“ASKEP PERIKARDITIS”
Disusun Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Sistem Kardiovaskuler II dengan judul “ASKEP PANCARDITIS
(PERICARDITIS, MIOKARDITIS, DAN ENDOKARDITIS)”. Makalah ini ditulis untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan pada cabang ilmu
keperawatan medikal bedah yang sesuai dengan perkembangan kurikulum terbaru, khususnya
mata kuliah Sistem Kardiovaskuler II.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan para pembaca
dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat diaplikasikan
untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di masa
mendatang.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………. ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
1.1 Latar belakang……………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………. 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………... 1
1.4 Manfaat………………………………………………………………. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………… 2
2.1 Definisi……………………………………………………………….. 2
2.2 Etiologi……………………………………………………………….. 3
2.3 Manefestasi klinis…………………………………………………….. 3
2.4 Patologi……………………………………………………………….. 4
BAB 3 PEMBAHASAN ……………………………………………………… 5
3.1 Pengkajian Askep Perikarditis……………………………………….. 5
3.2 Diagnosa keperawatan……………………………………………….. 6
3.3 Rencana Keperawatan………………………………………………… 7
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………................. 15
4.2 Saran…………………………………………………........................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep teori dari perikarditis dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien
dengan perikarditis, miokarditis dan endokarditis?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada klien dengan gangguan
perikarditis, miokarditis, endokarditis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami definisi dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
3. Mahasiswa mampu memahami Manifestasi klinis dari perikarditis, miokardiits,
endokarditis
Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostic yang dibutuhkan untuk perikarditis,
miokarditis, endokarditis
Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari prikarditis, miokarditis, endokarditis
Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui definisi dari perikarditis, miokarditis dan endokarditis.
2. Mahasiswa mengetahui etiologi dari perikarditis, miokarditis dan endokarditis.
3. Mahasiswa mengetahui patofisiologi dari perikarditis, miokarditis dan endokarditis.
4. Mahasiswa mengetahui penerapan asuhan keperawatan pasien perikarditis.
BAB 1 : PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, tujuan, rumusan masalah,
manfaat dan sistematika penulisan.
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Endocarditis infektif atau endocarditis bacterial adalah infeksi lapisan dalam jantung
yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau arganisme lain yang menyebabkan abses
myocardium (otot jantung) dan gagal jantung. Mills (2006) menjelaskan bahwa
endocarditis / endokarditis merupakan infeksi yang terjadi pada endocardium, katup jantung
atau prosthesis jantung yang diakibatkan oleh invasi bakteri atau jamur. Meskipun
endocarditis biasanya fatal, dengan treatmen yang tepat, 70% pasien dapat sembuh.
Prognosis memburuk jika endocarditis menyebabkan kerusakan katup yang berat,
mengakibatkan insufisiensi dan gagal jantung.
Berikut adalah etiologi dari lapisan jantung yang terdiri dari pericardium, moikardium
dan endokardium. Penyebab pada perikarditis yang paling sering ialah reuma, yang
merupakan 55% dari seluruh kasus. Perikarditis purulenta/ septic (28%) disebabkan oleh
kuman Staphylococcus aureus, Diplococcus pneumoniae, dan Streptococcus hemolyticus.
Penyebab lainnya ialah tuberculosis, virus Coxsackie, rheumatoid, uremia, trauma dan
idiopatik.
Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil
miosi. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis didapatkan dengan
infiltrasi, serta serat otot mengalami nekrosis hialin. Beberapa organism dapat menyerang
dinding arteri kecil, terutama arteri intramuscular yang akan memberikan reaksi radang
perivaskular miokardium. Disebabkan oleh pseudomonas dan bebrapa jenis jarum seperti
aspergilus dan sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung sel-sel miokardium
yang mengalami reaksi radang. Baiasanya terjadi pada toksoplasmosis gondi.
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme
yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95
% endokarditis infeksi disebabkan oleh strptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik
streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber
infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus
aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah
stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi,
dan kandida. (Arif, 2009).
2.4 Patologi
Proses inflamasi akibat sekunder dari fenomena sekunder dari fenomena infeksi pada
perikarditis akan memberi respon sebagai berikut :
Pemeriksaan fisik
Ditemukan pembesaran jantung bunyi gesekan perkardium terdengar sampai 3 komponen
setiap siklus denyut jantung kadang dapat terdengar dengan hanya menekan diafragma
stetoskop lebih keras ke dinding dada. Tanda temponade jantung, tekanan vena menigkat,
heppatomegali, edema kaki.
Pemeriksaan Diagnostik
Foot rontgen toraks bisa normal bila efusi pericardium sediit. Pada efusi pericardium
gamaran rontgen toraks memperlhatkan sesuatu konfigurasi bayangan jantung berbentuk
buli-bulli air tapi data juga normal atau ha,pir normal, elektroardiografi memperlihatkan
elevasi segmen ST dan perubahan resiprokal, voltase qrs yang rendah tapi EKG bsa juga
normal atau hanya terdapat gangguan irama berupa fibrlasi atrium.
Penatalaksanaan medis
Penyakit dasar merupakan tujuan utama dapat diobati dengan menggunakan indometasin
atau kortisol bila diagnosis perikarditis kontriktif telah dibuat makan perikardiotomi
merupakan satu-satunya pengobatan untuk menghilangkanntahanan pengisian ventrikel
pada fase diastole.
1. Resiko tinggi penurunan cirah jantung b.d penurunan kontraktilitas ventrikel kiri
akibat dari penurunan dilatasi jantung
2. Nyeri b.d ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen ke myocardium
3. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran
kapiler alveoli.
4. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d pengembanga paru tidak optimal.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake, mual, dan anoreksia.
6. Intoleransi aktivitas b.d keletihan , kelemahan fisik.
7. Cemas yang b.d rasa takut akan kematian, penurunan status situaasi klinis, ancaman
atau perubahan kesehatan.
6. Furosemide 2-
1-0
8. pantau data
laboratorium
elektrolit
kalium.
3. Intoleransi Tujuan : 1. Catat 1. Repson lien
aktifitas b.d pasien frekuensi terhadap
kelemahan, menyataka jantung, irama aktivitas dapat
keletihan fisik n aktifitas dan perubahan mengindikasik
sehari-hari TD selama dan an penurunan
terpenuhi sesudah oksigen
dan aktifitas. miokardium.
menigkatka 2. Tingkatkan 2. Menurunkan
n istrahat, batasi kerja
kemapuan aktivitas, dan miokardium
beraktifitas. berikan dan konsumsi
Criteria aktivitas oksigen
hasil : klien senggang yang miokardium.
menunjukk tidak berat.
an 3. Anjurkan
3. Mengejan
kemampua menghindari
dapat
n peningkatkan
mengakibatka
beraktifitas tekanan
n kontraksi
tanpa abdomen
otot dan
gejala misalnya
vasokontriksi
berat, mengejan saat
yang dapat
terutama defekasi.
meningktkan
mobilisasi
preload,
ditempat
tahaan
tidur.
vaskuler
sistemik dan
beban jantung.
4. Aktivitas yang
maju
4. Jelaskan pola
memberikan
peningkatkan
control
bertahap dari
jantung,
tingkat
meningkatkan
aktivitas,
regangan, dan
contoh bangun
mencegah
dari kursi, bila
aktivitas
tidak ada
berlebihan.
nyeri,ambulasi
, dan istirahat
selama 1 jam
setelah makan.
5. Untuk
5. Pertahankan
mengurangi
klien tirah
beban kerja
baring
jantung.
sementara
sakit akut.
6. Tingkatkan 6. Untuk
klien.
7. Pertahankan 7. Meningkatkan
kebutuhan. aktivitas
EKG, dispnea,
sianosis, kerja
napas dan
frekuensi
napas serta 12. Untuk
keluhan klien. mencegah
12. Berikan diet retensi cairan
sesuai dan edema
pembatasan akibat
cairan dan peurunan
atrium. kontraktilitas
jantung.
13. Meningkatkan
jumlah asiden
yang ada
keprogram kebutuhan
rehabilitasi mikoardium
jantung. sekaligus
mengurangi
ketidaknyamn
anan akibat
iskemi.
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan :
• Aktivitas / istirahat
DO :
• Kelelahan
• kelemahan.
DS :
• takikardia
• penurunan tekanan darah
• dispnea dengan aktivitas
• Sirkulasi
DO :
• riwayat demam rematik
• penyakit jantung congenital
• bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
DS :
• takikardia,
• disritmia,
• perpindaha titik impuls maksimal,
• kardiomegali,
• frivtion rub,
• murmur,
• irama gallop (S3 dan S4),
• edema,
• DVJ,
• petekie,
• hemoragi splinter,
• nodus osler,
• lesi Janeway.
• Eleminasi
DO :
• riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ;
• penurunan frekuensi/jumlsh urine.
DS :
• urin pekat gelap.
• Nyeri/ketidaknyamanan
DO :
• nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk,
gerakkan menelan, berbaring
DS :
• perilaku distraksi, misalnya gelisah.
• Pernapasan
DO :
• napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis).
DS ;
• dispnea,
• DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ;
• batuk,
• inspirasi mengi ;
• takipnea,
• krekels,
• ronkhi ; pernapasan dangkal.
• Keamanan
DO :
• riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ;
• trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ;
• dalam penanganan gigi ;
• pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
• penurunan system immune,
• SLE atau penyakit kolagen lainnya.
DS :
• demam.
• Penyuluhan / Pembelajaran
DO :
• terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan
obat parenteral.
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
• Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia
jaringan.
DO :
• nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk,
gerakkan menelan, berbaring
DS :
• perilaku distraksi, misalnya gelisah
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard,
penurunan curah jantung.
DO :
• Kelelahan
• kelemahan.
DS :
• takikardia
• penurunan tekanan darah
• dispnea dengan aktivitas
• Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung,
penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
DO :
• riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ;
• trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ;
• dalam penanganan gigi ;
• pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
• penurunan system immune,
• SLE atau penyakit kolagen lainnya.
DS :
• demam.
• INTERVENSI
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
kolaborasi
pemberian oksigen
suplemen sesuai
indikasi
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan tindakan Pantau membantu
terhadap penurunan keperawatan selama 3x24 frekuensi/irama menentukan derajat
curah jantung jam : jantung, TD, dan dekompensasi
berhubungan mengidentifikasi frekuensi jantung dan
dengan degenerasi perilaku untuk menurunkan pernapasan pulmonal.
otot jantung, beban kerja jantung. sebelum dan Penurunan TD,
penurunan/kontriks melaporkan/ setelah aktivitas takikardia, disritmia,
i fungsi ventrikel. menunjukkan penurunan dan selama dan takipnea adalah
periode dispnea, angina, diperlukan. indikatif dari
DO : dan disritmia. kerusakan toleransi
riwayat infeksi memperlihatkan irama jantung terhadap
virus, bakteri, dan frekuensi jantung stabil aktivitas.
jamur (miokarditis menurunkan
trauma dada ; beban kerja jantung,
penyakit Pertahankan memaksimalkan
keganasan/iradiasi tirah baring dalam curah jantung.
thorakal ; posisi semi-Fowler. memberikan
dalam deteksi dini dari
penanganan gigi ; terjadinya
pemeriksaan Auskultasi bunyi komplikasi misalnya
endoskopik jantung. Perhatikan : GJK, tamponade
terhadap sitem jarak/muffled tonus jantung.
GI/GU), jantung, murmur, meningkatkan
penurunan gallop S3 dan S4. relaksasi dan
system immune, mengarahkan
SLE atau Berikan tindakan kembali perhatian.
penyakit kolagen kenyamanan
lainnya misalnya ;
DS : perubahan posisi,
demam gosokkan
punggung, dan
aktivitas hiburan
dalam tolerransi
jantung
4. Kurang Setelah dilakukan tindakan Kaji kesiapan Perasaan
pengetahuan keperawatan selama 30 dan hambatan sejahtera yang sudah
(kebutuhan belajar) menit : dalam belajar lama dinikmati
mengenai kondisi, menyatakan pemahaman termasuk orang mempengaruhi
rencana tentang proses penyakit dan terdekat. minat pasien/orang
pengobatan regimen pengobatan. terdekat untuk
berhubungan mengidentifikasi efek mempelajari
dengan kurang samping obat dan penyakit.
pengetahuan/daya kemungkinan komplikasi untuk
ingat, mis- yang perlu diperhatikan. Jelaskan efek bertanggung jawab
intepretasi memperlihatan inflamasi pada terhadap kesehatan
informasi, perubahan perilaku untuk jantung, secara sendiri, pasien perlu
keterbatasan mencegah komplikasi individual pada memahami
kognitif, pasien. Ajarakkn penyebab khusus,
menyangkal untuk pengobatan dan efek
diagnosa. memperhatikan jangka panjang yang
DO : gejala sehubungan diharapkan dari
terapi intravena dengan kondisi inflamasi,
jangka panjang komplikasi/berulan sesuai dengan
atau pengguanaan gnya dan gejala tanda/gejala yang
kateter indwelling yang dilaporkan menunjukan
atau dengan segera pada kekambuhan/kompli
penyalahgunaan pemberi perawatan, kasi.
obat parenteral contoh ; demam, informasi perlu
peningkatan nyeri untuk meningkatkan
dada yang tak perawatan diri,
biasanya, peningkatan
peningkatan berat keterlibatan pada
badan, peningkatan program terapeutik,
toleransi terhadap mencegah
aktivitas. komplikasi.
Anjurkan
pasien/orang
terdekat tentang
dosis, tujuan dan
efek samping obat;
kebutuhan diet ;
pertimbangan
khusus ; aktivitas
yang
diijinkan/dibatasi.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit perikarditis tidak menular atau menjadi kanker, kecuali disebabkan
penyebaran kanker di tempat lain. Adapun penyebab dari perikarditis belum diketahui
secara pasti, akan tetapi secara umum yang menyebabkan perikarditis oleh banyak faktor
baik bisa disebabkan oleh penyakit lain maupun infeksi dari virus. Pada tanda dan gejala,
pasien lebih sering merasakan nyeri pada daerah dada karena terjadinya peradangan pada
lapisan jantung yang paling luar.
4.2 Saran
Setelah membaca dan memahami konsep dasar pada asuhan keperawatan perikarditis,
diharapkan kepada mahasiswa/i dapat melakukan dan melaksanakan perencanaan dengan
profesional pada pasien dengan perikarditis dan juga bagi setiap orang dapat menghindari
penyakit perikarditis dengan selalu menjaga dan membiasakan pola hidup sehat.
Daftar Pustaka