Anda di halaman 1dari 11

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dideskripsikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan

penelitian yang ditetapkan. Selanjutnya hasil penelitian ini akan dianalisa sesuai

variabel yang dipilih.

Pengambilan data ini dilakukan tanggal 28 Agustus 2006 s/d 6 September

2006 di ruang bersalin Bapelkes RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto

dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 11 responden. Penyajian data dibagi

menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus.

Data umum akan menampilkan karakteristik responden berdasarkan umur,

pendidikan dan pekerjaan, sedangkan data khusus akan menggambarkan tingkat

kecemasan ibu dan tabulasi silang tingkat kecemasan ibu pre-operasi sectio

caesarea berdasarkan umur dan pendidikan di ruang bersalin Bapelkes RSU

Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.

A. Hasil Penelitian

1. Data Umum

Data ini menggambarkan karakteristik responden berdasarkan

umur, pendidikan dan pekerjaan.

28
29

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi umur responden di Ruang Bersalin


Bapelkes RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto (28
Agustus 2006 – 6 September 2006)
No Umur (tahun) Frekuensi Prosentase (%)
1 < 20 2 18,2
2 20 – 30 5 45,4
3 31 – 40 4 36,4
Total 11 100

Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa jumlah responden yang

berumur 20-30 tahun adalah yang terbanyak yaitu sebesar 45,4% dan

sisanya adalah responden yang berumur 31-40 tahun dan < 20 tahun.

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi pendidikan responden di Ruang Bersalin


Bapelkes RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto (28
Agustus 2006 – 6 September 2006)
No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1 SD 2 18,2
2 SLTP 5 45,4
3 SLTA 3 27,3
4 PT 1 9,1
Total 11 100

Dari tabel 4.2 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar

responden berpendidikan SLTP yaitu sebesar 45,4% sedangkan sisanya

berpendidikan SD, SLTA dan PT.


30

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi pekerjaan responden di Ruang Bersalin


Bapelkes RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto (28
Agustus 2006 – 6 September 2006)
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
1 Buruh 0 0
2 Swasta 2 18,2
3 PNS 1 9,1
4 Ibu Rumah Tangga 8 72,7
Total 11 100

Dari tabel 4.3 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar

responden berpekerjaan ibu rumah tangga yaitu sebesar 72,7% sedangkan

sisanya berpekerjaan swasta dan PNS.

2. Data Khusus

Dalam data khusus ini akan digambarkan tentang tingkat

kecemasan ibu dan tabulasi silang tingkat kecemasan ibu pre-operasi

Sectio Caesarea berdasarkan umur dan pendidikan di Ruang Bersalin

Bapelkes RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto. Berdasarkan skala

HRS-A kecemasan dikategorikan menjadi 5 tingkatan yaitu tidak ada

kecemasan, kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan

kecemasan sangat berat atau panik. Dari responden didapatkan data

sebagai berikut :
31

a. Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu pre-operasi


Sectio Caesarea di Ruang Bersalin Bapelkes RSU Dr.
Wahidin Sudirohusodo Mojokerto (28 Agustus 2006 – 6
September 2006)
No Tingkat Kecemasan Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak ada kecemasan 0 0
2 Kecemasan ringan 1 9,1
3 Kecemasan sedang 3 27,3
4 Kecemasan berat 6 54,5
5 Kecemasan sangat berat 1 9,1
Total 11 100

Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa jumlah responden yang

mengalami tingkat kecemasan berat adalah yang terbanyak dialami

yaitu sebesar 54,5% dan tidak ada responden yang mengalami tidak

ada kecemasan.

b. Hasil tabulasi silang tingkat kecemasan ibu pre-operasi Sectio

Caesarea berdasarkan umur dan pendidikan

Tabel 4.5. Tabulasi silang antara tingkat kecemasan pada klien pre-
operasi Sectio Caesarea dengan karakteristik umur dan
pendidikan.
No Tingkat Kecemasan Umur Tingkat Pendidikan
SLT <20 20- >40
PS 30
LTA
PTJ
ml
%1
Tid
ak
ada
kec
em
asa
n00
000
000
000
2Ke
ce
32

ma
san
ring
an0
011
9,1
000
119
,13
Kec
em
asa
n
sed
ang
012
927
,30
030
327
,34
Kec
em
asa
n
ber
at1
416
54,
524
0
%SD0654,55Kecemasan sangat berat10019,1010019,1TOTAL1110011100Dari table 4.5 di atas dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan berat berumur lebih muda dan berpendidikan

lebih rendah yaitu SLTP.

c. Gambaran kecemasan responden berdasarkan respon gejala kecemasan

Berdasarkan hasil tabulasi pengumpulan data gejala kecemasan

pada lampiran, maka didapatkan bahwa pada tiap-tiap tingkat

kecemasan terdapat respon gejala kecemasan baik respon fisiologis,

perilaku dan afektif juga respon kognitif. Dibawah ini merupakan

gambaran gejala kecemasan yang dialami responden diruang bersalin

Bapelkes RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto dengan

prosentase segala yang dialami diatas 50% pada masing-masing

kecemasan.

1. Gambaran kecemasan tingkat ringan yang dialami responden.

a) Respon Fisiologis
33

Nyeri otot (100%), telinga berdenging (100%), merasa lemas

(100%) dada berdebar-debar (100%), sering menarik napas

panjang (100%), nafsu makan menurun (100%), sering kencing

(100%), mulut kering (100%), sukar memulai tidur (100%),

tidur tidak nyeyak (100%).

b) Respon Perilaku

Gelisah (100%), cemas (100%), khawatir (100%).

c) Respon Kognitif

Gelisah (100%), resiko operasi sectio caesarea (100%), sulit

konsentrasi (100%), sering bingung (100%)

2. Gambaran kecemasan tingkat sedang yang dialami responden.

a) Respon Fisiologis

Nyeri otot (66,67%), merasa lemas (100%) dada berdebar-

debar (100%), sering menarik napas panjang (100%), perut

terasa penuh/kembung (66,67%), sering kencing (100%), mulut

kering (100%), tidak dapat menahan kencing (66,67%), tidur

tidak nyeyak (66,67%), pusing/sakit kepala (66,67%)

b) Respon Perilaku

Gelisah (100%), cemas (100%), khawatir (66,67%), tidak

tenang (100%), takut akan pilihan sendiri (66,67%), sedih

(66,67%), perasaan berubah-ubah sepanjang hari (66,67%)


34

c) Respon Kognitif

Gelisah (100%), resiko operasi sectio caesarea (100%), sulit

konsentrasi (66,67%), sering bingung (66,67%), mudah

menangis (66,67%), merasa tegang (66,67%), keadaan bayi /

kecacatan bayi (100%).

3. Gambaran kecemasan tingkat berat yang dialami responden

a) Respon Fisiologis

Nyeri otot (66,67%), otot kaku dan tegang (100%) dada

berdebar-debar (83,.3%), muka merah dan pucat (83,3%), perut

terasa penuh/kembung (66,67%), sering kencing (100%), mulut

kering (100%), tidak dapat menahan kencing (66,67%), tidur

tidak nyeyak (66,67%), pusing/sakit kepala (66,67%), merasa

napas pendek / sesak (100%), sukar memulai tidur (100%)perut

melilit (83,3%).

b) Respon Perilaku

Gelisah (100%), cemas (100%), khawatir (66,67%), tidak

tenang (100%), takut akan pilihan sendiri (66,67%), sedih

(83,3%), perasaan berubah-ubah sepanjang hari (66,67%),

napas pendek dan cepat (100%).

c) Respon Kognitif

Gelisah (100%), resiko operasi sectio caesarea (100%), sulit

konsentrasi (83,3%), sering bingung (66,67%), mudah


35

menangis (66,67%), merasa tegang (66,67%), keadaan bayi /

kecacatan bayi (100%).

4. Gambaran kecemasan tingkat sangat berat/panik yang dialami

responden

a) Respon Fisiologis

Nyeri otot (66,67%), otot kaku dan tegang (100%) dada

berdebar-debar (83,.3%), muka merah dan pucat (83,3%), perut

terasa penuh/kembung (66,67%), sering kencing (100%), mulut

kering (100%), tidak dapat menahan kencing (66,67%), tidur

tidak nyeyak (66,67%), pusing/sakit kepala (66,67%), merasa

napas pendek / sesak (100%), sukar memulai tidur (100%)perut

melilit (83,3%), tidur malam hari (100%), mimpi buruk

(100%), gatal-gatal pada alat kelamin (100%) rasa tertekan

dada (100%), nyeri dada (100%).

b) Respon Perilaku

Gelisah (100%), cemas (100%), khawatir (66,67%), tidak

tenang (100%), takut akan pilihan sendiri (66,67%), sedih

(83,3%), perasaan berubah-ubah sepanjang hari (66,67%),

napas pendek dan cepat (100%), mudah tersinggung (100%).

Firasat buruk (100%)

c) Respon Kognitif

Gelisah (100%), resiko operasi sectio caesarea (100%), sulit

konsentrasi (83,3%), sering bingung (66,67%), mudah


36

menangis (66,67%), merasa tegang (66,67%), keadaan bayi /

kecacatan bayi (100%), pikiran kacau (100%), daya ingat

menurun (100%).

B. Pembahasan

Kecemasan pada seseorang bisa disebabkan oleh beberapa hal.

Menurut Struart & Sunden (1998) penyebab kecemasan dijelaskan dalam teori

psikoanalitik, teori interpersional, teori perilaku dan teori biologis. Kecemasan

klien pre-operasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ada atau

tidaknya informasi yang didapat seseorang sebelum pembedahan, tingkat

pendidikan seseorang bisa berpengaruh terhadap pemahaman seseorang

tentang informasi yang diberikan. Umur juga mempengaruhi karena

berhubungan dengan mekanisme koping yang digunakan dalam menghadapi

masalah. Semakin tua umur maka kemampuan koping semakin tinggi. Hasil

penelitian tingkat kecemasan Ibu dengan pre-operasi sectio caesarea di ruang

bersalin Bapelkes RSU DR. Wahidin Sudirhusodo Mojokerto adalah

kecemasan berat (54,5%) yang ditandai dengan respon fisiologis : nyeri otot

(100%), otot kaku dan tegang (100%), kedutan otot (83,3%), muka merah dan

pucat (83,3%), merasa lemah (100%), dada berdebar-debar (100%), rasa

lemah seperti mau pingsan (66,7%), merasa nafas pendek/sesak (100%),

sering menarik nafas panjang (100%), perut terasa penuh (66,7%), perut

melilit (83,3%), sering kencing (100%), tidak dapat menahan kencing

(66,7%), mulut kering (100%), pusing/sakit kepala (83,3%), sukar memulai


37

tidur (100%), tidur tidak nyenyak (66,7%); respon perilaku dan afektif :

gelisah (100%), nafas pendek dan cepat (100%), cemas (83,3%), takut akan

pikiran sendiri (66,7%), sedih (83,3%), perasaan berubah-ubah sepanjang hari

(66,7%); respon kognitif : gelisah (100%), mudah menangis (66,7%), keadaan

bayi/kecacatan bayi (100%), resiko operasi sectio caesarea (100%), sulit

konsentrasi (83,3%) dan tidak ada yang mengalami kecemasan. Hasil ini

sesuai dengan pendapat Buse dan Grow (1998) bahwa proses pembedahan

dapat menyebabkan kecemasan yang dirasakan sebelum dan sesudah

pembedahan (Anonim, 2001).

Hasil penelitian berdasarkan karateristik umur menunjukkan bahwa

responden yang mengalami kecemasan berat sebagian besar berumur 20-30

tahun (54,5%) dan sebagian berumur <20 tahun sehingga dapat disimpulkan

sebagian besar responden mengalami kecemasan berat berumur lebih muda.

Hal ini sesuai dengan pendapat Fortinash (1996) bahwa semakin tua umur

maka tingkat kematangan dalam berpikir semakin cukup dan makin

konstruktif dalam menggunkan koping terhadap masalah yang dihadapi dan

semakin muda umur seseorang maka akan mempengaruhi pula proses

berpikir.

Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa

responden yang mengalami kecemasan berat sebagian besar berpendidikan

SLTP (45,4%) dan sebagian besar responden mengalami kecemasan berat

berpendidikan lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Keliat (1995)

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi mudah


38

dalam menerima informasi sehingga mengurangi tingkat kecemasan.

Pendidikan merupakan alat bagi individu untuk memperoleh penyesuaian diri

dalam menghadapi masalah sehingga pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan (Nursalam dan Pariani, 2001).

Anda mungkin juga menyukai