Anda di halaman 1dari 10

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan

kebiasaan sarapan dengan status gizi pada santri di Pondok Pesantren PPAI Nurul Hikmah

Pakisaji Kabupaten Malang pada tanggal 20 maret 2019 pada 28 responden. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling dari banyaknya jumlah

santri remaja secara keseluruhan yaitu berjumlah 30. Adapun hasil penelitian akan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.

Data yang akan disajikan akan dibagi menjadi dua, yaitu data umum dan data khusus.

Data umum pada penelitian ini meliputi lokasi penelitian dan karakteristik responden, seperti

jenis kelamin dan umur. Sedangkan pada data khusus meliputi kebiasaan sarapan dan status

gizi santri remaja PPAI Nurul Hikmah.

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PPAI Nurul Hikmah yang beralamatkan di Jl. Kauman

gang 3 No.5 Desa Kebonangung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang dengan

jumlah keseluruhan santri 50 dan 8 pengajar, 1 pengasuh Pondok Pesantren.

Memiliki 3 kelas, 2 aula, 20 kamar, 1 kantor, 1 perpustakaan, 3 kamar mandi, 1

dapur, 1 gudang, 1 masjid, 1 garasi mobil didepan pesantren, 1 garasi sepeda motor

di dalam pesantren.
4.1.2 Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarksn Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang

Tahun 2019.

No Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Presentase (%)


1. Laki-laki 28 100
total 28 100%
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019

Berdasarkan table 4.1 didapatkan bahwa yang diteliti hanya yang berjenis kelamin

laki-laki dengan jumlah 28 responden (100%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang Tahun

2019.

No Usia Frekuensi (Orang) Prosentase(%)

1 15 5 17,9%

2 16 6 21,4%

3 17 9 32,1%

4 18 1 3,6%

5 19 1 3,6%

6 20 6 21,4%

Total 28 100%
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden yang

bersedia menjadi responden berusia 17 tahun sebanyak 9 responden (32,1%).

4.1.3 Data Khusus

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kebisasaan Sarapan

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Kebiasaan Sarapan Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji

Kabupaten Malang Tahun 2019.

No Kebiasaan Sarapan Frekuensi(orang) Prosentase(%)

1. Baik 22 78,6%

2. Cukup 6 21,4%

Total 28 100%

Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa dari 28 responden, sebagian besar

dengan kebiasaan sarapan yang baik sebanyak 22 responden (78,6%)

2. Karakterisktik Responden Berdasarkan Status Gizi

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Gizi Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang

Tahun 2019.

No Status Gizi Frekuensi (orang) Prosentase (%)

1. Berat Badan Ideal 21 75%


2. Berat Badan Lebih 6 21,4%

3. Gemuk 1 3,6%

Total 28 100%

Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan data bahwa dari 28 responden, sebagian besar

dengan status gizi berat badan ideal sebanyak 21 responden (75%)

3. Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi

Tabel 4.7 Hasil Analisa Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi

Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah dengan Uji Spearman Rho

Status Gizi

Kebiasaan Sarapan r 0,521

𝜌 0,004

N 28

Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019

Berdasrkan dari hasil uji statistik pada tabel 4.7 dengan menggunakan uji

Spearman Rho dengan bantuan program komputer didapatkan p value 0,004. Nilai

korelasi didapatkan 0,521 dengan arah korelasi positif.

4. Tabulasi Silang Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi

Tabel 4.8 Tabel Distribusi Tabulasi Silang Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan

Status Gizi santri remaja di PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten

Malang

Kebiasaan Status Gizi


Sarapan BB Ideal BB Gemuk Total Prosentase
berlebih
Baik 19 3 0 22 78,6%

Cukup baik 2 3 1 6 21,4%

Kurang Baik 0 0 0 0 0

Total 21 6 1 28 100%

Prosentase 75% 21,4% 3,6% 100%

Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019


Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan bahwa responden yang memiliki

kebiasaan sarapan baik cenderung memiliki status gizi baik dengan memiliki berat

badan ideal sebanyak 19 orang (75%). Responden yang memiliki kebiasaan sarapan

cukup baik cenderung memiliki status gizi berat badan berlebih sebanyak 3 orang

(21,4).

4.2 Pembahasan

Pada bab ini peneliti akan menguraikan pembahasan mengenai hasil penelitian dengan

judul “Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah”

Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.

4.2.1 Kebiasaan Sarapan

Sesuai dengan data hasil penelitian yang tertera pada tabel 4.5 diketahui bahwa dari 28

responden, 22 responden (78,6) memiliki kebiasaan sarapan yang baik. Sarapan sebagai

pemberi pasokan energi dan sumber tenaga untuk melakukan segala kegiatan, pertumbuhan

dan pemeliharaan jaringan tubuh serta mengatur proses tubuh (Almatsier, 2010). Semakin

sering melakukan sarapan maka tugas pertumbuhan jaringan tubuh akan semakin baik dan

memiliki sumber tenaga yang cukup untuk beraktivitas sehingga akan mempengaruhi status

gizi yang seimbang (Santjaka, 2011). Kebiasaan sarapan yang dimiliki oleh remaja akan

dapat mempengaruhi status gizinya, sarapan sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat,
jenis dan jumlah yang cukup, serta faktor lingkungan yang membiasakan untuk melakukan

sarapan. Berdasarkan artikel yang dimuat dalam Choirunnisa (2015) menunjukkan program

sarapan berkaitan erat dengan status gizi remaja sekolah yang normal. Remaja yang

melakukan kebiasaan sarapan dengan mengonsumsi makanan tinggi protein seperti telur, dan

rendah kalori saat makan siang dapat mengontrol nafsu makan selama 1 hari penuh.

International Food Information Council Foundation (2008) menjelaskan bahwa faktor yang

menyebabkan remaja tidak sarapan, adalah adanya jadwal pagi yang begitu padat sehingga

remaja tersebut merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan sarapan serta

kekurangan dana. Selain itu remaja lupa untuk mengonsumsi sarapannya akibat dari adanya

jadwal pagi yang cukup padat, serta karena remaja tersebut menganggap dirinya gemuk

sehingga memutuskan untuk tidak sarapan dengan tujuan agar dapat menurunkan berat

badan.

4.2.2 Status Gizi

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui responden yang memiliki status gizi ideal yaitu

21 responden (75%), status gizi berlebih 6 responden (21,4), sedangkan yang memiliki

status gizi gemuk 1 responden (3,6%). Status gizi yaitu keadaan kesehatan individu –

individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-

zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya yang dapat

di ukur menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh) (Suhardjo 2012). Status gizi juga

mengandung pengertian yaitu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik dan lebih

(Almatsier, 2009). Konsumsi makanan merupakan faktor utama untuk memenuhi


kebutuhan akan zat gizi. Konsumsi makanan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang saling berkaitan. Pada umumnya sebagaian besar responden memiliki status gizi

normal. Hal ini dapat dipengaruhi oleh konsumsi pangan yang merupakan informasi

tentang jenis dan jumlah yang dikonsumsi oleh seorang atau kelompok orang pada waktu

tertentu. Selain itu kesehatan juga sangat mempengaruhi terhadap gizi seseorang. Infeksi

dan demam dapat mennyebabkan turunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan

dalam menenelan dan mencerna makanan. Oleh karena itu kebiasaan sarapan perlu

diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan energi dan kalori setiap hari.

4.2.3 Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi Santri Remaja PPAI Nurul

Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang

Berdasarkan hal diatas menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan juga dapat

mempengaruhi status gizi seseorang. Sarapan pagi dan asupan gizi yang baik sangat

dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan kalori. Terdapat beberapa faktor yang

berperan dalam menentukan tumbuh kembang remaja seperti dalam hal pola makan.

Lingkungan masyarakat yang memiliki kebiasaan buruk dalam hal mengkomsumsi

makanan atau jajanan akan ditiru oleh remaja yang mengalami masa tumbuh kembang.

Dampak yang dikhawatirkan adalah ketika temannya memilih makanan yang buruk atau

rendah asupan gizinya. Perilaku remaja yang meniru makanan atau jajanan temannya

termasuk dalam perilaku yang berhubungan dengan lingkungann (Dian,2014).

Pada anak remaja khususnya santri remaja, faktor yang paling berpengaruh dalam

menentukan pola makan mereka adalah faktor lingkungan di dalam pesantren.

Ketersedian waktu dan ketersedian makanan pada pagi hari harus lebih diperhatian oleh
pengurus pondok pesantren agar para santri yang selalu melaukan aktivitas yang lebih

padat dibandingkan dengan remaja yang tidak tinggal di pesantren tetap terjaga asupan

gizinya sehingga dapat mencapai gizi seimbang untuk menghasilkan generasi santri baru

yang berkualitas dan memiliki pola tumbuh kembang yang optimal.

4.3 Keterbatasan

Keterbatasan merupakan kelemahan atau hambatan yang dijumpai dalam penelitian.

Adapun keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu pondok pesantren, tidak dilakukan pada

beberapa pondok pesantren lainnya khusunya di Kecamatan Pakisaji untuk dilakukan

perbandingan.

2. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden menjawab

pertanyaan dengan tidak jujur sehingga hasilnya kurang optimal.

BAB V
PENUTUP

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang didasarkan pada

pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan.

5.1 Kesimpulan

1. Kebiasaan sarapan yang dimiliki santri remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan

Pakisaji Kabupaten Malang dari 28 responden, mayoritas 22 responden (78,6%)

memiliki kebiasaan sarapan yang baik.

2. Status gizi pada santri remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten

Malang yaitu 21 responden (75%) memiliki status gizi ideal, status gizi berlebih 6

responden (21,4), sedangkan yang memiliki status gizi gemuk 1 responden

(3,6%).

3. Rer

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi ilmu keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang dapat bermanfaat untuk

mahasiswa yang akan melakukan riset ilmiah ataupun pendidikan kesehatan pada siswa

sekolah dasar terutama yang berhubungan dengan kebiasaan sarapan.

2. Manfaat bagi lahan penelitian / Pondok Pesantren


Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengurus pondok pesantren agar selalu

memperhatian kebiasaan sarapan para santri dengan memberikan waktu dan ketersedian

makanan pada pagi hari.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat digunakan sebagai literatur tambahan bagi yang akan melakukan

penelitian yang berkaitan dengan kebiasaan sarapan maupun konsentrasi dan diharapkan

bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti kebutuhan gizi anak usia sekolah dalam

memenuhi kebutuhan sarapan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai