Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Perilaku Dan Pengetahuan Ibu Dalam Penerapan

PHBS Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 3-5 Tahun


Di Puskesmas Kaluku Bodoa Kota Makassar
Alya Marchanda Sangadji1
Mikawati1, Muaningsih2
1
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar
2
Jl. Adiyaksa No. 5. Masale. Kec. Panakkukang. Kota Makassar. Sulawesi Selatan. Indonesia
Email: nurlitatb@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Stunting merupakan kondisi tinggi badan yang tidak sesuai dibandingkan usianya,
karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan masalah kurang gizi
kronis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan pengetahuan ibu dalam
penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun Di Puskesmas Kaluku Bodoa
Kota Makassar. Metode Penelitian: Analitik korelasi dan desain penelitian cross sectional.
Sampel penelitian sebanyak 68 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner google form. Hasil: Hasil yang didapatkan yaitu
ada hubungan yang signifikan antara perilaku dan pengetahuan ibu dalam penerapan PHBS
dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun dengan p value<α 0,05 dimana 0.012 dan
0.016<0,05 sehingga Ha diterima. Kesimpulan: Perilaku dan pengetahuan ibu dalam penerapan
PHBS memiliki hubungan dengan kejadian stunting dan perilaku serta pengetahuan ibu yang
kurang baik merupakan salah satu faktor risiko kejadian stunting. Saran: saran peneliti kepada
tenaga kesehatan agar memberikan informasi pentingnya PHBS kepada masyarakat terutama ibu.

Kata Kunci: Perilaku ibu, PHBS, stunting, balita

ABSTRACT

Introduction: Stunting is a condition of height that is not suitable for its age, due to lack of
nutritional intake for a long time, causing chronic malnutrition problems. Objective: This study
aims to determine the behavior and knowledge of mothers in the application of PHBS with the
incidence of stunting in toddlers aged 3-5 years at the Kaluku Bodoa Health Center Makassar City.
Research Methods: Correlation analytic andresearch design cross sectional. The research sample
is 68 respondents with the sampling technique is purposive sampling. The instrument used is
aquestionnaire google form. Results: The results obtained are that there is a significant
relationship between the behavior and knowledge of mothers in the application of PHBS with the
incidence of stunting in toddlers aged 3-5 years with p value <α 0.05 where 0.012 and 0.016 <0.05
so Ha is accepted. Conclusion: Mother's behavior and knowledge in implementing PHBS has a
relationship with the incidence of stunting and poor maternal behavior and knowledge is one of the
risk factors for stunting. Suggestion: researchers suggest to health workers to provide information
on the importance of PHBS to the community, especially mothers.

Keywords: Mother's behavior, PHBS, stunting, toddlers


PENDAHULUAN kondisi tersebut terjadi karena
Menurut World Health kurangnya asupan gizi dalam waktu
Organization (WHO) Pada tahun yang cukup lama sehingga
2018 data prevalensi stunting terjadi menyebabkan masalah kurang gizi
pada kurang lebih 149 juta anak kronis.
dibawah usia lima tahun atau sekitar Kejadian stunting disebabkan oleh
21,9% (Pusat data dan Informasi faktor langsung dan tidak langsung.
Kemenkes, 2018). Riset yang Pada Faktor tidak langsung yang
dikemukakan pada tahun 2019 meliputi kurangnya pengetahuan ibu,
dimana angka prevalensi stunting dan sanitasi yang buruk (Alfadhila
nasional yaitu 27,67%. Walaupun Khairil Sinatrya & Lailatul Muniroh,
terjadi penurunan dibandingkan 2019). Stunting bukan hanya
tahun 2018 akan tetapi stunting ditangani dengan memperbaiki
masih menjadi permasalahan yang asupan nutrisi saja tetapi bisa
dianggap serius dan sangat dicegah dengan masalah jangka
difokuskan dalam upaya panjang dan bersifat kronis salah
pencegahannya dikarenakan angka satunya masalah PHBS.
prevalensi masih menunjukkan diatas Hal tersebut erat kaitannya
20% yang artinya belum mencapai dengan perilaku ibu yang berperan
target WHO dibawah dari 20% dalam pola pengasuhan balita.
(UNICEF, 2020). Kontribusi ibu sangat berpengaruh
Berdasarkan hasil pemantauan dalam menentukan kualitas hidup
surveilans gizi (PSG) di provinsi balita di masa yang akan datang
Sulawesi Selatan tahun 2019 sehingga begitu penting perilaku ibu
prevalensi balita stunting dalam mengetahui dan memahami
menunjukkan 30,09% (Dinkes cara untuk menerapkan PHBS
Sulsel, 2019). Riset Kesehatan Dasar dengan baik. Tujuan penelitian ini
(Riskesdas) menunjukkan tahun untuk mengetahui hubungan perilaku
2019 prevalensi stunting di kota dan pengetahuan ibu dalam
Makassar sebesar 8,62%. Adapun penerapan PHBS dengan kejadian
data kunjungan awal di Puskesmas stunting pada balita usia 3-5 tahun di
Kaluku Bodoa hasil yang Puskesmas Kaluku Bodoa Kota
menunjukan 197 balita dengan Makassar.
kejadian stunting atau sekitar 4.9%
dari data tersebut mencakup 82 balita METODE PENELITIAN
stunting dengan usia 3-5 tahun. Metode yang digunakan dalam
Kondisi stunting atau perawakan penelitian ini adalah analitik dengan
pendek merupakan suatu kondisi desain penelitian cross sectional
tinggi badan yang tidak sesuai dalam hal ini untuk mencari
dibandingkan dengan usianya, hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen serta diambil Dari 68 responden diperolah data
pada waktu yang bersamaan frekuensi tertinggi berdasarkan
(Nursalam, 2017). Variabel usia 26-35 tahun sebanyak 31
independen pada penelitian ini yaitu (45,6%) responden. Pendidikan
perilaku dan pengetahuan ibu dalam responden yaitu dengan tamatan
penerapunan PHBS sedangkan SD sebanyak 34 (50%). Adapun
variabel dependen yaitu kejadian pekerjaan IRT sebanyak 65
stunting pada balita usia 3-5 tahun. (95,6%) responden. Sedangkan
Populasi pada penelitian ini yaitu data frekuensi berdasarkan
semua ibu yang mempunyai balita penghasilan keluarga dengan
stunting usia 3-5 tahun di Puskesmas Rp.1.500.000-2.000.000 per bulan
Kaluku Bodoa kota makassar dengan sebanyak 35 (51,5%).
data yang di dapatkan berjumlah 82 Tabel 1. Distribusi frekuensi
balita stunting. Pengambilan sampel responden berdasarkan usia,
dilakukan berdasarkan perhitungan pendidikan terakhir, pekerjaan
slovin dan menggunakan metode non dan penghasilan keluarga
probability sampling dengan teknik responden di Puskesmas Kaluku
purposive sampling sehingga Bodoa
diperoleh 68 responden.
Karakteri ƒ %
Instrumen penelitian
stik
menggunakan kuesioner google Responde
form. Keseluruhan kuesioner terdiri n
dari 2 bagian dengan jumlah 22 Usia
pertanyaan, yang terdiri dari perilaku 19-25 11 16,2
ibu dalam penerapan PHBS 10 tahun
pertanyaan dan pengetahuan ibu 26-35 31 45,6
dalam PHBS 12 pertanyaan. Adapun tahun
36-45 26 38,2
standar deviasi WHO yang tahun
digunakan peneliti untuk Total 68 100
mengkategorikan balita stunting Pendidika
pendek dan sangat pendek. Penelitian n
dilaksanakan di Puskesmas Kaluku Terakhir
Bodoa Kota Makassar yang SD 34 50,0
dilakukan pada tanggal 13-21 Juli SMP 21 30,9
SMA/SM 12 17,6
2021.
K 1 1,5
D3
HASIL Total 68 100
a. Analisis Univariat Pekerjaan
Tabel 1. menunjukkan IRT 65 95,6
distribusi karakteristik responden. Analis 1 1,5
Wiraswast 2 2,9 Tinggi Badan
a 75-80 cm 11 16,2
Total 68 100 81-85 cm 25 36,8
Penghasil 86-90 cm 23 33,8
an 91-95 cm 7 10,3
Keluarga 96-100 cm 2 2,9
Rp.500.00 22 32,4 Total 68 100
0- 1) Perilaku dan pengetahuan ibu
1.000.000 dalam penerapan PHBS
Rp.1.500. 35 51,5 Perilaku ibu dalam
000-
penerapan PHBS digolongkan
2.000.000
Rp.2.500. 10 14,7 menjadi 2 kategori yaitu baik
000- dan kurang baik. Berdasarkan
3.000.000 tabel 3. dapat diinterpretasikan
Rp.3.500. 1 1,5 bahwa 23 (33,8%) responden
000- berperilaku baik dalam
5.000.000 penerapan PHBS dan 45
Total 68 100
(66,2%) responden berperilaku
Berdasarkan tabel 2. diketahui
dari 68 responden diperoleh kurang baik dalam penerapan
berdasarkan usia balita terbanyak PHBS.
36-40 bulan yaitu 34 (50.0%). Tabel 3. Distribusi frekuensi
Berdasarkan jenis kelamin balita perilaku ibu dalam penerapan
laki-laki sebanyak 37 (54.4%). PHBS di Puskesmas Kaluku
Dan berdasarkan tinggi badan Bodoa
balita tertinggi yaitu 81-85 cm
sebanyak 25 (36,8%). Perilaku ƒ %
Tabel 2. Distribusi frekuensi ibu dalam
berdasarkan usia, jenis kelamin penerapa
dan tinggi badan balita di n PHBS
Puskesmas Kaluku Bodoa Baik 23 33,8
Karakteristi ƒ % Kurang 45 66,2
k Responden Baik
Usia Total 68 100
36-40 bulan 34 50,0 Adapun pengetahuan ibu dalam
41-45 bulan 18 26,5 PHBS pada tabel 4. Terdapat 29
46-50 bulan 11 16,2 (42,6%) responden
51-55 bulan 2 2,9
berpengetahuan baik dalam
56-60 bulan 3 4,4
Total 68 100 PHBS dan 39 (57,4%)
Jenis responden berpengetahuan
Kelamin kurang baik dalam PHBS.
Laki-laki 37 54,4 Tabel 4. Distribusi frekuensi
Perempuan 31 45,6 pengetahuan ibu dalam PHBS di
Total 68 100 Puskesmas Kaluku Bodoa
Pengeta ƒ % Puskesmas Kaluku Bodoa Kota
huan Makassar.
ibu
Tabel 6. Perilaku dan
dalam
PHBS pengetahuan ibu dalam penerapan
Baik 29 42,6 PHBS dengan kejadian stunting
Kurang 39 57,4 pada balita usia 3-5 tahun di
Baik Puskesmas Kaluku Bodoa
Total 68 100

2) Kejadian stunting pada balita


usia 3-5 tahun
Kejadian stunting
digolongkan menjadi kategori
pendek dan sangat pendek.
Berdasarkan tabel 5. dapat
diinterpretasikan bahwa
stunting dengan kategori
pendek sebanyak 22 (32.4%)
balita, dan kategori sangat
pendek sebanyak 46 (67.6%)
balita.
Tabel 5. Distribusi frekuensi
kejadian stunting pada balita
usia 3-5 tahun di Puskesmas
Kaluku Bodoa
Kejadian ƒ %
stunting pada
balita usia 3-5 Tabel 6. menunjukkan bahwa
tahun dari 68 responden didapatkan 23
Pendek 22 32,4 responden yang berperilaku baik
Sangat pendek 46 67,6 mempunyai 12 (55,2%) balita
Total 68 100 dengan kategori pendek, dan 11
(47,8%) balita sangat pendek.
b. Analisis Bivariat
Sedangkan 45 responden yang
Analisis bivariat untuk
berperilaku kurang baik
mengetahui hubungan variabel
mempunyai 10 (22,2%) balita
independen dan variabel
dengan kategori pendek dan 35
dependen. Yaitu hasil analisis
(77,8%) balita sangat pendek.
hubungan perilaku dan
Adapun pengetahuan
pengetahuan ibu dalam penerapan
menunjukkan terdapat 29
PHBS dengan kejadian stunting
responden yang berpengetahuan
pada balita usia 3-5 tahun di
baik mempunyai 14 (48,3%)
balita dengan kategori pendek dan ibu dalam pola asuh erat
15 (51,7%) balita sangat pendek. kaitannya dengan kejadian
Sedangkan 39 responden yang malnutrisi pada balita yang
berpengetahuan kurang baik dimana melibatkan tentang
mempunyai 8 (20,5%) balita pengetahuan gizi. Pengetahuan
dengan kategori pendek dan 31 ibu terkait gizi membantu dalam
(79,5%) balita sangat pendek. memperoleh fungsi kematangan
Dari hasil analisis pertumbuhan.
menggunakan uji chi square Berdasarkan kuesioner
dengan tingkat kemaknaan penerapan PHBS ibu dalam 10
α =( 0,05 )( p< α ) didapatkan nilai indikator didapatkan penerapan
p=0,012 dan p=0,016. Hal ini terbaik yaitu indikator persalinan
menunjukkan bahwa Ha diterima dibantu oleh tenaga kesehatan.
dengan demikian dalam penelitian Berdasarkan penjelasan
ini terdapat hubungan perilaku responden bahwa persalinan
dan pengetahuan ibu dalam dipercayakan oleh tenaga
penerapan PHBS dengan kejadian kesehatan agar ibu dan bayi bisa
stunting pada balita usia 3-5 tahun selamat. Adapun penerapan
di Puskesmas Kaluku Bodoa Kota PHBS dengan penerapan
Makassar. terendah yaitu pemberantasan
jentik nyamuk seminggu sekali.
PEMBAHASAN Pemberantasan jentik nyamuk
1. Perilaku dan pengetahuan ibu dengan penerapan terendah
dalam penerapan PHBS karena responden menjelaskan
Tugas dalam menangani bahwa kurangnya informasi dan
perawatan balita yang kegiatan pemberantasan nyamuk
mengambil peran paling besar di masyarakat setempat.
adalah seorang ibu, dalam hal Pengisian kuesioner
tersebut pola asuh ibu pengetahuan didapatkan
mempengaruhi pertumbuhan dan dominan responden yang belum
perkembangan balita dimana memahmi arti dan pelaksaanaan
perilaku termasuk dalam hal dari PHBS. Pada poin
tersebut. Notoatmodjo (2005) pertanyaan kebiasaan merokok
seperti dikutip dari Margawati & di dalam rumah didapatkan
Astuti (2018), menjelaskan mayoritas responden yang
perilaku dipengaruhi oleh sikap memiliki anggota keluarga
dan pengetahuan, pengetahuan dengan kebiasaan merokok, hal
yang dinilai baik menciptakan tersebut erat kaitannya dengan
sikap yang sesuai sehingga pengetahuan ibu yang kurang
apabila rendahnya pengetahuan baik dalam memahami bahaya
yang ditimbulkan dari kebiasaan tersebut seharusnya sudah
merokok. memiliki pengetahuan dan
2. Kejadian stunting Pada Balita pengalaman yang baik agar
Usia 3-5 Tahun dapat terbentuk perilaku yang
Menurut Sandjojo dan Majid baik pula dalam merawat dan
(2017) menjelaskan bahwa mengetahui masalah kesehatan
penyebab stunting disebabakan yang terjadi pada balita.
oleh faktor multi dimensi. 3. Hubungan antara perilaku dan
Dalam hal ini pada penentuan pengetahuan ibu dalam
1000 HPK (1000 hari pertama penerapan PHBS dengan
kehidupan) yaitu yang paling kejadian stunting pada balita
berpengaruh praktik pengasuhan usia 3-5 tahun di Puskesmas
dan penerapan PHBS yang Kaluku Bodoa Kota Makassar
kurang baik. Berdasarkan analisis uji chi
Adapun pendidikan terakhir square dengan tingkat
ibu menunjukkan mayoritas kemaknaan α =( 0,05 )( p< α )
responden dengan tamatan SD didapatkan nilai p=0,012 dan
sehingga hal tersebut p=0,016 ,yang mempunyai
menunjukkan tingkat pendidikan makna bahwa terdapat hubungan
seorang ibu berkontribusi yang signifikan antara perilaku
terhadap pertumbuhan dan dan pengetahuan ibu dalam
perkembangan balita dimana penerapan PHBS dengan
tingkat pendidikan yang tinggi kejadian stunting pada balita
akan memudahkan seseorang usia 3-5 tahun di Puskesmas
untuk menyerap informasi dan Kaluku Bodoa Kota Makassar.
lebih memahami pentingnya Hasil penelitian ini juga
pencegahan terhadap masalah sejalan dengan penelitian
kesehatan. Namun ibu dengan Apriani et al., (2018) tentang
tingkat penididikan yang rendah hubungan karakteristik ibu,
berpengaruh pada minimnya pelaksaan keluarga sadar gizi
informasi yang didapatkan (KADARZI) dan PHBS dengan
sehingga menyebabkan kejadian stunting di wilayah
kurangnya penerapan tentang kerja Puskesmas Pucang Sawit
pencegahan masalah kesehatan Kota Surakarta, hasil penelitian
yang akan berdampak pada tersebut menunjukkan bahwa
status gizi anak. ada hubungan antara
Pada karakteristik usia ibu pelaksanaan PHBS dengan
yang mendominasi yaitu usia kejadian stunting pada baduta.
26-35 tahun sebanyak 31 Dari pembahasan berdasarkan
(45,6%) dimana ibu dengan usia hasil uji chi square dan
diperkuat oleh penelitian PHBS dengan kejadian stunting pada
terdahulu yang telah dijelaskan balita usia 3-5 tahun di Puskesmas
maka peneliti berasumsi bahwa Kaluku Bodoa Kota Makassar maka
ada hubungan perilaku dan penulis menyimpulkan bahwa:
pengetahuan ibu dalam perilaku ibu dalam penerapan PHBS
penerapan PHBS dengan mayoritas kurang baik yaitu
kejadian stunting pada balita sebanyak 39 (57,4%) responden dan
usia 3-5 tahun, dikarenakan perilaku ibu dalam penerapan PHBS
adanya perilaku dan baik sebanyak 29 (42,6%)
pengetahuan ibu yang baik responden. Pengetahuan ibu dalam
namun balitanya dengan penerapan PHBS mayoritas kurang
kategori sangat pendek yang baik yaitu sebanyak 39 (57,4%)
dimana dipengaruhi oleh tingkat responden dan pengetahuan baik
pendidikan responden dengan dalam penerapan PHBS 29 (42,6%)
tamatan SD-SMP, responden responden. Kejadian stunting pada
dengan tingkat pendidikan yang balita usia 3-5 tahun di Puskesmas
rendah memiliki pengetahuan Kaluku Bodoa Kota Makassar
dan sikap yang kurang sehingga mayoritas dengan kategori sangat
dapat tergambarkan perilaku pendek 46 (67,6%) balita dan pendek
yang kurang baik dalam 22 (32,4%). Selain itu terdapat
memperhatikan masalah PHBS hubungan perilaku dan pengetahuan
pada balita yang dimana ibu dalam penerapan PHBS dengan
berdasarkan distribusi responden kejadian stunting pada balita usia 3-5
juga masih kurang terlaksananya tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa
10 indikator PHBS dalam Kota Makassar yang dibuktikan
tatanan rumah tangga yang dengan uji chi square dengan tingkat
semestinya serta masih kurang kemaknaan α =( 0,05 )( p< α )
pengetahuan terkait PHBS. didapatkan nilai
Selain itu responden yang tidak p=0,012dan p=0,016. Hasil
pernah mencari tahu terkait tersebut menunjukkan bahwa Ha
informasi kesehatan akan diterima.
mempunyai pengetahuan yang Saran bagi peneliti selanjutnya
kurang dalam mencegah diharapkan dapat melakukan
masalah kesehatan pada penelitian sejenis dengan lebih
keluarga terutama untuk si anak. memperbanyak faktor penyebab lain
dari kejadian stunting pada balita
KESIMPULAN DAN SARAN agar orang tua terutama ibu lebih
Berdasarkan hasil penelitian dan mengetahui faktor-faktor lain
pembahasan tentang perilaku dan penyebab stunting. Selain itu
pengetahuan ibu dalam penerapan diharapkan dapat melakukan
penelitian dengan sampel yang lebih Dinas Kesehatan Prof Sul-Sel. (2018). Rencana
Kerja Tahun 2018 Dinas Kesehatan.
banyak dibutuhkan agar dapat Rencana Kerja Tahun 2018 Dinas
menggambarkan kondisi yang Kesehatan Provensi Sulawesi Selatan.
seharusnya.
Dinkes Sulsel. (2019). Laporan Kinerja
DAFTAR PUSTAKA Organisasi Perangkat Daerah. 25–26.

Adriany, F., Hayana, H., Nurhapipa, N., Septiani,


Hasan, A., & Kadarusman, H. (2019). Akses ke
W., & Sari, N. P. (2021). Hubungan
Sarana Sanitasi Dasar sebagai Faktor
Sanitasi Lingkungan dan Pengetahuan
Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia
dengan Kejadian Stunting pada Balita di
6-59 Bulan. Jurnal Kesehatan, 10(3), 413.
Wilayah Puskesmas Rambah. Jurnal
https://doi.org/10.26630/jk.v10i3.1451
Kesehatan Global, 4(1), 17–25.
https://doi.org/10.33085/jkg.v4i1.4767 Hasmi. (2016). Metode Penelitian Kesehatan.
Jayapura : In Media.
Alfadhila Khairil Sinatrya, & Lailatul Muniroh.
(2019). Hubungan Faktor Water, Hastono, Susanto Priyo. (2007). Analisis Data
Sanitation, and Hygiene (WASH) dengan Kesehatan. Depok : Fakultas Kesehatan
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Masyarakat, Universitas Indonesia.
Kotakulon, Kabupaten Bondowoso .
Ibrahim, I. A., & Faramita, R. (2015). Al - Sihah :
Amerta Nutrition, 3(3), 164–170.
https://doi.org/10.2473/amnt.v3i3.2019.16 Public Health Science Journal Hubungan
4-170 Faktor Sosial Ekonomi Keluarga dengan
Kejadian Stunting Anak Usia 24 - 59
Apriani, L., Gizi, J., Masyarakat, K., & Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Semarang, U. (2018). Hubungan Barombong Kota Makassar Tahun 2014.
Karakteristik Ibu, Pelaksanaan Keluarga 7.
Sadar Gizi (Kadarzi) Dan Perilaku Hidup Issn, L., Pengetahuan, H., Praktik, S. D. A. N.,
Bersih Sehat (Phbs) Dengan Kejadian Hidup, P., Dan, B., Orangtua, S.,
Stunting (Studi Kasus Pada Baduta 6 - 23 Amahorseja, A. R., Suryanegara, W., Eka,
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas B., Wija, U., Kedokteran, F., & Kristen, U.
Pucang Sawit Kota Surakarta). Jurnal (2019). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(4), Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
198–205. Orang Tua Balita Terhadap Kejadian
Stunting. Jurnal Ilmiah Widya, 6.
Cahyani, D., Listyarini, A. D., Tinggi, S.,
Kesehatan, I., & Utama, C. (2019). Kemenkes RI. (2018). Buletin Stunting.
BALITA DENGAN KEJADIAN Kementerian Kesehatan RI, 301(5), 1163–
STUNTING DI DESA UNDAAN KIDUL 1178.
LATAR BELAKANG Stunting merupakan
suatu kondisi dimana kurang gizi kronis Lynawati. (2020). Hubungan PHBS ( Perilaku
yang disebabkan oleh asupan gizi yang Hidup Bersih Sehat ) Terhadap Stunting di
kurang dalam jangka waktu yang cukup Desa Kedung Malang Kabupaten
lama akibat pemberian makanan yang Banyumas. Jurnal HUMMANSI
tidak sesuai denga. Prosiding HEFA, 36– (Humaniora, Manajemen, Akuntansi),
43. 3(Maret), 41–46.

Daeli, Desi Kristianti. (2018). Hubungan


Karakteristik Balita (Jenis Kelamin, Berat
Badan Lahir) dan Tinggi Badan Ibu
Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia
6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Jati Makmur Binjai Utara. Skripsi
Margawati, A., & Astuti, A. M. (2018).
Pengetahuan ibu, pola makan dan status
gizi pada anak stunting usia 1-5 tahun di
Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk,
Semarang. Jurnal Gizi Indonesia (The
Indonesian Journal of Nutrition), 6(2), 82–
89. https://doi.org/10.14710/jgi.6.2.82-89

Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.

Sujarweni, V. Wiratna (2014). Metode


Penelitian : Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

Teja, M. (2019). Stunting Balita Indonesia Dan


Penanggulangannya. Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI, XI(22), 13–18.

UNICEF. (2020). Situasi Anak di Indonesia -


Tren, Peluang, dan Tantangan dalam
Memenuhi Hak-hak Anak. Unicef, 8–38.
file:///C:/Users/USER/Documents/SKRIPS
I KAK PUTRI/Situasi-Anak-di-Indonesia-
2020.pdf

Wirahaditama, himawan. (2018). artikel


determinan kesehatan tentang perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS)
masyarakat desa dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat. 6(2).
https://doi.org/10.31219/osf.io/92kfb

Zubaidi, Humairoh Abdul Kadir. (2021). Tinggi


Badan Dan Perilaku Merokok Orang Tua
Berpotensi Terjadinya Stunting Pada
Balita. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional

Anda mungkin juga menyukai