Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Pada Klien

Abortus
KELOMPOK 07

DEDY DWI RISKIAWAN


FIKA DUWI MARIANI
NINA HIDAYATI
RINI WIJAYANTI
SHOFIA AMALIA SAHARA
Pengertian

Abortus adalah pengeluaran atau ekstraksi janin atau


embrio yang berbobot 500 gram atau kurang dari ibunya
yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram
Klasifikasi Etiologi
1. Spontan (terjadi dengan 1. Faktor pertumbuhan hasil
sendiri, keguguran) konsepsi
merupakan  20% dari 2. Kelainan plasenta
semua 3. Penyakit ibu
2. Abortus provocatus
(disengaja, digugurkan)
merupakan 80% dari semua
abortus
Manifestasi klinis
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah
atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau
meningkat.
3. Perdarahan pervagina mungkin disertai keluarnya
jaringan hasil konsepsi.
4. Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simpisis
sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
Patofisiologi
Patofisiologi abortus dimulai dari perdarahan pada desidua
basalis yang menyebabkab nekrosis jaringan sekitarnya,
selanjutnya sebagian/seluruh hasil konsepsi terlepas dari
dinding rahim dan keadaan ini dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau
sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai
penyulit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala
umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi
perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian
hasil konsepsi
Komplikasi

1. Infeksi
2. Perdarahan
3. Kehamilan ektopik yang
tidak terdiagnosis
Pencegahan

1. Dianjurkan melakukan pemeriksan TORCH


(cytomegalovirus, rubella, dan herpes virus)
2. Dianjurkan memakai kontrasepsi
3. Banyak istirahat berbaring
4. Banyak konsumsi makanan yang bergizi dan olah
raga secara teratur
Asuhan Keperawan Abortus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin (terjadi pada perempuan), agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan (apakah pekerjaan ibu
tidak mengganggu atau mempengaruhi kehamilannya), alamat,
nomor register.
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama :
Ibu mengatakan keluar perdarahan dari alat kelamin.
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan
jaringan hati dalam jumlah banyak, nyeri pada perut dan
pinggang, kenceng-kenceng, nyeri tidak menyebar, dan
demam dengan suhu tinggi >38 sehingga perlu rawat inap di
RS.
3. Riwayat kesehatan dahulu :
Biasanya pasien menderita penyakit menahun seperti hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit hati, DM. Riwayat infeksi endometrium.
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Tanyakan kepada klien apakah ada anggota keluarga yang pernah
mengalami riwayat abortus.
5. Riwayat kesehatan reproduksi:
Kaji tentang menarche, siklus menstruasi teratur/tidak, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe.
c. Pemeriksaan fisik
1. Kedaan umum : kesadaran bisa menurun dan
composmentis, wajah tampak gelisah, pasien tampak
dehidrasi.
2. Pemeriksaan laboratorium
a. biopsy endometrium pada fase luteal
b. pemeriksaan hormone TSH dan antibody anti tiroid
c. pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit
3. Pemeriksaan TTV :
Suhu : meningkat (hipertermi = >380C)
Nadi : meningkat (tacykardi = >100x/menit)
RR : meningkat (tacypnea = >24x/menit)
TD : meningkat (hipertensi 120/80 mmHg)
2. Analisa data
No Data Etiologi Problem
1 Ds: Uterus berkontraksi untuk Gangguan rasa nyaman
Pasien mengatakan nyeri pada daerah mengeluarkan benda asing (nyeri)
pubis
P: Kontraksi Uterus Hasil konsepsi keluar tidak
Q: Seperti teremas-remas sempurna
R: Hipogastrik
S: 7 Kontraksi uterus
T: Menetap
Do:
Pasien tampak menyeringai kesakitan
Pasien memegangi perutnya
TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: >100x/menit
S: >380C
RR: >24x/menit
3. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan


kontraksi uterus
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
endometrium sekunder terhadap kuretase
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan perdarahan
4. Perencanaan
No Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, 1. Menentukan intervensi
2x24 jam, diharapkan nyeri berkurang/ frekuensi, durasi dan intesitas (skala 0-10) selanjutnya.
hilang, hilang dari ketidaknyamanan. dan tindakan penghilangan yang 2. Mengidentifikasi kemajuan atau
Dengan kriteria hasil: digunakan. penyimpangan dari hasil yang
1. Pasien mengetahui penyebab rasa 2. Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam bila diharapkan.
nyeri yang dirasakan tidak menerima agen osmotic secara 3. Ketidaknyamanan mata berat
2. Pasien dapat mengungkapkan rasa intravena, setiap 2 jam bila menerima agen menandakan perkembangan
nyeri yang dirasakan osmotic. komplikasi dan perlunya perhatian
3. Pasien dapat melakukan tindakan 3. Berikan tindakan kenyamanan dasar, mis. medis segera.
meminimalkan nyeri secara Reposisi, gosokan punggung, dan aktifitas 4. Meningkatkan relaksasi dan
sederhana hiburan, mis. Musik, televisi. membantu memfokuskan kembali
4. Skala nyeri 0-3 4. Dorong penggunaan keterampilan perhatian.
5. Pasien melaporkan perasaan manajmeen nyeri, mis. Teknik relaksasi, 5. Analgesik memblok jaras nyeri.
nyaman visualisasi, bimbingan imajinasi, tretawa,
6. Ekspresi wajah dan postur tubuh sentuhan terapeutik.
rileks. 5. Berikan analgesic sesuai dosis dokter dan
mengevaluasi keefektifannya, beri tahu
dokter bila nyeri menetap atau memburuk
setelah pemberian obat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai