Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
PASIEN ABORTUS

KELOMPOK 3
ANNISA VADIRA 2111102411160
ARFINO QURNIA RACHMADHANI 2111102411163
FANDI OKTADIANSYAH 2111102411129
REDO RUSANDY 2111102411131
DEFINISI ABORTUS

Abortus merupakan pengeluaran hasil


konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram, (prawirohardjo, 2010).
ETIOLOGI
•Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, seperti : Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan
monosoma X, lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna, pengaruh teratogen akibat
radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan alcohol.
•Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensimenahun.
•Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
•Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua),
retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
•Trauma.
•Faktor-faktor hormonal.
•Sebab-sebab psikosomatik.
•Penyebab dari segi Maternal
•Penyebab dari segi Janin
PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus.

Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan


kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi
dapat dikeluarkan seluruhnya.
KLASIFIKASI

Abortus Spontan :
Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata
lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage).

Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat) :


Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh
ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan
apabila kehamilan belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus
bayi dibawah 100 gram bisa hidup di luar tubuh. Abortus ini dibagi 2 yaitu :
MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala secara umum pada abortus imminen adalah :


1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat
3. Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi 4. Rasa
mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi
KOMPLIKASI

• Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal, diatesa
hemoragik dan lain-lain.
• Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik
• Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus.
• Inhibisi vagus
• Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia
• Infeksi dan sepsis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu


setelah abortus
2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukkan apakah janin masih
hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion
PENATALAKSAAN

a. Evaluasi tanda – tanda vital

b. Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum : merupakan


skrining vaginitis dan servisistis : observasi pembukaan serviks,
tonjolan kantong ketuban, bekuan darah, atau bagian-bagian janin.

c. Pemeriksaan bimanual : ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan,


effacement, serta kondisi ketuban
ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS

Pengkajian
• Data dasar
• Data fokus
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
• Nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan muda
• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya pendarahan
• Ansietas berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan dan Tujuan Intervensi Rasional

Nyeri akut berhubungan dengan adanya Pain Management Pain Management


kontraksi uterus dalam kehamilan muda 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif 1. Untuk memberikan tindakan keperawatan yang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, sesuai
selama 2 jam diharapkan nyeri akan kualitas dan faktor presipitasi 2. Untuk mengetahui kemjuan persalinan dan
berkurang 2. Kaji kontreaksi uterus dan ketidaknyamanan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
1. Pain level ( awitan, frekuensi, durasi, intensitas dan 3. Respon dari nyeri yang dirasakan ibu
2. Pain control gambaran ketidaknyamanan) 4. Dapat mengurangi factor yang mempengaruhi
3. Comfort level 3. Observasi reaksi non verbal dari reaksi tingkat nyeri
  ketidaknyamanan 5. Membantu mengurangi nyeri
Kriteria Hasil : 4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi 6. Untuk diberikan Tindakan selanjutnya dalam
4. Mampu mengontrol nyeri nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan mengatasi nyeri yang tidak berhasil tersebut
5. Menyatakan rasa nyaman kebisingan  
6. Mengungkapkan penurunan nyeri 5. Kurangi factor presipitasi nyeri  
7. Menggunakan Teknik yang tepat untuk 6. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan  
mempertahankan kontrol nyeri Tindakan penanganan nyeri yang tidak berhasil Analgesic administration
    7. Verifikasi dalam pemberian obat, menghindari
Analgesic administration kesalahan dalam pemberian obat
7. Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan 8. Menurunkan tingkat nyeri dengan teknik
frekuensi farmakologi
8. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat 9. Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi
analgesik pada klien peningkatan kehilangan cairan mengakibatkan
9. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah hipotensi dan takikardi
diberikan analgesik
 
N Diagnosa Keperawatan dan Tujuan Intervensi Rasional
o
Kekurangan
2 volume cairan berhubungan dengan  
adanya perdarahan Fluid Management 1. Mengetahui keadaan umum pasien
Fluid Balance, Hydration, Intake 1. Monitor vital sign 2. Mengetahui perkembangan rehidrasi
Setelah dilakukaan Tindakan selama 1x24 jam, 2. Monitor status hydrasi (kelembaban 3. Rehidrasi optimal evaluasi intervensi
masalah teratasi dengan kriteria hasil ; membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan 4. Mengurangi resiko kekurangan volume
1. Mempertahankan urin output dalam batas darah ortostatik), jika diperlukan cairan semakin bertambah
normal sesuai dengan usia, dan BB 3. Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung 5. Mengurangi resiko kekurangan volume
2. TD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal intake kalori harian cairan semakin bertambah
3. Tidak ada tanda dehidrasi 4. Kolaborasi pemberian cairan IV 6. Mengurangi resiko kekurangan volume
4. Elastisitas turgor kulit baik, membrane 5. Dorong masukan oral cairan semakin bertambah
mukosa lembab, tidak ada rasa haus 6. Berikan penggantian nasogastric sesuai output 7. Mengurangi resiko kekurangan volume
tambahan 7. Atur kemungkinan transfusi cairan semakin bertambah
  8. Persiapan untuk transfuse 8. Mengurangi resiko kekurangan volume
  cairan semakin bertambah
   
  9. Mengetahui perkembangan rehidrasi
10. Mencegah infeksi dan mempertahankan
Hypovolemia Management input cairan yang adekuat
9. Monitor intake dan output cairan 11. Mencegah masuknya cairan berlebihan
10. Pelihara IV line 12. Mengetahui BB dan membandingkan BB
11. Monitor adanya kelebihan cairan pasien sebelum dan sesudah diberikan
12. Monitor BB intervensi
13. Monitor tingkat HB dan hematokrit 13. Memonitor status kebutuhan cairan pasien
14. Pasang urin kateter jika diperlukan 14. Mengetahui jumlah output cairan
15. Kolaborasikan pemberian diuretic sesuai 15. Membantu mempermudah output cairan,
intruksi menjaga keseimbangan cairan
   
N Diagnosa Keperawatan dan Tujuan Intervensi Rasional
o
3Ansietas berhubungan dengan Anxiety Reduction 1. Mengidentifikasi perhatian pada bagian
kemungkinan akan kehilangan janin 1. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi khusus dan menentukan arah dan
kecemasan kemungkinan pilihan/intervensi
Anxiety self-control, anxiety level, coping. 2. Berikan informasi tentang penyimpanan 2. Dapat menghilangkan ansietas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan genetic khusus, resiko yang dalam berkenaan dengan ketidaktahuan dan
selama (1x30 menit) ansietas klien teratasi reproduksi dan ketersediaan membantu keluarga mengenai stress,
dengan kriteria hasil : tindakan/pilihan diagnose membuat keputusan dan beradaptasi
1. Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Kembangkan sikap berbagi rasa secara secara positif terhadap pilihan
mengungkapkan gejala cemas terus menerus 3. Dapat mengilangkan kecemasan/depresi
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan Berikan bimbingan antisipasi dalam hal pada pasangan.
menunjukan teknik untuk mengontrol perubahan fisik/psikologis  
cemas
3. Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, expresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
THANK YOU!
SOMEONE@EXAMPLE.COM

Anda mungkin juga menyukai