BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Umum

Data ini menggambarkan karakteristik responden yang

berkunjung di BPS Ny. Ninik Artiningsih Blooto Prajuri Kulon

Mojokerto meliputi karakteristik umur dan karakteristik pendidikan.

4.1.1.1 Umur Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan umur di BPS N.

Ninik Artiningsih

Prosentase
Usia Responden Jumlah
(%)
18 – 20 8 27
21 – 23 10 34
24 – 26 7 23
27 – 29 4 13
30 – 32 1 3
Jumlah 30 100

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden

terbanyak adalah umur 21 – 23 tahun yaitu 10 responden

dengan prosentase 34%.

25
 26

4.1.1.2 Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan pendidikan di

BPS Ny. Ninik Artiningsih

Prosentase
Tingkat Pendidikan Jumlah
(%)
SLTP 16 54
SLTA 12 40
AKADEMI/PT 2 6
Jumlah 30 100

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden

terbanyak adalah pendidikan SLTP yaitu 16 responden (54%).

4.1.2 Data Khusus

Data ini menggambarkan hubungan variabel-variabel yang

diukur yaitu tingkat pengetahuan dengan kelancaran ASI pada ibu

primipara yang berkunjung di BPS Ny. Ninik Artiningsih Blooto

Prajuri Kulon Mojokerto.

4.1.2.1 Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan tingkat

pengetahuan di BPS Ny. Ninik Artiningsih

Prosentase
Tingkat Pengetahuan Jumlah
(%)
Baik 18 60
Buruk 12 40
Jumlah 30 100

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan responden tentang perawatan payudara terbanyak

adalah tingkat pengetahuan Baik yaitu 18 responden (60%).

 27

4.1.2.2 Kelancaran ASI

Tabel 4.4 Karakteristik ibu primipara berdasarkan kelancaran

di BPS Ny. Ninik Artiningsih

Tingkat Kelancaran Prosentase

Jumlah
ASI (%)
Lancar 17 57
Tidak Lancar 13 43
Jumlah 30 100

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang

pengeluaran ASI nya lancar 17 responden (57%).

4.1.2.3 Tingkat Pengetahuan dan kelancaran ASI secara

umum

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Responden berdasarkan tingkat

pengetahuan dan kelancaran ASI secara umum di
BPS Ny. Ninik Artiningsih

Kelancaran Tidak
ASI Lancar Total
Lancar
Tingkat
Pengetahuan N % N % N %
Baik 6 46 12 71 18 60
Buruk 7 54 5 29 12 40
Jumlah 13 100 17 100 30 100

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden

terbanyak yang memiliki tingkat pengetahuan Baik dan

produksi ASI nya lancar yaitu 12 responden (71%) dari 30

responden.
 28

4.1.2.4 Tingkat Pengetahuan (mengaplikasikan) dan

kelancaran ASI

Tabel 4.6 Tingkat pengetahuan (mengaplikasilkasikan) dan

kelancaran ASI pada responden di BPS Ny. Ninik
Artiningsih

Kelancaran Tidak
ASI Lancar Total
Lancar
Tingkat
Pengetahuan N % N % N %
Baik 3 75 10 91 13 87
Buruk 1 25 1 9 2 13
Jumlah 4 100 11 100 15 100

Dari tabel 4.6 diperoleh hasil pengetahuan baik

sebesar 10 responden (91%) dari 15 responden yang
mengaplikasikan perawatan payudara.

4.1.2.5 Tingkat pengetahuan (tidak mengaplikasikan) dan

kelancaran ASI

Tabel 4.7 Tingkat pengetahuan (tidak mengaplikasilkasikan)

dan kelancaran ASI pada responden di BPS Ny.
Ninik Artiningsih

Kelancaran Tidak
ASI Lancar Total
Lancar
Tingkat
Pengetahuan n % N % n %
Baik 3 33 2 33 5 33
Buruk 6 67 4 67 10 67
Jumlah 9 100 6 100 15 100

Dari tabel 4.7 diperoleh hasil tingkat pengetahuan

buruk dengan produksi ASI lancar sebesar 4 responden
(67%)dari 15 responden yang tidak mengaplikasikan
perawatan payudara.
 29

4.2 Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek. Dalam hal ini peneliti

mengkatagorikan tingkat pengetahuan menjadi baik dan buruk.

Hasil dari tabulasi menunjukkan responden secara keseluruhan pada

tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang

perawatan payudara terbanyak adalah baik yaitu 18 responden(60%). Dari

tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang pengeluaran asinya lancar 17

responden (57%). Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 4.5 menunjukkan

bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan produksi

asinya lancar yaitu 12 responden (71%) dari 30 reponden.

Data yang sudah terkumpul dianalisa dengan uji chi square dimana

angka signifikansi = 0,05 (X2 = 3,841, df = 1), didapatkan hasil tingkat

signifikani lebih besar dari angka signifikansi yaitu 0,176 sehingga Ho

diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara tingkat pengetahuan

perawatan payudara dengan kelancaran ASI. Berdasarkan hasil yang

diperoleh bahwa tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan terhadap

kelancaran ASI. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang begitu juga perilaku pemberian ASI, maka

hal ini tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Soetjiningsih

(1997) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan ASI selain

rangsangan otot payudara (perawatan payudara) juga ada faktor lain yang

mempengaruhi yaitu keteraturan anak menghisap, kesehatan dan makanan

ibu.
 30

Dalam penelitian ini menggunakan case control sehingga responden

dibagi menjadi 2 yaitu responden yang mengaplikasikan perawatan

payudara dan sebagai kontrolnya adalah responden yang tidak melakukan

perawatan payudara.

Hasil tabulasi silang dari 15 responden yang mengaplikasikan

perawatan payudara di dapatkan hasil tingkat pengetahuan baik dengan

produksi ASI lancar sebesar 10 responden (91%). Dari hasil analisa data

dengan menggunakan teknik komputerisasi dengan analisis chi-square

didapatkan hasil 0,476 maka Ho diterima karena 0,476 > 0,05 dengan kata

lain tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan terhadap kelancaran ASI. Dan

hasil tabulasi silang dari 15 reponden yang tidak mengaplikasikan

perawatan payudara didapatkan hasil analisa sebesar 1,000 atau 1,000 >

0,05 dengan kata lain Ho diterima dimana tidak ada pengaruh tingkat

pengetahuan terhadap kelancaran ASI data tingkat pengetahuan buruk

dengan produksi ASI lancar sebesar 4 responden (67%). Notoadmodjo

(2003), menyebutkan bahwa pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :

tahu, memahami, aplikasi, analisa, sintesa, dan evaluasi. Dimana responden

dalam penelitian masih dalam tingkatan paham belum semua dapat

mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya.

Dari kenyataan yang terjadi diatas penulis merasa ada keterbatasan

dalam penelitian ini diantaranya tidak dilakukan uji validitas pada kuesioner

yang telah disebarkan pada responden.