Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN OMI (OLD MIOKARD INFARK)

DI RUANG ASTER 5 RSUD Dr. MOEWARDI

Disusun untuk Memenuhi Penugasan Stase Keperawatan Medikal Bedah


Program Profesi Ners 10

Disusun Oleh :

Listya Aryanti SN182058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN OMI (OLD MIOKARD INFARK)

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi
akibat penumpukan plak di arteri jantung sehingga mengakibatkan
suplai darah ke jantung menjadi terganggu dan bisa menyebabkan
serangan jantung. Beberapa jenis penyakit yang termasuk dalam PJK
sendiri antara lain gagal jantung, angina pektoris, infark miokard
akut/acute miocard infark (AMI), dan infark miokard lama/old
miocard infark (OMI) (Myrtha R, 2011).

Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh


karena sumbatan arteri koroner. Sumbatan terjadi oleh karena adanya
ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat
aliran darah ke jaringan otot jantung (Corwin, E.J., 2009).

2. Etiologi
Old Infark miokard menurut Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk.
(2010) disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total
atau sebagian oleh emboli dan atau thrombus. Faktor resiko yang
menjadi pencetus terjadinya Old Infark Miokard old adalah
a. Faktor resiko yang dapat diubah
1) Mayor
Merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia,
hiperkolesterolimia dan pola makan (tinggi lemak dan tingi
kalori).
2) Minor
Stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen)
dan inaktifitas fisik.
b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Hereditas/keturunan
2) Usia lebih dari 40 tahun
3) Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih
sering daripada wanita.

3. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala yang timbul pada Old Infark Miokard menurut H,
Hardhi K. (2013) adalah sebagai berikut :
a. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan
lengan atas kiri, kebanyakan lamanya 30 menit sampai beberapa
jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan, tertindik.
b. Takikardi
c. Keringat yang berlebih
d. Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan
reflek vasosegal yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke
trakus gastro intestinal
e. Dispnea
f. Abnormal Pada pemeriksaan EKG

Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) menurut Corwin, E.J.


(2009) adalah :
a. Nyeri
1) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus
tidak mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen
bagian atas, ini merupakan gejala utama.
2) Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri
tidak tertahankan lagi.
3) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat
menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya
lengan kiri).
4) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari,
dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin
(NTG).
5) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
6) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin,
diaforesis berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual
muntah.
7) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri
yang hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat
mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
b. Laborat
Pemeriksaan Enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara
4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam
36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk
kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat (kurang nyata/khusus) terjadi dalam 6-12 jam,
memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari

c. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T
tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen
ST.Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang
Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
4. Komplikasi
Komplikasi OMI menurut Bulecheck, G.M, dkk. (2015) antara lain:
a. Edema paru akut
Terjadi peningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan
tekanan vena pulmonal sehingga meningkatkan tekanan hydrostatic
yang mengakibatkan cairan merembes keluar.
b. Gagal jantung
Karena ada kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya
kontraktilitas, sehingga jantung tidak mampu memompa darah
dengan adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen
dan nutrisi.
c. Syok kardiogenik
Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah
jantung, sehingga menurunkan tekanan darah arteri ke organ-organ
vital. Adapun tand-tandanya tekanan darah rendah, nadi cepat dan
lemah, hypoxia, kulit dingin dan lembab.
d. Tromboemboli
Kurangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya
gangguan sirkulasi yang menyertai kelainan ini berleran dalam
pembentukan thrombus intracardial dan intravesikular.
e. Disritmia
Gangguan irama jantung akibat penurunan oksigen ke jantung.
f. Rupture miokardium
Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan
disfungsi miokadium lain yang menyebabkan otot jantung
melemah.
g. Efusi pericardial / tamponade jantung
Masuknya cairan kedalam kantung perikardium karena adanya
perikarditis dan gagal jantung.
5. Patofisiologi
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai
nutrisi dan O2 ke bagian distal terhambat., sel oto jantung bagian
distal mengalami hipoksia iskhemik infark, kemudian serat otot
menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi
teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri
menjadi permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk
melakukan metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga
menghasilkan asam laktat dan juga merangsang pengeluaran zat-
zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim proteolitik
sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung,
impuls nyeri dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian
dihantarkan ke thalamus, korteks serebri, serat saraf aferen, dan
dipersepsikan nyeri. Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan
akan menyebabkan :
a. Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node
sehingga menghasilkan frekuensi denyut jantunglebih dari normal
(takikardi).
b. Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat
berlebihan.
c. Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik
menurun, akumulai cairan di saluran pencernaan, rasa penuh di
lambung, sehingga merangsangf rasa mual / muntah.
d. Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah
vena ke atrium kanan meningkat, dan akhirnya tekanan darah
meningkat Moorhead, Sue et.al. (2013).
Pathway

Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan Miocard Iskemik

Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke Miocard turun

Metabolisme an aerob Seluler hipoksia

Timbunan asam laktat Integritas membran sel berubah


meningkat Nyeri
Resiko
Fatique Kontraktilitas
penurunan
Cemas turun
curah
Intoleransi jantung
aktifitas
Kegagalan pompa
COP turun jantung
Kerusakan
pertukaran gas Gangguan perfusi Gagal jantung
jaringan

Kelebihan volume cairan

Sumber: (Firdaus I., 2012; Myrtha R. 2011; Myrtha R., 2011; Nurarif,
Amin Huda. Et.al., 2015).
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang OMI menurut Santoso & Setiawan (2010)
antara lain:
a. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q
patologis
b. Enzim Jantung : CPKMB, LDH, AST
c. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan
kontraktilitas, missal hipokalemi, hiperkalemi
d. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2
setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi
e. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan
inflamasi.
f. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ
akut atau kronis
g. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau
kronis.
h. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
i. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga
GJK atau aneurisma ventrikuler.
j. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau
dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
k. Pemeriksaan pencitraan nuklir
Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel
miocardia missal lokasi atau luasnya IMA
Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
l. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan
dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah)
m. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri
koroner.Biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran
tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi).
Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati
bedah jantung angioplasty atau emergensi.
n. Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan
o. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup
ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark
dan bekuan darah.
p. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering
dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase
penyembuhan.

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan OMI menurut Moorhead, Sue et.al. (2013) antara
lain:
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal.
Persediaan oksigen yang melimpah untuk jaringan, dapat
menurunkan beban kerja jantung. Oksigen yang diberikan 5-6
L/menit melalu binasal kanul.
2) Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang
mematikan dapat terjadi dalam jam-jam pertama pasca serangan.
3) Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung
sehingga mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut.
Mengistirahatkan jantung berarti memberikan kesempatan
kepada sel-selnya untuk memulihkan diri.
4) Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan
dan nutrisi yang diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien
tidak diperbolehkan mendapatkan asupa nutrisi lewat mulut
karena akan meningkatkan kebutuhan tubuh erhadap oksigen
sehingga bisa membebani jantung.
b. Penatalaksanaan Medis
1) Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark
seharusnya mendapatkan aspirin (antiplatelet) untuk mencegah
pembekuan darah. Sedangkan bagi pasien yang elergi terhadap
aspirin dapat diganti dengan clopidogrel.
2) Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja
jantung dan memperbaiki aliran darah yang melalui arteri
koroner. Nitrogliserin juga dapat membedakan apakah ia Infark
atau Angina, pada infark biasanya nyeri tidak hilang dengan
pemberian nitrogliserin.
3) Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi
sangat mendepresi aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh
digunakan pada pasien dengan riwayat gangguan pernafasan.
Sebagai gantinya maka digunakan petidin
4) Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung
adalah nitroglycerin, baik secara intra vena maupun sublingual,
efek sampingnya yaitu dapat mengurangi preload, beban kerja
jantung dan after load.
5) Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja
memperpanjang waktu pembekuan darah, sehingga mencegah
thrombus Trombolitik
6) Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri
koroner, memperkecil penyumbatan dan meluasnya infark,
teombolitik yang biasa digunakan adalah streptokinase, aktifasi
plasminogen jaringan dan amistropletase
7) Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif
dengan pemberian nitrat dan antiloagulan, analgetik pilihan
adalah morvin sulfat secara IV
8) Obat-obatan trombolitik untuk memperbaiki kembali airan darah
pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah
kerusakan miokard lebih lanjut. Obat-obatan ini digunakan
untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner.
Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul
gejal pertama dan tidak boleh lebih dari 12 am pasca serangan.
Selain itu tidak boleh diberikan pada pasien diatas 75 tahun
Contohnya adalah streptokinase.
9) Beta Blocker untuk menurunkan beban kerja jantung. Bisa juga
digunakan untuk mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan
dan juga mencegah serangan jantung tambahan. Beta bloker
juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia. Terdapat dua
jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol)
dan non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol).
Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors. Obat-obatan
ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot
jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat
kelemahan pada otot jantung misalnya captropil.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, no.telepon, status pernikahan,
agama, suku, pendidikan, pekerjaan, lama bekerja, No.RM, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, sumber informasi, nama keluarga dekat
yang bias dihubungi, status, alamat, no.telepon, pendidikan, dan
pekerjaan.
b. Keluhan utama
Nyeri dada, perasaan sulit bernapas, dan pingsan.
1) Provoking incident: nyeri setelah beraktivitas dan tidak berkurang
dengan istirahat.
2) Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien, sifat keluhan nyeri seperti tertekan.
3) Region, radiation, relief: lokasi nyeri di daerah substernal atau
nyeri di atas pericardium. Penyebaran dapat meluas di dada. Dapat
terjadi nyeri serta ketidakmampuan bahu dan tangan.
4) Severity (scale) of pain: klien bias ditanya dengan menggunakan
rentang 0-5 dan klien akan menilai seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan. Biasanya pada saat angina skala nyeri berkisar antara 4-
5 skala (0-5).
5) Time: sifat mulanya muncul (onset), gejala timbul mendadak.
Lama timbulnya (durasi) nyeri dada dikeluhkan lebih dari 15 menit.
Nyeri oleh infark miokardium dapat timbul pada waktu istirahat,
biasanya lebih parah dan berlangsung lebih lama. Gejala-gejala
yang menyertai infark miokardium meliputi dispnea, berkeringat,
amsietas, dan pingsan.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi,
DM, dan hiperlipidemia. Tanyakan obat-obatan yang biasa diminum
oleh klien pada masa lalu yang masih relevan. Catat adanya efek
samping yang terjadi di masa lalu. Tanyakan alergi obat dan reaksi
alergi apa yang timbul.
d. Riwayat keluarga
Menanyakan penyakit yang pernah dialami oleh keluarga serta bila
ada anggota keluarga yang meninggal, tanyakan penyebab
kematiannya. Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang
timbulnya pada usia muda merupakan factor risiko utama untuk
penyakit jantung iskemik pada keturunannya.
e. Aktivitas/istirahat
Gejala: kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, riwayat pola hidup
menetap, jadual olahraga tak teratur. Tanda: takikardia, dispnea pada
istirahat/kerja.
f. Sirkulasi
Gejala: riwayat OMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal
jantung koroner, masalah hipertensi, DM.
Tanda:
1) TD dapat normal atau naik/turun; perubahan postural dicatat dari
tidur sampai duduk/berdiri
2) Nadi dapat normal; penuh/tak kuat atau lemah/kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat; tidak teratur (disritmia)
mungkin terjadi.
3) Bunyi jantung ekstra (S3/S4) mungkin menunjukkan gagal
jantung/penurunan kontraktilitas atau komplian ventrikel.
4) Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot
papilar
5) Friksi; dicurigai perikarditis.
6) Irama jantung dapat teratur atau tak teratur.
7) Edema, edema perifer, krekels mungkin ada dengan gagal
jantung/ventrikel.
8) Pucat atau sianosis pada kulit, kuku dan membran mukosa.
g. Integritas ego
Gejala: menyangkal gejala penting, takut mati, perasaan ajal sudah
dekat, marah pada penyakit/perawatan yang ‘tak perlu’, khawatir
tentang keluarga, pekerjaan dan keuangan.
Tanda: menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, dan fokus pada diri sendiri/nyeri.
h. Eliminasi: bunyi usus normal atau menurun
i. Makanan/cairan
Gejala: mual, kehilangan napsu makan, bersendawa, nyeri ulu
hati/terbakar.
Tanda:penurunan turgor kulit, kulit kering/berkeringat, muntah, dan
perubahan berat badan
j. Hygiene: kesulitan melakukan perawatan diri
k. Neurosensori
Gejala: pusing, kepala berdenyut selama tidur atau saat bangun
(duduk/istirahat)
Tanda: perubahan mental dan kelemahan
l. Pernapasan
Gejala: dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk
produktif/tidak produktif, riwayat merokok, penyakit pernapasan
kronis
Tanda:peningkatan frekuensi pernapasan, pucat/sianosis, bunyi napas
bersih atau krekels, wheezing, sputum bersih, merah muda kental.
m. Interaksi sosial
Gejala: stress saat ini (kerja, keuangan, keluarga) dan kesulitan koping
dengan stessor yang ada (penyakit, hospitalisasi). Tanda: kesulitan
istirahat dengan tenang, respon emosi meningkat, dan menarik diri
dari keluarga.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri Agen injuri (biologi, kimia, fisik,
psikologis), kerusakan jaringan ditandai dengan posisi untuk
menahan nyeri, tingkah laku berhati-hati, gangguan tidur (mata sayu,
tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai), terfokus pada
diri sendiri, fokus menyempit.
b. Penurunan curah jantung (00029) berhubungan dengan gangguan
irama jantung, stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas
jantung yang ditandai dengan Aritmia, takikardia, bradikardia,
Palpitasi, oedem, Kelelahan, Peningkatan/penurunan JVP, Distensi
vena jugularis, Kulit dingin dan lembab, Penurunan denyut nadi
perifer.
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00204) berhubungan
dengan iskemik, kerusakan otot jantung penyumbatan pembuluh
darah arteri koronaria ditandai dengan tidak ada nadi, perubahan
fungsi motorik, perubahan karakteristik kulit, kelambatan
penyembuhan luka perifer, penurunan nadi.
d. Intoleransi aktivitas (00092) berhubungan dengan Tirah Baring atau
imobilisasi, kelemahan menyeluruh, ketidakseimbangan antara
suplei oksigen dengan kebutuhan ditandai dengan Respon abnormal
dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas, perubahan ECG :
aritmia, iskemia, melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau
kelemahan, adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.
e. Kelebihan volume cairan (00026) berhubungan dengan kelebihan
asupan cairan, kelebihan asupan natrium, gangguan mekanisme
regulasi dibuktikan oleh bunyi nafas tambahan, ansietas, dispnea,
edema, ketidakseimbangan elektrolit, oliguria, gelisah,gangguan
tekanan darah, dan gangguan pola nafas.
f. Hambatan pertukaran gas (00030) berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran kapiler-
alveolar ditandai dengan Penurunan CO2, Takikardi, Hiperkapnia,
Keletihan, Iritabilitas, Hypoxia, kebingungan, sianosis, warna kulit
abnormal (pucat, kehitaman)
g. Ansietas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas
biologis.

3. Rencana keperawatan
Hari No Tujuan dan kriteria intervensi ttd
/tgl/j diagnosa hasil
am
1 Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan (1400)
keperawatan selama 1. Lakukan pengkajian
3x24 jam masalah nyeri secara
nyeri dapat teratasi komprehensif yang
dengan KH : meliputi lokasi,
Kontrol nyeri (1605) karakteristik,
1. Mengenali durasi, frekuensi,
kapan nyeri kualitas, intensitas
terjadi (160502) dan faktor pencetus
2. Menggunakan 2. Observasi adanya
tindakan petunjuk non verbal
pengurangaan mengenai ketidak
nyeri tanpa nyamanan
analgesik 3. Gunakan strategi
(160504) komunikasi
3. Melaporkan terapeutik
nyeri yang 4. Ajarkan prinsip –
terkontrol prinsip manajemen
(160511) nyeri
5. Ajarkan
penggunaan teknik
non farmakologi
6. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
analgesik
2 Setelah dilakukan Perawatan jantung
tindakan (4040)
keperawatan selama 1. Evaluasi adanya
3x24 jam masalah nyeri dada
penurunan curah 2. Catat adanya
jantung dapat tanda dan gejala
teratasi dengan KH : penurunan
Circulation Status cardiac putput
(0401) 3. Atur periode
1. Tanda Vital latihan dan
dalam rentang istirahat untuk
normal (Tekanan menghindari
darah, Nadi, kelelahan
respirasi) 4. Anjurkan untuk
2. Dapat menurunkan
mentoleransi stress
aktivitas, tidak 5. Monitor TD,
ada kelelahan nadi, RR,
3. Tidak ada edema sebelum, selama,
paru, perifer, dan dan setelah
tidak ada asites aktivitas
4. Tidak ada 6. Monitor suhu,
penurunan warna, dan
kesadaran kelembaban kulit
5. AGD dalam batas 7. Kelola pemberian
normal obat anti aritmia,
6. Tidak ada distensi inotropik,
vena leher nitrogliserin dan
7. Warna kulit vasodilator untuk
normal mempertahankan
kontraktilitas
jantung
3 Setelah dilakukan Manajemen sensasi
tindakan perifer (2660)
keperawatan selama 1. Monitor
3x24 jam masalah kemampuan klien
ketidakefektifan untuk perawatan
perfusi jaringan diri yang mandiri.
perifer dapat teratasi 2. Sediakan bantuan
dengan KH : sampai klien
Circulation status mampu secara
Tissue perfusion: utuh untuk
cerebral (0401) melakukan self-
1. Tanda-tanda vital care.
dalam batas 3. Dorong klien
normal untuk melakukan
2. Mendemonstrasik aktivitas sehari-
an kemampuan hari yang normal
kognitif. sesuai kemampuan
3. Menunjukkan yang dimiliki.
fungsi sensorik 4. Ajarkan klien atau
motorik karnial keluarga untuk
yang utuh mendorong
kemandirian.
4 Setelah dilakukan Energy Management
tindakan (0180)
keperawatan selama a. Observasi adanya
3x24 jam masalah pembatasan klien
intoleransi aktivitas dalam melakukan
dapat teratasi dengan aktivitas
KH : b. Dorong anal untuk
Toleransi terhadap mengungkapkan
aktivitas (0005) perasaan terhadap
1. Warna kulit keterbatasan
skala 1-5 c. Kaji adanya factor
(sangat yang menyebabkan
terganggu-tidak kelelahan
terganggu) d. Monitor nutrisi
2. Jarak berjalan dan sumber energi
skala 1-5 tangadekuat
(sangat e. Monitor pasien
terganggu-tidak akan adanya
terganggu) kelelahan fisik dan
3. Kecepatan emosi secara
berjalan skala 1- berlebihan
5 (sangat f. Monitor respon
terganggu-tidak kardivaskuler
terganggu) terhadap aktivitas
4. Temuan/hasil g. Monitor pola tidur
EKG skala 1-5 dan lamanya
(sangat tidur/istirahat
terganggu-tidak pasien
terganggu) h. Kolaborasikan
5. Frekuensi nadi dengan Tenaga
ketika Rehabilitasi Medik
beraktivitas dalammerencanaka
skala 1-5 (berat- n progran terapi
tidak ada) yang tepat.
1. Kemudahan i. Bantu klien untuk
dalam mengidentifikasi
melakukan aktivitas yang
skala 1-5 mampu dilakukan
(berat-tidak j. Bantu untuk
ada) memilih aktivitas
konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan
social

5 Setelah dilakukan Manajemen cairan


tindakan (4120)
keperawatan selama 1. Timbang berat
3x24 jam masalah badan setiap
kelebihan volume hari dan
cairan dapat teratasi monitor status
dengan KH : pasien
Keseimbangan 2. Jaga intake
cairan (0601) dan asupan
1. Tekanan yang adekuat
darah tidak dan catat
terganggu output
(060101) 3. Monitor tanda
2. Keseimbanga – tanda vital
n intake dan pasien
output dalam 4. Monitor
24 jam tidak perubahan
terganggu berat badan
(060107) sebelum dan
3. Berat badan setelah di
stabil analisis
(060109) 5. Monitor status
4. Asites tidak gizi
ada (060110) 6. Distribusikan
5. Edema asupan cairan
perifer tidak selama 24 jam
ada (060112) 7. Konsultasikan
dengan dokter
jika tanda dan
gejala
kelebihan
volume cairan
menetap atau
memburuk
6 Setelah dilakukan Manajemen jalan
tindakan nafas (3140)
keperawatan selama 1. Posisikan pasien
3x24 jam masalah untuk
hambatan pertukaran memaksimalkan
gas dapat teratasi ventilasi
dengan KH : 2. Lakukan fisioterapi
Respiratory Status: dada jika perlu
ventilation (0403) 3. Keluarkan sekret
1. Mendemonstrasik dengan batuk
an peningkatan efektif atau
ventilasi dan suction
oksigenasi yang 4. Berikan
adekuat bronkodilator ;
2. Memelihara 5. Atur intake untuk
kebersihan paru cairan
paru dan bebas mengoptimalkan
dari tanda tanda keseimbangan.
distress 6. Monitor TTV,
pernafasan AGD, elektrolit
3. Mendemonstrasik dan ststus mental
an batuk efektif 7. Jelaskan pada
dan suara nafas pasien dan
yang bersih, tidak keluarga tentang
ada sianosis dan persiapan tindakan
dyspneu (mampu dan tujuan
mengeluarkan penggunaan alat
sputum, mampu tambahan (O2,
bernafas dengan Suction, Inhalasi)
mudah, tidak ada
pursed lips)
4. Tanda tanda vital
dalam rentang
normal
5. AGD dalam batas
normal
6. Status neurologis
dalam batas
normal
7 Setelah dilakukan Penurunan kecemasan
tindakan 1. Gunakan
keperawatan selama pendekatan yang
3x24 jam masalah menenangkan
ansietas dapat 2. Jelaskan semua
teratasi dengan KH : prosedur dan apa
Kontrol kecemasan yang dirasakan
diri (1402) selama prosedur
1. Klien mampu 3. Berikan informasi
mengidentifikasi faktual mengenai
dan diagnosis, tindakan
mengungkapkan prognosis
gejala cemas 4. Instruksikan pada
2. Mengidentifikasi, pasien untuk
mengungkapkan menggunakan
dan menunjukkan tehnik relaksasi
tehnik untuk 5. Identifikasi tingkat
mengontol cemas kecemasan
3. Vital sign dalam 6. Kelola pemberian
batas normal obat anti cemas
4. Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan,
dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan
lainnya. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang
DAFTAR PUSTAKA

Bulechck, Gloria M. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC),


Sixth Edition. Missouri: Elsevier Mosby
Corwin, E.J. (2009). Handbook of pathophysiology. Alih bahasa:
Pendit,BU. Jakarta: EGC.
Firdaus I. 2012. Strategi Farmako-invasif pada OMI. J Kardiol Indones;
33: 266-71.
H, Hardhi K. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis dan Nanda Nic Noc. Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction..
Moorhead, Sue et.al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth
Edition. Missouri: Elsevier Mosby
Myrtha R. 2011. Perubahan Gambaran EKG pada Sindrom Koroner Akut
(SKA). CDK 188; 38 (7): 541-542.
Nurarif, Amin Huda. Et.al. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA
NIC-NOC. MediAction Publishing: Jakarta
Santoso M, Setiawan T. Penyakit Jantung Koroner. 2010. Cermin Dunia
Kedokteran;147:6-9.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

Anda mungkin juga menyukai