Anda di halaman 1dari 7

4.4.1.

1 Karakteristik Responden

Karakteristik ibu yang mencakup umur, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak bisa
mempengaruhi proses perubahan perilaku.

Berikut ini merupakan distribusi responden berdasarkan usia yang ditunjukkan pada tabel
4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Usia

Usia N %

<20 0 0

20-35 21 87,50

>35 3 12,50

Tabel 4.3 menunjukkan distribusi umur ibu yang digunakan sebagai responden, dimana
ibu yang berumur < 20 tahun sebanyak 0 orang (0%), ibu yang berumur 20-35 tahun sebanyak
21 orang (87,50%) dan yang paling dominan pada responden adalah ibu yang berumur >35
tahun sebanyak 3 orang (12,50%).

Umur responden rata-rata masih dalam kategori usia produktif memungkinkan mereka
masih mampu untuk menangkap informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali.

Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan N %

SD 4 16,67

SMP 3 12,50

SMA/SMK sederajat 13 54,16

Diploma/Sarjana 4 16,67

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa umumnya responden berpendidikan terakhir SMA yaitu
sebanyak 13 orang (54,16%), responden yang berpendidikan terakhir SD sebanyak 4 orang
(16,67%), SMP sebanyak 3 orang (12,50%), sedangkan responden yang berpendidikan terakhir
Diploma/Sarjana sebanyak 4 orang (16,67%). Pada penelitian ini didapatkan dominasi responden
dengan pendidikan tingkat SMA/SMK sederajat.

Faktor pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan responden terhadap nutrisi pada bu


hamil dalam rangka menurunkan angka kejadian BBLR. Data yang ketiga adalah distribusi
responden berdasarkan pekerjaan yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan N %

Wiraswasta 1 4,16

Swasta 4 16,67

PNS 0 0

Ibu Rumah Tangga 19 79,17

Tabel 4.5 menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan. Responden dengan


pekerjaan Ibu Rumah Tangga /tidak bekerja sebanyak 19 orang (79,17%), swasta sebanyak 4
orang (16,67%), wiraswasta sebanyak 1 orang (4,16%), dan PNS (Pegawai Negeri Sipil)
sebanyak 0 orang (0%). Responden dengan jenis pekerjaan paling dominan adalah ibu rumah
tangga/tidak bekerja dengan prosentase 79,17%, sedangkan responden dengan jenis pekerjaan
paling sedikit adalah PNS. Hal ini dikarenakan acara diadakan saat jam kerja sehingga para ibu
hamil yang bekerja sebagai PNS tidak bisa hadir. Responden yang mayoritas sebagai ibu rumah
tangga 100% sangat mendukung dalam menyediakan waktu untuk mendengarkan penyuluhan,
dan mencoba melakukan tindakan penyuluhan yang dianjurkan.

Jumlah anak dan pengalaman hamil dapat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu
mengenai nutrisi pada ibu hamil. Distribusi responden berdasarkan jumlah anak akan
digambarkan pada tabel 4.6 dan 4.7.

Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah Anak N %

Hamil ini 5 20,83

1 14 58,32
>1 5 20,83

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada penelitian ini reponden paling banyak sudah
memiliki anak 1(58,32%). 5 orang (20,83%) responden merupakan para calon ibu yang baru
hamil dan 5 orang (20,83%) sudah memiliki anak >1 orang.

Tabel 4.7 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang nutrisi sehat dan seimbang pada ibu hamil
Sebelum (pre-test) dan Sesudah (Post-test) diberikan penyuluhan

No. Skor Kriteria Pre-test Postest Prosentase Prosentase


Pre-test Post-test
(%) (%)

1 8-10 Baik 2 14 8,33 58,33

2 5-7 Sedang 20 10 83,34 41,67

3 <5 Kurang 2 0 8,33 -

Total 24 24 100 100

Grafik 4.3 Menjelaskan adanya perubahan tingkat pengetahuan antara sebelum (pretest)
dan sesudah (posttest) diberikan penyuluhan pada responden. Perbedaan tingkat pengetahuan ini
disebabkan karena penyuluhan yang diberikan kepada responden sehingga bisa membantu
responden meningkatkan pengetahuannya tentang nutrisi dan gizi seimbang pada ibu hamil.
Grafik 4.3 Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Gizi dan nutrisi seimbang pada ibu

20
18
16
14
12 Baik
10 Sedang
8 Kurang
6
4
2
0
Pretest Postest
hamil.
Berdasarkan hasil pre-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden
sebelum diberikan penyuluhan adalah sebanyak 2 orang (8,33 %) berada pada kategori baik, 20
orang (83,34%) pada kategori sedang dan sebanyak 2 orang (8,33%) berkategori kurang. Dapat
dikatakan bahwa umumnya tingkat pengetahuan responden tentang nutrisi dan gizi seimbang
pada ibu hamil dalam kategori cukup. Hal ini mungkin disebabkan karena aktifnya responden
dalam mencari informasi, mengikuti posyandu, dan aktifnya kader dan tenaga kesehatan dalam
promosi kesehatan. Sementara itu setelah dilakukukan post-test didapatkan hasil bahwa tingkat
pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 14 orang (58,33),
sedang sebanyak 10 orang (41,67%) dan tidak ada yang kurang.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penyuluhan tentang nutrisi dan gizi
seimbang pada ibu hamilar terhadap pengetahuan para calon ibu. Setelah dilakukan post-test
didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan dalam
tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 orang (58,33%) hal ini menunjukkan adanya peningkatan
yang signifikan setelah dilakukan penyuluhan yakni terjadi peningkatan sebesar 50%, adapun
jumlah responden yang berpengetahuan sedang sebanyak 10 orang (41,67%) jumlah ini
mengalami penurunan presentase yang cukup besar setelah dilakukan penyuluhan yakni sebesar
41,67% dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang setelah diadakannya post-test.
Bisa dikatakan bahwa tingkat pengetahuan responden mengalami peningkatan menjadi lebih
baik setelah di berikan penyuluhan.

4.5.2.2 Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Berdasarkan Karakteristik


Responden pada saat pre-test

Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Nutrisi dan Gizi Seimbang Berdasarkan
Karakteristik Responden dalam pemberian ASI eksklusif pada saat pretest

No. Kelompok Kategori Pengetahuan Jumlah


Usia Baik Sedang Kurang

N % n % n % N %

1 <20 - - - - - - - -

2 20-35 2 9,52 17 80,96 2 9,52 21 100

3 >35 - - 3 100 - - 3 100

Total 24 100

Pendidikan N % N % n % N %

1 SD - - 2 50 2 50 4 100

2 SMP - - 2 66,67 1 33,33 3 100

3 SMA/SMK 1 7,7 12 92,3 - - 13 100


sederajat

4 Diploma/Sarjana 1 25 3 75 - 4

Total 24 100

Pekerjaan N % N % N % N %

1 Wiraswasta 1 100 - - - - 1 100

2 Swasta - - 4 100 - - 4 100

3 PNS - - - - - - - -

4 Ibu Rumah 1 5,26 16 84,21 2 10,53 19 100


Tangga

Total 24 z100
Jumlah Anak N % N % N % N %

1 Hamil ini 1 20 3 60 1 20 5 100


2 1 - - 13 92,86 1 7,14 14 100
3 >1 1 20 4 80 - - 5 100

Total 24 100

Dari hasil tabulasi silang didapatkan gambaran bahwa ibu hamil dengan usia 20-35 tahun
memiliki pengetahuan lebih baik daripada Ibu dengan usia >35 tahun. Hal ini bisa dilihat dari
prosentase ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik dengan usia 20-35 tahun (9,52%) lebih
tinggi daripada ibu hamil usia >35 tahun (0%). Selain itu, terdapat 9,52% ibu hamil dengan
rentang usia 20-35 tahun yang memiliki pengetahuan kurang sedangkan ibu dengan rentang usia
>35 tahun tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini dapat disebabkan oleh semakin
tua usia ibu hamil, pengalaman dan paparan pengetahuan ibu lebih banyak.

Dari data diatas didapatkan bahwa ibu hamil dengan pendidikan terakhir SD paling
banyak berada di tingkat pengetahuan kurang, yakni 50% dibandingkan dengan ibu dengan
pendidikan SMP (33,33%), SMA/SMK sederajat (0%), dan Diploma/Sarjana (0%). Responden
dengan pendidikan terakhir diploma/sarjana dan SMA secara keseluruhan memiliki kategori
pengetahuan sedang dan baik. Sedangkan untuk responden dengan pendidikan terakhir SD dan
SMP didapatkan beberapa yang masih dalam tingkat pengetahuan yang kurang. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan formal seseorang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula
kemampuan seseorang untuk menyerap pengetahuan praktis baik dalam pendidikan formal dan
non formal (Berg, 1987).

Berdasarkan pekerjaan, mayoritas ibu berada pada tingkat pengetahuan sedang. Dilihat
dari tingginya prosentase ibu yang sedang hamil pertama yang memiliki pengetahuan kurang ,
yakni 20% sedangkan ibu yang memiliki anak >1 0% dapat disimpulkan bahwa jumlah anak dan
pengalaman seorang ibu berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan. Hal ini selaras dengan
pernyataan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Anda mungkin juga menyukai