Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Samalanga terletak di Jl. T. Hamid Sangso, Kecamatan

Samalanga, Kabupaten Bireun. Puskesmas Samalanga memiliki tenanga kerja 3

orang dokter, 10 orang perawat, 9 orang bidan biasa, 3 orang perawat gigi, 2

orang apoteker/pelaksana, 4 orang pengadministrasi gigi dan poliklinik, 2 orang

pranata laboratorium kesehatan terampil, 1 orang nutrisionis, 23 orang tenaga

kontrak, 15 orang tenanga bakti dan 7 orang bidan desa. Puskesmas Samalanga

juga memiliki ruangan Poli Umum, Poli Jiwa, Poli Anak/MTBS, Poli PKPR, Poli

KIA/KB, Poli Gigi, Poli Terpadu, Poli Lansia, IGD Dan Rawat Inap Dengan 14

Bed. Puskesmas Samalanga memiliki visi misi sebagai berikut :

Visi : puskesmas sahabat masnyarakat & menuju hidup sehat mandiri

Misi : memberikan pelayanan yang baik, ramah, dan terjangkau, meningkatkan

kualitas SDM, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam PHBS, edukasi

kesehatan kepada masyarakat, cepat tanggap dalam merespon keluhan dalam

permasalahan kesehatan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan distribusi frekuensi dari penelitian

berdasarkan karakteristik responden dan variabel-variabel yang diteliti. Adapun

variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu terhadap penangan tersedak pada

balita, umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

32
33

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (N= 112) Ibu yang
memiliki anak balita di wilayah kerja Puskesmas Samalanga
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
Umur
17-25 Tahun 7 6,3%
26-35 Tahun 24 21,4%
36-45 Tahun 43 38,4%
46-55 Tahun 29 25,9%
56-65 Tahun 9 8,0%
Tingkat Pendidkan
SD 5 4,5%
SMP 10 8,9%
SMA 68 60,7%
D3 15 13,4%
S1 14 12,5%
Pekerjaan
Bekerja 31 27,7%
Tidak Bekerja 81 72,2%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar umur

responden yaitu ibu dengan usia 36-45 tahun dengan frekuensi sebanyak 43 orang

(38,4%). Responden dengan tingkat pendidikan tertinggi adalah SMA yaitu

sebanyak 68 orang (60,7%). Dan sebagian besar pekerjaan responden adalah

tidak bekerja dengan frekuensi 81 orang (72,2%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi pengetahuan Ibu dalam penenganan tersedak pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Samalanga
Pengetahuan Ibu Frekuensi %
Tinggi 19 17,0
Sedang 62 55,4
Rendah 31 27,7
Total 112 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ibu dengan

pengetahuan tinggi sebanyak 19 orang (17,0%), ibu dengan pengetahuan sedang

62 orang (55,4%) dan ibu dengan pengetahuan rendah sebanyak 31 orang

(27,7%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar ibu memiliki

pengetahuan sedang dengan frekuensi 62 orang (55,4%).


34

4.3 Pembahasan

4.3.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar umur

responden yaitu ibu dengan usia 36-45 tahun dengan frekuensi sebanyak 43 orang

(38,4%). Menurut asumsi peneliti bahwa hasil penelitian menunjukan cukup dapat

dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya usia, usia muda lebih paha ketika

diberikan pengetahuan dibandingkan pada usia tua.

Berdasarakan karakteristik pendidikan, responden dengan tingkat

pendidikan tertinggi adalah SMA yaitu sebanyak 68 orang (60,7%). Rahmawati et

al, 2019 diterbitkan di jurnal Dunia S1 Keperawatan dengan judul penelitian

“Studi Kasus Pengetahuan Orangtua Tentang Pertolongan Pertama Choking Pada

Balita Di Desa Geyer Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan menyebutkan Fakta

menyebutkan bahwa bahwa faktor pendidikan merupakan penyebab dari tingkat

pengetahaun menjadi cukup, sedangkan ada faktor lainnya yaitu kurangnya

informasi sehingga seseorang tidak memahami dalam penanganan pertama

tersedak pada balita. Dalam hal ini seseorang dalam tingkat pendidikan dan

pengetahuan cukup akan memiliki penanganan pertama tersedak pada balita yang

cukup. Dalam penelitian ini usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola

pikir responden sehingga lebih matang usia responden akan lebih baik ditambah

dengan informasi yang diterima maupun yang didapatkan dalam penanganan

pertama tersedak pada balita. Keterampilan seseorang dalam melakukan

penanganan pertama tersedak dipengaruhi oleh pengalaman individu itu

sendiri,pengalaman yang mendalam akan menentukan keberhasilan dalam

melakukan penanganan tersedak pada balita.


35

4.1.2 Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Tersedak

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar ibu

memiliki pengetahuan sedang dengan frekuensi 62 orang (55,4%). Tingkat

pengetahuan ibu yang cukup dengan penanganan yang cukup menjadi faktor

utama seseorang untuk melakukan tindakan penanganan pertama pada balita. Hal

ini menyatakn tingkat pendidikan yang mempengaruhi faktor pengetahuan.Aspek

yang meliputi pengetahuan yaitu perilaku yang cukup dalam menerima informasi

dapat mempengaruhi pengetahuan ibu. Tingkat pengetahuan yang cukup akan

mempengaruhi motivasi dalam mencari informasi. Tindakan seseorang

dipengaruhi oleh perilaku dan pengetahuannya. Sebagai informasi yang di simpan

dalam ingatan, pengetahuan didapatkan dari serangkaian proses pengolahan

informasi. Pengetahuan yang lebih luas akan mempengaruhi perilaku untuk

berubah atau menetap.

Penulis Fajar Dwi Kurniawan (2019) diterbitkan repiratory universitas

muhammadiyah Yogyakarta dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu

Terhadap Penanganan Tersedak Pada Anak Di Dusun Kliwonan Sidorejo Godean

Sleman” Menurut asumsi peneliti hasil penelitian diatas menunjukan cukup

dikarenakan oleh Sumber informasi ibu dalam penanganan tersedak pada anak

sehingga dapat mempraktikan langsung kepada anak saat tersedak.

Berdasarkan hasil penelitian telah diperoleh bahwa gambaran pengetahuan

pada responden didapatkan data yang menonjol dari indikator pengetahuan, yaitu

pekerjaan responden, hal ini dikarenakan mayoritas ibu tidak bekerja hanya

sebagai ibu rumah tangga (IRT). Ibu rumah tangga memiliki banyak waktu luang

untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan agar pengetahuannya dapat


36

menjadi baik. Hasil ini sesuai dengan kenyataan yang di peroleh peneliti, sebagian

responden yang ada di wilayah kerja Puskesma tidak bekerja. Oleh karena itu

pengetahuan berada pada mayoritas sedang. Maka tingginya tingkat pendidikan

dan pekerjaan akan mempengaruhai pengetahuan seseorang.


BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan gambaran tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan

tersedak pada balita di peroleh hasil ibu dengan pengetahuan tinggi sebanyak 19

orang (17,0%), ibu dengan pengetahuan sedang 62 orang (55,4%) dan ibu dengan

pengetahuan rendah sebanyak 31 orang (27,7%). Jadi dapat disimpulkan bahwa

sebagaian besar ibu memiliki pengetahuan sedang dengan frekuensi 62 orang

(55,4%). Mayoritas ibu yang menjadi responden tingkat pendidikannya SMA. Jadi

dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pekerjaan ibu mempengaruhi tingkat

pengetahuannya.

5.2 Saran

Dari hasil penelian dan pembahasan diatas dapat menyarankan beberapa

hal berikut :

a. Bagi Responden

Dari penelitian ini diharapkan bagi ibu terutama ibu dengan anak balita

dapat mencari informasi terkait penanganan pertolongan pertama pada

anak yang tersedak, serta memepetahankan informasi yang yang telah di

dapatkan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya pemberian

informasi kepada mahasiswa/I terkait penanganan tersedak pada balita

serta diharapkan isi penelitian ini dapat memperkaya keilmuan dan

wawasan untuk mahasiswa/I keperawatan.

37
38

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan pada sebagian responden

yang memiliki pengetahuan sedang terhadap penanganan tersedak pada

balita, maka peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk

meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan tersedak pada

balita.

d. Bagi Pelayanan Kesehatan

Meningkatkan edukasi tentang bagaimana penanganan tersedak pada balita

yang masuk kedalam kondisi kegawatdaruratan pada anak balita.

Anda mungkin juga menyukai