Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

C DENGAN
DIAGNOSA INPARTU IBU MELAHIRKAN
DI RS IBNU SINA MAKASSAR

ANDI NURUL FADILA


21.04.002

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2022
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. C
Diagnose Medis : Persalinan Normal

Ruang rawat : Ruang INC


KALA I
Data Masalah Keperawatan
Data Subjektif:
1. Pasien mengeluh sakit perut
tembus ke belakang disertai
pengeluaran lendir
Data Objektif:
1. TTV: TD : 110/70 mmHg, N :
102x/mnt, S : 36,8oC, P : 24x/mnt
Nyeri melahirkan
2. Pasien memengangi daerah yang
nyeri
3. Pengkajian nyeri :
P : Proses pembukaan jalan lahir
Q : Tajam
R : Perut bagian bawah
S:9
T : Terus menerus

Data Subjektif :
1. Pasien mengatakan khawatir atas
proses persalinannya
2. pasien mengatakan merasa cemas
karna ini adalah pertama kalinya Ansietas
pasien melahirkan
Data Objektif:
1. Pasien nampak cemas
2. Pasien nampak gelisah
3. Pasien sering menanyakan
tentang persalinannya
4. pasien tampak tegang
5. pasien Nampak berkeringat serta
waspada terhadap sekelilingnya.

KALA II
Data Masalah Keperawatan
Data Subjektif :
1. Pasien mengatakan ada Data
Objektifrongan kuat untuk
mengedan
2. Pasien mengatakan merasa ingin
BAB
3. Pasien mengatakan merasa ada
tekanan diarea perineum
4. pasien mengatakan nyeri hebat Nyeri melahirkan
pada perut bertambah serta ada
Data Objektifrongan untuk
mengedan
Data Objektif:
1. Pasien nampak meringis
2. Pasien Nampak berkeringat
3. Pasien memegangi daerah yang
nyeri
4. Pengeluaran pervaginam dimulai
14.200 -13.00 WITA
5. Pemeriksaan TTV
TD : 112/77 mmHg
N:102x/mnt
S : 36.8oC
P : 20x/mnt
6. Pengkajian nyeri :
P : Dilatasi serviks
Q : Tajam
R : Perut bagian
bawah S : 5
T : Terus menerus

KALA III
Data Masalah keperawatan
Faktor risiko :
1. Adanya pengeluaran darah setelah
bayi lahir sebanyak ±200ml Risiko perdarahan

KALA IV
Data Masalah keperawatan
Data Subjektif:
1. Pasien mengatakan nyeri pada
daerah perineum
Data Objektif :
1. Pasien nampak meringis
2. Pasien melindungi daerah yang
nyeri Nyeri akut

3. Tampak hecting pada area


perineum sebanyak 8
4. Pasien tampak nyeri pada saat
Bergerak
5. Pemeriksaan TTV
TTV: TD : 110/70 mmHg
N : 88x/mnt
S : 36.8oC
P : 24x/mnt
6. Pengkajian nyeri :
P : luka hecting pada area
robekan diperinium
Q : Tajam
R : perineum
S : 5 (nyeri sedang)
T : Hilang timbul (2-3menit)
Data Subjektif:
1. Pasien mengatakan senang
terhadap kehamilan sekarang
2. Pesien mengatakan senang bisa
menjadi seoran ibu
3. Keluarga pasien mengatakan Kesiapan Peningkatan Menjadi
Orang Tua
senang karna kehadiran keluarga
Baru
Data Objektif:
1. Keluarga pasien mendukung
pasien selama proses persalinan
hingga bayi lahir
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosis keperawatan

1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks


2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (proses lahiran)
3. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
4. Resiko pendarahan
5. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka jahitan pada
area perinium)
6. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua
INTERVENSI KEPERAWATAN

KALA I
No Diagnose Keperawatan SLKI SIKI
1. Nyeri melahirkan Setelah dilakukan tindakan Pemantauan nyeri
berhubungan dengan keperawatan diharapkan kontrol Observasi
dilatasi serviks nyeri meningkat dengan criteria 1. Monitor kualitas nyeri (mis,terasa
hasil: tajam,tumpul,diremas-remas, ditimpa beban berat)
1. Melaporkan nyeri terkontrol 2. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
meningkat Terapeutik
2. Kemampuan mengenali onset 1. Atur interval waktu pemantauan sesuai kondisi
nyeri meningkat pasien
3. Dukungan orang terdekat 2. Dokumentasikan hasil pemantauan
meningkat
2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
dengan krisis situasional keperawatan diharapakan tingkat Observasi
ansietas menurun dengan criteria 1. Monitor tanda tanda ansietas (verbal dan non
hasil : verbal)
1. Verbalisasi kebingungan Terapeutik
menurun 1. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
2. Verbalisasi khawatir akibat Edukasi
kondisi yang dihadapi menurun 1. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
3. Perilaku gelisah menurun 2. Latih teknik relaksasi
4. Perilaku tegang menurun

Kala II

No Diagnose Keperawatan SLKI SIKI


1. Nyeri melahirkan Setelah dilakukan tindakan Pemantauan nyeri
berhubungan dengan keperawatan diharapkan kontrol Observasi
pengeluaran janin nyeri meningkat dengan criteria 1. Monitor kualitas nyeri (mis,terasa
hasil: tajam,tumpul,diremas-remas, ditimpa beban berat)
1. Melaporkan nyeri terkontrol 2. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
meningkat Terapeutik
2. Kemampuan mengenali onset 1. Atur interval waktu pemantauan sesuai kondisi
nyeri meningkat pasien
3. Dukungan orang terdekat 2. Dokumentasikan hasil pemantauan
meningkat
Kala III

No Diagnose Keperawatan SLKI SIKI


1. Resiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perdarahan
Factor resiko : keperawatan diharapkan status Observasi
Adanya pengeluaran darah intrapartum membaik dengan 1. Monitor tanda dan gejala pendarahan
setelah bayi lahir sebanyak criteria hasil : 2. Monitor tanda vital ortostatik
±200ml 1. Perdarahan vagina dari Terapeutik
meningkat menjadi menurun 1. Pertahankan bedrest selama perdarahan

Edukasi
1. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
2. Anjurkan segerah melapor jika terjadi pendarahan
Kala IV

No Diagnose Keperawatan SLKI SIKI


1. Nyeri akut berhubungan Setelah melakukan asuhan Perawatan pasca persalinan
dengan agens cedera fisik keperawatan selama lebih dari 1 Observasi
(luka jahitan pada area jam maka diharapkan: Status 1. Monitor ttv
perinium) kenyamanan pasca persalinan 2. Periksa perineum atau robekan (kemerahan,
meningkat dengan criteria hasil : udem, ekimosis, pengeluaran)
1. Keluhan tidak nyaman menurun 3. Monitor nyeri
2. Nyeri menurun Terapeutik
3. Meringis menurun 1. Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
2. Berikan kenyamanan pada ibu
3. Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara
optimal
Edukasi
1. Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara
rutin
2. Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara non
farmakologis
2. Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Neonatus
menjadi orang tua keperawatan diharapkan peran Observasi :
menjadi orang tua membaik dengan 1. Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD, segera
criteria hasil: setalah bayi lahir)
1. Perilaku positif menjadi Terapeutik :
orangtua meningkat 1. Mandikan dengan air hangat
2. Interaksi perawtaan bayi 2. Mandikan selama 5-10 menit minimal sekali
meningkat sehari
3. Verbalisasi kepuasaan memiliki 3. Oleskan baby oil untuk mempertahankan
bayi meningkat Peran menjadi kelemababan kulit
orang tua meningkat 4. Rawat tali pusat secara terbuka (tidak dibungkus)
5. Kenakan pakaian dari bahan katun setelah itu
ganti popok segera jika basah
Edukasi :
1. Anjurkan tidak membubuhi apapun pada tali
pusat
2. Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
3. Anjurkan menyendawakan bayi setelah disusui
Anjurkan ibu mencuci tangan sebelum
menyentuh bayi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

KALA I

No Hari/ tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Nyeri Pemantauan nyeri
1 Sabtu, 19/02/ 09.25 S:
melahirkan 1. Memonitor kualitas nyeri (mis,terasa
2022
berhubungan Wita tajam,tumpul,diremas-remas, ditimpa - Pasien mengtakan sakit
dengan dilatasi beban berat) perut tembus ke belakang
serviks Hasil :
Pasien mengatakan nyeri terasa tajam O:
10.05
2. Memonitor durasi dan frekuensi nyeri
- Tampak adanya
Wita Hasil :
pengeluaran lender
Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus-
menerus - Pasien tampak meringis
10.15 3. Mengatur interval waktu pemantauan kesakitan
Wita sesuai kondisi pasien
A :Masalah belum teratasi
Hasil :
P : pertahankan Intervensi
- Jam 09.00 kontraksi uterus 2x10 menit,
DJJ 150 x/menit
- Jam 10.30 kontrkasi uterus 2x10
menit, DJJ 151 x/menit, pembukaan 8
- Jam 12.40 kontraksi uterus 2x10 menit,
DJJ 152 x/menit, pembukaan 10
4. Medokumentasikan hasil pemantauan
13.30
Hasil :
wita
- Jam 09.00 kontraksi uterus 2x10 menit
DJJ 150 x/menit
- Jam 10.30 kontrkasi uterus 2x10
menit, DJJ 151 x/menit, pembukaan 8
- Jam 12.40 kontraksi uterus 2x10 menit,
DJJ 152 x/menit, pembukaan 10
Sabtu, Ansietas Reduksi ansietas
2 19/02/2022 13.30 S:
berhubungan 1. Monitor tanda tanda ansietas (verbal dan
dengan krisis wita non verbal) - Pasien mengatakan
situasional Hasil : khawatir atas proses
- Pasien Pasien nampak gelisah persalinannya
- Pasien sering menanyakan tentang
persalinannya - pasien mengatakan

- pasien tampak tegang merasa cemas karna ini

- pasien Nampak berkeringat serta adalah pertama kalinya

waspada terhadap sekelilingnya pasien melahirkan

2. Temani pasien untuk mengurangi


13.35 O:
kecemasan
- Pasien Pasien nampak
wita Hasil :
gelisah
Mengajak pasien untuk berbincang-
- Pasien sering
bincang agar pasien tidak berfokus pada
menanyakan tentang
kecemasannya.
13.46 persalinannya
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
- pasien tampak tegang
Wita pasien
- pasien Nampak
Hasil : keluarga selalu menemani pasien
13:47 berkeringat serta
4. Latih teknik relaksasi
Wita
waspada terhadap
Hasil :
sekelilingnya
Pasien telah diajarkan teknik relaksasi
nafas dalam A :Masalah belum teratasi

P : pertahankan Intervensi

KALA II

No Hari/ tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Sabtu/19/02 Nyeri Pemantauan nyeri
1 14.30 S:
2021 melahirkan 1. Memonitor kualitas nyeri (mis,terasa
berhubungan Wita tajam,tumpul,diremas-remas, ditimpa - Pasien mengatakan
dengan dilatasi beban berat) merasa ingin BAB
serviks Hasil :
Pasien mengatakan nyeri terasa tajam - Pasien mengatakan
14.35 2. Memonitor durasi dan frekuensi merasa ada tekanan
nyeri Hasil : diarea perineum
Wita
Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus-
menerus
- pasien mengatakan nyeri
hebat pada perut
3. Medokumentasikan hasil pemantauan
14.20 bertambah serta ada Data
Hasil :
wita Objektifrongan untuk
- Jam 14.36 kontraksi uterus 5x10 menit,
mengedan
DJJ 157x/menit

- Pasien nampak meringis

- Pasien Nampak
berkeringat

- Pasien memegangi
daerah yang nyeri

- Pengeluaran pervaginam
dimulai 14.30 -15.00
WITA
O:

- Pasien nampak meringis

- Pasien Nampak
berkeringat

- Pasien memegangi
daerah yang nyeri

- Pengeluaran pervaginam
dimulai 14.30 -15.00
WITA

A :Masalah belum teratasi


P : pertahankan Intervensi
KALA III

No Hari/ tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Resiko Pencegahan perdarahan
1 Sabtu, 15.05 1. Mengkaji tanda-tanda vital S:-
19/02/2022 Perdarahan
Hasil :
Wita TD :110/70 mmHg O:
N: 102 x/m - Adanya pengeluaran
P: 24 x/m darah setelah bayi lahir
S:36,50C sebanyak ±200ml
15.10 2. Mempertahankan bedrest selama A :Masalah teratasi
perdarahan
Wita P : pertahankan Intervensi
Hasil :
Pasien bedrest selama 1 x 24 jam
3. Menganjurkan meningkatkan asupan
cairan untuk menghindari konstipasi
Hasil :
Anjurkan pasien untuk banyak minum air
putih
4. Menganjurkan keluarga psien untuk
melapor apabila ada tanda-tanda
pendarahan
Hasil : keluarga pasien sudah memahami
tanda-tanda pendarahan
KALA IV

No Hari/ tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Nyeri akut 1. Memonitor tanda tanda vital
1 Sabtu, 16.05 S:
19/02/2022 berhubungan Hasil : TD : 110/70 mmHg, N : 102 x/mn,
dengan agens S: 36,6.3oC, P : 24 x/mnt
- Pasien mengatakan masih
Wita
nyeri pada area genetalia
cedera fisik
16.25 2. Memonitor keadaan lochea
mulai berkurang
(luka jahitan
pada area
Hasil : tampak keluar lohea rubra - Pasien mengatakan sudah
Wita
(berwarna merah segar) tidak ada keluha pada
perinium)
16.30 3. Memeriksa perinium atau robekan area sekitar genitalia
Wita Hasil :terdapat 8 hecting pada area
O:
robekan perinium
16.35 4. Memonitor nyeri - Luka daerah perineum
wita Hasil : setelah dilakukan pengkajian, tampak mulai membaik
didapatkan hasil PQRST :
P: pada saat bergerak - Jahitan luka tampak rapi
Q: kadang-kadang
- Tidak ada tanda-tanda
R: area perineum
S: 4 (NRS)
T: hilang timbul<1menit infeksi
16.40
5. Mengidentikasi kemampuan ibu
wita A :Masalah belum teratasi
merawat bayi
Hasil : setelah dilakukan pengkajian, P : pertahankan Intervensi
kemampuan ibu merawat bayi cukup baik
16.45 6. Memberikan kenyamanan pada ibu
wita
Hasil : Perawat memberikan kenyamanan
pada ibu seperti mempertahankan agar
lingkungan bersih dan tidak bising agar
terpenuhi kebutuhan istirahat dan
mempercepat proses pemulihannya
7. Menjelaskan tanda dan bahaya masa
16.50
nifas pada ibu dan keluarga
wita
Hasil : Perawat menjelaskan tentang tanda
dan bahaya masa nifas pada ibu dan
keluarga seperti pendarahan abnormal,
demam, sakit kepala yang tidak kunjung
hilang disertai mual, pembengkakan di
betis dan payudara, sesak napas, dan
depresi post partum untuk mencegah hal-
hal yang tidak diinginkan.
17.00 8. Mengajarkancara perawatan perinium

wita dengan tepat


Hasil : Perawat memberikan informasi
tentang perawatan perineum pada ibu dan
keluarga post partum seperti
membersihkan vagina dan bagian
perineum setelah buang air dengan
menggunakan air hangat, mengeringkan
area vagina dan perineum menggunakan
tisu atau kain yang bersih,
Mengganti pembalut setiap 4-6 jam,
jangan terlalu sering mengecek dan
menyentuhnya, jangan takut untuk BAB
karena jahitannya tidak akan robek,
memudahkan dan melancarkan BAB,
meminum banyak cairan dan konsumsi
buah dan sayuran segar.
17.10 9. Mengajarkan cara mengatasi nyeri
Wita secara non farmakologis
Hasil :Perawat mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam dan terapi musik
untuk mengurangi nyeri perineum yang
dialami, nyeri berkurang dari skala 4
menjadi skala 2.
Sabtu , Kesiapan 1. Memonitor tanda vital bayi (suhu) S:
2 19/02/2022 17.00
peningkatan wita Hasil : suhu bayi : 36,5 °c - Ibu mengatakan bahagia
menjadi orang tua 17.05 2. Melakukan insiasi menyusui dini (IMD) atas kelahiran bayinya
wita
berhubungan segera setelah bayi lahir - Ibu mengatakan
dengan perilaku Hasil : Ibu melakukan IMD segera setelah melakukan IMD segera
upaya bayi lahir saat bayi lahir
peningkatan 17.10 3. Memandikan selama 5-10 menit minimal - Ibu mengatakan sudah
kesehatan Wita sekali sehari siap menjadi orang
Hasil : Perawat memandikan bayi 5-10 tua
menit sekali sehari untuk menjaga O:
kebersihan bayi serta mempertahankan
suhu normal bayi
- Kebutuhan laktasi
17:15 tampak terpenuhi
4. Memandikan dengan air hangat (36-370c)
Wita Hasil : Perawat memandikan air hangat
agar mempertahankan suhu normal bayi A : Masalah kesiapan menjadi
orang tua teratasi

P :Hentikan Intervensi
hasil : bayi dimandikan dengan air hangat
17:16 5. Mengoleskan baby oil untuk
Wita mempertahankan kelembaban
kulit

Hasil : Bayi dioleskan baby oil


17.17 6. Merawat tali pusat secara terbuka
wita (tidak dibungkus)
Hasil : Perawatan tali pusat bayi dilakukan
secara terbuka (tidak dibungkus) untuk
mempercepat pemulihan
17.18 7. Membersihkan tali pusat dengan air steril
Wita atau air matang
Hasil : tali pusat dibersihkan dengan air
matang
17:20 8. Mengenakan pakaian dari bahan katun
Wita Hasil : Bayi dikenakan pakaian dari
bahan katun yang lembut, tujuannya agar
tidka terjadi iritasi pada kulit bayi
17:23 9. Menyelimuti untuk mempertahankan
Wita kehangatan dan mencegah hipotermia
Hasil : Bayi diselimuti dengan kain tebal

17:26 10. Mengganti popok segera jika basah

Wita Hasil : Bayi selalu diganti popoknya


saat basah agar tidak terjadi iritasi pada
pantatnya karena terlalu lembab
17:28 11. Menganjurkan untuk tidak membubuhi
Wita apapun ditali pusat
Hasil : Perawat menganjurkan untuk tidak
membubuhi apapun di tali pusat untuk
mencegah terjadinya infeksi karena bahan
kimia, hasil : Ibu mengerti dan tidak
membubuhi apapun pada tali pusat bayi
17:30 12. Menganjurkan ibu menyusui setiap 2 jam
Wita Hasil : Ibu menyusui bayinya tiap 2 jam
skali atau saat menangis
17:32 13. Menganjurkan menyendawakan
Wita bayi setelah menyusui
Hasil : Ibu selalu menyendawakan bayi
sehabis menyusui
17:35
14. Menganjurkan ibu mencuci
Wita tangan sebelum menyusui
Hasil : Ibu selalu mempertahankan
tindakan asepticnya seperti mencuci tangan
sebelum menyusui
dan melakukan seperti anjuran perawat.
17.37
15. Menjelaskan pentingnya menyusui
wita
dimalam hari untuk mempertahankan dan
meningkatkan produksi ASI
Hasil :Perawat menjelaskan pentingnya
menyusui di malam hari untuk bayi agar
tetap tenang karna biasanya bayi akan
sering lapar di malam hari, itu juga akan
mempengaruhi peningkatan produksi ASI.
hasil : Ibu selalu menyusui bayinya di
malam hari
17.40 16. Menganjurkan ibu memberi nutrisi kepada
wita bayi hanya dengan ASI
Hasil : Ibu memberikan ASI ekslusif
17.41 17. Menganjurkan ibu menyusui sesering
Wita mungkin setelah lahir sesuai kebutuhan
bayi
Hasil : Ibu menyusui saat bayinya
menangis
17.45 18. Mengajarkan ibu menjaga produk ASI
Wita
dengan memerah,walaupun kondisi ibu
atau bayi terpisah
Hasil : Ibu memerah ASI untuk disimpan

Anda mungkin juga menyukai