Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan
kebiasaan sarapan dengan status gizi pada santri di Pondok Pesantren PPAI Nurul Hikmah
Pakisaji Kabupaten Malang pada tanggal 20 maret 2019 pada 28 responden. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling dari banyaknya jumlah
santri remaja secara keseluruhan yaitu berjumlah 30. Adapun hasil penelitian akan disajikan
Data yang akan disajikan akan dibagi menjadi dua, yaitu data umum dan data khusus.
Data umum pada penelitian ini meliputi lokasi penelitian dan karakteristik responden, seperti
jenis kelamin dan umur. Sedangkan pada data khusus meliputi kebiasaan sarapan dan status
Penelitian ini dilakukan di PPAI Nurul Hikmah yang beralamatkan di Jl. Kauman
dapur, 1 gudang, 1 masjid, 1 garasi mobil didepan pesantren, 1 garasi sepeda motor
di dalam pesantren.
4.1.2 Data Umum
Kelamin Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
Tahun 2019.
Berdasarkan table 4.1 didapatkan bahwa yang diteliti hanya yang berjenis kelamin
Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang Tahun
2019.
1 15 5 17,9%
2 16 6 21,4%
3 17 9 32,1%
4 18 1 3,6%
5 19 1 3,6%
6 20 6 21,4%
Total 28 100%
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden yang
1. Baik 22 78,6%
2. Cukup 6 21,4%
Total 28 100%
Gizi Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
Tahun 2019.
3. Gemuk 1 3,6%
Total 28 100%
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan data bahwa dari 28 responden, sebagian besar
Tabel 4.7 Hasil Analisa Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi
Status Gizi
𝜌 0,004
N 28
Berdasrkan dari hasil uji statistik pada tabel 4.7 dengan menggunakan uji
Spearman Rho dengan bantuan program komputer didapatkan p value 0,004. Nilai
Tabel 4.8 Tabel Distribusi Tabulasi Silang Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan
Status Gizi santri remaja di PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang
Kurang Baik 0 0 0 0 0
Total 21 6 1 28 100%
kebiasaan sarapan baik cenderung memiliki status gizi baik dengan memiliki berat
badan ideal sebanyak 19 orang (75%). Responden yang memiliki kebiasaan sarapan
cukup baik cenderung memiliki status gizi berat badan berlebih sebanyak 3 orang
(21,4).
4.2 Pembahasan
Pada bab ini peneliti akan menguraikan pembahasan mengenai hasil penelitian dengan
judul “Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi Santri Remaja PPAI Nurul Hikmah”
Sesuai dengan data hasil penelitian yang tertera pada tabel 4.5 diketahui bahwa dari 28
responden, 22 responden (78,6) memiliki kebiasaan sarapan yang baik. Sarapan sebagai
pemberi pasokan energi dan sumber tenaga untuk melakukan segala kegiatan, pertumbuhan
dan pemeliharaan jaringan tubuh serta mengatur proses tubuh (Almatsier, 2010). Semakin
sering melakukan sarapan maka tugas pertumbuhan jaringan tubuh akan semakin baik dan
memiliki sumber tenaga yang cukup untuk beraktivitas sehingga akan mempengaruhi status
gizi yang seimbang (Santjaka, 2011). Kebiasaan sarapan yang dimiliki oleh remaja akan
dapat mempengaruhi status gizinya, sarapan sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat,
jenis dan jumlah yang cukup, serta faktor lingkungan yang membiasakan untuk melakukan
sarapan. Berdasarkan artikel yang dimuat dalam Choirunnisa (2015) menunjukkan program
sarapan berkaitan erat dengan status gizi remaja sekolah yang normal. Remaja yang
melakukan kebiasaan sarapan dengan mengonsumsi makanan tinggi protein seperti telur, dan
rendah kalori saat makan siang dapat mengontrol nafsu makan selama 1 hari penuh.
International Food Information Council Foundation (2008) menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan remaja tidak sarapan, adalah adanya jadwal pagi yang begitu padat sehingga
remaja tersebut merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan sarapan serta
kekurangan dana. Selain itu remaja lupa untuk mengonsumsi sarapannya akibat dari adanya
jadwal pagi yang cukup padat, serta karena remaja tersebut menganggap dirinya gemuk
sehingga memutuskan untuk tidak sarapan dengan tujuan agar dapat menurunkan berat
badan.
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui responden yang memiliki status gizi ideal yaitu
21 responden (75%), status gizi berlebih 6 responden (21,4), sedangkan yang memiliki
status gizi gemuk 1 responden (3,6%). Status gizi yaitu keadaan kesehatan individu –
individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-
zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya yang dapat
di ukur menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh) (Suhardjo 2012). Status gizi juga
mengandung pengertian yaitu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik dan lebih
yang saling berkaitan. Pada umumnya sebagaian besar responden memiliki status gizi
normal. Hal ini dapat dipengaruhi oleh konsumsi pangan yang merupakan informasi
tentang jenis dan jumlah yang dikonsumsi oleh seorang atau kelompok orang pada waktu
tertentu. Selain itu kesehatan juga sangat mempengaruhi terhadap gizi seseorang. Infeksi
dan demam dapat mennyebabkan turunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan
dalam menenelan dan mencerna makanan. Oleh karena itu kebiasaan sarapan perlu
4.2.3 Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi Santri Remaja PPAI Nurul
mempengaruhi status gizi seseorang. Sarapan pagi dan asupan gizi yang baik sangat
dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan kalori. Terdapat beberapa faktor yang
berperan dalam menentukan tumbuh kembang remaja seperti dalam hal pola makan.
makanan atau jajanan akan ditiru oleh remaja yang mengalami masa tumbuh kembang.
Dampak yang dikhawatirkan adalah ketika temannya memilih makanan yang buruk atau
rendah asupan gizinya. Perilaku remaja yang meniru makanan atau jajanan temannya
Pada anak remaja khususnya santri remaja, faktor yang paling berpengaruh dalam
Ketersedian waktu dan ketersedian makanan pada pagi hari harus lebih diperhatian oleh
pengurus pondok pesantren agar para santri yang selalu melaukan aktivitas yang lebih
padat dibandingkan dengan remaja yang tidak tinggal di pesantren tetap terjaga asupan
gizinya sehingga dapat mencapai gizi seimbang untuk menghasilkan generasi santri baru
4.3 Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu pondok pesantren, tidak dilakukan pada
perbandingan.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang didasarkan pada
5.1 Kesimpulan
1. Kebiasaan sarapan yang dimiliki santri remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan
2. Status gizi pada santri remaja PPAI Nurul Hikmah Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang yaitu 21 responden (75%) memiliki status gizi ideal, status gizi berlebih 6
(3,6%).
3. Rer
5.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang dapat bermanfaat untuk
mahasiswa yang akan melakukan riset ilmiah ataupun pendidikan kesehatan pada siswa
memperhatian kebiasaan sarapan para santri dengan memberikan waktu dan ketersedian
Diharapkan dapat digunakan sebagai literatur tambahan bagi yang akan melakukan
penelitian yang berkaitan dengan kebiasaan sarapan maupun konsentrasi dan diharapkan
bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti kebutuhan gizi anak usia sekolah dalam