Anda di halaman 1dari 30

TUGAS SISTEM KARDIOVASKULER 2

“ASKEP PERIKARDITIS”

Disusun Oleh :

 Dyah Meisinta ( 1210025 )


 Lusy Andi P ( 1210057 )
 Shella Putri P ( 1210097 )
 Vebby Rista V ( 1210103 )
 Ilham Cahyo P ( 111.0065)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2013-2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Sistem Kardiovaskuler II dengan judul “ASKEP PANCARDITIS
(PERICARDITIS, MIOKARDITIS, DAN ENDOKARDITIS)”. Makalah ini ditulis untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan pada cabang ilmu
keperawatan medikal bedah yang sesuai dengan perkembangan kurikulum terbaru, khususnya
mata kuliah Sistem Kardiovaskuler II.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan para pembaca
dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat diaplikasikan
untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di masa
mendatang.

Surabaya, 30 Maret 2014

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………. ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
1.1 Latar belakang……………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………. 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………... 1
1.4 Manfaat………………………………………………………………. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………… 2
2.1 Definisi……………………………………………………………….. 2
2.2 Etiologi……………………………………………………………….. 3
2.3 Manefestasi klinis…………………………………………………….. 3
2.4 Patologi……………………………………………………………….. 4
BAB 3 PEMBAHASAN ……………………………………………………… 5
3.1 Pengkajian Askep Perikarditis……………………………………….. 5
3.2 Diagnosa keperawatan……………………………………………….. 6
3.3 Rencana Keperawatan………………………………………………… 7
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………................. 15
4.2 Saran…………………………………………………........................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan salah satu organ vital yang sangat penting bagi tubuh.  Jantung
berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Organ ini sangat penting bagi tubuh, jika
terjadi kerusakan didalamnya akan sangat berbahaya, dan harus dilakukan pengobatan atau
penatalaksanaan lebih lanjut. Ada beberapa penyakit yang menyerang organ vital ini,
diantaranya Endokarditis, Miokarditis dan Perikarditis. Endokarditis yaitu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Sedangkan
Miokarditis yaitu radang otot jantung atau miokard. Dan Perikarditis adalah peradangan
perikard parietal, viseral atau keduanya.

1.2 Rumusan  Masalah
1. Apa konsep teori dari perikarditis dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien
dengan perikarditis, miokarditis dan endokarditis?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada klien dengan gangguan
perikarditis, miokarditis, endokarditis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami definisi dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
3. Mahasiswa mampu memahami Manifestasi klinis dari perikarditis, miokardiits,
endokarditis
      Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostic yang dibutuhkan untuk perikarditis,
miokarditis, endokarditis
      Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
      Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari prikarditis, miokarditis, endokarditis
      Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari perikarditis, miokarditis, endokarditis
      Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dari perikarditis, miokarditis, endokarditis

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui definisi dari perikarditis, miokarditis dan endokarditis.
2. Mahasiswa mengetahui etiologi dari perikarditis, miokarditis dan endokarditis.
3. Mahasiswa mengetahui patofisiologi dari perikarditis, miokarditis dan endokarditis.
4. Mahasiswa mengetahui penerapan asuhan keperawatan pasien perikarditis.

1.5 Sistemik Penulisan


Makalah ini disusun secara sistematik terdiri dari lima bab yaitu :

BAB 1  :  PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, tujuan, rumusan masalah,
manfaat dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA yang terdiri dari teori Perikarditis, Miokarditis,


Endokarditis yang meliputi  definisi, etiologi, manifestasi klinis. Patologi, web of caution,
komplikasi, Asuhan Keperawatan pada perikarditis, miokarditis, dan endokarditis.

Bab 3 : PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

Lampiran

 
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Perikardium, Miokardium, Endokardium


Lapisan jantung terdri dari pericardium, miokardium, dan endokardium. Perikarditis ialah
peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan
dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun seraosanguinis atau
purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. (IKA FKUI, 2007). Selain itu
perikarditis juga memiliki pengertian lain yakni peradangan pericardium parietal,
pericardium visceral, atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan
kronik. Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi, manifestasi klinis, pendekatan
diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama. (Arif, 2009).

Pengertian Miokarditis. Miokarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang


disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges,
1999). Miocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung
yang sangat khusus (Brooker, 2001). Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau
miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi
(FKUI, 1996)

Endocarditis infektif atau endocarditis bacterial adalah infeksi lapisan dalam jantung
yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau arganisme lain yang menyebabkan abses
myocardium (otot jantung) dan gagal jantung. Mills (2006) menjelaskan bahwa
endocarditis / endokarditis merupakan infeksi yang terjadi pada endocardium, katup jantung
atau prosthesis jantung yang diakibatkan oleh invasi bakteri atau jamur. Meskipun
endocarditis biasanya fatal, dengan treatmen yang tepat, 70% pasien dapat sembuh.
Prognosis memburuk jika endocarditis menyebabkan kerusakan katup yang berat,
mengakibatkan insufisiensi dan gagal jantung.

2.2 Etiologi Perikardium, Miokardium, Endokardium

Berikut adalah etiologi dari lapisan jantung yang terdiri dari pericardium, moikardium
dan endokardium. Penyebab pada perikarditis yang paling sering ialah reuma, yang
merupakan 55% dari seluruh kasus. Perikarditis purulenta/ septic (28%) disebabkan oleh
kuman Staphylococcus aureus, Diplococcus pneumoniae, dan Streptococcus hemolyticus.
Penyebab lainnya ialah tuberculosis, virus Coxsackie, rheumatoid, uremia, trauma dan
idiopatik.

Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil
miosi. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis didapatkan dengan
infiltrasi, serta serat otot mengalami nekrosis hialin. Beberapa organism dapat menyerang
dinding arteri kecil, terutama arteri intramuscular yang akan memberikan reaksi radang
perivaskular miokardium. Disebabkan oleh pseudomonas dan bebrapa jenis jarum seperti
aspergilus dan sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung sel-sel miokardium
yang mengalami reaksi radang. Baiasanya terjadi pada toksoplasmosis gondi.
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme
yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95
% endokarditis infeksi disebabkan oleh strptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik
streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber
infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus
aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah
stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi,
dan kandida. (Arif, 2009).

2.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis perikarditis konstriktif sangat bervariasi tanda-tanda perikarditis


konstriktif menurut urutan yaitu dispnea, edema perifer, pembesaran perut, gangguan
abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan pengaruh paroksismal nocturnal
dyspnea. Gejala perikarditis menurut urutan yang paling sering adalah penindian tekanan
vena jugularis, hematomegali, asites, edema, pulsusparadoksus, perikardialknok, sianosis,
splenomegalin, pericardial friction rub. Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada,
pericardial friction rub dan abnormalitas EKG yang khas. Dari pemeriksaan fisik juga dapat
ditemukan pembesaran jantung, peningkatan tekanan vena, hepatomegali, edema kaki
dan mungkin tanda-tanda tamponade (merupakan suatu sindroma klinis akibat penumpukan
cairan berlebihan di rongga perikard yang menyebabkan penurunan pengisian ventrikel
disertai gangguan hemodinamik (Dharma, 2009 : 67)). 

2.4 Patologi

Proses inflamasi akibat sekunder dari fenomena sekunder dari fenomena infeksi pada
perikarditis akan memberi respon sebagai berikut :

1. Terjadi fasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong pericardium


2. Peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga kandungan protein termasuk fibrinogen atau
fibrin didalam cairan meningkat.
3. Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada perikarditis urulenta
4. Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin terjadi
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Perikarditis


 Keluhan utama
Keluhan utama pada perikarditis adalah nyeri dada, pada efusi pericardium epat lelah
dalam beraktifitas.

 Riwayat penyakit sekarang


 Perikarditis akut adalah nyeri dada, pericardium friction rub, dan abnormalitas EKG.
Menifestasi utama rasa nyeri substernal parasternal menjalar ke bahu nyeri ini ringan
bila klien duduk.

 Riwayat penyakit dahulu


 Klien pernah menderita gagal ginjal, tumor mediastinum dan mengalami infark
miokardium.

 Pemeriksaan fisik
Ditemukan pembesaran jantung bunyi gesekan perkardium terdengar sampai 3 komponen
setiap siklus denyut jantung kadang dapat terdengar dengan hanya menekan diafragma
stetoskop lebih keras ke dinding dada. Tanda temponade jantung, tekanan vena menigkat,
heppatomegali, edema kaki.

 Pemeriksaan Diagnostik
Foot rontgen toraks bisa normal bila efusi pericardium sediit. Pada efusi pericardium
gamaran rontgen toraks memperlhatkan sesuatu konfigurasi bayangan jantung berbentuk
buli-bulli air tapi data juga normal atau ha,pir normal, elektroardiografi memperlihatkan
elevasi segmen ST dan perubahan resiprokal, voltase qrs yang rendah tapi EKG bsa juga
normal atau hanya terdapat gangguan irama berupa fibrlasi atrium.

 Penatalaksanaan medis
Penyakit dasar merupakan tujuan utama dapat diobati dengan menggunakan indometasin
atau kortisol bila diagnosis perikarditis kontriktif telah dibuat makan perikardiotomi
merupakan satu-satunya pengobatan untuk menghilangkanntahanan pengisian ventrikel
pada fase diastole.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi penurunan cirah jantung b.d penurunan kontraktilitas ventrikel kiri
akibat dari penurunan dilatasi jantung
2. Nyeri b.d ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen ke myocardium
3. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran
kapiler alveoli.
4. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d pengembanga paru tidak optimal.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake, mual, dan anoreksia.
6. Intoleransi aktivitas b.d keletihan , kelemahan fisik.
7. Cemas yang b.d rasa takut akan kematian, penurunan status situaasi klinis, ancaman
atau perubahan kesehatan.

3.3 Rencana Keperawatan


1. Asuhan Keperawatan Perikarditis

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWAT DAN
AN KRITERIA
HASIL

1 Gangguan Pasien 1. Berikan 1. Untuk


pertukaran gas tidak tambahan meningktakna
b.d kongesti mengeluh ooksigen 6 konsentrasi
paru akibat sesak dan L/mnt. oksigen pada
sekunder dari tidak proses
perubahan terdapat pertukaran
membrane penurunan gas.
kapiler alveoli respon 2. Untuk
sesak mengetahui
2. Pantau saturasi
napas. tingat
(oksimetri)
Kriteria oksigenasi
PH, BE,HCO,
hasil : klien pada jaringan
dengan analisa
menunjukk sebagai
gas darah
an dampak
arteri
penurunan adekuat
sesak napas tidaknya
dan proses
didapatkan petukaran gas.
ttv normal, 3. Mencegah
tidak ada asidosis yang
penggunaa dapat
n otot bantu memperberat
3. Koreksi
napas, fungsi
keseimbangan
analisa gas pernapasan
asam basa
darah 4. Kongesti yang
dalam batas berat akan
normal. memperburuk
proses
pertukaran gas
4. Cegah sehingga
atelelktasis berdampak
dengan pada
melatih batuk timbulnya
efektif dan hipoksi.
nafas dalam 5. Meningkatkan
kontraktilitas
otot jantung
sehingga dapat
mengurangi
tmbulnya
edema
5. Kolaborasikan
sehingga dapat
:
mencegah
- RL
gangguan
500cc/24jam
pertukaran
- Digoxin 1-0-0
gas.
6. Membantu
mencegah
teradinya
retensi cairan
dengan
menghambat
ADH.

6. Furosemide 2-
1-0

2. Resiko tinggi Tujuan :


pola napas tidak pasien 1. Ausultasi 1. Indikasi
efektif b.d menyataka bunyi napas odema paru,
pengembangan n bahwa atau krakles. sekunder
paru tidak tidak akibat
optimal terjadinya dekompensasi
perubahan jantung.
pola napas. 2. Waspadai
Kriteria 2. Kaji adanya adanya gagal
hasil : klien edema. kongestif dan
tidak sesak kelebihan
napas, RR volume cairan.
dalam batas 3. Penurunan
normal. curah jantung,
mengakibatka
3. Ukur intake
kn tidak
dan output
efektifnya
cairan.
perfui ginjal,
retensi cairan,
dan penurunan
output urin.
4. Perubahan tia-
tiba dari berat
badan
menunjukkan
gangguan
4. Timbang berat keseimbangan
badan. cairan.
5. Memenuhi
kebutuhan
cairan tubuh
orang dewas,
tetapi
memrlukan
pembatasan
5. Pertahankan dengan adanya
pemasukan dekompensasi
total cairan jantung.
200ml/24jam 6. Natrium
dalam meningkatkan
toleransi retensi cairan
kardiovaskuler dan
. meningkatkan
volume
plasma yang
berdampak
6. Kolaborasi
pada
 berikan diet
peningkatkan
tanpa garam
beban kerja
jantung dan
akan
meningkatkan
kebutuhan
miokardium.
7. Diurektik
bertujuan
untuk
menurunkan
volume
plasma dan
menurunkan
retensi cairan
dijaringan
sehingga
menurunkan
resiko
terjadinya
edema paru.
7. berikan
8. Hipokalemia
diuretic,
dapat
contoh :
membatasi
furosemide,
keefektifan
spinolakton,
terapi.
dronolakton.

8. pantau data
laboratorium
elektrolit
kalium.
3. Intoleransi Tujuan : 1. Catat 1. Repson lien
aktifitas b.d pasien frekuensi terhadap
kelemahan, menyataka jantung, irama aktivitas dapat
keletihan fisik n aktifitas dan perubahan mengindikasik
sehari-hari TD selama dan an penurunan
terpenuhi sesudah oksigen
dan aktifitas. miokardium.
menigkatka 2. Tingkatkan 2. Menurunkan
n istrahat, batasi kerja
kemapuan aktivitas, dan miokardium
beraktifitas. berikan dan konsumsi
Criteria aktivitas oksigen
hasil : klien senggang yang miokardium.
menunjukk tidak berat.
an 3. Anjurkan
3. Mengejan
kemampua menghindari
dapat
n peningkatkan
mengakibatka
beraktifitas tekanan
n kontraksi
tanpa abdomen
otot dan
gejala misalnya
vasokontriksi
berat, mengejan saat
yang dapat
terutama defekasi.
meningktkan
mobilisasi
preload,
ditempat
tahaan
tidur.
vaskuler
sistemik dan
beban jantung.
4. Aktivitas yang
maju
4. Jelaskan pola
memberikan
peningkatkan
control
bertahap dari
jantung,
tingkat
meningkatkan
aktivitas,
regangan, dan
contoh bangun
mencegah
dari kursi, bila
aktivitas
tidak ada
berlebihan.
nyeri,ambulasi
, dan istirahat
selama 1 jam
setelah makan.
5. Untuk
5. Pertahankan
mengurangi
klien tirah
beban kerja
baring
jantung.
sementara
sakit akut.
6. Tingkatkan 6. Untuk

klien duduk meningkatkan

dikursi dan aliran balik

tinggikan kaki vena.

klien.
7. Pertahankan 7. Meningkatkan

rentan gerak kontraksi otot

pasif selama sehingga

sait kritis. membantu


aliran balik
vena.
8. Untuk
8. Evaluasi TTV mengetahui
saat terjadi fungsi jantung
kemajuan bila dkaitan
aktivitas. dengan
aktivitas.
9. Untuk
mendaapatkan
9. Beri waktu cukup waktu
istirahat resolusi bagi
diantara waktu tubuh dan
aktivitas. tidak terlalu
memaksa kerja
jantung.
10. Untuk
meningkatkak
n oksigenasi

10. Pertahankan jaringan.

penambahan 11. Melihat

oksigen sesuai dampak dari

kebutuhan. aktivitas

11. Selama terhadap

aktivitas kaji fungsi jantung.

EKG, dispnea,
sianosis, kerja
napas dan
frekuensi
napas serta 12. Untuk
keluhan klien. mencegah
12. Berikan diet retensi cairan
sesuai dan edema
pembatasan akibat
cairan dan peurunan
atrium. kontraktilitas
jantung.
13. Meningkatkan
jumlah asiden
yang ada

13. Rujuk untuk

keprogram kebutuhan

rehabilitasi mikoardium

jantung. sekaligus
mengurangi
ketidaknyamn
anan akibat
iskemi.

2. Asuhan Keperawatan Pada Miokarditis

PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan :
•         Aktivitas / istirahat
DO :
•         Kelelahan
•         kelemahan.
DS :
•         takikardia
•         penurunan tekanan darah
•         dispnea dengan aktivitas
•         Sirkulasi
DO :
•         riwayat demam rematik
•         penyakit jantung congenital
•         bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
DS :
•         takikardia,
•         disritmia,
•         perpindaha titik impuls maksimal,
•         kardiomegali,
•         frivtion rub,
•         murmur,
•         irama gallop (S3 dan S4),
•         edema,
•         DVJ,
•          petekie,
•         hemoragi splinter,
•          nodus osler,
•         lesi Janeway.
•         Eleminasi
DO :
•         riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ;
•          penurunan frekuensi/jumlsh urine.
DS :
•         urin pekat gelap.
•         Nyeri/ketidaknyamanan
DO :
•         nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk,
gerakkan menelan, berbaring
DS :
•         perilaku distraksi, misalnya gelisah.
•         Pernapasan
DO :
•         napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis).
DS ;
•         dispnea,
•          DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ;
•         batuk,
•         inspirasi mengi ;
•         takipnea,
•         krekels,
•         ronkhi ; pernapasan dangkal.
•          Keamanan
DO :
•         riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ;
•         trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ;
•         dalam penanganan gigi ;
•         pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
•         penurunan system immune,
•         SLE atau penyakit kolagen lainnya.
DS :
•         demam.
•          Penyuluhan / Pembelajaran
DO :
•         terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan
obat parenteral.

•         DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
•         Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia
jaringan.
DO :
•         nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk,
gerakkan menelan, berbaring
DS :
•         perilaku distraksi, misalnya gelisah

•         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard,
penurunan curah jantung.
DO :
•         Kelelahan
•         kelemahan.
DS :
•         takikardia
•         penurunan tekanan darah
•         dispnea dengan aktivitas

•         Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung,
penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
DO :
•         riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ;
•         trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ;
•         dalam penanganan gigi ;
•         pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
•         penurunan system immune,
•         SLE atau penyakit kolagen lainnya.
DS :
•         demam.

•         Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan


dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif,
menyangkal diagnosa.
DO :
•         terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan
obat parenteral

•         INTERVENSI
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994:20)

N Diagnosa Kep. Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional


o.
1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan          Selidiki keluhan          pada nyeri ini
berhubungan keperawatan selama 3x24 nyeri dada, memburuk pada
dengan inflamasi jam,pasien tampak : perhatikan awitan inspirasi dalam,
miokardium, efek- dan faktor gerakkan atau
efek sistemik dari          nyeri hilang atau pemberat atau berbaring dan hilang
infeksi, iskemia terkontrol penurun. dengan duduk
jaringan.          Nyeri berkurang atau Perhatikan tegak/membungkuk.
hilang petunjuk nonverbal :
DO :          Klien tampak tenang. dari
         nyeri pada dada ketidaknyamanan,
anterior (sedang misalnya ;          tindakan ini dapat
sampai berbaring dengan menurunkan
berat/tajam) diam/gelisah, ketidaknyamanan
diperberat oleh tegangan otot, fisik dan emosional
inspirasi, batuk, menangis. pasien.
gerakkan menelan,          Berikan  Berikan aktivitas
berbaring lingkungan yang hiburan yang tepat:
DS : tenang dan
         perilaku tindakan
distraksi, misalnya kenyamanan          mengarahkan
gelisah misalnya ; kembali perhatian,
perubahan posisi, memberikan
gosokkan distraksi dalam
punggung, tingkat aktivitas
penggunaan individu.
kompres  Kolaborasi
hangat/dingin, pemberian obat-
dukungan obatan sesuai
emosional. indikasi (agen
         Berikan aktivitas nonsteroid : aspirin,
hiburan yang tepat. indocin ; antipiretik
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan          Kaji respons          miokarditis
berhubungan keperawatan selama 3x24 pasien terhadap menyebabkan
dengan inflamasi jam : aktivitas. inflamasi dan
dan degenerasi sel-         pasien memiliki cukup Perhatikan adanya kemungkinan
sel otot miokard, energi untuk beraktivitas. perubahan dan kerusakan fungsi
penurunan curah          perilaku menampakan keluhan kelemahan, sel-sel miokardial..
jantung. kemampuan untuk keletiahan, dan
memenuhi kebutuhan diri. dispnea berkenaan          membantu
DO :          pasien mengungkapkan dengan aktivitas. menentukan derajat
         Kelelahan mampu untuk melakukan          Pantau dekompensasi
         Kelemahan beberapa aktivitas tanpa frekuensi/irama jantung dan
DS : dibantu. jantung, TD, dan pulmonal.
         Takikardia          Koordinasi otot, tulang frekuensi Penurunan TD,
         penurunan dan anggota gerak lainya pernapasan takikardia, disritmia,
tekanan darah baik. sebelum dan dan takipnea adalah
         dispnea dengan setelah aktivitas indikatif dari
aktivitas dan selama kerusakan toleransi
diperlukan jantung terhadap
aktivitas
         meningkatkan
resolusi inflamasi
selama fase akut.
         memberikan
         Pertahankan keseimbangan
tirah baring selama dalam kebutuhan
periode demam dan dimana aktivitas
sesuai indikasi bertumpu pada
         Rencanakan jantung.
perawatan dengan          saat
periode inflamasi/kondisi
istirahat/tidur tanpa dasar teratasi, pasien
gangguan. mungkin mampu
melakukan aktivitas
         Bantu pasien yang diinginkan,
dalam program kecuali kerusakan
latihan progresif miokard
bertahap sesegera permanen/terjadi
mungkin untuk komplikasi.
turun dari tempat          memaksimalkan
tidur, mencatat ketersediaan oksigen
respons tanda vital untuk menurunkan
dan toleransi pasien beban kerja jantung.
pada peningkatan
aktivitas.

         kolaborasi
pemberian oksigen
suplemen sesuai
indikasi
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan tindakan          Pantau          membantu
terhadap penurunan keperawatan selama 3x24 frekuensi/irama menentukan derajat
curah jantung jam : jantung, TD, dan dekompensasi
berhubungan          mengidentifikasi frekuensi jantung dan
dengan degenerasi perilaku untuk menurunkan pernapasan pulmonal.
otot jantung, beban kerja jantung. sebelum dan Penurunan TD,
penurunan/kontriks         melaporkan/ setelah aktivitas takikardia, disritmia,
i fungsi ventrikel. menunjukkan penurunan dan selama dan takipnea adalah
periode dispnea, angina, diperlukan. indikatif dari
DO : dan disritmia. kerusakan toleransi
         riwayat infeksi          memperlihatkan irama jantung terhadap
virus, bakteri, dan frekuensi jantung stabil aktivitas.
jamur (miokarditis          menurunkan
         trauma dada ; beban kerja jantung,
penyakit          Pertahankan memaksimalkan
keganasan/iradiasi tirah baring dalam curah jantung.
thorakal ; posisi semi-Fowler.         memberikan
         dalam deteksi dini dari
penanganan gigi ; terjadinya
         pemeriksaan          Auskultasi bunyi komplikasi misalnya
endoskopik jantung. Perhatikan : GJK, tamponade
terhadap sitem jarak/muffled tonus jantung.
GI/GU), jantung, murmur,          meningkatkan
         penurunan gallop S3 dan S4. relaksasi dan
system immune, mengarahkan
         SLE atau          Berikan tindakan kembali perhatian.
penyakit kolagen kenyamanan
lainnya misalnya ;
DS : perubahan posisi,
         demam gosokkan
punggung, dan
aktivitas hiburan
dalam tolerransi
jantung
4. Kurang Setelah dilakukan tindakan          Kaji kesiapan          Perasaan
pengetahuan keperawatan selama 30 dan hambatan sejahtera yang sudah
(kebutuhan belajar) menit : dalam belajar lama dinikmati
mengenai kondisi,          menyatakan pemahaman termasuk orang mempengaruhi
rencana tentang proses penyakit dan terdekat. minat pasien/orang
pengobatan regimen pengobatan. terdekat untuk
berhubungan          mengidentifikasi efek mempelajari
dengan kurang samping obat dan penyakit.
pengetahuan/daya kemungkinan komplikasi          untuk
ingat, mis- yang perlu diperhatikan.          Jelaskan efek bertanggung jawab
intepretasi          memperlihatan inflamasi pada terhadap kesehatan
informasi, perubahan perilaku untuk jantung, secara sendiri, pasien perlu
keterbatasan mencegah komplikasi individual pada memahami
kognitif, pasien. Ajarakkn penyebab khusus,
menyangkal untuk pengobatan dan efek
diagnosa. memperhatikan jangka panjang yang
DO : gejala sehubungan diharapkan dari
         terapi intravena dengan kondisi inflamasi,
jangka panjang komplikasi/berulan sesuai dengan
atau pengguanaan gnya dan gejala tanda/gejala yang
kateter indwelling yang dilaporkan menunjukan
atau dengan segera pada kekambuhan/kompli
penyalahgunaan pemberi perawatan, kasi.
obat parenteral contoh ; demam,           informasi perlu
peningkatan nyeri untuk meningkatkan
dada yang tak perawatan diri,
biasanya, peningkatan
peningkatan berat keterlibatan pada
badan, peningkatan program terapeutik,
toleransi terhadap mencegah
aktivitas. komplikasi.
         Anjurkan
pasien/orang
terdekat tentang
dosis, tujuan dan
efek samping obat;
kebutuhan diet ;
pertimbangan
khusus ; aktivitas
yang
diijinkan/dibatasi.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyakit perikarditis tidak menular atau menjadi kanker, kecuali disebabkan
penyebaran kanker di tempat lain. Adapun penyebab dari perikarditis belum diketahui
secara pasti, akan tetapi secara umum yang menyebabkan perikarditis oleh banyak faktor
baik bisa disebabkan oleh penyakit lain maupun infeksi dari virus. Pada tanda dan gejala,
pasien lebih sering merasakan nyeri pada daerah dada karena terjadinya peradangan pada
lapisan jantung yang paling luar.

4.2 Saran
Setelah membaca dan memahami konsep dasar pada asuhan keperawatan perikarditis,
diharapkan kepada mahasiswa/i dapat melakukan dan melaksanakan perencanaan dengan
profesional pada pasien dengan perikarditis dan juga bagi setiap orang dapat menghindari
penyakit perikarditis dengan selalu menjaga dan membiasakan pola hidup sehat.

Daftar Pustaka

1. Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika
2. Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-myocarditis.html

Anda mungkin juga menyukai