Anda di halaman 1dari 2

Ginger masuk ke mobil Seungho dengan helaan nafas berat sekaligus lega.

Saling bertukar
senyum singkat, Seungho menurunkan rem tangan dan mulai menjalankan kendaraannya keluar
dari area parkir kampus. Ada sebuah bungkusan coklat di sebelah porseneling menarik perhatian
Ginger, ketika ia mengintip isi bungkusan kecil itu Seungho yang masih memusatkan mata ke
jalan berkata,

“Aku beli banggoebbang tadi waktu mau kesini,” kata Seungho tersenyum tipis. “Untukmu.”

“Oh, terimakasih!” kata Ginger dengan senang hati mengambil satu kue berbentuk ikan isi
kacang merah itu. Berhubung gadis itu baru selesai kuliah pukul enam tadi, jadi dia tak sempat
makan siang dan menghsailkan perut yang kelaparan setengah mati. Beruntung tadi Professor
Kwok tidak mengajarkan mata kuliah endokrin penuh-penuh, karena biasanya dia baru keluar
kelas pukul setengah delapan nanti. Sambil mengunyah kue lembut yang hangat itu, Ginger
menikmati pemandangan macet di luar.

“Apa Jaebum sudah mengembalikan jasmu?” Tanya Ginger sambil mengambilkan cuilan besar
dari kue di tangannya dan menyuapkannya pada Seungho. Lelaki itu menggeleng dan
mengunyah sambil menyangga kepala dengan satu tangan di kusen jendela.

“Katanya yang kemarin tidak jadi. Dia juga belum pakai jasnya, ternyata untuk date yang lain.”
Kata Seungho mengundang pekikan ‘what?’ Ginger yang tinggi dan kedua alisnya terangkat.
Karena terlalu terkejut dan tidak percaya, Ginger mengeluarkan kata-kata tak sinkron dicampur
tawa tersendat ditambah dengan wajah terima tidak terima.

“Sudah kubilang kau harusnya mendukungku untuk menghentikannya! Lihat? Lihat! Jaebum
sekarang sudah mulai cari-cari cewek tak jelas untuk diajak kencan! Astaga. Yang benar saja.”
Omel Ginger sambil memejamkan mata dan menyendarkan kepala di leher kursi mobil. Seungho
terkekeh dan mengambil sisa kue di tangan Ginger untuk melahapnya.

“Lalu aku harus bagaimana? Jaebum benar, Ji. Tidak salah untuk jatuh cinta dan kencan. Jaebum
sudah besar dan dia tahu mana yang baik dan buruk.”

“Tidak, dia tidak tahu mana yang baik dan buruk selama ada Park Jinyoung di sekitarnya, dan
Jaebum bukan pemuda macam begitu, yang suka cari cewek untuk melampiaskan perasaan. Kau
harus di pihakku dong, Seungho!” tegas Ginger memiringkan seluruh badannya untuk
menghadap Seungho penuh-penuh, lalu melemparkan tangannya kecil ke udara berkata. “Oh aku
tidak percaya kita membicarakan ini di dalam mobil.”

Seungho tersenyum sebentar, menjalankan mobil pelan-pelan karena jalanan lambat merayap.
Tidak salah juga karena sekarang masih jam pulang kantor. Pemuda itu mencuri lirik ke Ginger,
dimana gadis itu mengerutkan kening menatpa ponselnya dan tengah mengetikkan sesuatu
disana.
“Sudah lama aku tak melihatmu begini.” Kata Seungho tenang, masih memsuatkan perhatian ke
jalan. Ginger mengambil satu banggoebbang hangat dan menggigitnya.

“Apa?” Tanya Ginger

Anda mungkin juga menyukai