Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang telah menyediakan ruang

laktasi sesuai dengan persyaratan kesehatan ruang laktasi menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 15 Tahun 2013, yang

meliputi: 1) Tersedia ruangan khusus dengan ukuranminimal 3x4 m² dan

atau disesuaikandengan jumlah pekerja perempuan yangsedang menyusui.

2) Pintu ruangan mudah dibuka dan ditutupserta bisa dikunci untuk

menjaga privacyibu yang memerah ASI. 3) Lantai ruangan hendaknya

terbuat daribahan yang kuat, tidak licin, kedap air,rata, mudah dibersihkan

dan berwarnaterang (Sucipto,2014). 4) Memiliki ventilasi dan sirkulasi

udarayang cukup. 5)Bebas potensi bahaya di tempat kerjatermasuk bebas

polusi. 6)Lingkungan tenang, jauh dari kebisingan. 7) Penerangan ruangan

cukup dan tidakmenyilaukan. 8) Kelembapan berkisar antara 30-

50%,maksimum 60%. 9)Tersedia wastafel dengan air mengaliruntuk cuci

tangan dan mencuciperlengkapan menyusui.

78
79

2. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tentang Umur, Pendidikan, Paritas


Responden di Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang
Bulan Mei 2019

Umur Frekuensi Prosentase (%)


< 20 Tahun 2 3
20-35 Tahun 53 87
>35 Tahun 6 10
Jumlah 61 100

Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)


Pendidikan Dasar 5 8
Pendidikan Menengah 47 77
Pendidikan Tinggi 9 15
Jumlah 61 100

Paritas Frekuensi Prosentase (%)


Primipara 18 30
Multipara 36 59
Grandemultipara 7 11
Jumlah 61 100

Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat dilihat bahwa responden yang

berumur < 20 tahun sebanyak 2 orang (3%), responden yang berumur 20-

35 tahun sebanyak 53 orang (87%), dan responden yang yang berumur >

35 tahun sebanyak 6 orang (10%).

Responden yang berpendidikan dasar sebanyak 5 orang (8%),

responden yang berpendidikan menengah sebanyak 47 orang (77%), dan

responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 9 orang (15%).

Responden dengan paritas primipara sebanyak 18 orang (30%),

responden dengan paritas multipara sebanyak 36 orang (59%), dan

responden dengan paritas grandemultipara sebanyak 7 orang (11%).


80

3. Pengetahuan

Distribusi frekuensi responden tentang pengetahuan disajikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tentang Pengetahuan Responden di


Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang Bulan Mei 2019

Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)


Baik 12 19,7
Cukup 36 59,0
Kurang 13 21,3
Jumlah 61 100

Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 36 orang (59,0%), dan

sebagian kecil responden dengan pengetahuan baik sebanyak 12 orang

(19,7%).

4. Sikap

Distribusi frekuensi responden tentang sikap disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tentang Sikap Responden di Pabrik


Meta Prima Sejahtera Semarang Bulan Mei 2019

Sikap Frekuensi Prosentase (%)


Mendukung 26 42,6
Tidak Mendukung 35 57,4
Jumlah 61 100

Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa sebagian kecil

responden dengan sikap mendukung sebanyak 26 orang (42,6%), dan

sebagian besar responden dengan sikap tidak mendukung sebanyak 35

orang (57,4%).
81

5. Pemanfaatan Ruang Laktasi

Distribusi frekuensi responden tentang pemanfaatan Ruang Laktasi

disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tentang Pemanfaatan Ruang


Laktasi Responden di Pabrik Meta Prima Sejahtera
Semarang Bulan Mei 2019

Pemanfaatan Frekuensi Prosentase (%)


Baik 31 50,8
Kurang Baik 30 49,2
Jumlah 61 100

Berdasarkan tabel 4.4. diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden dengan perilaku baik sebanyak 31 orang (50,8%), dan sebagian

kecil responden dengan perilaku kurang baik sebanyak 30 orang (49,2%).

6. Hubungan antara pengetahuan Buteki dalam pemberian ASI ekslusif

terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang

Hasil Uji chi square yang dilakukan pada variabel hubungan antara

pengetahuan Buteki dalam pemberian ASI ekslusif terhadap pemanfaatan

ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Hubungan antara pengetahuan Buteki dalam pemberian


ASI ekslusif terhadap pemanfaatan ruang laktasi di
Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang Bulan Mei 2019

Pemanfaatan Ruang Laktasi


Pengetahuan Baik Kurang Total
X2 pv
n % n % n %
Baik 11 91,7 1 8,3 12 100
Cukup 19 52,8 17 47,2 36 100 17,741 0,000
Kurang 1 7,7 12 92,3 13 100
Total 31 30 61
82

Berdasarkan tabel 4.5. diatas dapat dilihat bahwa dari 12 responden

dengan pengetahuan baik, diketahui 11 responden (91,7%) mempunyai

perilaku baik, 1 responden (8,2%) mempunyai perilaku kurang baik. Dari

36 responden dengan pengetahuan cukup, diketahui 19 responden (52,8%)

mempunyai perilaku baik, 17 responden (47,2%) mempunyai perilaku

kurang baik. Dan dari 13 responden dengan pengetahuan kurang, diketahui

1 responden (7,7%) mempunyai perilaku baik, 12 responden (92,3%)

mempunyai perilaku kurang baik.

Berdasarkan hasil uji Chi Square dapat diketahui bahwa nilai

pvalue=0,000 yang berarti lebih kecil dari ά=0,05 (p <ά), atau nilai

Xhitung > Xtabel yaitu 17,741 > 5,591, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

sehingga ada hubungan antara pengetahuan Buteki dalam pemberian ASI

ekslusif terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima

Sejahtera Semarang.

7. Hubungan antara sikap Buteki dalam pemberian ASI ekslusif

terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang

Hasil Uji chi square yang dilakukan pada variabel hubungan antara

sikap Buteki dalam pemberian ASI ekslusif terhadap pemanfaatan ruang

laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang adalah sebagai berikut:


83

Tabel 4.6 Hubungan antara sikap Buteki dalam pemberian ASI


ekslusif terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik
Meta Prima Sejahtera Semarang Bulan Mei 2019

Pemanfaatan Ruang Laktasi


Sikap Baik Kurang Total
X2 pv
n % n % n %
Mendukung 18 69,2 8 30,8 26 100
4,929 0,026
Tidak Mendukung 13 37,1 22 62,9 35 100
Total 31 30 61

Berdasarkan tabel 4.6. diatas dapat dilihat bahwa dari 26 responden

dengan sikap mendukung, diketahui 18 responden (69,2%) mempunyai

perilaku baik, 8 responden (30,8%) mempunyai perilaku kurang baik. Dari

35 responden dengan sikap tidak mendukung, diketahui 13 responden

(37,1%) mempunyai perilaku baik, 22 responden (62,9%) mempunyai

perilaku kurang baik.

Berdasarkan hasil uji Chi Square dapat diketahui bahwa nilai

pvalue=0,026 yang berarti lebih kecil dari ά=0,05 (p <ά), atau nilai

Xhitung > Xtabel yaitu 4,929 > 3,481, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

sehingga ada hubungan antara sikap Buteki dalam pemberian ASI ekslusif

terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang.

B. Pembahasan

1. Umur Responden

Hasil penelitian yang didapat dari 61 responden di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang menunjukkan bahwa responden yang berumur

< 20 tahun sebanyak 2 orang (3,3%), responden yang berumur 20-35 tahun
84

sebanyak 53 orang (86,9%), dan responden yang yang berumur > 35 tahun

sebanyak 6 orang (9,8%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berumur 20-35 tahun yaitu usia reproduksi. Banyaknya

responden yang berumur20-35 tahun disebabkan oleh sebagian besar

wanita menikah dan hamil pada usia produktif serta pada masa tersebut

adalah masa resiko rendah untuk hamil.

Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur

dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang

memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama

(Nuswantari, 2008. hal. 32). Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak

dilahirkan atau diadakan) (Hoetomo, 2005).

2. Pendidikan

Hasil penelitian yang didapat dari 61 responden di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang menunjukkan bahwa responden yang

berpendidikan dasar sebanyak 5 orang (8,2%), responden yang

berpendidikan menengah sebanyak 47 orang (77,0%), dan responden yang

berpendidikan tinggi sebanyak 9 orang (14,8%).

Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan

diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah

kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Umar, 2015). Pendidikan

dikategorikan menjadi pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah


85

(SLTP, SLTA) dan pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana, Magister,

Doktor).

Banyaknya responden yang mempunyai pendidikan menengah

disebabkan karena selain terletak di Kota Semarang dimana banyak

masyarakatnya mengenyam pendidikan menengah, Pabrik Meta Prima

Sejahtera Semarang merekrut tenaga kerja dengan pendidikan minimal

pendidikan menengah yang dianggap mempunyai keterampilan yang baik

untuk bekerja. Sedangkan adanya responden yang mempunyai pendidikan

dasar disebabkan responden tersebut merupakan tenaga senior dan

merupakan warga asli sekitar pabrik, sehingga menjadi bagian tugas

perusahaan untuk memberdayakan warga sekitar pabrik.

Banyaknya responden yang mempunyai pendidikan menengah

akan mempengaruhi cara berpikir dan perilaku responden dalam

memanfaatkan ruang laktasi. Responden dengan pendidikan menengah

akan memperoleh pengetahuan yang baik tentang ASI ekslusif sehingga

akan memanfaatkan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang untuk memeras ASI.

3. Paritas

Hasil penelitian yang didapat dari 61 responden di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang menunjukkan bahwa responden dengan paritas

primipara sebanyak 18 orang (29,5%), responden dengan paritas multipara

sebanyak 36 orang (59,0%), dan responden dengan paritas

grandemultipara sebanyak 7 orang (11,5%).


86

Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan

dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan faktor

yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena

ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka

kemungkinan banyak akan ditemui keadaan: kesehatan terganggu seperti

anemia, kurang gizi, kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.

Kriteria paritas (jumlah anak) dibagi menjadi 2, yaitu : paritas rendah bila

< 4x kelahiran, paritas tinggi bila ≥ 4x kelahiran (Roechjati P, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai paritas multipara. Banyaknya ibu hamil dengan

paritas multipara disebabkan sebagian besar ibu telah mengikuti program

KB untuk membatasi kelahiran anaknya. Seorang ibu yang mempunyai

paritas rendah akan lebih siap dan sehat dalam menjalani kehamilan,

karena kondisi tubuh yang telah pulih kembali dari kehamilan sebelumnya.

Sedangkan hasil penelitian menunjukkan terdapat responden yang

mempunyai paritas grandemultipara, disebabkan karena sebagian

responden memegang adat banyak anak banyak rejeki serta keyakinan

agama bahwa kehamilan dan anak adalah titipan dari Tuhan.

Banyaknya responden dengan paritas multipara akan

mempengaruhi responden dalam memanfaatkan ruang laktasi di Pabrik

Meta Prima Sejahtera Semarang untuk memeras ASI. Hal ini terjadi
87

karena buteki sudah berpengalaman pada saat menyusi anak pertama dan

telah merasakan manfaat ASI ekslusif untuk bayinya.

4. Pengetahuan

Hasil penelitian yang didapat dari 61 responden di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang menunjukkan bahwa responden dengan

pengetahuan baik sebanyak 12 orang (19,7%), responden dengan

pengetahuan cukup sebanyak 36 orang (59,0%), dan responden dengan

pengetahuan kurang sebanyak 13 orang (21,3%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan cukup. Sesuai teori menurut Wawan

dan Dewi (2010), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah pendidikan dimana pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Akan tetapi banyak

responden yang mempunyai pengetahuan kurang, hal ini dapat disebabkan

karena penerapan teori yang telah didapat masih jarang, dikarenakan kasus

yang jarang di lahan, sehingga responden jarang menggunakan dan

kmungkinan lupa menjadi lebih tinggi.

Semakin baik pengetahuan buteki tentang pemberian ASI maka

akan semakin baik pula perilaku buteki dalam memanfaatkan Ruang

Laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang. Hal ini terjadi karena
88

seseorang yang telah mempunyai pengetahuan yang baik maka ia akan

dapat menerima informasi yang masuk dengan baik.

5. Sikap

Hasil penelitian yang didapat dari 61 responden di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang menunjukkan bahwa responden dengan sikap

mendukung sebanyak 26 orang (42,6%), dan responden dengan sikap tidak

mendukung sebanyak 35 orang (57,4%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sikap

mendukung memiliki frekuensi lebih sedikit dibanding prosentase

responden yang memiliki sikap tidak mendukung. Hal ini bisa didasari

juga dari pengetahuan responden yang sebagian masih cukup, bahkan

masih banyak yang memiliki pengetahuan kurang. Sikap seseorang akan

terbentuk setelah seseorang mengetahui dan menilai terhadap stimulus atau

obyek tersebut. Sehingga ada keterkaitan yang besar antara pengetahuan

dan sikap.

Semakin banyak buteki yang mempunyai sikap mendukung dalam

pemberian ASI maka akan semakin baik perilaku buteki dalam

memanfaatkan Ruang Laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang.

Menurut Azwar (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap

antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap

penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan

berbagai agama sera pengaruh emosional.


89

6. Pemanfaatan Ruang Laktasi

Hasil penelitian yang didapat dari 61 responden di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang menunjukkan bahwa responden dengan

perilaku baik sebanyak 31 orang (50,8%), dan responden dengan perilaku

kurang baik sebanyak 30 orang (49,2%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dengan perilaku baik dalam pemanfaatan ruang laktasi. Hal ini

terjadi karena sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang

cukup dalam pemanfaatn ruang laktasi.

Salah satu alasan penyebab keberhasilan pemberian ASI eksklusif

ini adalah pengetahuan ibu dalam memberikan ASI. Pengetahuan adalah

segala sesuatu yang kita ketahui, tanpa menghiraukan dari mana datangnya

pengetahuan tersebut (Notoadmojo, 2010). Semakin baik pengetahuan,

maka akan semakin baik perilaku Buteki dalampemberian ASI eksklusif

dan pemanfaatan ruang laktasi.

7. Hubungan antara pengetahuan Buteki dalam pemberian ASI ekslusif

terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang

Hasil penelitian yang didapat dari 61 responden di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang menunjukkan bahwa dari 12 responden dengan

pengetahuan baik, diketahui 11 responden (91,7%) mempunyai perilaku

baik, 1 responden (8,2%) mempunyai perilaku kurang baik. Dari 36

responden dengan pengetahuan cukup, diketahui 19 responden (52,8%)


90

mempunyai perilaku baik, 17 responden (47,2%) mempunyai perilaku

kurang baik. Dan dari 13 responden dengan pengetahuan kurang, diketahui

1 responden (7,7%) mempunyai perilaku baik, 12 responden (92,3%)

mempunyai perilaku kurang baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan

buteki tentang pemberian ASI maka akan semakin baik pula perilaku

buteki dalam memanfaatkan Ruang Laktasi di Pabrik Meta Prima

Sejahtera Semarang. Hasil penelitian masih menunjukkan adanya

pengetahuan yang baik pada buteki namun mempunyai perilaku yang

kurang baik dalam memanfaatkan Ruang Laktasi di Pabrik Meta Prima

Sejahtera Semarang. Hal ini terjadi karena terjadi kekawatiran pada buteki

akan mengalami payudara kendor karena harus memeras ASI secara rutin.

Untuk menghilangkan persepsi tersebut, diharapkan buteki dapat

menerima informasi lebih lanjut tentang manfaat ASI ekslusif jauh lebih

penting dibandingkan persepsi yang muncul dari diri sendiri yang belum

terbukti kebenarannya secara ilmiah.

Menyusui eksklusif merupakan tanggung jawab ibu post partum.

Namun, kembalinya ibu untuk bekerja merupakan kendala menyusui

ekslusif. Pengetahuan dan sikap merupakan faktor yang mempengaruhi

perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif dan pemanfaatan ruang

laktasi. Salah satu alasan penyebab keberhasilan pemberian ASI eksklusif

ini adalah pengetahuan ibu dalam memberikan ASI. Pengetahuan adalah

segala sesuatu yang kita ketahui, tanpa menghiraukan dari mana datangnya
91

pengetahuan tersebut (Notoadmojo, 2010). Semakin baik pengetahuan,

maka akan semakin baik perilaku Buteki dalampemberian ASI

eksklusifdan pemanfaatan ruang laktasi.

Penelitian yang berkaitan dengan pengetahuan dalam memberikan

ASI adalah penelitian Nurul (2016) yang menunjukkan hasil bahwa ada

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI ekslusif, nilai

p=0,022. Penelitian lain menunjukkan bahwa: Terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dengan

perilaku ibu dalam pemberian ASI (Putri, 2013).

Berdasarkan hasil uji Chi Square dapat diketahui bahwa nilai

pvalue=0,000 yang berarti lebih kecil dari ά=0,05 (p <ά), atau nilai

Xhitung > Xtabel yaitu 17,741 > 5,591, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

sehingga ada hubungan antara pengetahuan Buteki dalam pemberian ASI

ekslusif terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima

Sejahtera Semarang.

8. Hubungan antara sikap Buteki dalam pemberian ASI ekslusif

terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang

Hasil penelitian yang didapat dari 61 responden di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang menunjukkan bahwa dari 26 responden dengan

sikap mendukung, diketahui 18 responden (69,2%) mempunyai perilaku

baik, 8 responden (30,8%) mempunyai perilaku kurang baik. Dari 35

responden dengan sikap tidak mendukung, diketahui 13 responden


92

(37,1%) mempunyai perilaku baik, 22 responden (62,9%) mempunyai

perilaku kurang baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak buteki yang

mempunyai sikap mendukung dalam pemberian ASI maka akan semakin

baik perilaku buteki dalam memanfaatkan Ruang Laktasi di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang. Hasil penelitian masih menunjukkan adanya

sikap mendukung buteki dalam pemberian ASI namun mempunyai

perilaku yang kurang baik dalam memanfaatkan Ruang Laktasi di Pabrik

Meta Prima Sejahtera Semarang. Hal ini terjadi karena kurangnya

pengetahuan buteki tentang manfaat dan pentingnya ASI bagi bayi berusia

1-6 bulan.

Faktor lain penyebab keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah

sikap ibu dalam memberikan ASI. Sikap adalah perasaan positif atau

negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan

diaturmelalui pengalaman, yang memberikan pengaruh khusus pada

respon seseorang terhadap orang, obyek,dan keadaan(Notoatmodjo, 2010).

Jaminan Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif oleh ibu bekerja

kepada bayinya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012

yang berisi tentang kewajiban manajer di tempat kerjadan administrator

fasilitas publik untukmemberlakukan peraturan internal yangmendukung

dan membantu keberhasilanprogram pemberian ASIdengan 1)

Membangun fasilitas yang layak ditempat kerja untuk kaum ibu

yangbekerja agar dapat menyusui/memompaair susunya (ruang menyusui);


93

2) Memberi kesempatan pada kaum ibu yang bekerja untuk memberikan

ASI/memerah susu ibu selama jam kerja; 3) Memberikan cuti melahirkan

sedikitnya 1½ bulan masa cuti sebelum melahirkan dan 1½ bulan masa

cuti setelah melahirkan.

Penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerahair susu

ibu juga telah diatur dalam PeraturanMenteri Kesehatan Republik

Indonesia No15 Tahun 2013 yang berisi tentang instansi kerjaharus

memberikan dukungan pada programASI eksklusif dengan cara sebagai

berikut: 1)Menyediakan fasilitas khusus untukmemerah atau menyusui

ASI; 2)Memberikan kesempatan pada ibubekerja untuk memberikan ASI

eksklusifpada bayinya atau memerah ASI selamawaktu kerja di tempat

kerja; 3)Pembuatan peraturan internal yangmendukung keberhasilan

programpemberian ASI; 4) Menyediakan tenaga terlatih pemberianASI.

Penelitian yang berkaitan dengan sikap dalam memberikan ASI

adalah penelitian Nirmala (2017) dengan judul gambaran sikap ibu hamil

yang bekerja mengenai pemberian ASI Eksklusif di Pt Changsin Reksa

Jaya Garut menunjukkan ibu yang memiliki sikap positif dalam pemberian

ASI ekslusif sebanyak 64 orang (73,6%), sedangkan ibu yang memiliki

sikap negative dalam pemberian ASI ekslusif sebanyak 23 orang (26,4%).

Berdasarkan hasil uji Chi Square dapat diketahui bahwa nilai

pvalue=0,026 yang berarti lebih kecil dari ά=0,05 (p <ά), atau nilai

Xhitung > Xtabel yaitu 4,929 > 3,481, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

sehingga ada hubungan antara sikap Buteki dalam pemberian ASI ekslusif
94

terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang.

Peneliti menyarankan supaya diadakan pendidikan kesehatan

secara berkesinambungan kepada buteki yang bekerja di Pabrik Meta

Prima Sejahtera Semarang, supaya dapat bersikap mendukung dalam

perilaku memanfaatkan Ruang Laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang.

A. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti memiliki beberapa keterbatasan selama

melakukan penelitian, antara lain:

1. Jumlah responden yang relatif kecil

2. Terjadinya hubungan antar variabel yang bersifat kebetulan

3. Adanya variabel lain yang tidak diteliti sebagai variabel pengganggu


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian, pengolahan data dan pembahasan

tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap Buteki dalam pemberian ASI

ekslusif terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

Semarang diperoleh data sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 53 orang

(86,9%).

2. Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah pendidikan

menengah sebanyak 47 orang (77,0%).

3. Sebagian besar responden dengan paritas multipara sebanyak 36 orang

(59,0%).

4. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 36

orang (59,0%).

5. Sebagian besar responden mempunyai sikap tidak mendukung sebanyak

35 orang (57,4%).

6. Sebagian besar responden dengan perilaku baik dalam pemanfaatan ruang

laktasi sebanyak 31 orang (50,8%).

7. Ada hubungan antara pengetahuan Buteki dalam pemberian ASI ekslusif

terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera

95
96

Semarang dengan nilai pvalue=0,000 yang berarti lebih kecil dari ά=0,05

(p <ά), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

8. Ada hubungan antara sikap Buteki dalam pemberian ASI ekslusif terhadap

pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik Meta Prima Sejahtera Semarang

dengan nilai pvalue=0,000 yang berarti lebih kecil dari ά=0,05 (p <ά),

maka Ho ditolak dan Ha diterima.

B. Saran

1. Bagi Ibu Menyusui

Memberikan edukasi lebih lanjut kepada buteki supaya bersedia

memanfaatkan ruang laktasi untuk memeras ASI nya dan sehingga dapat

memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.

2. Bagi Pemangku Kebijakan

Hasil penelitian dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan

promosi kesehatan, sebagai dasar pembuatan leafleat dan poster mengenai

pemberian ASI ekslusif terhadap pemanfaatan ruang laktasi di Pabrik,

dengan cara memberikan melakukan sosialisasi dan pengawasan secara

rutin terhadap semua pabrik yang mempekerjakan ibu menyusui.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Supaya perpustakaan kampus dapat menambah buku-buku

referensi yang berkaitan dengan pemberian ASI ekslusif terhadap

pemanfaatan ruang laktasi, sehingga dapat dimanfaat mahasiswa sebagai

panduan untuk melakukan penelitian.


97

4. Bagi Peneliti

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

dasar bagi penelitian lebih lanjut dan semakin memperkaya wawasan

peneliti selanjutnya, untuk dapat dilakukan penelitian terhadap semua

variabel faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif

terhadap pemanfaatan ruang laktasi.

Anda mungkin juga menyukai