Oleh :
ADDINA MULIA
1514201001
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Padang
Oleh :
ADDINA MULIA
1514201001
2019
PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES PERINTIS PADANG
Addina Mulia
1514201001
Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF ( Congestive Heart
Failure ) Di Ruang HCU (High Care Unit) Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan Wd Payakumbuh
Tahun 2019
ix + VI BAB + 76 Halaman + 7 Tabel + 4 Skema + 2 Gambar + 12 Lampiran.
ABSTRAK
Pasien Congestive Heart Failure yang di rawat diruang HCU rentan mengalami stress yang
menyebabkan pasien mengalami masalah dan gangguan tidur. Kualitas tidur buruk pada pasien
jantung dapat menyebabkan denyut jantung meningkat. Intervensi foot massage selama 10 menit
pada bagian kaki akan menurunkan tekanan darah,mengurangi nyeri, stress, meningkatkan
kenyamanan dan kualitas tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh foot
massage terhadap kualitas tidur pada pasien CHF yang dirawat di ruang HCU Cempaka 2 RSUD
Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019. Metode penelitian ini menggunakan meode quasy
eksperimen dengan desain pendekatan one –grup pre dan post design, kemudian data diolah
dengan menggunakan uji paired test. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 orang responden.
Hasil uji statistik didapatkan p value 0,000, artinya ada pengaruh antara pemberian foot massage
terhadap kualitas tidur pada pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Tahun 2019. Saran dalam penelitian ini hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan masukan untuk petugas atau instansi kesehatan terkait dengan masalah penelitian ini,
sehingga dapat menambah dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pada pasien
jantung dalam meningatkan kualitas tidur.
Kata Kunci : Congestive Heart Failure, Foot Massage, High Care Unit, Kualitas
Tidur
Daftar Bacaan : 42 (2004-2018)
Bachelor Of Nursing Program STIKes Perintis Padang
Addina Mulia
1514201001
Effect of Foot Massage on Sleep Quality in CHF Patients ( Congestive Heart Failure ) In
the Cempaka 2 Hospital HCU ( High Care Unit ) Dr. Adnaan Wd Payakumbuh in 2019
Congestive Heart Failure patients treated in the room are very vulnerable to various stressors that
cause patients to experience problems and sleep disorders. Poor sleep quality in heart patients can
cause heart rate to increase . Intervention for 10 minutes of massage on the legs will reduce blood
pressure, reduce pain, stress and improve sleep comfort and quality. The purpose of this study was
to determine the effect of foot massage on sleep quality in CHF patients treated in the HCU
Cempaka 2 Hospital Dr. Adnaan WD Payakumbuh in 2019. This research method uses measy
quasy experiments with the design ofone-group approach pre and post design, then the data is
processed using paired test. The sample in this study were 10 respondents. The statistical test
re34sults obtained p value 0,000, meaning that there is an influence between the provision of foot
massage on the quality of sleep in CHF patients in the HCU Cempaka 2 Hospital Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Year 2019. Suggestions in this study research results can be used as input for health
officials or agencies related to the problem of this study, so that it can increase and improve the
quality of health services, especially in heart patients to improve sleep quality.
Keywords : Congestive Heart Failure, Foot Massage, High Care Unit, Sleep Quality
Reading list : 42 (2004-2018)
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin ditelit. Penulis menetapkan
pemikiran yaitu pengaruh foot massage terhadap kualitas tidur pada pasien CHF
Foot Massage
Kualitas Tidur
47
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Skripsi ini menggunakan studi kuantitatif dengan rancangan Quasy Experiment one
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek tanpa
X1 XO X2
Keterangan
50
51
Penelitian ini talah dilakukan di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD
Payakumbuh pada tanggal 13 Mei sampai dengan tanggal 02 Juli 2019 dimulai
dengan pembuatan proposal bulan Februari 2019 dan pengambilan data bulan Mei
2019.
4.3.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,
2013). Populasi dalam penelitian ini pasien CHF yang memebuhi kriteria yang telah
Payakumbuh Tahun 2019. Dimana pupulasi pasien CHF di tahun 2017 yaitu
sebanyak 106 kasus, dan di tahun 2018 sebanyak 120 kasus sementara untuk bulan
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih dengan sampling tertentu mewakili
populasi yang ada (Nursalam, 2013). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10
orang dengan teknik accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini diambil
Rumus :
n = N.z2.p.q
d (N-1)+z2.p.q
n = N.z2.p.q
d (N-1)+z2.p.q
n = 21. (1,96)2.0,5.0,5
0,05 (21-1)+ (1,96)2.0,5.0,5
n = 21 (3,8416).0,25
0,05 (20) + 3,8416.0,25
n = 20,16
1,96
n = 10,28
n = 10 responden
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
q = 1- p(100%-p)
Kriteria inklusi
4.3.3 Sampling
Terknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling,
yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di
Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang terdiri dari
lembar kuesioner PSQI dan buku panduan prosedur pelaksanaan (SOP) pemberian
foot massage. PSQI merupakan kuisioner subjektif yang menilai kualitas tidur dan
kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efesiensi tidur sehari-hari, gangguan
tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi pada siang hari. Masing-masing
komponen memiliki skala 0-3. Ketujuh komponen kemudian dijumlahkan untuk
mengindikasikan kualitas tidur yang lebih buruk dan skor < 5 mengindikasikan
yang tinggi. Sementara untuk validitas PSQI memiliki sensitivitas 89,6% dan
Proses pengumpulan data dalam penelitian harus disusun secara sistematis agar
1. Pada tahap awal penulis terlebih dahulu menentukan masalah penelitian dan
pengambilan data dan penelitian dari STIKes Perintis Padang pada tanggal 08 Mei
2019.
2. Setelah mendapat surat dari kampus, penulis mengajukan surat ke Kantor
melalui bagian Diklat dan bidang keperawatan tanggal 13 Mei 2019.Setelah itu
bagian diklat meminta izin ke Kepala Ruangan Cempaka 2. Setelah mendapat izin
4. Penulis memulai penelitian pengambilan data awal pada tanggal 13 Mei 2019.
Kemudian pada tanggal 10 Juni 2019 penulis mulai melakukan penelitian di ruang
melapor terlebih dahulu kepada kepala ruangan bahwa akan memulai penelitian
prosedur penelitian yaitu dari jam 19.00 Wib sampai jam 22.00 wib.
tidur
pasien selama 3 hari terakhir. Setelah kuesioner terisi, penulis kemudian
6. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat dan bahan yaitu handscoon, tisu,
minyak. Kemudian penulis mengatur posisi responden dan mulai melakukan foot
meminta izin dan memintak kontrak tindakan untuk besok harinya. Setelah
foot massage.
7. Penelitian awal ini dimulai sejak tanggal 10 Juni 2019 sampai dengan 17 Juli 2019
responden yang didapatkan sesuai kriteria inkulsi dan ekslusi yaitu sebanyak 2
orang.
8. Minggu kedua dari tanggal 17 Juni sampai dengan 23 Juni 2019 didapatkan
sebanyak 3 responden Dan dari tanggal 23 Juni 2019 sampai tanggal 01 Juli 2019
9. Tahap akhir setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti melakukan analisa
dengan menggunakan uji statistik yang sesuai dengan data. Selanjutnya di ahir
a. Editing
peneliti memeriksa kelengkapan data jika masih ada data yang belum
terisi lengkap.
b. Coding
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding
atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data ( data
c. Entry
Nilai skor dari suatu item pertanyaan, dimna untuk indeks PSQI dinilai
e. Cleaning
f. Processing
a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah suatu metode untuk menganalisa data dari variable
2005). Pada skripsi ini akan menganalisa kualitas tidur pasien dengan CHF
(post-test).
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel
kualitas tidur pasien CHF dan rata-rata akhir ( post-test) kualitas tidur pasien CHF
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi foot massage selama 2 hari berturut-
turut.
Analisa ini menggunakan taraf kepercayaan 0,05, jika nilai P- value ≤ 0,05 maka
hasil akan significant berarti memiliki nilai keefektifan yang baik, dan jika P- value>
Hasil penelitian yang dilakukan pada pasien CHF dengan judul Pengaruh Foot
Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF ( Congestive Heart Failure ) Di
Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019. Penelitian
ini dilakukan sejak tanggal 13 Mei sampai 2 Juli 2019, dengan jumlah sampel 10 orang
responden dengan teknik sampel yang digunakan accidental sampling. Penelitian ini
merupakan penelitian dengan metode quasy experiment dengan cara one grup pre
test-post test design. Dimana peneliti menilai kualitas tidur pada saat pre test setelah itu
dilakukan post test untuk menilai kembali kualitas tidur setelah diberikan intervensi.
menggunakan uji t dengan tingakat kepercayaan 95% dan disajikan dalam bentuk
tabel.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapat pada responden yang berjumlah 10
orang, maka analisis univariat tentang Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas
Tidur Pada Pasien CHF (Congestive Heart Failure ) Di Ruang HCU Cempaka 2
RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019, sebagai berikut pada tabel dibawah
ini
61
62
5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan Pasien CHF
Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019
Tabel 5.2.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaaan
Pasien CHF Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Tahun 2019
Karakteristik f %
Usia
Dewasa Akhir ( 36- 45 thn) 2 20
Lansia Awal ( 46 – 55 thn ) 1 10
Lansia Akhir ( 56 – 65 thn ) 2 20
Manula ( > 66 thn ) 5 50
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 80
Perempuan 2 20
Status Pekerjaan
Bekerja 4 40
Tidak Bekerja 6 60
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 10 responden didapatkan hasil sebagian
besar responden berusia manula yaitu > 66 tahun 5 (50%), sedangkan untuk yang usia
dewasa akhir sebanyak 2 (20%), usia lansia awal 1 (10%), dan lansia akhir 2 (20%).
dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki sebanyak 8 (80%). Sedangkan untuk status
pekerjaan dari 10 responden didapatkan hasil 4 (40%) yang bekerja dan 6 (60%) yang
tidak bekerja.
5.2.3 Kualitas Tidur Pasien CHF Sebelum Dilakukan Intervensi Foot Massage Di Ruang
Tabel 5.2.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Pasien CHF
Sebelum dilakukan Intervensi Foot Massage Di Ruang HCU Cempaka 2
RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019
Kualitas Tidur f %
Sebelum
Baik 3 30
Buruk 7 70
Total 10 100
Dari tabel diatas dapat dijelaskan dari 10 orang responden , didapatkan kualitas tidur
5.2.4 Kualitas Tidur Pasien CHF Setelah Dilakukan Intervensi Foot Massage Di Ruang
Tabel 5.2.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Pasien CHF
Setelah dilakukan Intervensi Foot Massage Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD
Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019
Kualitas Tidur Sebelum f %
Baik 8 80
Buruk 2 20
Total 10 100
Dari tabel diatas dapat menjelaskan dari 10 responden, didapatkan hasil kualitas tidur
Berdasarkan analisa bivariat yang peneliti lakukan. Pengaruh Foot Massage terhadap
kualitas tidur pada pasien CHF ( Congestive Heart Failure ) di ruang HCU Cempaka 2
RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019 memakai rumus paired test dengan
5.3.1 Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF ( Congestive
Heart Failure ) Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun
2019.
Tabel 5.3.1
Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF ( Congestive Heart
Failure ) Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Tahun 2019
Dari tabel diatas dapat dijelaskan dari 10 orang responden , didapatkan rata-rata
kualitas tidur pasien CHF sebelum dan sesudah intervensi foot massage di ruang HCU
Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD, terdapat perbedaan yang bermakna. Rerata
kualitas tidur pasien CHF sebelum dilakukan intervensi foot massage yaitu sebesar
6,20 dengan standar deviasi 1,874. Sedangkan kualitas tidur pasien CHF setelah
diberikan intervensi foot massage rerata kualitas tidur menjadi 3,30 dengan standar
Hasil uji statistik untuk melihat ada pengaruh foot masaage terhadap kualitas tidur
pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2 di lihat pada Paired t test , terdapat p value =
0,000, Jika dibandingkan dengan α, maka p ≤ α (0,05) maka Ho ditolak. Hal ini
yaitu t hitung
> t- tabel (10,474 > 1,883 ). Maka hasil tersebut dapat di interprestasikan bahasa
artinya ada pengaruh foot massage terhadap kualiatas tidur pada pasie CHF
5.4 Pembahasan
5.4.1 Univariat
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 10 orang responden pasien CHF di ruang HCU
Cempaka 2 maka didapatkan hasil besar responden berusia manula yaitu > 66 tahun
5 (50%). Menurut Berharossi (2011), jika usia sudah di atas 40 tahun semua faktor
resiko akan meningkat. Meningkatnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami
menyebbakan adanya penurunan kualitas tidur yang terjadi akibat perubahan pada
proses sirkandian dan regulasi hemostatik (Pace & Spencer, 2011) Hal ini sejalan
dengan penelitian oleh Luo et al 2013, prevelensi kualitas tidur yang buruk meningkat
dengan bertambahnya usia. 12,6% dari jumlah lanisa tidak dapat tidur dalam 30
menit,
41,2 % memilki waktu tidur yang kurang dari 7 jam. Semakin bertambahnya usia,
Pada karakteristik jenis kelamin berdasarkan tabel , didaptakan lebih banyak dari
perempuan yaitu 80%, prevelensi gangguan tidur pada responden laki-laki lebih besar
Loranie (2011) menyebutkan bahwa wanita relatif kebal terhadap penyakit CHF ini
sampai setelah monopause namun akan sama rentan dengan laki-laki. Efek
wanita sebelum monopouse, sehingga penyakit jantung cendrung terjadi pada pria
dibanding wanita. Sedangkan untuk status pekerjaan pada pasien CHF harus
kondisi penderita CHF. Status pekerjaan juga mempengaruhi tidur, tingkat kelelahan
yang tinggi akan mempengaruhi tidur seseorang. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat
menyebabkan kualitas tidur yang buruk karena tubuh tidak mampu mrnghasilkan
energi dalam waktu singkat yang akhirnya menyebabkan kelelahan. Pekerjaan yang
berlebihan dalam jangka waktu yang cukup panjang dapat menyebabkan ketegangan
otot dan menyebabkan masalah untuk jatuh tidur, mempertahankan tidur dan bangun
Berdasarkan hasil tersebut penulis berasmumsi bahwa penyakit jantung lebih banyak
terjadi pada usia diatas 50 tahun. Semakin bertambah usia maka maka waktu yang
dibutuhkan untuk dapat tertidur berkurang. Laki-laki memiliki resiko 2-3 kali penyakit
jantung dibandingkan dengan wanita sebelum monopouse tetapi laki-laki lebih rentan
terhadap gangguan tidur. Namun untuk status pekerjaan responden di ruang HCU
CHF di ruang HCU cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh tahun 2019
diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian responden memilki kualitas tidur buruk yaitu
sebanyak 8 (80%) responden dengan mean 6.20 sebelum dilakukan intervensi foot
massage.
Pasien CHF mengalami kesulitan untuk memulai tidur dimalam hari. Hal ini sejalan
dengan penelitian Heo, dkk (2007) menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 90%
pasien CHF mengalami gejalah fisik seperti sesak nafas, kelelahan. CHF menimbulkan
Dyspnea (PND), asites, pitting edema, sesak nafas pada malam hari yang
kualitas tidur responden yaitu faktor fisiologis, seperti penyakit fisik, kesulitan bernafas
dan faktor psikologis dan lingkungan, stress emosional, cemas dan nyeri yang
menyebabkan seseorang sulit untik tertidur, sehingga sering terbangun selama siklus
seperti lingkungan dan faktor psikologis. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kualitas tidur seseorang adalah keasaan lingkungan didalam rumah sakit seperti
kebisingan, suhu ruangan, tempat tidur tidak nyaman dan lampu yang terlalu terang.
Selain faktor lingkungan, faktor psikologis juga dapat menggangu kualitas tidur yang
menimbulkan cemas dan depresi bagi pasien maupun keluarga sehingga dapat
Gangguan tidur pasien di HCU bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
faktor penyakit seperti nyeri dada, dan sesak nafas serta batuk. Sedangkan faktor
lingkungan yaitu pencahayaan, bunyi alarm bedsite monitor, pulse oxymetry dan alarm
Hasil penelitian kualitas tidur pasien CHF yang dirawat diruang HCU didapatkan lebih
dari separoh 80% mengalami kualitas tidur buruk. Dari hasil Kuesioner PSQI
menunjukan bahwa lama waktu yang dibutuhkan pasien CHF untuk memulai tidur yaitu
lebih dari > 60 menit. Hal ini sesuai dengan penelitian Hanum (2014) bahwa waktu
yamh diperlukan untuk pasien CHF yang mengalami gangguan tidur yaitu > 60 menit
(42,9%) hal ini berbeda dengan kondisi normal yaitu untuk mendapatkan istirahat yang
Menurut asumsi peneliti kualiatas tidur pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2
mengalami kualitas tidur buruk disebabkan oleh adanya gangguan latensi tidur dan
gangguan tidur seperti nocturia, nyeri dada dan kesulitan bernafas. Ketidaknyamanan
suasana lingkungan kepanasan dan stress atau cemas berhubungan dengan penyakit.
c. Kualitas Tidur pasien CHF (Congestive Heart Failure) Setelah Diberikan Intervensi
Foot Massage
Setelah dilakukan intervensi foot massage selama 2 kali pada pasien CHF (Congestive
Heart Failure) di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun
2019 dilakukan pengukuran (post test) kualitas tidur. Terdapat adanya penurunan skor
yang menunjukan kualitas tidur setelah dilakukan foot massage yaitu sebesar 2,900.
Foot massage dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Perasaan rileks yang
dirasakan selama foot massage akan menurunkan stress psikososial, juga menurunkan
gangguan tidur sehinggga mengurangi frekunesi terjaga dalam perioden tidur pada
Hasil Penelitian (Nurlalyli, A 2018) Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur
Pasien Di ICU dengan sebagian besar responden (60,69) mempunyai kualitas tidur
yang baik. Sedangkan pada kualitas tidur sebelum dilakukan foot massage yaitu
sebesar (47,09) . Penelitian ini juga dikuatkan oleh Oshvandi Kh, dkk (2014), The
Hospitalized In CCU, didapatkan hasil adanya perbedaan signifikan antara skor kualitas
Lebih dari sebagian besar responden mengalami perubahan kualitas tidur setelah
dilakukan intervensi foot massage. Hal ini terlihat dari skor yang diperoleh saat
pengukuran kembali setalah intervensi foot massage dilakukan 2 hari, dimana terjadi
perubahan menjadi kategori yang lebih baik dari sebelum dilakukan foot massage.
Menurut asumsi peneliti, pasien CHF yang dirawat di HCU perlu untuk mendapatkan
penurunan nyeri dan cemas. Foot massage ini dapat memperlancar peredaran darah
serta membantu relaksasi otot untuk menstimulasi tidur. Hasil wawancara selama 3
hari pasien CHF mengalami perubahan yaitunya bisa tertidur dalam waktu kurang dari
30 menit. Namun masih adanya ditemukan kualitas tidur pasien yang masih buruk itu
dikarenakan oleh adanya faktor penyakit penyerta lain seperti sesak nafas dan faktor
a. Pengaruh Intervensi Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF
Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr.
Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019 dapat dilihat distribusi responden dari hasil
pengukuran terhadap nilai pre test dan post test kualitas tidur menunjukan 10 orang
tidur, hasil pengukuran terhadap nilai pre test dan post test kualitas tidur dari 10 orang
tidur, dimana sebelum dilakukan intervensi foot massage kualitas tidur pasien 6,20
responden,
sedangkan setelah dilakukan intervensi foot masssage menurun menjadi 3,30%
responden.
Perbedaan kualitas tidur pada pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr.
diukur dengan menggunakan paired t test dengan tingkat kemaknaan p value= 0,000 (≤
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kualitas
tidur pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh.
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia. Tidur dapat dikatakan sebagai kondisi
ketika seseorang tidak sadar, tetapi dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang
sesuai. Tidur diyakini dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktifitas. Tidur juga diyakini dapat mengurangi stress dan menjaga keseimbangan
berbagai aktivitas. Kualitas tidur adalah kemampuan individu untuk tertidur dan untuk
mendapatkan jumlah tidur REM yang tepat (Kozier, et al (2008); Lyndo Saputra (2013).
Tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain. Tidur
diantara bagian sistem saraf. Tidur juga perlu untuk sintesis protein, yang
psikologis paling terlihat dengan memburuknya fungsi mental akibat tidak tidur. Individu
dengan jumlah tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara
emosional, memiliki konsentrasi yang buruk, dan mengalami kesulitan dalam membuat
yang merupakan terapi komplementer tanpa disertai dengan efek samping dan mudah
diterapkan ( Kheyri, et al. 2016). Contoh dari intervensi komplementer adalah foot
massage. Foot massage adalah terapi yang dilakukan dngan cara memanupulasi saraf-
saraf yang terdapat di kaki dengan tujuan meningkatkan energi kehidupan dan
Massage therapy yang dilakukan dengan cara memanupulasi otot dan jaringan linak
dapat mengurangi nyeri dan spasme oto, selain itu massage therapy juga memberikan
Foot massage adalah manupulasi jaringan lunak pada kaki secara umum dan tidak
terpusat pada titik-titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan bagian lain
pada tubuh (Coban dan Sirin, 2010). Intervensi foot massage dapat menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan denyut nadi dan memberika efek
relaksasi bagi otot-otot yang tegang sehingga tekanan darah, nadi akan menurun dan
2014)
Beberapa penelitian membuktikan manfaat foot massage secara luas, salah satunya
adalah pengaruh foot massage terhadap perubahan parameter fisiologis pasien kritis.
Hasil penelitian Kaur, Bradwaj (2012) menunjukan bahwa foot massage dapat
menurunkan tekanan darah dengan rerata tekanan darah posttest I adalah 123,7 dan
pada posttest II adalah 125,2 mmHg, serta menurunkan denyut jantung dengan rerata
denyut pada post test I adalah 98,2 mmHg dan post test II adalah 95,8 mmHg.
Pemberian foot massage ini dimulai dari pemijitan kaki dan diakhiri dengan pemijitan
telapak kaki merespon sensor syaraf kaki yang kemudian pemijitan pada kaki ini
memperlancar aliran darah sehingga membantu otot-otot yang tegang menjadi relaks
rangsangan tidur seseorang ( Aditya 2013 ; Guyton 2014; Aziz 2014 ; Pisani 2015).
Penelitian tentang intervensi foot massage dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
CHF yang mana terlihat setelah dilakukan intervensi selama 2 hari dengan memberikan
foot massage sebelum tidur selama 10-15 menit secara teratur sesuai dengan SOP .
Didapatkan hasil penelitian bahwa intervensi foot massage mempengaruhi kualitas tidur
pasien CHF yang di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh
Tahun 2019.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas peneliti berasumsi bahwa banyak faktor
yan mempengaruhi kualitas tidur pasien CHF seperti faktor karakteristik responden,
faktor fisiologis, faktor psikologis dan lingkungan. Dengan adanya intervensi foot
massage
dapat menurunkan kecemasan, nyeri, memperlancar aliran darah, membantu relaksasi
otot serta menstimulasi untuk rangsangan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.
Dalam proses melakukan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Ruang HCU Cempaka
2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019. Peneliti mengalami kendala dalam
1. Masalah dalam penelitian ini yaitu pada masalah waktu penelitian yang dilakukan
pada malam hari dari jam 20.00 Wib sampai dengan jam 22.00 Wib.
2. Masalah lain yang dialami peneliti yaitu dalam hal melakukan komunikasi dalam
hal pengisian kuesioner serta dalam hal informed concent menyakinkan pasien
3. Dalam penelitian ini peneliti juga merasa kesulitan dalam hal melakukan
banyaknya responden yang berusia lebih dari 60 tahun mengalami kesulitan saat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 10 Juni sampai tanggal 1 Juli
2019 kepada 10 responden tentang pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur
Pada Pasien CHF (Congestive Heart Failure ) Di Ruang HCU Cemapak 2 RSUD Dr.
a) Lebih dari separoh responden berusia manula yaitu > 66 tahun dengan jenis
b) Lebih dari separoh responden didapatkan rata-rata kualias tidur buruk sebelum
c) Lebih dari separoh responden responden, didapatkan rata-rata kualitas tidur baik
d) Adanya perbedaan rata-rata kualiatas tidur sebelum dan kualiatas tidur sesudah
pemberian foot massage yaitu 2,900 dengan standar deviasi 876 Hasil uji
foot massage terhadap kualiats tidur pada pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2
75
76
6.2 Saran
foot massage terhadap kualiatas tidur pasien dengan CHF ( Congestive Heart
2019
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi, sumber bacaan dan referensi bagi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk petugas atau
Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai data dasar untuk
mempergunakan waktu, tenaga dan fasilitas yang lebih mencukupi dan seefisien
Aditya, Sukarenda (20130 Pengaruh pijit refleksi terhadap insomnia pada lansia Desa
Keperawatan
Afrianti Nurlayli , Ai Mardhyah (2017). Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas Tidur
2017.
Anderson, PG & Cutshall A.M (2007).” Massage Therapy S ComFORT Intervention For
Jakarta
Aspiani, Y Reni, (2010) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.
Jakarta : EGC
Bukit, Evi K. (2005) Kualitas Tidur dan Faktor-Faktor Gangguan Tidur Klien Lanjut Usia
Yang Di Rawat Inap Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Medan. Jurnal
Data Ruang Rawat Inap Cempaka 2 RSUD Dr Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2017-2019
Endang, Dyah dan Zinab (2018). “ Relationship between Sleep Quality and Heart Attacks
Fitriyani, Reni (2015) ‘’Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Pasien
Heo, S Doering L.V Widener J, Mansoer D,K (2008) Predicators and effect of physical
symptom status on healt related quality of life in patient with heart Failure .
Hidayat, A, Aziz Alimul & Uliyah, M. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Khosravil A, Bolourchifard, Ikhani (2017). “The Effect Of Massage therapy on sleep quality
Kozier et al.(2010). Buku Ajar Fundamental Of Nursing : Teory and Practice, Edisi
Luo, J, Zhu, G, Zhao, Q Guo, Q, Meng H. Hong Z dan Ding (2013). Prevelance and Risk
Factor Of Poor Sleep Quality among Chines Elderly in Urban Community ; Aging
Nurmalia, L, Kunatarti (2017) “Pengetahuan dan Motivasi Perawat Berperan Penting dalam
Pace, E. F & Spancer R.M.C (2011) Age Related Change In The Cognitive Function Of
Pelapiana, H (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Manusia . Binarupa Aksara: Tangerang
Potter, P.A, Perry, A.G, (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Puspita, I (2017). Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung dan Penanganannya. Jurnal
Ridla Hanum (2014) Gambaran Kualitas Tidur Pada pasien Gagal jantung di RSUP H Adam
Malik Medan.
Tanggerang Selatan
Silvia Lorraine (2011) Patofisiologi Konsep penyakit Klinis Proses- Proses penyakit. Jakarta;
EGC.
Smyth Carole, (2007) Pittsburgh Sleep Quality Indeks: Best Practices in Nursing care to
Sukarendra A, Putu (2013) “Pengaruh pijit refleksi terhadap insomnia pada lansia di desa
Wang TJ,Lec SC. Tung (2010). “Faktor Influence Quality Of Sleep Patient Hearth
Weinhouse,G.L & Schwab RJ. (2006) “ Sleep In The Critically Ill Patient” SLEEP Vol (29)
(5) pg 707-716
Yesy, Kusman dan Ayu (2014). “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pasien
di Ruang Intensif”
Wahyudi, E S(2017) Efektivitas Relaksasi Otot Progresif Dan Massage Kaki Dengan
Pemberian Esseential Oil Kenanga Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada
Kepada Yth,
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibwah ini adalah mahasiswa Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Padang:
NIM 154201001
Demi terlaksananya penelitian ini, khususnya dalam pengumpulan data, saya mohon
kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden. Penelitian ini tidak berakibat buruk pada
responden yang bersangkutan dan informasi yang diberikan responden akan dirahasiakan
serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila saudara/i, maka saya mohon
Saudara/i menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya
sertakan dalam surat ini.
Peneliti
Addina Mulia
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
Tanda tangan saya menunjukkan saya sudah diberi informasi dan memutuskan
untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Yang menyatakan
( )
KISI-KISI KUESIONER
Jumlah Pertanyaan : 19
Pertanyaan
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
1. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian yaitu kuesioner tentang karakteristik responden
kondisi sebenarnya, dengan memberikan tanda ceklis pada jawaban yang telah
disediakan.
A. Karakteristik Responden
Kode Responden :
Umur....................................................tahun
( ) Perempuan
( ) Tidak bekerja
B. Kuisioner The Pittsburgh Sleep Quality Indexs (PSQI)
Petunjuk :
dirumah sakit . Jawaban anda harus menunjukkan jawaban yang paling akurat untuk
menggambarkan sebagian besar malam dan hari selama bapak/ibu di rawat di Rumah
sakit. Kami berharap kepada Bapak/Ibu menjawab semua pertanyaan dimana untuk
pertanyaan nomor 1-4 dengan angka sedangkan jawaban untuk pertanyaan no 5-9
cukup memberi tanda ceklis pada salah satu pilihan jawaban yang ada.
0 1 2 3
f. Merasa kedinginan
g. Merasa kepanasan
h. Mimpi buruk
i. Merasakan nyeri
0 1 2 3
0 1 2 3
Skor Akhir :
Lampiran 5
No KOMPONEN
0 1 2 3
1. Kualitas Tidur
2. Latensi Tidur
a. Pertanyaan no.2
1-2
3-4 5-6
0
Dilihat dari pertanyaan no.4 > 7 jam 6-7 jam 5-6 jam < 5 jam
4. Efesiensi tidur
Dilihat dari pertanyaan no
1,3,4
a. Pertanyaan no 1 : jam
berapa ibu/bapak tidur
malam ?
b. Pertanyaan no 3 : jam
berapa biasanya
ibu/bapak bangun pagi
?
c. Berapa jam biasanya
ibu/bapak tidur malam
?
Skor akhirnya dari hasil
pertanyaan no 1,3,4
7. Terganggunya aktivitas
disiang hari
a. Pertanyaan no 7
Tidak 1x / 3 hari 2x / 3 hari >3x / 3
pernah hari
b. Pertanyaan no 8
Masalah kadang
Tidak ringan menjadi Masalah
menjadi maslah berat
masalah
Skor akhir dari jumlah
0 1-2
pertanyaan no 7 dan no 8
3-4 5-6
Lembar Observasi
Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas Tidur pada pasien CHF ( Congestive Heart
Failure) di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh
Tahun 2019
Statistics
Status Kualitas Kualitas Tidur
Umur Jenis Kelamin Pekerjaa Tidur Post
n Pre
N Valid 10 10 10 10 10
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.00 1.20 1.60 1.70 1.20
Median 4.50 1.00 2.00 2.00 1.00
Std. Deviation 1.247 .422 .516 .483 .422
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dewasa Akhir ( 36-45 thn) 2 20.0 20.0 20.0
Lansia Awal (46-55 thn) 1 10.0 10.0 30.0
Lansia Akhir ( 56-65 thn) 2 20.0 20.0 50.0
Manula (65 thn) 5 50.0 50.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 8 80.0 80.0 80.0
Perempuan 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Status Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 4 40.0 40.0 40.0
Tidak Bekerja 6 60.0 60.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
T-Test
Kualitas Tidur
Pre
N 10
a
Normal Parameters Mean 6.20
Positive .143
Negative -.157
Kolmogorov-Smirnov Z .498
Kualitas Tidur
Post
N 10
Normal Parametersa Mean 3.30
Positive .273
Negative -.151
Kolmogorov-Smirnov Z .862
N 10 10
a
Normal Parameters Mean 6.20 3.30
Descriptives
Median 6.00
Variance 3.511
Minimum 3
Maximum 9
Range 6
Interquartile Range 3
Median 3.00
Variance 2.678
Minimum 1
Maximum 6
Range 5
Interquartile Range 2
GANTT CHART
Bulan/Tahun
3 Penulisan Proposal
4 PMPKL
5 Perbaikan Proposal
Penelitian
6 Pengumpulan Proposal
Penelitian
7 Penelitian
9 Ujian skripsi
Dokumentasi