0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan15 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami abortus.
2. Abortus didefinisikan sebagai pengeluaran janin berumur kurang dari 20 minggu dengan berat kurang dari 500 gram.
3. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan untuk menangani nyeri, risiko infeksi, dan risiko kekurangan cairan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami abortus.
2. Abortus didefinisikan sebagai pengeluaran janin berumur kurang dari 20 minggu dengan berat kurang dari 500 gram.
3. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan untuk menangani nyeri, risiko infeksi, dan risiko kekurangan cairan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami abortus.
2. Abortus didefinisikan sebagai pengeluaran janin berumur kurang dari 20 minggu dengan berat kurang dari 500 gram.
3. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan untuk menangani nyeri, risiko infeksi, dan risiko kekurangan cairan.
Abortus adalah pengeluaran atau ekstraksi janin atau
embrio yang berbobot 500 gram atau kurang dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram Klasifikasi Etiologi 1. Spontan (terjadi dengan 1. Faktor pertumbuhan hasil sendiri, keguguran) konsepsi merupakan 20% dari 2. Kelainan plasenta semua 3. Penyakit ibu 2. Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) merupakan 80% dari semua abortus Manifestasi klinis 1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu 2. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau meningkat. 3. Perdarahan pervagina mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi. 4. Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simpisis sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus. Patofisiologi Patofisiologi abortus dimulai dari perdarahan pada desidua basalis yang menyebabkab nekrosis jaringan sekitarnya, selanjutnya sebagian/seluruh hasil konsepsi terlepas dari dinding rahim dan keadaan ini dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi Komplikasi
1. Infeksi 2. Perdarahan 3. Kehamilan ektopik yang tidak terdiagnosis Pencegahan
1. Dianjurkan melakukan pemeriksan TORCH
(cytomegalovirus, rubella, dan herpes virus) 2. Dianjurkan memakai kontrasepsi 3. Banyak istirahat berbaring 4. Banyak konsumsi makanan yang bergizi dan olah raga secara teratur Asuhan Keperawan Abortus 1. Pengkajian a. Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin (terjadi pada perempuan), agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan (apakah pekerjaan ibu tidak mengganggu atau mempengaruhi kehamilannya), alamat, nomor register. b. Riwayat kesehatan 1. Keluhan utama : Ibu mengatakan keluar perdarahan dari alat kelamin. 2. Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jaringan hati dalam jumlah banyak, nyeri pada perut dan pinggang, kenceng-kenceng, nyeri tidak menyebar, dan demam dengan suhu tinggi >38 sehingga perlu rawat inap di RS. 3. Riwayat kesehatan dahulu : Biasanya pasien menderita penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, DM. Riwayat infeksi endometrium. 4. Riwayat kesehatan keluarga : Tanyakan kepada klien apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami riwayat abortus. 5. Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang menarche, siklus menstruasi teratur/tidak, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe. c. Pemeriksaan fisik 1. Kedaan umum : kesadaran bisa menurun dan composmentis, wajah tampak gelisah, pasien tampak dehidrasi. 2. Pemeriksaan laboratorium a. biopsy endometrium pada fase luteal b. pemeriksaan hormone TSH dan antibody anti tiroid c. pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit 3. Pemeriksaan TTV : Suhu : meningkat (hipertermi = >380C) Nadi : meningkat (tacykardi = >100x/menit) RR : meningkat (tacypnea = >24x/menit) TD : meningkat (hipertensi 120/80 mmHg) 2. Analisa data No Data Etiologi Problem 1 Ds: Uterus berkontraksi untuk Gangguan rasa nyaman Pasien mengatakan nyeri pada daerah mengeluarkan benda asing (nyeri) pubis P: Kontraksi Uterus Hasil konsepsi keluar tidak Q: Seperti teremas-remas sempurna R: Hipogastrik S: 7 Kontraksi uterus T: Menetap Do: Pasien tampak menyeringai kesakitan Pasien memegangi perutnya TTV: TD: 120/80 mmHg N: >100x/menit S: >380C RR: >24x/menit 3. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
kontraksi uterus 2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan endometrium sekunder terhadap kuretase 3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan 4. Perencanaan No Tujuan dan KH Intervensi Rasional 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, 1. Menentukan intervensi 2x24 jam, diharapkan nyeri berkurang/ frekuensi, durasi dan intesitas (skala 0-10) selanjutnya. hilang, hilang dari ketidaknyamanan. dan tindakan penghilangan yang 2. Mengidentifikasi kemajuan atau Dengan kriteria hasil: digunakan. penyimpangan dari hasil yang 1. Pasien mengetahui penyebab rasa 2. Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam bila diharapkan. nyeri yang dirasakan tidak menerima agen osmotic secara 3. Ketidaknyamanan mata berat 2. Pasien dapat mengungkapkan rasa intravena, setiap 2 jam bila menerima agen menandakan perkembangan nyeri yang dirasakan osmotic. komplikasi dan perlunya perhatian 3. Pasien dapat melakukan tindakan 3. Berikan tindakan kenyamanan dasar, mis. medis segera. meminimalkan nyeri secara Reposisi, gosokan punggung, dan aktifitas 4. Meningkatkan relaksasi dan sederhana hiburan, mis. Musik, televisi. membantu memfokuskan kembali 4. Skala nyeri 0-3 4. Dorong penggunaan keterampilan perhatian. 5. Pasien melaporkan perasaan manajmeen nyeri, mis. Teknik relaksasi, 5. Analgesik memblok jaras nyeri. nyaman visualisasi, bimbingan imajinasi, tretawa, 6. Ekspresi wajah dan postur tubuh sentuhan terapeutik. rileks. 5. Berikan analgesic sesuai dosis dokter dan mengevaluasi keefektifannya, beri tahu dokter bila nyeri menetap atau memburuk setelah pemberian obat. TERIMA KASIH