Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN MASALAH DIAGNOSA MEDIK:


LUKA EKSTRAVASASI

Disusun Oleh :
NAMA : SYAHDAN
P20002060

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2020
TINJAUAN TEORI
LUKA EKSTRAVASASI

A. DEFINISI
Ekstravasasi menggambarkan proses bocornya zat yang diinjeksikan ke
dalam pembuluh darah ke jaringan sekitarnya. Hal ini umumnya disebabkan
oleh injeksi agen sitoktosik ke jaringan sekitarnya atau secara sekunder akibat
kebocoran pembuluh darah yang terlibat [ CITATION Nur19 \l 1033 ].
Ekstravasasi merupakan problem yang bisa muncul pada pasien kanker
yang mendapat kemoterapi, dapat menimbulkan rasa sakit (pain), ulkus,
nekrosis, dan kemungkinan besar bisa menimbulkan kecacatan permanen.
Dengan teknik praktis yang baik pada pemberian intravenous ataupun obat,
kejadiannya dapat dihindari sehingga tidak akan menimbulkan risiko
ekstravasasi (Markwick A, 2002).
Ekstravasasi adalah kebocoran obat atau cairan ke jaringan subkutaneous
dari vena atau jaringan vaskular, terutama merusak jaringan dan nekrosis kulit.
Insidens ekstravasasi berkisar antara 0,5%-6% pada pasien yang mendapat
kemoterapi perifer (Hasting C, 2002).

B. ETIOFATOLOGI
Kerusakan jaringan terkait dengan ekstravasasi terjadi oleh berbagai
mekanisme : (Edwars AS & LL, 2010).
1. Beberapa kemoterapi yang mengikat asam nukleat dalam DNA, seperti
anthracycline, pada awalnya diserap secara lokal dan menyebabkan
kematian sel secara langsung. Setelah endositolisis, kematian tambahan
seL sekelilingnya dapat terjadi oleh pelepasan obat dari sel mati yang
berdekatan. Sifat berulang dari proses ini mengganggu penyembuhan dan
dapat menyebabkan cedera jaringan yang progresif dan kronis.
2. Obat-obatan yang tidak mengikat DNA, seperti vinca alcaloid atau
epipodophylotoxin, dapat mengalami metabolisme dan pembersihan
sehingga mengurangi derajat cedera jaringan, sehingga lebih mudah
dinetralkan.
C. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis ekstravasasi berupa :
1. Nyeri
2. Edema
3. Eritema
4. Indurasi yang kemudian berkembang menjadi ulkus dan eschar hitam dan
kerusakan jaringan yang mendasarinya.

D. FAKTOR RISIKO TERJADINYA EKSTRAVASASI


Ekstravasasi bisa terjadi karena beberapa hal, seperti seleksi vena yang
tidak baik, factor vena yang multipel dalam pemakaian IV/injeksi, obesitas,
dehidrasi, dan rasa kesakitan pada waktu memakai alat injeksi. Selain itu
ektravasasi juga dapat beresiko pada :
1. Kelemahan vena, mudah pecah dan diameter kecil
2. Integritas vasculer berkurang sehingga elastisitas berkurang
3. Edema
4. Trauma penusukan canul
5. Bekas area radiasi
6. Jenis kanul
7. Konsentrasi obat sitostatika
8. Jumlah obat terinfiltrasi
9. Lama jaringan terkena infiltrasi obat
10. Ketidak mampuan pasien berkomunikasi

E. GEJALA EKSTRAVASASI
1. Gejala ekstravasasi segera
Mengeluh rasa terbakar, perubahan pada kulit menjadi merah muda atau
merah menyala
2. Gejala ekstravasasi setelah beberapa minggu
Perubahan kulit makin nyata, terjadi pengerasan, rasa panas makin
meningkat
3. Gejala ekstravasasi setelah beberapa minggu berikutnya
Luka nekrotik kadang sampai perlu pembedahan, ulkus yang melebar.
4. Kemungkinan kerusakan permanen
Komplikai jangka panjang akibat dari penebalan jaringan nekrotik
merusak struktur persyarafan dan pembuluh darah.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila terjadi ekstravasasi, data mengenai waktu, jalur infus, lokasi dan
jumlah percobaan penusukan vena, obat yang diberikan, jumlah obat yang
masuk, teknik, gambaran lokasi injeksi, dan tindakan yang dilakukan harus
dicatat. Bila memungkinkan, foto dari lesi juga didata (Ener RA, et all. 2004).
Pengobatan ditentukan dari ekstravasasi, banyaknya cairan yang terpapar,
dan ketersediaan antidot yang spesifik. Pada semua kasus yang terpapar, tahap
pertama harus segera dihentikan pemberian cairan intravena dan memakai
pengikat/tourniquet untuk konstriksi (Una Cidon A. et all, 2011).

G. PENANGANAN
1. Stop infus kanul jangan dicabut
2. Aspirasi darah dari kanul
3. Aspirasi jaringan subcutan apabila memungkinkan
4. Beri antidote sesuai obat sitostatika secara iv
5. Cabut canul
6. Hindari perabaan pada area ekstravasasi
7. Lakukan pemotretan untuk dokumentasi
8. Berikan kompres dingin, kecuali vincristin kompres hangat
9. Istirahatkan ekstremitas dan tinggikan selama 48 jam
10. Observasi secara teratur terhadap rasa nyeri, bengkak, kemerahan, keras
atau nekrosis
11. Beri terapi anti nyeri
12. Lakukan dokumentasi : tgl, waktu, jenis vena, ukuran kateter, berapa kali
penusukan, urutan pemberian obat, jumlah, keluhan pasien, tindakan yang
dilakukan, keadaan area ekstravasasi , lapor dokter, nama jelas.
H. PEccNGKAJIAN
1. Pengkajian
 Nyeri
Pasien mengeluh nyeri sekali atau rasa terbakar
 Kemerahan
Disekitar area penusukan, tidak selalu ada pada awal
 Luka
Terjadi setelah beberapa minggu
 Bengkak, terjadi segera
 “ Blood return “ tidak ada
 Perubahan kwalitas tetesan infus

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d Proses Infeksi
J. NURSING CARE PLANS

No SDKI SLKI SIKI


1. Termoregulasi 1. Manajemen Hipertermia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu Tindakan-tindakan :


3 x 24 jam ekspektasi termogulasi membaik
Kriteria Hasil :
Dikaji Tujuan
Suhu tubuh 1, memburuk 4, cukup
membaik
Suhu kulit 1, memburuk 4, cukup
membaik
Menggigil 1, meningkat 4, cukup
menurun
TTV 3, sedang 4, cukup
membaik
2. Status Nutrisi 2. Manajemen Gangguan Makan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu Tindakan-tindakan :


3 x 24 jam ekspektasi status nutrisi membaik 2.1 Monitor tanda-tanda vital
Kriteria Hasil : 2.2 Monitor asupan dan keluarnya maknan dan cairan serta
Dikaji Tujuan kebutuhan kalori.
Porsi makan 1, menurun 4, cukup 2.3 Timbang berat badan secara rutin
yang dihabiskan meningkat 2.4 Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik
Kekuatan otot 1, menurun 4, cukup 2.5 Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan
pengunyah meningkat situasi pemicu pengeluaran makanan
Kekuatan otot 1, menurun 4, cukup 2.6 Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah
menelan meningkat perilaku makan
Sariawan 1,Meningkat 4, cukup 2.7 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan,
menurun kebutuhan kalori dan pilihan maknan.
3. Tingkat Nyeri 3. Dukungan Mobilisasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu
3 x 24 jam ekspektasi tingkat nyeri menurun Tindakan-tindakan :
Kriteria Hasil : 3.1 Monitor tanda-tanda vital kondisi umum selama
Dikaji Tujuan melakukan mobilisasi
Keluhan nyeri 1, 4, cukup 3.2 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
meningkat menurun 3.3 Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Meringis 1, 4, cukup 3.4 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis;
meningkat menurun pagar tempat tidur)
Sikap protektif 1, 4, cukup 3.5 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkat menurun meningkatkan pergerakan
Gelisah 1, 4 , cukup 3.6 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis ;
meningkat menurun duduk di tempat tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah
Kesulitan tidur 1, 4, cukup dari tempat tidur ke kursi).
meningkat menurun
TTV 3, sedang 5, membaik
DAFTAR PUSTAKA

Nur Nubli Julian Parade. (2019). Manajemen Ektravasasi Kemoterapi. Jurnal


Respirasi (JR).

Markwick A. Extravasation Guidelines for Practice in Paediatric Wards.


Hertfordshire Partnership NHS Trust.2002, Oct, h.1-7. 2.

Hasting C. Treatment of chemoterapy extravasations. Hematology/Oncology


Handbook, St. Louis: Mosby, 2002, h.197-198.

Anda mungkin juga menyukai