Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERKAIT PENANGANAN

NYERI PERUT PADA ANAK DENGAN DHF DI BONTANG TAHUN 2022

PROPOSAL KELOMPOK

DIAJUKAN OLEH :

RACHMANIAH NUR ARSYIL MAJID 2111102411159

ZAINA MAULIDA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit demam berdarah atau biasa disebut dengue haemorrhagic fever
atau disingkat DHF merupakan masalah kesehatan yang paling umum terjadi di
masyarakat. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang
menularkan virus dengue. Penyakit ini hampir setiap tahun terjadi dan
menyerang berbagai kalangan usia dan sering terjadi di Negara – Negara tropik
dan subtropik. Rata – rata peningkatan tertinggi kasus terjadi setiap kurang lebih
10 tahun sekali, dalam 5 tahun terakhir rata – rata kasus demam berdarah atau
DHF ditemukan sebanyak 121.191 kasus setiap tahunnya (Kemenkes, 2021).
Menurut WHO dalam (Kemenkes RI, 2018) Indonesia merupakan Negara
yang memiliki kasus terbesar diantara 30 negara di wilayah endemis. Kasus
demam berdarah dilaporkan dari 475 kabupaten dari 34 provinsi yang ada di
Indonesia total kasus mencapai 103.509 kasus dengan kematian 725 jiwa
(Kemenkes, 2020). Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2020, terdapat 13 provinsi dengan kasus tertinggi demam berdarah
meliputi wilayah sebagian Sumatera, seluruh pulau Jawa, sebagian Sulawesi,
Bali, dan Wilayah Nusa tenggara. Sedangkan sebaran kasus kematian tertinggi
terdapat 17 provinsi yaitu meliputi wilayah sebagian Sumatera, seluruh pulau
Jawa, Bali dan Nusa tenggara, dan juga wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Kematian yang terjadi sebagian besar terjadi akibat dari keterlambatan
dalam rujukan dari keluarga ke sarana kesehatan, kasus ini terjadi paling banyak
pada penderita demam berdarah yang berusia 1 - 4 tahun sebanyak 28,46 %
sedangkan pada usia 5 - 14 tahun sebanyak 33,08 % (Kemenkes RI, 2020).
Begitu pula yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur khusus nya kota
Bontang mengalami peningkatan kasus DHF atau demam berdarah, menurut
data dari BontangPost.id, 2022 media berita setempat menyatakan bahwa
demam berdarah menyerang 161 orang dan 2 orang meninggal. Dinas
Kesehatan kota Bontang mencatat pada bulan Januari terdapat 40 kasus,
Februari 30 kasus, Maret 35 kasus, April 46 kasus, dan pada awal Mei terdapat
10 kasus. Oleh sebab itu seluruh warga di himbau untuk menjaga kebersihan
dan juga berdasarkan beberapa data diatas kejadian demam berdarah
menunjukan bahwa yang paling sering terjangkit demam berdarah ini pada usia
balita dan anak – anak cenderung lebih rentan terkena penyakit ini dibandingkan
kelompok usia lain. (Kemenkes RI, 2020)
Oleh sebab itu penting sekali bagi keluarga untuk menjaga anak- anak
mereka dari penyakit demam berdarah ini, orang tua harus memiliki
pengetahuan terkait bagaimana penanganan dan pencegahan terhadap penyakit
ini. Tingkat pengetahuan seseorang bisa mempengaruhi seseorang bertindak
dalam kesehatannya sendiri maupun anak-anak nya. Pada saat anak-anak
terjangkit demam berdarah ada beberapa gejala yang biasa terjadi seperti
demam tinggi, gelisah, lesu, muncul ruam atau bintik merah, dan juga mengalami
nyeri hebat seperti nyeri kepala, dan juga nyeri ulu hati dan gejala lainnya
(Siswanto dan usnawati, 2019). Disinilah peran orang tua sangat penting terkait
penanganan dan juga proses penyembuhan anak.
Menurut Notoatmodjo, 2010 mengungkapkan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima, merespon, dan
beradaptasi dengan hal-hal baru, oeleh sebab itu penting untuk mengetahui
bagaimana pengetahuan orangtua terkait penanganan dan perawatan terkait
masalah penyakit demam berdarah ini jika terjadi kepada anak atau orang
sekitanya. oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di daerah
Bontang bagaimana pengetahuan orangtua di daerah Bontang terkait masalah
penanganan dan perawatan masalah gejala demam berdarah ini. Menurut data
diatas daerah Bontang mengalami peningkatan jumlah yang terjangkit demam
berdarah ini bahkan ada yang sampai meninggal dunia.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ Hubungan Pengetahuan Orang tua terkait Penanganan
Nyeri Perut pada Anak Dengan DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) di Bontang
Tahun 2022”
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas peneliti dengan ini merumuskan


satu masalah yaitu “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Orangtua terkait
Penanganan Nyeri Perut pada Anak dengan DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)
di Bontang tahun 2022 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana Hubungan


Pengetahuan Orangtua terkait Penanganan Nyeri Perut pada Anak dengan
DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) di Bontang tahun 2022

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden terkait pengetahuan orangtua


mengenai DHF

b. Untuk mengidentifikasi bagaimana penanganan orangtua terkait DHF

c. Untuk mengidentifikasi bagaimana respon anak terkait DHF

d. Untuk mengidentifikasi tingkat nyeri perut pada anak dengan DHF

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan anak
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dan di


implementasikan pada kesehatan anak

b. Bagi Instuitusi

Dapat menjadi bahan masukan pada pembelajaran khusus nya keperawatan


anak dan menambah refrensi di perpustakaan untuk penelitian selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai