Anda di halaman 1dari 6

Because We Are The Leaders…

g-dragon
Jiyong memutuskan untuk mampir sebentar ke dorm Big Bang yang kini hanya dihuni oleh
Daesung, Seungri dan Youngbae. Kadang-kadang dia ingin menertawakan Youngbae yang
akhirnya jadi kakak tertua diantara mereka bertiga, atau juga merasa kasihan harus tinggal satu
atap dengan si magnae berisik, Lee Seunghyun. Tapi ia juga tak menyesali pilihan keluar dari
dorm dan tinggal sendiri di apartemen, meskipun letaknya juga tak jauh-jauh juga dari dorm
lama.

Selepas mandi, ia menemukan Daesung tengah tersenyum-senyum sendiri menatap laptop di


ruang tamu. Penasaran, ia duduk disamping pemuda sipit itu dan ikut melihat apa yang tengah
ditontonnya. Tak lama kemudian, satu sudut bibirnya tertarik ke atas sementara Daesung
tertawa pelan. Mereka tengah melihat salah satu episode ‘Family Outing’ saat G-Dragon menjadi
bintang tamunya. Waktu

“Waktu itu aku takut sekali loh hyung tak bisa bangun pagi,” kata Daesung menahan tawa yang
keras meskipun Jae Suk tengah tertawa terpingkal disana, “tapi waktu aku lihat hyung sudah
duduk di antrian untuk menjawab kuis, aku setengah lega.”

“Heeii… Heii… Apa-apaan itu. Aku tidak sebenci itu pada pagi, tahu?”

“Ah, tapi hyung mendorongku jatuh ke lantai, memukul Seungri dan yang lain-lain waktu kami
membangunkanmu pagi hari dulu!” protes Daesung. Jiyong hanya tertawa dan berkata ‘ arasso’
lalu mereka berdua kembali ke layar laptop.

“Aku pulaaanngg!” suara cempreng dengan pintu tertutup membuatnya keduanya menoleh,
Seungri sudah tersenyum lebar dengan kantong belanjaan di tangannya. Sambil menaruh
belanjaan di meja dapur dan bertukar dengan Daesung seperti, ‘oh, kau datang’, ‘ ne, hyung’.
Pemuda kelahiran tahun 90 itu meringsek duduk di lantai antara kaki kedua hyung yang duduk
di sofa.

“Nonton ‘Family Outing’ lagi? Dari kemarin Daesung hyung nonton ini terus,” kata Seugri ingin
tahu. Tapi kemudian tertawa melihat lelucon yang dilontarkan antar pemain FO disitu. Jiyong
menatap dua orang yang tengah asik bicara satu sama lain atau tertawa, ia lalu teringat sesuatu.
Sambil menaikkan satu sudut bibirnya iseng, jemarinya menekan tombol keyboard mematikan
video membuat keduanya menoleh.

“Kalau lihat kalian berdua, kenapa kita nggak nonton Intimate Note saja?”
Koor ‘Eeeyyy, hyung!” dari keduanya membuat Jiyong tertawa tapi tak lantas mengurungkan
niatnya melihat masa lalu yang begitu aneh antara kedua manusia ini. Dengan banyak protes,
keduanya meluncurkan kata-kata tak setuju dan berkata mereka sebenarnya dekat dari waktu
itu, Daesung dan Seungri harus menerima kenyataan kalau Jiyong sudah memulai videonya.

“Dekat darimana, kalian ini ngomong apa,” kata Jiyong mengerucutkan bibir, “masalah
membangunkan Seungri saja harus bilang manajer. Mau main dengan Daesung saja pikir-pikir
dulu, itu yang namanya dekat?” tambah Jiyong menaikkan satu alis dan tersenyum menang saat
kedua pemuda itu tertawa kecil.

“Tapi kalian keterlaluan sekali sih membuat kami ikut acara macam itu,” kata Daesung.

“Itu kan hanya menunjukkan kalau waktu itu kami tak dekat,” tambah Seungri yang tersenyum
tipis melihat kelima anggota Big Bang muncul di layar.

Jiyong tak membalas, ikut terfokus bagaimana saat mereka membawa Seungri dan Daesung
bertemu dengan Kim Gura sunbaenim dan salah satu legenda Hallyu, member H.O.T, Moon
Heejun sunbaenim yang menjadi host acara tersebut.

[Kwon Jiyong]
Jiyong melihat empat saudaranya di satu tempat kembali. Bukan di ruang latihan, bukan di
sebuah kafe, atau klub malam biasa mereka melepas penat. Benar-benar hanya mereka berlima,
suasana yang Jiyong belakang ini rasakan tengah hilang disebagian sudut hatinya. Sesuatu yang
bahkan alkohol tak bisa membakarnya.

Kehangatan keluarga, keluarga keduanya.


CL
Chaerin mengira, masalahnya yang lalu itu adalah masalah yang paling besar. Gadis itu
berpikir bahwa ketidak hadirannya bersama ketiga rekannya di ramainya industri musik
adalah masalah yang sudah cukup besar. Chaerin mengira tak ada lagi masalah yang
akan datang. Mereka akan melangkahkan kaki bersama lagi, untuk memperlihatkan
pada orang-orang, 2NE1 tidak punya keinginan untuk jatuh, lagi.

Tapi semua itu hanyalah Chaerin dan angan-angannya.

Chaerin tidak tahu bahwa ternyata Minzy punya jalannya sendiri, Chaerin terlalu apatis
dan dia merasa gagal.

(Chaerin dan masalah MTBD, mungkin juga sedikit mengungkit masalah Bom dan obatnya.
Lalu juga ada Dara dan magnae Minzy)
JB
Sebagai magnae, Yugyeom punya kelebihan untuk melihat hyung-hyungnya dari sudut
pandang yang lain. Lebih luas dan objeknya sama semua, yaitu para orang-orang yang
lebih tua darinya. Kecuali B to the AM, Bambam. Si Kunpimook itu satu line age
dengannya, jadi tak masalah, kadang-kadang dia juga ‘membahas’ soal hyungdeul
bersamanya.

Ada satu hyung yang selalu menarik untuk terus diperhatikan. Tidak lain dan tidak
bukan, Leader, JB hyung, Jaebum hyung.

[Im Jaebum]
“Hyung.”

“Hm?”

“Apa kau baik-baik saja? Apa kau ada masalah?”

Pertanyaan itu muncul lagi. Jaebum menoleh pelan dan tak mengindahkan layar Tab-
nya, menatap Yugyeom yang bibirnya berhias senyum tipis. Pemuda yang tiga tahun
lebih muda dari Jaebum itu menggaruk tengkuknya pelan.

“Erh… Maaf ya hyung, pertanyaanku yang waktu itu.. Merepotkan ya?” kata Yugyeom
melihat ujung sepatu Jaebum.

Berputar dipikiran Jaebum, saat ada segmen ‘4 phrase with GOT7’’ di acara 4 Thing’s
Show, magnae ini bertanya pertanyaan yang sama persis. Jaebum tersenyum pelan,
masih memandang Yugyeom yang tak mau melihatnya. Pertanyaan adiknya membuat
Jaebum berhenti sejenak dari tawa saat itu, berusaha memikirkan kata yang pas dengan
4 silabel tapi menggambarkan suasana hatinya yang sesungguhnya.

“Jangan khawatir soal itu,” kata Jaebum sambil mengacak rambut perak Yugyeom.
Jawabannya juga tak berbeda dari saat itu. Maka Yugyeom memberanikan diri melihat
mata sipit yang terlihat lelah tersebut.

“Aku khawatir, hyung. Jaebum hyung kelihatan tak sehat, aku… Aku bahkan bertanya
pada Jinyoung hyung dan memaksanya untuk bertanya pada Jaebum hyung lalu aku
juga bertanya pada Youngjae hyung dan Jackson hyung berkata hyung tak apa tapi
aku…,”
Yugyeom tersendat karena saat mengoceh tadi ia melihat kemana saja kecuali Jaebum,
jadi di akhir kalimat yang menggantung itu tepat ketika pandangannya tertuju pada
wajah leadernya. Jaebum masih tersenyum penuh, ia lalu kembali mengacak rambut
Yugyeom tapi kali ini hanya poninya saja.

“Terimakasih sudah mengkhawatirkan hyung, ya. Tapi hyung tak apa. Perhatikan
pekerjaan rumah dari Seongsaenimmu di sekolah saja, oke?”

[Im Jaebum]
“Hyung, boleh aku minta sesuatu?”

Jaebum berdehem.

“Jangan panggil aku burung imigran lagi.”

Jaebum tertawa sebentar lalu menatap Yugyeom, “kalau kau tak se- plin plan itu. Kami
tak akan memanggilmu macam itu.”

“Tapi aku punya alasan kenapa aku tak bisa berteguh pada satu orang!”

“Jadi, kenapa?” tanya Jinyoung menggodanya, Yugyeom menutup bibirnya rapat-rapat


lalu menunduk bergumam sesuatu.

“Mworago? Kau bilang apa Gyeomie? Hyung tidak dengar,” kata Jinyoung mencuri
lirik pada Jaebum dan berhigh five di udara tanpa suara.

“Aku hanya tak bisa memilih antara kalian. Maksudku, kalian semua keluargaku.”
SuNGGYU
“Hyung.”

Sunggyu menoleh, mata sipit seperti orang bangun tidur—tapi kenyataannya tidak—
itu menatap Sungjong yang wajahnya seperti mau menangis.

“Apa?”

“Aku mau minta maaf…,”

“Ha?”

“Soal album itu… Kami hanya bercanda.

Anda mungkin juga menyukai