Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

OLD MIOKARD INFARK (OMI)

OLEH :

NAMA : ANNISA NUR AZIZAH ROSITA


NIM : 19121082

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
OLD MIOKARD INFARK (OMI)

a) Laporan Pendahuluan Old Miokard Infark


b) Laporan Pendahuluan Klinis
1) Definisi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat
penumpukan plak di arteri jantung sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung
menjadi terganggu dan bisa menyebabkan serangan jantung. Beberapa jenis penyakit
yang termasuk dalam PJK sendiri antara lain gagal jantung, angina pektoris, infark
miokard akut/acute miocard infark (AMI), dan infark miokard lama/old miocard infark
(OMI). Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 2007).
Sumbatan terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri
koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung. Aterosklerotik
adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi lemak yang
disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri. Sehingga
mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak
& Gallo; 2007).
2) Klasifikasi
3) Etiologi / Manifestasi Klinis
1) Faktor Penyebab
1. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a. Faktor Pembuluh Darah
1) Aterosklerosis
2) Spasme
3) Arteritis
b. Faktor Sirkulasi
1) Hipotensi
2) Sianosis aorta
3) Insufisiensi
c. Faktor Darah
1) Anemia
2) Hipoksemia
3) Polisitermia
2. Curah jantung yang meningkat
a. Aktifitas berlebihan
b. Emosi
c. Makan terlalu banyak
d. Hypertiroidisme
3. Kebutuhan oksigen myocard meningkat pada :
a. Kerusakan miocard
b. Hypertropimiocard
c. Hypertensi diastole
4) Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala infark miocard (TRIAS) adalah :
a. Nyeri
1. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama
2. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi
3. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti terusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus kebawah menuju lengan (biasanya lengan kiri)
4. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari dan tidak hilang engan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG)
5. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher
6. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah
7. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang disertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri)
b. Laboratorium
Pemeriksaan Enzim Jantung :
1. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam, kembali dalam 36-48 jam
2. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-23 jam dan memakan waktu lama untuk kembali normal
3. AST/SGOT
Meningkat (kurang nyata/khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24
jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
c. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian
iadalah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
5) Patofisiologi
a) Proses terjadinya infark
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi
dan O₂ ke bagian distal terhambat, sel otot jantung bagian distal mengalami
hipoksia iskemik infark, kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen
dalam darah, hemoglobin menjadi reoduksi secara total dan menjadi berwarna biru
gelap, dinding arteri menjadi permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel
mati.
b) Mekanisme Nyeri pada OMI
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk
melakukan metabolisme CO₂ (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan
asam laktat dan juga merangsang pengeluaran zat-zat iritatif lainnya seperti
histamine, kinin atau enzim proteolitik seluler merangsang ujung-ujung saraf
reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan melalui serat saraf aferen
simpatif dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan saraf simpatis yang berlebihan
akan menyebabkan :
1. Meningkatkan kerja jantung dengan menstimulasi SA Node sehingga
menghasilkan frekuensi denyut jantung lebih dari normal (takikardi)
2. Merangsang kelenjar keringat sehingga eksresi keringat berlebihan. Menekan
kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulasi cairan di
saluran pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsang rasa
mual/muntah
3. Vasokonstriksi pembuluh darah perifer, sehingga aliran balik darah vena ke
atrium kanan meningkat dan akhirnya tekanan darah meningkat
6) Pathway

Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan miocard iskemik

Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Supply oksigen ke miocard turun

Metabolisme anaerob Seluler hipoksia

Gangguan Timbunan asam laktat Integritas membran sel berubah


pertukaran gas meningkat
Resiko
Kontraktilitas penurunan
Fatique Nyeri akut turun curah jantung

Intoleransi Aktifitas Cemas


COP turun Kegagalan pompa
jantung
Resiko penurunan
perfusi jaringaan Gagal jantung
jantung

Kelebihan volume cairan

Sumber : Brunner and Suddart (2011), textbook of medical-surgical nursing


7) Komplikasi
8) Pemeriksaan Penunjang
a) EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T : Inverted, ST : Depresi, Q : patologis
b) Enzim jantung
CPKMB, LDH, AST
c) Elektrolit
Ketidaksaimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, misal
hipokalemi, hiperkalemi
d) Sel darah putih
Leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari ke 2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
e) Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke 2 dan ke 3 setelah AMI, menunjukkan infkamasi
f) Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfui orgsn skut atau
kronis
g) AGD
Dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis
h) Kolesterol atau Trigliserida Serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI
i) Foto dada
Mungkkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler
j) Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinidng
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup
k) Pemeriksaan pencitraan nuklir
1. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia, misal
lokasi atau luasnya IMA
2. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
l) Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional
dan fraksi ejeksi (aliran darah)
m) Angiografi Koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel
kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pada fase AMI kecuali
mendekati bedah jantung angioplasty atau emergency
n) Digital subtraksion angiografi (PSA)
o) Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah
p) Tes stress olahraga
Menentukan respon kardiovaskuler terhdapa aktivitas atau sering dilakukan
sehubungan dengan pencitraan talium pada fas penyembuhan.
9) Penatalaksanaan
a) Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan OMI, yaitu:
.
b) Medis
1) Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan berupa:
2) Tindakan non farmakologis
10) Fokus Pengkajian
1) Status kesehatan saat ini
1) Alasan masuk rumah sakit
2) Faktor pencetus
3) Keluhan utama
4) Timbulnya keluhan
5) Pemahaman penatalaksanaan kesehatan
6) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami
7) Diagnosa medik
2) Status kesehatan dahulu
1) Penyakit yang pernah dialami
2) Riwayat alergi
3) Status imunisasi
4) Kebiasaan obat-obatan
11) Fokus Intervensi
1) Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi kuman
2) Nyeri berhubungan dengan agens cidera biologi
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah
4) Resiko kekurangan volume cairan berhubugan dengan intake yang tidak adekuat
dan peningkatan suhu tubuh
5) Konstipasi berhubungan dengan faktor fisiologis (perubahan pola makan)

DAFTAR PUSTAKA

Lynda, Juall. Carpenito. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda Juall Carpenito,
Editor Edisi Bahasa Indonesia. Monika Ester (Edisi 8). Jakarta : EGC

Poltekkses Depkes Jakarta (2009). Panduan Praktik Keperawatan Dasar Manusia 1. Jakarta :
Salemba Medika

Potter & Perry (2010). Fundamental Keperawatan buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika

Supatmi, Yulia. 2008. Panduan Praktek Keperawatan Kkebutuhan Dasar Manusia.


Yogyakarta: PT Citra Aji Parama

Tansuri, Anas (2007). Yanda-Tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta : EGC

Wahidiyat, Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai