 0.000 < 0.05, maka Ha
diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara skor skor
C. Pembahasan
1. Karakteristik responden
a. Jenis kelamin
awitan penyakit (Sadock & Sadock, 2010). Hal ini bisa terjadi
b. Usia
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Status pernikahan
yang telah hidup bersama memiliki usia yang lebih lambat dari
intervensi 34.50, dengan nilai maksimal 38.00 dan minimal 31.00, nilai
salah satu contoh dari teknik psikoterapi kognitif behaviour yang dapat
intervensi 25.00, dengan nilai maksimal 39.00 dan minimal 20.00, nilai
dapat dicegah (Abdul, 2015). Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
75
oleh Lelono (2011) bahwa salah satu tindakan keperawatan yang dapat
pasien dalam mengubah proses berfikir (Tang & DeRubies, 1999 dalam
p value adalah 0.000 yang berarti bahwa ada pengaruh terapi thought
76
akibat pengalaman masa lalu. Dasar dari teknik thought stopping adalah
D. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini belum dapat mengontrol terapi lain yang diberikan kepada
penilaian dilakukan oleh orang lain dan bantuan orang lain agar lebih