Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas nikmat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan
Pasien Miokarditis”. Makalah ini telah saya susun dengan sebaik-
baiknya.Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi redaksi kata maupun tata bahasa yang digunakan.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya
berharap semoga makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pasien
Endokarditis” ini dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi bagi pembaca.
i
ii
DAFTAR ISI
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi miokardium?
2. Apa pengertian miokarditis?
3. Bagaimana etiologi miokarditis?
4. Bagaimana klasifikasi miokarditis?
5. Bagaimana patofisiologi miokarditis ?
6. Bagaimana manifestasi klinis miokarditis?
7. Bagaimana pemeriksaan miokarditis?
8. Bagaimana poses keperawatan miokarditis ?
C. Tujuan
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi miokarditis
2. Memahami apa yang dimaksud dengan miokarditis
3. Mengetahui etiologi miokarditis
4. Mengetahui klasifikasi miokarditis
5. Mengetahui patofisiologi miokarditis
6. Mengetahui manifestasi klinis miokarditis
7. Mengetahui pemeriksaan miokarditis
8. Mengetahui proses keperawatan miokarditis
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN MIOKARDITIS
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium.
Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi
tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek
toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat disebabkan
infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik. Pada miokarditis, kerusakan
miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit.
Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan
didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami
nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat menyerang dinding arteri
kecil, terutama arteri koronaintramuskular yang akan memberikan
reaksi radang perivaskular miokardium. Keadaan ini dapat disebabkan
oleh pseudomonas dan beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan
kandida. Sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung sel-sel
miokardium yang menyebaban reaksi radang. Hal ini dapat terjadi
pada Toksoplasmosis gondii. Pada trikinosis, sel-sel radang yang
3
4
C. ETIOLOGI MIOKARDITIS
1. Infeksi
a. Virus (coxsackievirus, echo virus, HIV, virus epsteinbarr,
influenza, cytomegalovirus, adenovirus, hepatitis A dan B,
MUMPs, folio virus, rabies, respiratori syincitial virus,
rubella, vaccinea, varicella zoster, arbovirus)
b. Bakteri (corynebacterio diphteriae, streptococuspyogenis,
staphilococcus aureus, haemophilus pneumoniae,
salmonella, nieserria gonorrhoeae, leptospira, treponema
pallidum, mycobacterium tuberkulosis,mycoplasma
pneumonia, riketsia.
c. Jamur (candida, aspergilus)
5
radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh
dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar
luas.
g. Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan
reaksi alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap
berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin, dan metildopa.
h. Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ;
termasuk bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus.
Agen tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi
langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunologis.
i. Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan
ikat interstitial.
j. Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama
mengenai substansi ototnya sendiri. K.Protozoa myocarditis adalah
miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi pada
penyakit Chagas dan toxoplasmosis.
k. Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada
demam reumatik.
l. Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan
dengan infeksi riketsia.
m. Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut
miokardium yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik,
seperti radiasi hewan/ toksin serangga atau bahan/ keadaan lain
yang menyebabkan trauma pada miokardium.
n. Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa
miokardium pada tuberkulosa.
o. Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh
enterovirus; paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada
pasien dengan tanggap immune rendah.
7
E. PATOFISIOLOGI MIOKARDITIS
F. MANIFESTASI KLINIS
G. PEMERIKSAAN MIOKARDITIS
1. MRI
7. Biopsy endomiokardial
Demam
Nyeri dada mirip angina pectoris dan perikarditis
Palpitasi
Sesak napas
b. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing) à Sesak nafas.
2) B2 (Blood) à Demam, takikardia, nyeri dada.
3) B3 (Brain) à Kesadaran compos mentis, pasien mengalami sakit
kepala, pusing karena suplai O2 dan darah ke otak menurun.
4) B4 (Bladder) à Penurunan jumlah/frekuensi urine.
5) B5 (Bowel) à Mual muntah, anoreksia, tidak nafsu makan, dan
penurunan berat badan.
12
Takikardi
Kardomegali (cepat terjadi)
Bunyi jantung melemah
Irama gallopTanda-tanda gagal jantung, terutama gagal jantung
kanan.
d. Pengkajian Pola
Pengkajian pola pada pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999)
meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan
aktivitas.
2. Pernapasan
Gejala : napas pendek (napas pendek kronis memburuk pada
malam hari).
Tanda : DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi
mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.
3. Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital,
bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal,
kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4),
edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway.
4. Eliminasi
13
e. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaa EKG : Tidak khas
3. Ekokardiografi :
2. Diagnosa Keperawatan
14
3. Intervensi
Observasi TTV.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah,
berdebar-debar, sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya
ada bila disertai perikarditis. Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang
menyerupai angina pektoris. Gejala yang paling sering ditemukan adalah
takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu. Kadang-kadang didapatkan
hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan gangguan pulsasi.
B. Saran
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. (1992). Pedoman Pemberantasan
Penyakit miokarditis. Jakarta. Diakses pada 24 Januari 2020 pada pukul
19.35 WIB.
Fatheemah, Ismi. (2010). Miokarditis. Diakses pada 24 Januari 2020 pada pukul
19.34 WIB.
25