Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENYAKIT INFEKSI JANTUNG

( PERIKARDITIS, MIOKARDITIS, ENDOKARDITIS)

DISUSUN OLEH :

ARFINO QURNIA RACHMADHANI 2111102411163

DERI ALIAN NUR L 2111102411146

ESTI RISNANI ES 2111102411124

HERU SRI HERMAWAN 2111102411127

RACHMANIA NUR ARSYIL MAJID 2111102411159

ZAINA MAULIDA 2111102411139

PRODI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Keperawatan Dewasa dengan judul “Penyakit
Infeksi Jantung (Perikarditis, Miokarditis, Endokarditis)”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca


maupun mahasiswa kesehatan.

Samarinda, Maret 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Perikarditis.......................................................................................................3
2.2 Miokarditis.......................................................................................................6
2.3 Endokarditis.....................................................................................................9
BAB III...........................................................................................................................14
KESIMPULAN..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia


yang terletak dalam mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung
memiliki fungsi utama sebagai pemompa darah. Jantung merupakan
salah satu organ yang tidak pernah beristirahat dalam keadaan
fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari
nodus sinoatrial (nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya
sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama
inimengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya,
maka dapat terjadigangguan pada kinerja jantung. Radang adalah
reaksi tubuh yang normal terhadap luka atau infeksi. Ada beberapa
penyakit yang menyerang organ vital ini, diantaranya Endokarditis,
Miokarditis dan Perikarditis. Endokarditis yaitu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung.
Sedangkan Miokarditis yaitu radang otot jantung atau miokard. Dan
Perikarditis adalah peradangan perikard parietal, viseral atau keduanya.

Gangguan pada system kardiovaskuler merupakan masalah


kesehatan utama yang dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini
dikarenakan, jantung mempunyai suatu system pembentukan rangsang
tersendiri. Pada zaman modern ini, angka kejadian penyakit jantung
semakin meningkat. baik di negara maju maupun berkembang,
penyebab yang sering ditemukan adalah gaya hidup misalnya, diet
yang salah, stress, kondisi lingkungan yang buruk, kurang olahraga,
kurang istirahat dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu banyak
mengkonsumsi junk food yang notabene banyak mengandung

4
kolesterol jahat, yang berujung pada kegagalan jantung. Apalagi
ditambah dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor tinggi,
kurang olahraga, danistirahat, maka resiko untuk terkena penyakit
jantung akan semakin tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Infeksi Jantung (perikarditis, endokarditis, dan miokarditis)


merupakan kasus infeksi yang menyerang pada sistem kardiovaskuler,
karena itu kami akan membahas secara rinci mengenai konsep medik
sampai tindakan keperawatan apa yang dilakukan dalam mengenai
masalah infeksi tersebut.

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan harapan bisa memberikan manfaat


yang berarti khususnya bagi teman – teman mahasiswa dan mahasiswi
keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur mengenai
infeksi jantung (perikarditis, endokarditis, dan miokarditis).

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perikarditis
A. Definisi
Perikarditis adalah Peradangan yang mempengaruhi perikardium,
selaput yang melapisi jantung dan asal pembuluh darah besar.
Perikarditis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proses
inflamasi pada perikardium. Perikarditis sering kali bermanifestasi
sebagai nyeri dada yang secara tipikal bersifat tajam dan pleuritik,
dapat membaik dengan posisi duduk atau condong ke depan.
Perikarditis ialah peradangan perikardium viseralis dan parietalis
(akut dan kronis) dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam
rongga perikardium yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun
seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam
penyebab.

B. Etiologi
1. Penyebab idiopatik atau non spesifik
2. Infeksi :
 Bakteri (mis : streptococcus, stapilokokus, meningokokus,
gonokokus )
 Jamur (mis : riketsia, parasit)
 Virus (mis : coxsakie, influensa)
3. Non infeksi :
 Tumor
 Gagal ginjal lanjut atau penyakit autoimun (misalnya lupus
eritematosus sistemik, dll)
 Obat-obatan (termasuk antibiotik dan antineoplastik)

6
 Pengobatan radiasi; trauma atau cedera juga terkait dengan
prosedur diagnostik atau terapeutik yang melibatkan
perikardium.
C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada seperti ditusuk-tusuk terutama.bila bergerak/napas
dalam
2. Nyeri dada substernal/parasternal, menjalar ke bahu/leher dan
lengan kiri.
3. Distensi vena jugularis
4. Hepatomegali
5. Edema ekstremitas bawah
6. Sesak napas, denyut jantung meningkat
7. Bunyi jantung lemah atau normal
8. Temperatur meningkat
9. Rontgen toraks : bayangan jantung membesar
10. Iso – Enzim Cardiac : meningkat
11. Pola EKG

D. Patofisiologi
Adanya proses inflamasi dan sekunder dari fenomena infeksi
pada perikarditis akan memberikan respon. Terjadinya vasodilatasi
dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium. Hal ini
akan mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas vaskuler,
sehingga kandungan protein, termasuk fibrinogen atau fibrin didalam
cairan akan meningkat. Peningkatan perpindahan leukosit dapat terjadi
pada perikarditis purulenta.
Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab
yang mungkin. Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa
terbentuknya jaringan parut dan perlengketan disertai kalsifikasi dari
lapisan perikardium viseral maupun parietal yang menimbulkan
perikarditis konstriktif yang apabila cukup berat akan menghambat
pengembangan volume jantung pada fase diastolik.

7
Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium
dimana sekresi melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi
perikardium. Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah
yang cukup untuk menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya
darah ke kedua bilik jantung bisa menimbulkan tamponade jantung.

E. Komplikasi
 Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa,
dimana ditemukan penekanan pada jantung, akibat terjadi
pengumpulan cairan (darah, nanah) atau gas diruangan
perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis jantung , yang
disebabkan karena trauma atau robeknya otot jantung, atau karena
pembesaran cairan (efusi). Hal ini dapat menyebabkan jantung
tidak dapat memompa darah keseluruh tubuh secara optimal.
 Aritmia jantung
Aritmia ini terjadi karena gangguan listrik di atria dan di AV node
menyebabkan denyut jantung yang cepat.
 Nyeri dada berulang-ulang

F. Pemeriksaan Diagnostik
 Dapat terdengar bising gesekan (friction rub) dengan stetoskop
akibat kantong yang inflamasi bergesekan dengan jantung setiap
kali jantung berdenyut.
 Tanda inflamasi sistemik (demam, peningkatan laju endap darah,
dan peningkatan hitung leukosit) dapat terjadi.
 Ekokardiografi , dapat mengindikasikan akumulasi cairan di
kantong pericardium ,efusi pericardial, hipertrofi jantung,
disfungsi katup dan dilatasi ruang.
 Pemeriksaan EKG menunjukkan iskemia, hipertrofi, blok
konduksi dan disritmia.

8
G. Penatalaksanaan
Pengobatannya dengan memberikan obat yang dapat mengurangi
peradangan seperti aspirin atau ibuprofen sambil diawasi
kemungkinan terjadinya komplikasi (terutama tamponade jantung).
Bila nyeri hebat dapat diberikan opium seperti morfin atau golongan
corticosteroid, tapi yang paling sering digunakan adalah prednisone.
Jika obat-obatan gagal maka dilakukan dilakukan pembedahan
pengangkatan perikardium.

2.2 Miokarditis
A. Definisi

Miokarditis adalah peradangan jantung yang tidak berkaitan


dengan penyakit arteri koroner atau infark miokard. Miokarditis paling
sering terjadi akibat infeksi virus pada miokardium, tetapi dapat juga
disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang sering diduga adalah
infeksi coxsackievirus.

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung. Ini terjadi


sebagian besar sebagai akibat dari infeksi virus, tetapi juga mengikuti
paparan obat atau zat beracun lainnya (misalnya agen kemoterapi
tertentu) atau karena penyakit auto imun.

Miokarditis adalah peradangan atau infeksi yang terdapat pada


otot jantung, yang dapat menyerang segala jenis usia. Miokarditis yang
tergolong ringan akan lebih mudah sembuh, baik dengan atau tanpa
perawatan. Namun, jika miokarditis sudah masuk ke tahap yang berat
dan tidak dilakukan perawatan yang tepat, hal ini berpotensi
menyebabkan penggumpalan darah yang memicu komplikasi, seperti

9
stroke dan serangan jantung. Miokarditis pun dapat menjadi salah satu
penyebab kematian mendadak

B. Faktor Resiko

Salah satu faktor risiko dari miokarditis adalah status imunitas


yang rendah dan umumnya dapat ditemukan pada pasien dengan HIV,
pasien yang menjalankan kemoterapi, atau pasien diabetes melitus.

C. Etiologi

Miokarditis dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, jamur,


parasit, dan juga dapat disebabkan oleh penyakit autoimun seperti
reumatik akut. Terdapat banyak jenis virus yang bisa menyebabkan
miokarditis, antara lain virus coxsackie, adenovirus, influenza,
herpessimplex, epstein Barr dan lainnya.

Jenis bakteri yang sering kali menjadi penyebab miokarditis


adalah Staphylococcus, Streptococcus, Mycobacterium,dan Corynebacter
ium. Paparan terhadap agen toksik seperti bisa ular juga terbukti dapat
memicu munculnya miokarditis.

D. Manifestasi Klinis
1. Dada terasa berat dan sesak napa
2. Demam, denyut jantung meningkat/takikardi
3. Anoreksia
4. Bunyi jantung lemah
5. Tanda-tanda gagal jantung kanan

E. Patofisiologi
Kerusakan miokardium oleh kuman-kuman infeksius ini dapat
melalui tiga mekanisme dasar, meliputi :
• Invasi langsung ke miokard
• Proses imunologis terhadap miokard
10
• Mengeluarkan toksin yang merusak miokard
Proses miokarditis viral ada dua tahap, tahap pertama (akut)
berlangsung kira-kira 1 minggu dimana terjadi invasi virus ke miokard,
replikasi virus, dan lisis sel. Setelah itu, terbentuk neutralizing antibody
dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan
makrofag dan neutral killer cell (sel NK).
Tahap kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan
sistem imun akan diaktifkan, antara lain dengan terbentuknya antibodi
terhadapa miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh
virus. Tahap ini berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa
bulan dan diikuti dengan kerusakan miokardium dari yang minimal
sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusak sel-
sel endotel. Terbentuknya antibodi endotel diduga sebagai penyebab
spasme mikrovaskuler. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskuler belum
pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari imun atau kerusakan endotel
akibat infeksi virus.
Jadi, pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro menyebabkan proses
berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya
matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal
menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi
miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya
kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah
jantung.

F. Komplikasi
 Kardiomiopati
 Payah jantung kongestif
 Efusi pericardial
 Trobi kardiak
 Gagal jantung

11
G. Pemeriksaan Diagnostik
 Laboratorium
 EKG
 Foto dada
 Ekokardiografi

H. Penatalaksanaan
1. Pasien diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang
mendasar (penisilin untuk streptokokus hemolitikus).
2. Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban
jantung. Berbaring juga dapat membantu mengurangi kerusakan
miokardial residual dan komplikasi miokarditis.
3. Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi.
4. Bila terjadi gagal jantung kongestif harus diberikan obat untuk
memperlambat frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan
kontraksi.

2.3 Endokarditis
A. Definisi
Endokarditis merupakan peradangan pada katup dan permukaan
jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis rematik dan endokarditis
infeksi. Terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsung oleh
demam rematik yang merupakan penyakit sistematik karena infeksi
streptokokus. Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) adalah infeksi
yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain,
sehingga menyebabkan deformitas bilah katup.
Endokarditis adalah infeksi yang menyerang endokardium, yakni
lapisan dalam ruang jantung dan katup jantung. Lapisan jantung ini

12
berfungsi untuk mengumpulkan darah, memompa, dan mengatur sel-sel
otot untuk memberikan reaksi terhadap rangsangan.
Umumnya, endokarditis tergolong sebagai penyakit yang jarang
terjadi. Endokarditis juga tidak menyerang jantung yang sehat. Namun,
penyakit ini rentan terjadi pada individu dengan kondisi atau penyakit
jantung tertentu. Misalnya, penderita penyakit jantung bawaan, penderita
kardiomiopati, dan seseorang dengan katup jantung prostetik.

B. Etiologi
1. Streptococcus hematolik group A
2. Streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang hidup pada saluran
nafas bagian atas maka 90 – 95 % endokarditis infeksi disebabkan
oleh streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis
3. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu
stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis sub akut
4. Streptokokus fekalis (infeksi saluran kemih/genital/prostat)
5. Candida
6. Aspergillus
7. Basil E. Coli
Endokarditis disebabkan oleh mikroorganisme yang memasuki
aliran darah dari permukaan mukosa, kulit atau tempat lokal infeksi.
Salah satu faktor penyebab infeksi endokarditis adalah gangguan pada
gigi dan rongga mulut. Terkadang, gigi yang rusak dan berlubang
dapat menjadi rute masuk kuman ke pembuluh darah dan akhirnya
sampai ke jantung. Selain itu, terdapat beberapa hal lain yang juga
dapat mencetuskan endokarditis, yaitu tindakan obstretrik ginekologis
dan radang saluran pernapasan.

C. Manifestasi Klinis
1. Hiperpireksia dan menggigil
2. Clubbing fingers

13
3. Ptechiae pada mukosa tenggorokan, Roth’s spot pada retina mata
dan kulit dada.
4. Anemis / pucat
5. Splinter Hemorragic (emboli dibawah kuku dengan bentuk linier)
6. Murmur/bising jantung (karena kerusakan katup jantung
D. Patofisiologi
Patofisiologis terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsng
oleh demam rematik, suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi
streptokokus grup A.
Demam rematik mempengaruhi semua persendian, menyebabkan
poliartritis. Jantung juga merupakan organ sasaran dan merupakan bagian
yang kerusakannya paling serius. Kerusakan jantung dan lesi bukan akibat
infeksi, artinya jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau secara
langsung dirusak oleh organisme tersebut, namun hal in merupakan
fenomena sensitivitas atau reaksi, yang terjadi sebagai repons terhadap
Strepkokus hemolitikkus. Leukosit darah akan tertimbun pada jaringan
yang terkena dan membentuk nodul, yang kemudian akan diganti dengan
jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam proses inflamasi ini,
artinya berkembanglah miokarditis rematik, yang sementara melemahkan
tenaga kontraksi jantung. Demikian pula perikardium juga terlibat yang
artinya, terjadinya perikarditis rematik selama perjalanan akut penyakit.
Komplikasi miokardial dan perikardial tersebut biasanya tanpa
meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis
rematik mengakibatkan efek samping kecatatan permanen.
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan
adanya tumbuhan kecil transparan, yang menyerupai manik dengan ukuran
sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilah
katup. Manik-manik kecil tadi tidak tampak berbahaya dan dapat
menghilang tanpa merusak bilah katup, namun lebih sering mereka
menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses
yang secara bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkannya
menjadi memendek dan menebal dibanding yang normal, sehingga tak

14
dapat menutup dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan
tersebut regurgitasi katub. Tempat yang paling sering mengalami
regurgitasi katup adalah katup mitral.
Sedangkan endokarditis infeksi (endokarditis bacterial) adalah
infeksi katup dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi
langsung bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah
katup. Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki,
enterokoki, pneumokoki, stapilokoki) fungi, riketsia, dan streptokokus
viridans.
Endokarditis infeksi terjadi pada pasien yang mempunyai riwayat
penyakit katup jantung. Pasien yang beresiko tinggi adalah pasien dengan
penyakit jantung rematik atau prolaps mitral dan pernah menjalani
pembedahan katup prostetik.
Endokarditis infeksi biasanya terjadi pada manula, mungkin akibat
menurunnya respons imunologis terhadapt infeksi, perubahan metabolisme
akibat penuaan, dan meningkatnya prosedur diagnostik invasif. Khususnya
pada penyakit genitouriner.
Terdapat insidensi tinggi endokarditis stapilokokus diantara
pemakai obat intravena, penyakit yang terjadi paling sering pada orang-
orang yang secara umum sehat.
Endokarditis yang didapat di rumah sakit terjadi paling sering pada
pasien dengan penyakit yang melemahkan, yang memakai kateter
indweller, dan yang menggunakan terapi intravena atau antibiotika jangka
panjang.

E. Komplikasi

 Murmur jantung, kerusakan katup jantung lebih parah, dan gagal


jantung.
 Stroke dan kejang.
 Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan tubuh (lumpuh).
 Terbentuk abses (benjolan berisi nanah) di jantung, otak, paru-paru,
atau organ lain dalam tubuh.
15
 Kerusakan ginjal.

 Limpa membengkak dan terinfeksi.

F. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan darah : peningkatan leukosit, sedimen eritrosit, anemia
 Ekokardiografi : identifikasi kerusakan katup
 EKG : AF dan aritmia

G. Penatalaksanaan
 Bed rest
 Pertahankan intake cairan
 Pengobatan : antibiotik
 Persiapan oprasi pembedahan katup

16
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERIKARDITIS
Anamnesa
1. Identitas pasien
2. Keadaan umum : nyeri dada atau sesak nafas, pada efusi pericardium
adalah cepat lelah dalam beraktivitas
3. Riwayat penyakit sekarang : hsrus ditanya dengan jelas tentang gejala
yang timbul seperti edema perifer, gangguan abdominal, lelah, ortopnea,
batuk dan paraxysmal nocturnal dyspnea. Kapan mulai serangan, sembuh
atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa yang
sering menimbulkan nyer dada.
4. Riwayat penyakit dahulu : harus diketahui apakah pasien pernah terkena
TBC, rheumatoid, uremia, ada trauma dada pernah mengalami serangan
jantunglainnya.
5. Riwayat psikososial : respon emosi pengkajian mekanisme kopng yang
digunakan pasien juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang
dideritanya dan perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat
serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam
keluarga ataupun dalam masyarakat.

Pemeriksaan Fisik

Gejala utama pasien perikarditis biasanya adalah nyeri, yang bisa dinilai
dengan mengamati dan mengevaluasi pasien dalam berbagai posisi. Saat
mengamati pasien, perawat sebaiknya mengidentifikasi apakah nyeri tersebut
dipengaruhi oleh gerakan pernapasan, fleksi, ekstensi, atau rotasi tulang belakang,
termasuk leher, gerakan bahu dan lengan, batuk, atau dengan menelan. 

Mengenali kejadian yang memicu atau mengintensifkan nyeri dapat


membantu menegakkan diagnosis dan membedakan nyeri perikarditis dari nyeri
infark miokard.

17
Friction rub perikardial terjadi ketika permukaan perikardial kehilangan
cairan pelumasnya karena peradangan. Gesekan akan terdengar pada auskultasi
dan sinkron dengan detak jantung. 

Jika ada kesulitan dalam membedakan gesekan perikardial dengan gesekan


gesekan pleura, pasien diminta untuk menahan napas, pada saat menahan napas
gesekan perikardial akan tetap berlanjut.

Suhu pasien harus sering dipantau. Perikarditis dapat menyebabkan


timbulnya demam secara tiba-tiba pada pasien yang sebelumnya tidak mengalami
demam.

No. SDKI SLKI SDKI


1. Nyeri akut b/d Agen Tingkat Nyeri menurun Manajemen Nyeri
Pencedera Fisiologi
Setekah dilakukan asuhan Observasi
keperawatan selama 1x24 jam,
tingkat nyeri pasien dengan  Identifikasi lokasi,
kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
 Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun  Identifikasi skala nyeri
 Meringis, sikap  Identifikasi respon nyeri
protektif, dan gelisah non verbal
menurun  Identifikasi faktor yang
 Kesulitan tidur memperberat dan
menurun memperingan nyeri
 Anoreksia menurun  Identifikasi pengetahuan
 Mual muntah dan keyakinan tentang
menurun nyeri
 Frekuensi nadi dan  Monitor keberhasilan
tekanan darah terapi komplementer yang
membaik sudah diberikan
 Nafsu makan dan pola  Monitor efek samping
tidur membaik penggunaan analgetik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi

18
meredakan nyeri
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Risiko Penurunan Curah Jantung Meningkat Perawatan Jantung


Curah Jantung b/d
Perubahan Setekah dilakukan asuhan Observasi
Kontraktilitas keperawatan selama 1x24 jam,
curah jantung pasien dengan  Identifikasi tanda/gejala
kriteria hasil : primer Penurunan curah
jantung (meliputi
 Kekuatan nadi perifer dispenea, kelelahan,
meningkat adema ortopnea
 Ejection Fraction paroxysmal nocturnal
(EF), LVSWI, dan dyspenea, peningkatan
Stroke Volume Indeks CPV)
(SVI) meningkat  Identifikasi tanda /gejala
 Palpitasi menurun sekunder penurunan
 Dispnea, Paroksymal curah jantung (meliputi
nocturnal dyspnea peningkatan berat badan,
(PND) menurun hepatomegali ditensi vena
 Lelah, pucat/sianosis jugularis, palpitasi, ronkhi
menurun basah, oliguria, batuk,
 Suara jantung S3 dan kulit pucat)
S4 menurun  Monitor tekanan darah
 Tekanan darah (termasuk tekanan darah
membaik ortostatik, jika perlu)
 Monitor intake dan output
cairan
 Monitor berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
 Monitor EKG 12
sadapoan
 Monitor aritmia (kelainan
irama dan frekwensi)
 Monitor nilai
laboratorium jantung

19
(mis. Elektrolit, enzim
jantung, BNP, Ntpro-
BNP)
 Monitor fungsi alat pacu
jantung
 Periksa tekanan darah dan
frekwensi nadisebelum
dan sesudah aktifitas
 Periksa tekanan darah dan
frekwensi nadi sebelum
pemberian obat (mis.
Betablocker,
ACEinhibitor, calcium
channel blocker,
digoksin)
 Posisikan pasien semi-
fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi
nyaman
 Berikan diet jantung yang
sesuai (mis. Batasi asupan
kafein, natrium, kolestrol,
dan makanan tinggi
lemak)
 Gunakan stocking elastis
atau pneumatik
intermiten, sesuai indikasi
 Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres,
jika perlu
 Berikan dukungan
emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk
memepertahankan
saturasi oksigen >94%
 Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti
merokok
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur berat
badan harian
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program
rehabilitasi jantung

20
3. Toteransi Aktivitas Manajemen Energi
Intoleransi Aktivitas Meningkat
b/d Observasi
Ketidakseimbangan Setekah dilakukan asuhan
antara suplai dan keperawatan selama 1x24 jam,
kebutuhan oksigen  Identifkasi gangguan
aktivitas pasien dengan kriteria fungsi tubuh yang
hasil : mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik
 Saturasi oksigen dan emosional
meningkat  Monitor pola dan jam
 Kemudahan dalam tidur
melakukan aktivitas  Monitor lokasi dan
sehari hari meningkat ketidaknyamanan selama
 Kekuatan tubuh melakukan aktivitas
bagian atas dan bawah  Sediakan lingkungan
meningkat nyaman dan rendah
 Dispnea saat dan stimulus (mis. cahaya,
setelah aktivitas suara, kunjungan)
menurun  Lakukan rentang gerak
 Perasaan lemah pasif dan/atau aktif
menurun  Berikan aktivitas distraksi
 Aritmia saat dan yang menyenangkan
setelah aktivitas  Fasilitas duduk di sisi
menurun tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

21
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERIKARDITIS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono,1994:10)
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas
Sirkulasin
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congential, bedah ajntung

22
Tanda : takikardia, disritmia, kardiomegali, irama gallop (s3 dan s4), edema,
petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi janeway
Eliminasi
Gejala : riwayat penyakit gibja/ gagal ginjal
Tanda : urin pekat gelap
Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh
inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.
Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah
Pernapasan
Gejala : napas pendek, napas pendek kronis memburuk pda malam
hari(miokarditis)
Tanda : dispnea, takipnea, dan ronkhi ; pernapasan dangkal
Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur
Tanda : demam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994;
14)

No. Diagnosa SLKI SIKI


1. Resiko Perfusi Perifer Tidak Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi
Efektif b/d kurang terpapar Setekah dilakukan Observasi
informasi asuhan keperawatan  Periksa
selama 1x24 jam, sirkulasi

perfusi perifer pasien perufer

dengan kriteria hasil :  Identifikasi


faktor resiko
 Denyut nadi gangguan
meningkat sirkulasi
 Edema perifer
menurun  Monitor panas,
 Jelemahan oto kemerahan,
t menurun
 Turgor kulit nyeri, atau
bengkak pada

23
meningkat ekstremitas
bawah
 Anjurkan
berolah raga
rutin
 Anjurkan
program diet
untuk
memperbaiki
sirkulasi
2. Nyeri Akut b/d Agen Pncedera Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Fisiologi Iskema Jaringan Obsevasi
Setekah dilakukan
Sekunder Terhadap Sumbatan asuhan keperawatan  Identifikasi
Arteri Koroner selama 1x24 jam, nyeri lokasi, durasi,
pasien dengan kriteria
hasil : frekuensi,
kualitas,
 Keluhan nyeri
intensitas nyeri
menurun
 Gelisah  Identifikasi
menurun skala nyeri
 Anoreksia
menurun  Monitor efek
 Pola napas samping
membaik
 Tekanan penggunaan
darah analgesik
membaik

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ENDOKARDITIS

1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh (Boedihartono,1994:10)
 Aktivitas/istirahat
 Gejala : kelelahan, kelemahan
 Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas
 Sirkulasin
24
 Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congential, bedah
ajntung
 Tanda : takikardia, disritmia, kardiomegali, irama gallop (s3 dan s4),
edema, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi janeway
 Eliminasi
 Gejala : riwayat penyakit gibja/ gagal ginjal
 Tanda : urin pekat gelap
 Nyeri/ ketidaknyamanan
 Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat
oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.
 Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah
 Pernapasan
 Gejala : napas pendek, napas pendek kronis memburuk pda malam
hari(miokarditis)

25
 Tanda : dispnea, takipnea, dan ronkhi ; pernapasan dangkal
 Keamanan
 Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur
 Tanda : demam

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan
(Doenges, 1999)

No. SDKI SLKI SIKI


1. Risiko Curah Jantung Perawatan Jantung

Penurunan Meningkat Observasi


Curah Jantung asuhan keperawatan selama
 Identifikasi
b/d Perubahan 1x24 jam, jantung pasien tanda/gejala
dengan kriteria hasil : primer
Frekuensi Penurunan
curah jantung
Jantung  Kekuatan nadi perifer (meliputi
meningkat dispenea,
 Ejection Fraction kelelahan,
(EF), LVSWI, dan adema
Stroke Volume Indeks ortopnea
(SVI) meningkat paroxysmal
 Palpitasi menurun nocturnal
 Dispnea, Paroksymal dyspenea,
nocturnal dyspnea peningkatan
(PND) menurun CPV)
 Lelah, pucat/sianosis  Identifikasi
menurun tanda /gejala
 Suara jantung S3 dan sekunder
S4 menurun penurunan
curah jantung
 Tekanan darah
membaik (meliputi
peningkatan
berat badan,
hepatomegali
ditensi vena
jugularis,
palpitasi,

26
ronkhi basah,
oliguria, batuk,
kulit pucat)
 Monitor
tekanan darah
(termasuk
tekanan darah
ortostatik, jika
perlu)
 Monitor intake
dan output
cairan
 Monitor berat
badan setiap
hari pada
waktu yang
sama
 Monitor
saturasi
oksigen
 Monitor
keluhan nyeri
dada (mis.
Intensitas,
lokasi, radiasi,
durasi,
presivitasi yang
mengurangi
nyeri)
 Monitor EKG
12 sadapoan
 Monitor
aritmia
(kelainan irama
dan frekwensi)
 Monitor nilai
laboratorium
jantung (mis.
Elektrolit,
enzim jantung,
BNP, Ntpro-
BNP)
 Monitor fungsi
alat pacu
jantung
 Periksa tekanan
darah dan
frekwensi
nadisebelum
dan sesudah
aktifitas
 Periksa tekanan
darah dan
frekwensi nadi
sebelum
pemberian obat
(mis.

27
Betablocker,
ACEinhibitor,
calcium
channel
blocker,
digoksin)
 Posisikan
pasien semi-
fowler atau
fowler dengan
kaki kebawah
atau posisi
nyaman
 Berikan diet
jantung yang
sesuai (mis.
Batasi asupan
kafein,
natrium,
kolestrol, dan
makanan tinggi
lemak)
 Gunakan
stocking elastis
atau pneumatik
intermiten,
sesuai indikasi
 Fasilitasi
pasien dan
keluarga untuk
modifikasi
hidup sehat
 Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi
stres, jika perlu
 Berikan
dukungan
emosional dan
spiritual
 Berikan
oksigen untuk
memepertahan
kan saturasi
oksigen >94%
 Anjurkan
beraktivitas
fisik sesuai
toleransi
 Anjurkan
beraktivitas
fisik secara
bertahap
 Anjurkan
berhenti
merokok
 Ajarkan pasien

28
dan keluarga
mengukur berat
badan harian
 Ajarkan pasien
dan keluarga
mengukur
intake dan
output cairan
harian
 Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
 Rujuk ke
program
rehabilitasi
jantung

29
BAB III

KESIMPULAN

Perikarditis, Miokarditis, Endokarditis jarang didapat pada saat


puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup oleh manifestasi sistemis
penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase pemulihan. Bentuk ini
umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian berlanjut menjadi
bentuk kardiomiopati dan ada juga yang menjadi penyebab aritmia,
gangguan konduksi atau payah jantung yang secara struktural dianggap
normal.

Sebagian besar keluhan tidak khas, mungkin didapatkan rasa


lemah, berdebar-debar, sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri
dada biasanya ada bila disertai perikarditis. Kadang-kadang didapatkan
rasa nyeri yang menyerupai angina pektoris. Gejala yang paling sering
ditemukan adalah takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu.
Kadang-kadang didapatkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan
gangguan pulsasi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Aprinda, Puji. 2021. Endokarditis,


https://hellosehat.com/jantung/infeksi-jantung/endokarditis/, diakses pada
09 Maret 2022, pukul 20.30

Hernawan, dr. Heri,Sp. JP FIHA.2021. Kenali berbagai gejala endokarditis dan cara
mengobati, https://www.emc.id/id/care-plus/kenali-berbagai-gejala-
endokarditis-dan-cara mengobatinya, diakses pada 09 Maret 2022 pukul
20.45

Utami, demi. 2014. Asuhan keperawatan pada klien peradangandan infeksi pada jantung,
https://www.academia.edu/11923964/Perikarditis_Miokarditis_Endokard
itis. Diakses pada 09 maret 2022 pukul 21.00

https://www.emergency-live.com/id/kesehatan-dan-keselamatan/radang-jantung-
miokarditis-infektif-endokarditis-dan-perikarditis/

http://repository.um-surabaya.ac.id/2294/3/BAB_2.pdf

31

Anda mungkin juga menyukai