Anda di halaman 1dari 21

Universitas Muhammadiyah

Kalimantan Timur UMKT 2021

DEKONGEST
AN
PRESENTASI
OLEH KELOMPOK
1
ANGGOTA KELOMPOK 1

ARFINO QURNIA
ANNISA VADIRA DEWI FAJRIANI ESTI RISNANI FEBRI SUSANTI
RACHMADHANI MAISYAH

FANDI
OKTADIANSYAH NURMA JUNIATI PUTRI NURYANI ZAINA
MAULIDA
DEKONGESTAN
Dekongestan adalah obat yang bisa digunakan untuk
meredakan kongesti nasal atau hidung tersumbat
yang umumnya disebabkan oleh flu, pilek, sinusitis,
dan alergi
Dekongestan dibedakan menjadi

Dekongesan Deokpngestan Sistemik


topikal
Topikal dekongestan biasanya digunakan Sistemik dekongestan onsetnya tidak
melalui sediaan tetes atau spray. Penggunaan secepat dekongestan topical.
dekongestan jenis ini hanya sedikit atau sama Namun durasinya biasanya bisa lebih
sekali tidak diabsorbsi secara sistemik panjang
Dekongestan Nasal

Dekongestan nasal adalah alfa agonis yang banyak


digunakan pada pasien rinitis alergika atau rinitis
vasomotor dan pada pasien ISPA dengan rinitis
akut. Obat ini menyebabkan venokonstriksi dalam
mukosa hidung melalui reseptor alfa 1 sehingga
mengurangi volume mukosa dan dengan demikian
mengurangi penyumbatan hidung.
Macam – macam obat dekongestan
sispemik

Efedrin Pseudoefedrin Fenilpropanolamin


Efiderin adalah alkaloid yang Pseudoefedrin merupakan isomer Fenilpropanolamin adalah derivat
dikenal sebagai obat dekstro dari efedrin dengan tanpa gugus C-H pada atom N dengan
simpatomimetik aktif pertama mekanisme kerja yang sama, namun khasiat yang menyerupai efedrin.
secara oral. Efedrin sebagai obat daya bronkodilatasinya lebih lemah, Kerjanya lebih panjang, efek sentral
adrenergik dapat bekerja ganda tetapi efek sampingnya terhadap SSP dan efek jantungnya lebih ringan
dengan cara melepaskan dan jantung lebih ringan.
CONTINUE
Oxymetazolin
Derivat imidazolin Oxymetazolin adalah derivate
Derivat imidazolin yaitu senyawa yang efek imidazolin ini bekerja langsung
alfa adrenergik langsung dengan terhadap reseptor alfa tanpa efek
vasokonstriksi tanpa stimulasi SSP. reseptor beta. Setelah diteteskan di
Khususnya digunakan sebagai dekongestan hidung, dalam waktu 5-10 menit
pada selaput lendir yang bengkak di hidung terjadi vasokonstriksi mukosa yang
dan mata, pilek, selesma (rhinitis, coryza), bengkak dan kemampatan hilang
hay fever, sinusitis, dsb

Nafazolin
Xylometazolin Nafazolin adalah derivate yang paling tua dengan
sifat yang sama, tetapi kerjanya lebih singkat rata-rata
Xylometazolin adalah 3 jam. Naphazolin adalah senyawa simpatomimetik
derivate dengan daya kerja yang ditandai dengan aktivitas alfa adrenergiknya.
dan penggunaan yang sama Naphazoline adalah vasokontriktor dengan kerja cepat
dalam mengurangi pembengkakan pada pemakaian
membran mukosa
01
Farmakokinetik
Dekongestan sistemik dengan cepat dimetabolisme oleh monoamine oxidase dan katekol-
O-methyltransferase di gastrointestinal (GI) mukosa, hati, dan jaringan lain.
Pseuodoephedrine diserap dengan baik setelah pemberian oral, penylephrine memiliki
bioavailabilitas oral rendah. Pseuodoephedrine dan penylephrine memiliki distribusi
volume besar (2,6-5 L/kg) dan durasi pendek (6 jam untuk pseudoefedrin dan 2,5 jam
untuk phenylephrine), konsentrasi puncak untuk kedua obat terjadi pada 0,5 jam sampai 2
jam setelah pemberian oral. Indikasi dari dekongestan untuk mengurangi rasa sakit dari
hidung serta untuk hidung tersumbat. Efek samping yang ditimbulkan dekongestan seperti
takikardi (frekuensi denyut janting berlebihan, aritmia (penyimpangan irama jantung),
peningkatan tekanan darah atau stimulasi susunan saraf pusat
02
FARMAKODINAM
IK
Dekongestan dapat mengobati sinus dan hidung tersumbat.
Penggunaan dekongestan dosisnya harus dan dibatasi tidak
lebih dari 3 sampai 5 hari untuk menghindari rhinitis
medicamentosa.
Dekongestan adalah agonis adrenergik (simpatomimetik).
Mekanisme aksinya, stimulasi dari reseptor α-adrenergik
menarik pembuluh darah, sehingga menurunkan
pembengkakan pembuluh sinus dan edema mukosa.
Aksi langsung dekongestan (phenylephrine, oxymetazoline,
tetrahydrozoline) mengikat reseptor adrenergik
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi
setelah menggunakan obat ini adalah iritasi pada
lapisan hidung, mulut terasa kering, mual, sakit
kepala, tremor atau gemetar, merasa gelisah, Sulit
buang air kecil (pada pria), sulit tidur, ruam (reaksi
alergi), jantung berdebar, efek samping yang lebih
serius seperti syok anafilaktik dan halusinasi juga
bisa timbul walaupun kasus demikian sangat jarang
terjadi 
PROSES KEPERAWATAN
Identiatas klien: Lakukan pengkajian pada identitas
pasien dan isi identitasnya, yang meliputi: Nama, jenis
kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
ANAMNES tanggal pengkajian.

Keluhan utama: keluhan dimulai dengan infeksi saluran


A pernafasan, kemudian mendadak panas tinggi disertai
batuk yang hebat, nyeri dada dan nafas sesak.

Riwayat kesehatan sekarang : pada klien pneumonia


yang sering dijumpai pada waktu anamnese ada klien
mengeluh mendadak panas tinggi (380C - 410C)
Disertai menggigil, kadang - kadang muntah, nyeri
dada dan batuk, pernafasan terganggu (takipnea),
batuk yang kering akan menghasilkan sputum seperti
karat dan purulen.
ANAMNESA

Riwayat penyakit dahulu :


Pneumonia sering diikuti oleh suatu infeksi
saluran pernafasan atas, pada penyakit
PPOM, tuberkulosis, DM, Pasca influenza
dapat mendasari timbulnya pneumonia
Riwayat penyakit keluarga :
 
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan klien atau asma bronkiale, tuberkulosis, DM, atau
penyakit ISPA lainnya. Pasien yang mengalami perubahan
sinus hidung dapat diberikan obat semprot atau tetes hidung.
Bentuk obat nasal yang sering diberikan dokter adalah
semprot atau tetes dekongestan yang dapat meredakan
sumbatan. Klien harus diperingatkan untuk menghindari
ANAMNES
penggunaan obat yang berlebihan karena hal tersebut dapat
memicu efek berulang yang akan memperburuk hidung yang A
tersumbat. Akan lebih mudah ketika pasien menyemprotkan
sendiri obatnya. Dengan posisi tertentu , obat akan lebih
efektif dan mencapai sasaran ( lihat gambar dibawah)
TUJUA
N
1). Untuk mengencerkan sekresi dan
menfasilitasi drainase dari hidung

2). Mengobati infeksi dari rongga hidung dan


sinus
Prosedur Pemberian Obat
PERSIAPAN
● ObatALAT
yang disiapkan dengan alat tetes
yang bersih
● Kartu, format, atau huruf cetak nama
obat
● Bantal kecil (bila perlu)
● Tisu wajah
● Pipet
● Spekulum hidung
● Pinset anatomi dalam tempatnya
● Korentang dalam tempatnya
● Plester
● Kain kasa / balutan
● Kertas tisu
PERSIAPAN PASIEN

● Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


● Atur posisi pasien dengan cara sebagai berikut :

○ Duduk dikursi dengan kepala mengadah ke


belakang

○ Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi


tempat tidur

○ Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan


kepala tengadah ke belakang
LANGKAH PROSEDUR
• Periksa program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi
larutan, jumlah tetesan, dan waktu pemberian obat
• Merujuk pada catatan medis untuk menentukan sinus mana yang boleh diobati
• Cuci tangan
• Periksa identifikasi klien dengan membaca gelang identifikasi dan menanyakan
nama klien
• Kenakan sarung tangan. Inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpalasi adanya
nyeri tekan pada sinus.
• Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan sensasi yang akan timbul,
misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau sensasi tersedak
ketika obat menetes ke dalam tenggorok
• Atur suplai dan obat di sisi tempat tidur
• Instruksikan klien untuk menghembuskan udara, kecuali dikontraindikasikan (mis.
Risiko peningkatan tekanan intrakranial atau hidung berdarah)
CONTINUE
• Memberi obat tetes hidung:
1). Bantu klien mengambil posisi terlentang
2). Atur posisi kepala yang tepat:
 Faring posterior-tekuk kepala klien ke belakang
 Sinus ethmoid atau sfenoid-tekuk kepala ke belakang diatas
pinggiran tempat tidur atau tempatkan bantal di bawah bahu dan
tekuk kepala ke belakang
 Sinus frontal dan maksilaris-tekuk ke belakang di atas pinggiran
tempat tidur atau kepala ditengokkan ke sisi yang akan diobati
 Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
3). Instruksikan klien untuk bernapas melalui mulut
4). Pegang alat tetes 1cm di atas nares dan masukkan jumlah tetesan
yang diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoid.
5). Minta klien berbaring terlentang selama lima menit
6).Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang berair
(ingusan), tetapi peringtakan klien untuk tidak menghembuskan
napas dari hidung selama beberapa menit
• Memberi semprotan hidung.
1). Bantu klien berbaring terlentang
2). Atur posisi kepala yang tepat:
Tekuk kepala klien ke belakanG
Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
Untuk anak-anak, jaga kepala dalam posisi tegak
3). Pegang ujung wadah tepat dibawah nares
4). Instruksikan klien untuk menarik napas ketika semprotan masuk ke
dalam jalan saluran hidung
• Bantu klien mengambil posisi yang nyaman setelah diabsorpsi
• Lepas sarung tangan dan buang supali yang kotor dalam wadah yang tepat.

• Cuci tangan
• Catat pemberian obat, termasuk nama obat, jumlah tetesan, lubang hidung
yang dimasukkan obat, dan waktu pemberian obat
• Observasi adanya efek samping pada klien selama 15 sampai 30 menit
setelah obat diberikan
 
 
THANK
YOU
Alternative resources

Anda mungkin juga menyukai