Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi
alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi. Terdapat
perubahan epidemiologi endokarditis infektif pada saat sekarang yang disebabkan tingkat
kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih dini
dan penggunaan antibiotic. Insidens endokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk
per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada usia lanjut. Penyakit ini perlu
penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak
disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan miokarditis?
2. Apa etiologi dari miokarditis ?
3. Apa saja tanda dan gejala pada pasien dengan miokarditis?
4. Apa saja klasifikasi dari miokarditis miokarditis?
5. Bagaimana patofisiologi miokarditis?
6. Apa saja komplikasi pada miokarditis?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada miokarditis?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada miokarditis?
9. Bagaimana prognosis pada miokarditis?
10. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada miokarditis?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu memahami asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
kardiovaskuler yaitu infeksi miokard atau miokarditis.
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami konsep medis infeksi miokard atau miokarditis.
1

b. Mampu memahami asuhan keperawatan dengan infeksi miokard atau


miokarditis.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan otot jantung
oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada
umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis
dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik. Pada miokarditis, kerusakan
miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit. Toksin akan
menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan
infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat
menyerang dinding arteri kecil, terutama arteri koronaintramuskular yang akan
2

memberikan reaksi radang perivaskular miokardium. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
pseudomonas dan beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan kandida. Sebagian kecil
mikroorganisme menyerang langsung sel-sel miokardium ysng menyebaban reaksi
radang. Hal ini dapat terjadi pada Toksoplasmosis gondii. Pada trikinosis, sel-sel radang
yang ditemukan terutama eusinofil (Elly Nurachmach, 2009).
Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot
jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001). Myocarditis adalah peradangan pada otot
jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi,
tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan
kimia dan radiasi (FKUI, 1999). Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung
yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik)
(Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium)
(Doenges, 1999). Dari pebgertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah
peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi
B. Etiologi
Penyebab dari peradangan pada Miokardium adalah :
a. Virus
b. Jamur
c. Bakteri
d. Parasit
e. Protozoa
f. Proses hipersensitifitas;seperti demam rematik
C. Tanda dan Gejala
1. Letih
2. Napas pendek
3. Detak jantung tidak teratur
4. Demam
5. Menggigil
6. Anoreksia
7. Nyeri dada
8. Dispnea dan disritmia
9. Tamponade ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial)
10. Nyeri otot
11. Nyeri sendi
12. Malaise (kurang enak badan)
13. Syok kardiogenik.

D. Klasifikasi Miokarditis
Bedasarkan gejala klinis dan biopsi endomiokardinal, miokarditis dapat dibagi atas :
1. Miokarditis akut
Biasanya orang-orang muda (umur sekitar 20-an), lebih banyak laki-laki dan pada
umumnya didahului oleh riwayat infeksi virus. Perjalanan penyakit berlangsung
kira-kira 8 minggu dan bagi yang mengalami payah jantung kongestif sebagian
pasien akan meninggal atau mengalami perbaikan dan sembuh sempurna sesudah
6 bulan.
2. Rapidly progressive myokarditis
Terdapat pada orang-orang yang lebih tua (sekitar 35-an), juga lebih sering lakilaki, dengan gejala utama payah jantung kongestif yang progresif, aritmia teritama
ventrikular. Berbeda dengan miokarditis akut, disini perjalanan penyakitnya
berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dengan periode periode
kompensasi diselingi periode-periode payah jantung refrakter yang memerlukan
perawatan. Kematian terjadi setelah 6 bulan dan sebagian besar akan meninggal
setelah 3 tahun menderita.
3. Miokarditis kronik
Terdapat pada umur 30-an dan kebanyakan wanita. Perjalanan penyakitnya
dimulai dengan episode payah jantung yang disusul dengan perbaikan klinis
dengan disfungsi jantung yang tersisa.
E. Patofisiologi
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius ini dapat melalui tiga mekanisme dasar:
1. Invasi langsung ke miokard.
2. Proses imunologis terhadap miokard.
3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokard.
Proses miokarditis viral ada 2 tahap:
1. Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke
miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody
dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag
dan natural killer cell (sel NK).
2. Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune
akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard,
akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang
minimal sampai yang berat (FKUI, 1996).

Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel


dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskular.
Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal
dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses
berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks
miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontoknya serabut otot,
dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan
habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung (Elly
Nurachmach, 2009).
F. PATHWAY

G. Komplikasi Miokarditis
1. Kardiomiopati kongestif / dilated
5

2.
3.
4.
5.

Payah jantung kongestif


Efusi perikardial
AV block total
Trombi Kardiac (FKUI, 1996).

H. Pemeriksaan Penunjang Miokarditis


1. Laboratorium Miokarditis
a. Leukositosis dengan polimorfunuklear atau limfosit dominan
b. Laju endap darah biasanya meningkat.LDH, enzim jantung kreatin kinase
atau laktat dehidrogenase dapat meningkat tergantung luasnya nekrosis
miokard.
c. Pengkatan ASTO dapat menunjukan adanya infeksi streptokokus.
2. Elektrokardiografi (EKG) Miokarditis
EKG hampir selalu abnormal pada pasien miokarditis. EKG paling sering
menunjukan sinur takikardia. Lebih khas adalah perubahan ST-T. Dapat
ditemukan perlambatan interval QTc, voltase rendah , dan bahkan pola infark
miokard akut. Aritmia jantung juga sering ditemukan termasuk blok jantung total,
takikardia ventrikular dan aritmia supravebtrikular terutama dengan adanya gagal
jantung kongestif atau inflamasi perikard.
3. Ekokardiografi Miokarditis
Ekokardiografi dapat menunjukan disfungsi sistolik ventrikel kiri pada pasien
dengan dimensi vebtrikel kiri yang berukuran normal. Trombus vebtrikel
terdeteksi sekitar 15 persen. Gambaran ekokardiografi pada miokarditis aktif
dapat meniru restriktif, hipertropik, atau kardiomiopati dilatasi.
4. Radionuclide Scanning dan Magnetic Resonance Imaging.
5. Biopsi Endomiokardial
I. Penatalaksanaan Medis Miokarditis
1. Semua pasien dengan miokarditis akut sebaiknya dirawat untuk diobservasi.
2. Dianjurkan tirah baring untuk pembatasan aktifitas.
3. Pengobatan biasanya suportif dan ditujukan pada penyakit infeksi sistemik.
4. Terapi spesifik dapat diberikan antibodi atau kemoterapeutik yang sesuai dngan
penyebabnya.
5. Aritmia diobati dengan anti aritmia. Kadang-kadang diperlukan pemasangan pacu
jantung.

6. Anti imflamasi nonsteroid, salisilat, ibuprofen, dan indometasin merupakan


kontraindikasi pada fase akut (2 minggu pertama), tetapi cukup aman bila di
kosumsi pada fase-dase lanjut. (FKUI,1996).
J. Prognosis Miokarditis
1. Sebagian cepat sembuh cepat, kadang jadi kronis.
2. Prognosis buruk bila :
a. Umur muda, sering mati mendadak
b. Bentuk akut fulminan karena virus atau difteri
c. Miokarditis yang sangat progresif
d. Bentuk kronis yang berlanjut menjadi kardiomiopati
e. Penyakit chaga.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E.
Doenges, 1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.
2. Sirkulasi
7

Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung,


palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali,
frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi
splinter, nodus osler, lesi Janeway.
3. Eliminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal, penurunan frekuensi/jumlah urine.
Tanda : urin pekat gelap.
4. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat / tajam) diperberat oleh
inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.
Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.
5. Pernapasan
Gejala : napas pendek, napas pendek kronis memburuk pada malam hari
(miokarditis).
Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal), batuk, inspirasi mengi,
takipnea, krekels, dan ronkhi.
6. Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis, trauma dada, penyakit
keganasan / iradiasi thorakal dalam penanganan gigi, pemeriksaan endoskopik
terhadap sitem GI / GU), penurunan system immune, SLE atau penyakit kolagen
lainnya.
Tanda : demam.
7. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau
penyalahgunaan obat parenteral.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999)
adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi,
iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokard, penurunan curah jantung.
3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi
otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi,
keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
5.

C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI


Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan
(Boedihartono, 1994:20).
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995:40). Intervensi dan implementasi
keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) :

N
o

Dx

1. Nyeri

berhubungan
dengan
inflamasi
miokardium di
tandai dengan:
Ds:
klien
mengeluh nyeri
saat beraktivitas
berlebihan
Do:
klien
terlihat
lemas
dan
meringis
kesakitan

tujuan
tujuan
Setelah

di

lakukan

tindakan

keperawatan

2X24

di

jam

harapkan

nyeri hilang atau terkontrol.


Dengan kriteria hasil :

a. Nyeri
berkura
ng atau
hilang
b. Klien
tampak
tenang

rasional
Interven
si
O
bs
er
va
si
TT
V
Sel

idi
ki
kel
uh
an
ny
eri

1. Mengetahui
keadaan klien
2. Membandingkan
gejala nyeri yang
timbul
3. Dapat
menurunkan

ketidaknyamanan
fisik dan emosional
pasien
4. Dapat mengarahkan
kembali
perhatian,
dan
memberikan
distraksi
dalam
tingkat
aktivitas
10

da
da
Be
rik
an
lin
gk
un
ga
n
ya
ng
ten
an
g
Be
rik
an
akt
ivi
tas
hib
ura
n
ya
ng
tep
at
Ko
lab
ora
si
pe
mb
eri
an
ob
atob
ata
n

individu.

5. Dapat

menghilangkan nyeri
dan
menurunkan
respons inflamasi

6. Dapat

memaksimalkan
ketersediaan oksigen
untuk menurunkan
beban kerja jantung.

11

6. I

Setelah

lakukan

tindakan

keperawatan

l
e
r
a
n
si
a
k
ti
v
it
a
s
b
e
r

di

1X24 jam di
harapkan

pasien
memiliki
cukup

energi

untuk
beraktivitas
dengan kriteria

hasil:
a. Perilak
u
menam
pakan
kemam
puan
untuk

Ko
lab
ora
si
pe
mb
eri
an
ok
sig
en
su
ple
me
n
Ka
ji
res
po
ns
pa
sie
n
ter
ha
da
p
akt
ivi
tas
Pa
nta
u
fre
ku
en
si/i
ra
ma
jan
tun

1. mi
ok
ard
itis
me
ny
eb
ab
ka
n
inf
la
ma
si
da
n
ke
mu
ng
kin
12

memen

uhi

kebutuh

u
n
g
a
n
d
e
n
g
a
n
i
n
fl
a
m
a
si
d
a
n
d
e
g
e
n
e
r

an diri.
b. pasien
mengun
gkapka
n
mampu
untuk
melaku
kan
beberap
a
aktivita
s tanpa
dibantu.
c. Koordi
nasi
otot,
tulang
dan
anggota
gerak
lainya
baik

g,
T
D,
da
n
fre
ku
en
si
per
na
pa
sa
n
se
bel
um
da
ns
ete
lah
akt
ivi
tas
da
n
sel
am
a
dip
erl
uk
an
Pe
rta
ha
nk
an
tir
ah
bar

an
ker
usa
ka
n
fun
gsi
sel
sel
mi
ok
ard
ial.
2. me
mb
ant
u
me
ne
ntu
ka
n
der
aja
t
de
ko
mp
ens
asi

13

a
si
s
e
ls
e
l
o
t
o
t
m
i
o
k
a
r
d
,
p
e
n
u
r
u
n
a
n
c
u

ing
sel
am
a
per
iod
e
de
ma
m
da
n
ses
uai
ind
ika
si
Re
nc
an
ak
an
per
aw
ata
n
de
ng
an
per
iod
e
isti
rah
at/t
idu
r
tan
pa
ga
ng

jan
tun
g
da
n
pul
mo
nal
.
Pe
nur
un
an
TD
,
tak
ika
rdi
a,
dis
rit
mi
a,
da
n
tak
ipn
ea
ad
ala
h
14

r
a
h
j
a
n
t
u
n
g
.
D
i
t
a
n
d
a

gu
an
Ba
ntu
pa
sie
n
dal
am
pr
og
ra
m
lati
ha
n
pr
og
res
if
ber
tah
ap

ind
ika
tif
dar
i
ker
usa
ka
n
tol
era
nsi
jan
tun
g
ter
ha
da

akt

ivit

as.
3. me

g
a
n
D
s:

nin
gk
atk
an
res
olu
si
inf

15

la
ma
si
sel
am
a
fas
e
ak
ut
me
mb
eri
ka
n
kes
ei
mb
an
ga
n
dal
am
ke
but
uh
an
di
ma
na
akt
16

ivit
as
ber
tu
mp
u
pa
da
jan
tun
g.
4. saa
t
inf
la
ma
si/
ko
ndi
si
das
ar
ter
ata
si,
pas
ien
mu
ng
kin
ma

17

mp
u
me
lak
uk
an
akt
ivit
as
ya
ng
dii
ngi
nk
an,
ke
cu
ali
ker
usa
ka
n
mi
ok
ard
per
ma
ne
n/t
erj
adi
18

ko
mp
lik
asi.
5. me
ma
ksi
ma
lka
n
ket
ers
edi
aa
n
ok
sig
en
unt
uk
me
nur
un
ka
n
be
ba
n
ker
ja
jan

19

tun
g.
3
.

1. R

Diharapkan

Pa

1. me

is

mengidentifika

nta

mb

si perilaku

ant

untuk

fre

menurunkan

ku

me

ti

beban kerja

en

ne

jantung dengan

si/i

ntu

kriteria hasil:

ra

ka

a. melapo

ma

rkan/m

jan

der

enunjuk

tun

aja

kan

g,

penuru

de

nan

D,

ko

periode

da

mp

dispnea

ens

fre

asi

angina,

ku

jan

dan

en

tun

disritmi

si

a.
b. mempe

per

da

na

pa

pul

sa

mo

nal

se

bel

Pe

um

nur

da

un

u
r
u
n
a
n
c
u

rlihatka
n irama
dan
frekuen
si
jantung
stabil.

20

an

set

TD

ela

tak

akt

ika

ivi

rdi

tas

a,

da

dis

rit

sel

mi

am

a,

da

dip

erl

tak

uk

ipn

an.
Pe

ea

rta

ala

ha

nk

ind

an

ika

tir

tif

ah

dar

bar

ing

ker

dal

usa

am

ka

po

sis

tol

era

se

nsi

ad

21

mi

jan

tun

Fo

wl

ter

er.
Pe

ha

rha

tik

akt

an

ivit

jar
ak/

as.
2. me

mu

nur

ffl

un

ed

ka

ton

us

be

jan

ba

tun

g,

ker

mu

ja

rm

jan

ur,

tun

gal

g,

lop

me

S3

ma

da

ksi

ma

S4

lka

.
Be
rik
an

da

cur
ah

22

tin
da
ka
n
ke
ny
am
an
an

jan
tun
g.
Ausku
ltasi
bunyi
jantun
g
3. me

mb
eri
ka
n
det
eksi
dini
dari
terjadi
nya
kompli
kasi
misaln
ya :
GJK,
tampo
nade
jantun
g.
4. me
nin
gk
atk

23

an
rel
aks
asi
da
n
me
ng
ara
hk
an
ke
mb
ali
per
hat
ian

1. Perasaan sejahtera
yang sudah lama
dinikmati
mempengaruhi minat
pasien/orang terdekat
untuk mempelajari
penyakit.
2. untuk bertanggung

1. K

Diharapkan

menyatakan

ji

pemahaman

ke

tentang proses

sia

penyakit dan

pa

regimen

pengobatan

da

jawab terhadap

dengan kriteria

kesehatan sendiri,

hasil :

ha

pasien perlu

Ka

a. Kriteria

mb

memahami penyebab

hasil

ata

khusus, pengobatan

:mengi

dan efek jangka


24

dentifik

dal

panjang yang

asi efek

am

diharapkan dari

sampin

bel

kondisi inflamasi,

aja

sesuai dengan

dan

tanda/gejala yang

kemung

ter

menunjukan

kinan

ma

kekambuhan/komplik

kompli

su

asi.

kasi

yang

ora

perlu

ng

untuk meningkatkan

diperha

ter

perawatan diri,

tikan.
b. Mempe

de

peningkatan

kat

keterlibatan pada

.
Jel
as
ka
n
efe
k
inf
la
ma
si
pa
da
jan
tun
g,
sec
ara
ind
ivi
du
al

program terapeutik,

a
n
b
e
l
a
j
a
r)

obat

rlihatan
perubah
an
perilak
u untuk
menceg
ah
kompli
kasi.

3.

informasi perlu

mencegah
komplikasi.
4. perawatan di rumah
sakit lama/pemberian
antibiotic IV /
antimicrobial perlu
sampai kultur darah
negative/hasil darah
lain menunjukkan tak
ada infeksi.

25

pa
da
pa
sie
n.
Aj
ark
an
unt
uk
me
mp
erh
ati
ka
n
gej
ala
se
hu
bu
ng
an
de
ng
an
ko
mp
lik
asi
/
ber
ula
ng
ny
a
da
n
gej
ala
ya
26

ng
dil
ap
or
ka
n
de
ng
an
se
ger
a
pa
da
pe
mb
eri
per
aw
ata
n
An
jur
ka
n
pa
sie
n/o
ran
g
ter
de
kat
ten
tan
g
do
sis
,
tuj
ua
27

n
da
n
efe
k
sa
mp
ing
ob
at,
ke
but
uh
an
die
t,
per
ti
mb
an
ga
n
kh
us
us,
akt
ivi
tas
ya
ng
dii
jin
ka
n/
dib
ata
si
Ka
ji
ula
28

ng
per
lun
ya
ant
ibi
oti
c
jan
gk
a
pa
nja
ng/
ter
ap
y
ant
im
icr
obi
al.

D. EVALUASI
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan
dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan
atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada
pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
29

1.
2.
3.
4.

Nyeri hilang atau terkontrol


Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan atau inflamasi pada miokardium.Peradangan ini
dapat disebabkan oleh penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti cocksakie virus,
difteri , campak, influenza , poliomielitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia, jamur,
dan parasi. Miokarditis dapat menyebabkan dilatasi jantung, thrombus dalam dinding
jantung, infiltrasi sel darah yang beredar disekitar pembuluh koroner dan diantara serabut
otot dan degenerasi serabut otot itu sendiri. Kerusakan miokard oleh kuman-kuman
infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar yaitu invasi langsung ke miokard, proses
immunologis terhadap miokard,mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Komplikasi yang terjadi bila terkena Miokarditis yaitu kardiomiopat,payah jantung
kongresif, efusi pericardial, AV block tota,trobi kardiak, gagal jantung.
B. Saran

30

1. Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, anatomi


dan fisiologi pada miocarditis, penatalaksanaan miocarditis tanda dan gejala,
pemeriksaan diagnostik untuk miocarditis, agar dalam menjalankan proses
keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan
tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada
klien dengan miocarditis
2. Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan
membaca dari berbagai sumber.

31

Anda mungkin juga menyukai