Anda di halaman 1dari 61

SKRIPSI

PENGARUH FOOT MASSAGE TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PASIEN


CHF ( CONGESTIVE HEART FAILURE ) DI RUANG HCU CEMPAKA 2
RSUD Dr. ADNAAN WD PAYAKUMBUH
TAHUN 2019

Penelitian Keperawatan Dasar

Oleh :
ADDINA MULIA
1514201001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES PERINTIS PADANG
2019
PENGARUH FOOT MASSAGE TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PASIEN
CHF ( CONGESTIVE HEART FAILURE ) DI RUANG HCU CEMPAKA 2
RSUD Dr. ADNAAN WD PAYAKUMBUH
TAHUN 2019

Penelitian Keperawatan Dasar

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Padang

Oleh :

ADDINA MULIA
1514201001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERWATAN

STIKES PERINTIS PADANG

2019
PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES PERINTIS PADANG

Skripsi, Juli 2019

Addina Mulia
1514201001

Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF ( Congestive Heart
Failure ) Di Ruang HCU (High Care Unit) Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan Wd Payakumbuh
Tahun 2019
ix + VI BAB + 76 Halaman + 7 Tabel + 4 Skema + 2 Gambar + 12 Lampiran.

ABSTRAK
Pasien Congestive Heart Failure yang di rawat diruang HCU rentan mengalami stress yang
menyebabkan pasien mengalami masalah dan gangguan tidur. Kualitas tidur buruk pada pasien
jantung dapat menyebabkan denyut jantung meningkat. Intervensi foot massage selama 10 menit
pada bagian kaki akan menurunkan tekanan darah,mengurangi nyeri, stress, meningkatkan
kenyamanan dan kualitas tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh foot
massage terhadap kualitas tidur pada pasien CHF yang dirawat di ruang HCU Cempaka 2 RSUD
Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019. Metode penelitian ini menggunakan meode quasy
eksperimen dengan desain pendekatan one –grup pre dan post design, kemudian data diolah
dengan menggunakan uji paired test. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 orang responden.
Hasil uji statistik didapatkan p value 0,000, artinya ada pengaruh antara pemberian foot massage
terhadap kualitas tidur pada pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Tahun 2019. Saran dalam penelitian ini hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan masukan untuk petugas atau instansi kesehatan terkait dengan masalah penelitian ini,
sehingga dapat menambah dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pada pasien
jantung dalam meningatkan kualitas tidur.
Kata Kunci : Congestive Heart Failure, Foot Massage, High Care Unit, Kualitas
Tidur
Daftar Bacaan : 42 (2004-2018)
Bachelor Of Nursing Program STIKes Perintis Padang

Scientific Paper, Juli 2019

Addina Mulia
1514201001
Effect of Foot Massage on Sleep Quality in CHF Patients ( Congestive Heart Failure ) In
the Cempaka 2 Hospital HCU ( High Care Unit ) Dr. Adnaan Wd Payakumbuh in 2019

ix + VI BAB + 74 Pages + 7 Tables + 4 Schemes + 2 Image + 12 Attrachements


ABSTRAK

Congestive Heart Failure patients treated in the room are very vulnerable to various stressors that
cause patients to experience problems and sleep disorders. Poor sleep quality in heart patients can
cause heart rate to increase . Intervention for 10 minutes of massage on the legs will reduce blood
pressure, reduce pain, stress and improve sleep comfort and quality. The purpose of this study was
to determine the effect of foot massage on sleep quality in CHF patients treated in the HCU
Cempaka 2 Hospital Dr. Adnaan WD Payakumbuh in 2019. This research method uses measy
quasy experiments with the design ofone-group approach pre and post design, then the data is
processed using paired test. The sample in this study were 10 respondents. The statistical test
re34sults obtained p value 0,000, meaning that there is an influence between the provision of foot
massage on the quality of sleep in CHF patients in the HCU Cempaka 2 Hospital Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Year 2019. Suggestions in this study research results can be used as input for health
officials or agencies related to the problem of this study, so that it can increase and improve the
quality of health services, especially in heart patients to improve sleep quality.

Keywords : Congestive Heart Failure, Foot Massage, High Care Unit, Sleep Quality
Reading list : 42 (2004-2018)
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin ditelit. Penulis menetapkan

pemikiran yaitu pengaruh foot massage terhadap kualitas tidur pada pasien CHF

(Congestive Heart Failure ) di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD

Payakumbuh Tahun 2019.

Berikut gambaran kerangka konsep penelitian :

Variabel Independen Variabel Dependen

Foot Massage
Kualitas Tidur

Skema 3.1 : Kerangka Konsep

47
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan mengidentifikasi kesulitan yang mungkin timbul selama

proses penelitian (Nursalam, 2013).

Skripsi ini menggunakan studi kuantitatif dengan rancangan Quasy Experiment one

grup pretest-posttest design yaitu peneliti melakukan percobaan atau perlakuan

terhadap variabel independenya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh dari

percobaan tersebut pada dependen variabel. Dalam skripsi ini mengungkapkan

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek tanpa

kelompok kontrol (Nursalam, 2013).

Berikut skema rancangan one grup pretest-posttest design :

Pre Intervensi Post

X1 XO X2

Skema 4.1 : Kerangka Konsep

Keterangan

X1 : Kualitas tidur sebelum dilakukan foot massaage

XO : Intervensi pemberian foot massage

X2: Kualitas tidur pasien setelah dilakukan foot massaage

50
51

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini talah dilakukan di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD

Payakumbuh pada tanggal 13 Mei sampai dengan tanggal 02 Juli 2019 dimulai

dengan pembuatan proposal bulan Februari 2019 dan pengambilan data bulan Mei

2019.

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,

2013). Populasi dalam penelitian ini pasien CHF yang memebuhi kriteria yang telah

ditetapkan yang dirawat di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD

Payakumbuh Tahun 2019. Dimana pupulasi pasien CHF di tahun 2017 yaitu

sebanyak 106 kasus, dan di tahun 2018 sebanyak 120 kasus sementara untuk bulan

April- Mei 2019 yaitu sebanyak 21 kasus

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih dengan sampling tertentu mewakili

populasi yang ada (Nursalam, 2013). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10

orang dengan teknik accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini diambil

dengan menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :

Rumus :

n = N.z2.p.q
d (N-1)+z2.p.q
n = N.z2.p.q
d (N-1)+z2.p.q

n = 21. (1,96)2.0,5.0,5
0,05 (21-1)+ (1,96)2.0,5.0,5

n = 21 (3,8416).0,25
0,05 (20) + 3,8416.0,25

n = 20,16
1,96
n = 10,28

n = 10 responden

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

Z = Nilai standar normal untuk α 0,05 (1,96)

p = Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui di anggap 50%

q = 1- p(100%-p)

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)

Setelah dilakukan pencarian sampel dan didapatkan jumlah responden

sebanyak 10 responden (dengan menggunakan digunakan tingkat kesalahan

(d) sebesar 5% dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria inklusi

1. Paisien dengan tingkat kesadaran compos mentis

2. Hemodinamik stabil sistolik 100-130 mmHg, tanpa menggunakan golongan

inotropik dan support seperti dobutamin, dopamin, epineprin dan neroepineprin.

3. Pasien yang dirawat pada saat penelitian


4. Pasien yang bersedia menjadi

responden Kriteria ekslusi

1. Pasien yang mengalami kondisi kritis (coma)

2. Pasien yang mengalami luka di bagian kaki

3. Pasien yang mengalami fraktur di bagian kaki

4. Pasien dalam kondisi gelisah

5. Pasien yang memiliki manifestasi gejalah trombosis vena dalam

6. Pasien dengan tekanan darah diatas 150/ 100 mmHg

4.3.3 Sampling
Terknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling,

yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di

suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo,2010).

4.4 Pengumpulan Data

4.4.1 Alat pengumpulan data

Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang terdiri dari

lembar kuesioner PSQI dan buku panduan prosedur pelaksanaan (SOP) pemberian

foot massage. PSQI merupakan kuisioner subjektif yang menilai kualitas tidur dan

gangguan-gangguan tidur yang terdiri dari 19 pertanyaan yang dijawab sendiri.

Sembilan belas pertanyaan ini dikombinasikan menjadi 7 komponen skor, yaitu

kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efesiensi tidur sehari-hari, gangguan

tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi pada siang hari. Masing-masing
komponen memiliki skala 0-3. Ketujuh komponen kemudian dijumlahkan untuk

menghasilkan Skor global PSQI, yang memiliki rentang 0-21; skor ≥ 5

mengindikasikan kualitas tidur yang lebih buruk dan skor < 5 mengindikasikan

kualitas tidur yang baik.

Ketujuh komponen skor PSQI memiliki keseluruhan koefesien reliabilitas

(Cornbach’s Alpha) sebesar 0,83, dan menunjukkan tingkat konsistensi internal

yang tinggi. Sementara untuk validitas PSQI memiliki sensitivitas 89,6% dan

spesifisitas 86,5% (Colyne Smith, 2007)

4.4.2 Cara Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan proser

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Langkah- langkah pengambilan data tergantung kepada rancangan penelitian dan

teknik instrumen yang digunakan (Nursalam, 2013).

Proses pengumpulan data dalam penelitian harus disusun secara sistematis agar

penelitian berjalan dengan lancar sehingga tujuan tercapai.

Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti antara lain :

1. Pada tahap awal penulis terlebih dahulu menentukan masalah penelitian dan

mencari studi kepuskataan. Selanjutnya penulis menyusun proposal penelitian,

setelah dapat persetujuan pembimbing. Penulis mengurus surat permohonan izin

pengambilan data dan penelitian dari STIKes Perintis Padang pada tanggal 08 Mei

2019.
2. Setelah mendapat surat dari kampus, penulis mengajukan surat ke Kantor

Kesatuan Bangsa Dan Politik (Kesbangpol) Kota Payakumbuh tanggal 10 Mei

2019. Setelah mendapat izin dari Kesbangpol selanjutnya surat ditujukan ke

Direktur Rumah Sakit RSUD Dr.Adnaan WD Payakumbuh.

3. Tahap penelitian dimulai setelah mendapat persetujuan Direktur Rumah sakit

melalui bagian Diklat dan bidang keperawatan tanggal 13 Mei 2019.Setelah itu

bagian diklat meminta izin ke Kepala Ruangan Cempaka 2. Setelah mendapat izin

dari Kepala Ruangan Cempaka 2 kemudian kepala ruangan memperkenalkan

dengan perawat pelaksana di ruang HCU Cempaka 2 untuk sosialisasi dan

persetujuan penelitian dan penulis meminta bantuan kepada perawat selama

proses penelitian ini.

4. Penulis memulai penelitian pengambilan data awal pada tanggal 13 Mei 2019.

Kemudian pada tanggal 10 Juni 2019 penulis mulai melakukan penelitian di ruang

HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Hari pertama penulis

melapor terlebih dahulu kepada kepala ruangan bahwa akan memulai penelitian

kemudian kepada perawat pelaksana di ruang HCU, penulis menjelaskan

prosedur penelitian yaitu dari jam 19.00 Wib sampai jam 22.00 wib.

5. Sebelum melakukan penelitian, penulis memperkenalkan diri terlebih dahulu

kepada responden, menjelaskan kepada responden maksud dan tujuan dari

penelitian. Bagi responden yang bersedia untuk dilakukan penelitian, selanjtnya

responden diberikan lembar persetujuan tindakan untuk ditanda tangani. Setelah

itu penulis melakukan wawancara terpimpin kepada responden mengenai kualitas

tidur
pasien selama 3 hari terakhir. Setelah kuesioner terisi, penulis kemudian

mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan foot massage.

6. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat dan bahan yaitu handscoon, tisu,

minyak. Kemudian penulis mengatur posisi responden dan mulai melakukan foot

massage selama 10 menit. Setelah selesai penulis merapikan responden kembali

dan mengevaluasi terhadap tindakan yang diberikan. Setelah selsai penulis

meminta izin dan memintak kontrak tindakan untuk besok harinya. Setelah

dilakukan foot massage selama 2 hari berturut-turut, keesokan paginya penulis

melakukan penilaian kembali terhadap kualiatas tidur responden setelah diberikan

foot massage.

7. Penelitian awal ini dimulai sejak tanggal 10 Juni 2019 sampai dengan 17 Juli 2019

responden yang didapatkan sesuai kriteria inkulsi dan ekslusi yaitu sebanyak 2

orang.

8. Minggu kedua dari tanggal 17 Juni sampai dengan 23 Juni 2019 didapatkan

sebanyak 3 responden Dan dari tanggal 23 Juni 2019 sampai tanggal 01 Juli 2019

responden mencukupi sebanyak 10 orang.

9. Tahap akhir setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti melakukan analisa

dengan menggunakan uji statistik yang sesuai dengan data. Selanjutnya di ahir

dengan penyusunan lapotan hasil penelitian dan penyajian hasil penelitian.


4.5 Cara Pengolahan Data dan Analisis Data

4.5.1 Cara Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), sebelum data dianalisa terlebih dahulu dilakukan

pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuisioner

atau formulir. Setelah kuisioner selesai dijawab oleh responden kemudian

peneliti memeriksa kelengkapan data jika masih ada data yang belum

terisi lengkap.

b. Coding

Setelah semua data yang didapat kemudian diedit atau disunting,

selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding

atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data ( data

entry). Pengkodean dalam penelitian ini dilakukan dengam memberi

kode jawaban dari hasil wawancara pada lembar kuesioner masing-

masing. Pada kualitas tidur diberi kode 1= Baik dan 2 = Buruk.

c. Entry

Setelah kuisioner terisi penuh dan benar, data di proses dengan

memasukkan data dari kuisioner ke paket komputer yaitu dengan

program komputerisasi. Kuisioner terdiri dari 19 pertanyaan yang terdiri

dari 7 komponen dan mempunyai skor 0-21.


d. Skoring

Nilai skor dari suatu item pertanyaan, dimna untuk indeks PSQI dinilai

berdasarkan nilai skornya (terlampir dilampiran 5).

e. Cleaning

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah di entry. Peneliti mengecek kesalahan entry dan

pengkodean pada tahap ini.

f. Processing

Suatu kegiatan untuk memproses data. Dalam penelitian, peneliti

memproses data dengan komputerisasi.

4.5.2 Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah suatu metode untuk menganalisa data dari variable

yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian (Notoatmodjo,

2005). Pada skripsi ini akan menganalisa kualitas tidur pasien dengan CHF

sebelum dan sesudah pemberian tindakan. Pertama subjek dilakukan

pengukuran kualitas tidur melalui indeks PSQI ( pre-test), kemudian dilakukan

pemberian foot massage selama 2 hari berturut-turut. Setelah diberikan

perlakuan dilakukan kembali pengukuran kualitas tidur melalui indeks PSQI

(post-test).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel

(Notoatmodjo,2005). Untuk mengetahui hasil pre-test dan post-test, dimana untuk


pre-test digunakan rata-rata awal dengan memakai standar deviasi, sedangkan

untuk post-test digunakan rata-rata akhir dengan memakai standar deviasi.

Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan menggunakan rumus Paired Test

(T- tes Dependen) dengan tujuan membandingkan rata-rata awal (pre-test)

kualitas tidur pasien CHF dan rata-rata akhir ( post-test) kualitas tidur pasien CHF

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi foot massage selama 2 hari berturut-

turut.

Analisa ini menggunakan taraf kepercayaan 0,05, jika nilai P- value ≤ 0,05 maka

hasil akan significant berarti memiliki nilai keefektifan yang baik, dan jika P- value>

0,05, maka tiak memiliki keefektifan atau tidak significant.

Dengan rumus sebagai berikut :


𝑥−𝜇 (Paired Test)
t-test =
𝜎/√𝑛 Sumber : (Budiman Chandra, 2007)
BAB V HASIL
PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan pada pasien CHF dengan judul Pengaruh Foot

Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF ( Congestive Heart Failure ) Di

Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019. Penelitian

ini dilakukan sejak tanggal 13 Mei sampai 2 Juli 2019, dengan jumlah sampel 10 orang

responden dengan teknik sampel yang digunakan accidental sampling. Penelitian ini

merupakan penelitian dengan metode quasy experiment dengan cara one grup pre

test-post test design. Dimana peneliti menilai kualitas tidur pada saat pre test setelah itu

diberikan intervensi foot massage selama 2 hari berturut-turut. Setelah intervensi

dilakukan post test untuk menilai kembali kualitas tidur setelah diberikan intervensi.

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner PSQI dengan wawancara

terpimpin. Setelah prosedur pengumpulan data selesai dilakukan, maka hasil

pengumpulan data untuk selanjutnya di olah dan dianalisis ke program komputerisasi

menggunakan uji t dengan tingakat kepercayaan 95% dan disajikan dalam bentuk

tabel.

5.2 Analisis Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapat pada responden yang berjumlah 10

orang, maka analisis univariat tentang Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas

Tidur Pada Pasien CHF (Congestive Heart Failure ) Di Ruang HCU Cempaka 2

RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019, sebagai berikut pada tabel dibawah

ini
61
62

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan Pasien CHF
Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019

Tabel 5.2.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaaan
Pasien CHF Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Tahun 2019

Karakteristik f %
Usia
Dewasa Akhir ( 36- 45 thn) 2 20
Lansia Awal ( 46 – 55 thn ) 1 10
Lansia Akhir ( 56 – 65 thn ) 2 20
Manula ( > 66 thn ) 5 50

Jenis Kelamin
Laki-laki 8 80
Perempuan 2 20

Status Pekerjaan
Bekerja 4 40
Tidak Bekerja 6 60

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 10 responden didapatkan hasil sebagian

besar responden berusia manula yaitu > 66 tahun 5 (50%), sedangkan untuk yang usia

dewasa akhir sebanyak 2 (20%), usia lansia awal 1 (10%), dan lansia akhir 2 (20%).

dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki sebanyak 8 (80%). Sedangkan untuk status

pekerjaan dari 10 responden didapatkan hasil 4 (40%) yang bekerja dan 6 (60%) yang

tidak bekerja.
5.2.3 Kualitas Tidur Pasien CHF Sebelum Dilakukan Intervensi Foot Massage Di Ruang

HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019

Tabel 5.2.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Pasien CHF
Sebelum dilakukan Intervensi Foot Massage Di Ruang HCU Cempaka 2
RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019

Kualitas Tidur f %
Sebelum
Baik 3 30
Buruk 7 70
Total 10 100

Dari tabel diatas dapat dijelaskan dari 10 orang responden , didapatkan kualitas tidur

buruk sebelum dilakukan intervensi sebanyak 7 (70%) orang responden.

5.2.4 Kualitas Tidur Pasien CHF Setelah Dilakukan Intervensi Foot Massage Di Ruang

HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019

Tabel 5.2.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Pasien CHF
Setelah dilakukan Intervensi Foot Massage Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD
Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019
Kualitas Tidur Sebelum f %
Baik 8 80
Buruk 2 20
Total 10 100
Dari tabel diatas dapat menjelaskan dari 10 responden, didapatkan hasil kualitas tidur

setelah post intervensi baik sebanyak 8 (80%) responden.


5.3 Analisa Bivariat

Berdasarkan analisa bivariat yang peneliti lakukan. Pengaruh Foot Massage terhadap

kualitas tidur pada pasien CHF ( Congestive Heart Failure ) di ruang HCU Cempaka 2

RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019 memakai rumus paired test dengan

alpha 0,05, sebagai berikut tabel dibawah ini :

5.3.1 Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF ( Congestive
Heart Failure ) Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun
2019.

Tabel 5.3.1

Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF ( Congestive Heart
Failure ) Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Tahun 2019

Kualitas Mean SD SE N 95% CI t P value


Tidur Lower Upper
Sebelum 6,20 1,874 593 10 4,86 2,13
Intervensi 10,474 0,000
Sesudah 3,30 I,636 517 10 7,54 4,47
Intervensi
Selisih 2,900

Dari tabel diatas dapat dijelaskan dari 10 orang responden , didapatkan rata-rata

kualitas tidur pasien CHF sebelum dan sesudah intervensi foot massage di ruang HCU

Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD, terdapat perbedaan yang bermakna. Rerata

kualitas tidur pasien CHF sebelum dilakukan intervensi foot massage yaitu sebesar

6,20 dengan standar deviasi 1,874. Sedangkan kualitas tidur pasien CHF setelah

diberikan intervensi foot massage rerata kualitas tidur menjadi 3,30 dengan standar

deviasi 1,638. Hal ini


menunjukan adanya penurunan nilai kualitas tidur setelah diberikan intervensi foot

massage yaitu sebesar 2,900.

Hasil uji statistik untuk melihat ada pengaruh foot masaage terhadap kualitas tidur

pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2 di lihat pada Paired t test , terdapat p value =

0,000, Jika dibandingkan dengan α, maka p ≤ α (0,05) maka Ho ditolak. Hal ini

dibuktikan dengan nilai t = 10,474, sedangkan perbandingan dengan t-tabel = 1,8331,

yaitu t hitung

> t- tabel (10,474 > 1,883 ). Maka hasil tersebut dapat di interprestasikan bahasa

artinya ada pengaruh foot massage terhadap kualiatas tidur pada pasie CHF

(Congestive Heart Failure ) Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD

Payakumbuh Tahun 2019.

5.4 Pembahasan

5.4.1 Univariat

a. Kualitas Tidur Pasien CHF CHF ( Congestive Heart Failure) Berdasarkan

Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan)

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 10 orang responden pasien CHF di ruang HCU

Cempaka 2 maka didapatkan hasil besar responden berusia manula yaitu > 66 tahun

5 (50%). Menurut Berharossi (2011), jika usia sudah di atas 40 tahun semua faktor

resiko akan meningkat. Meningkatnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami

perubahan baik secara struktural maupun fungsional. Proses penuaan juga

menyebbakan adanya penurunan kualitas tidur yang terjadi akibat perubahan pada

proses sirkandian dan regulasi hemostatik (Pace & Spencer, 2011) Hal ini sejalan

dengan penelitian oleh Luo et al 2013, prevelensi kualitas tidur yang buruk meningkat

dengan bertambahnya usia. 12,6% dari jumlah lanisa tidak dapat tidur dalam 30
menit,
41,2 % memilki waktu tidur yang kurang dari 7 jam. Semakin bertambahnya usia,

lansia lebih banyak mengalami gangguan tidur dan kualitas tidur.

Pada karakteristik jenis kelamin berdasarkan tabel , didaptakan lebih banyak dari

perempuan yaitu 80%, prevelensi gangguan tidur pada responden laki-laki lebih besar

dari wanit. Responden lakI-laki mudah mengalami terbangun di malam hari

dikarebakan pengaruh stimulasi internal dari tidur.

Loranie (2011) menyebutkan bahwa wanita relatif kebal terhadap penyakit CHF ini

sampai setelah monopause namun akan sama rentan dengan laki-laki. Efek

perlindungan estrogen pada wanita dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas

wanita sebelum monopouse, sehingga penyakit jantung cendrung terjadi pada pria

dibanding wanita. Sedangkan untuk status pekerjaan pada pasien CHF harus

disesuaikan dengan tingkat gejala. Pekerjaan yang berlebihan dapat memperburuk

kondisi penderita CHF. Status pekerjaan juga mempengaruhi tidur, tingkat kelelahan

yang tinggi akan mempengaruhi tidur seseorang. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat

menyebabkan kualitas tidur yang buruk karena tubuh tidak mampu mrnghasilkan

energi dalam waktu singkat yang akhirnya menyebabkan kelelahan. Pekerjaan yang

berlebihan dalam jangka waktu yang cukup panjang dapat menyebabkan ketegangan

otot dan menyebabkan masalah untuk jatuh tidur, mempertahankan tidur dan bangun

lebih awal (Sudarna, 2008).

Berdasarkan hasil tersebut penulis berasmumsi bahwa penyakit jantung lebih banyak

terjadi pada usia diatas 50 tahun. Semakin bertambah usia maka maka waktu yang

dibutuhkan untuk dapat tertidur berkurang. Laki-laki memiliki resiko 2-3 kali penyakit
jantung dibandingkan dengan wanita sebelum monopouse tetapi laki-laki lebih rentan

terhadap gangguan tidur. Namun untuk status pekerjaan responden di ruang HCU

Cempaka 2 sebagian besar berstatus tidak bekerja dikarenakan usia dan

ketidakmampuan dalam hal melakukan pekerjaan yang berat.

b. Kualitas Tidur pasien CHF ( Congestive Heart Failure) Sebelum Diberikan

Intervensi Foot Massage

Berdasarkan hasil penelitian yang dialakukan terhadap 10 orang responden pasien

CHF di ruang HCU cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh tahun 2019

diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian responden memilki kualitas tidur buruk yaitu

sebanyak 8 (80%) responden dengan mean 6.20 sebelum dilakukan intervensi foot

massage.

Pasien CHF mengalami kesulitan untuk memulai tidur dimalam hari. Hal ini sejalan

dengan penelitian Heo, dkk (2007) menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 90%

pasien CHF mengalami gejalah fisik seperti sesak nafas, kelelahan. CHF menimbulkan

gejala klinis dyspnea, ortopnea, pernafasan Chyne Stokes Paroxsimal Nocturnal

Dyspnea (PND), asites, pitting edema, sesak nafas pada malam hari yang

menyebabkan penderita sering berbangun. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi

kualitas tidur responden yaitu faktor fisiologis, seperti penyakit fisik, kesulitan bernafas

dan faktor psikologis dan lingkungan, stress emosional, cemas dan nyeri yang

menyebabkan seseorang sulit untik tertidur, sehingga sering terbangun selama siklus

tidur (Potter & Perry, 2005)


Menurut Bukit (2005), terdapat faktor yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang,

seperti lingkungan dan faktor psikologis. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

kualitas tidur seseorang adalah keasaan lingkungan didalam rumah sakit seperti

kebisingan, suhu ruangan, tempat tidur tidak nyaman dan lampu yang terlalu terang.

Selain faktor lingkungan, faktor psikologis juga dapat menggangu kualitas tidur yang

menimbulkan cemas dan depresi bagi pasien maupun keluarga sehingga dapat

menyebabkan kualitas tidur menjadi buruk

Gangguan tidur pasien di HCU bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

faktor penyakit seperti nyeri dada, dan sesak nafas serta batuk. Sedangkan faktor

lingkungan yaitu pencahayaan, bunyi alarm bedsite monitor, pulse oxymetry dan alarm

ventilator (Yesi, 2014)

Hasil penelitian kualitas tidur pasien CHF yang dirawat diruang HCU didapatkan lebih

dari separoh 80% mengalami kualitas tidur buruk. Dari hasil Kuesioner PSQI

menunjukan bahwa lama waktu yang dibutuhkan pasien CHF untuk memulai tidur yaitu

lebih dari > 60 menit. Hal ini sesuai dengan penelitian Hanum (2014) bahwa waktu

yamh diperlukan untuk pasien CHF yang mengalami gangguan tidur yaitu > 60 menit

(42,9%) hal ini berbeda dengan kondisi normal yaitu untuk mendapatkan istirahat yang

baik individu memerlukan waktu sekitar 15 menit agar dapat tertidur.

Menurut asumsi peneliti kualiatas tidur pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2

mengalami kualitas tidur buruk disebabkan oleh adanya gangguan latensi tidur dan

gangguan tidur seperti nocturia, nyeri dada dan kesulitan bernafas. Ketidaknyamanan

suasana lingkungan kepanasan dan stress atau cemas berhubungan dengan penyakit.
c. Kualitas Tidur pasien CHF (Congestive Heart Failure) Setelah Diberikan Intervensi

Foot Massage

Setelah dilakukan intervensi foot massage selama 2 kali pada pasien CHF (Congestive

Heart Failure) di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun

2019 dilakukan pengukuran (post test) kualitas tidur. Terdapat adanya penurunan skor

yang menunjukan kualitas tidur setelah dilakukan foot massage yaitu sebesar 2,900.

Foot massage dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Perasaan rileks yang

dirasakan selama foot massage akan menurunkan stress psikososial, juga menurunkan

gangguan tidur sehinggga mengurangi frekunesi terjaga dalam perioden tidur pada

malam hari( Rambod et al, 2016).

Hasil Penelitian (Nurlalyli, A 2018) Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur

Pasien Di ICU dengan sebagian besar responden (60,69) mempunyai kualitas tidur

yang baik. Sedangkan pada kualitas tidur sebelum dilakukan foot massage yaitu

sebesar (47,09) . Penelitian ini juga dikuatkan oleh Oshvandi Kh, dkk (2014), The

Effect Of Foot Massage On Quality Og Sleep In Ischemic Heart Disease Patients

Hospitalized In CCU, didapatkan hasil adanya perbedaan signifikan antara skor kualitas

tidur sebelum dan sesudah pijit kaki dengan p value (0,002).

Lebih dari sebagian besar responden mengalami perubahan kualitas tidur setelah

dilakukan intervensi foot massage. Hal ini terlihat dari skor yang diperoleh saat

pengukuran kembali setalah intervensi foot massage dilakukan 2 hari, dimana terjadi

perubahan menjadi kategori yang lebih baik dari sebelum dilakukan foot massage.
Menurut asumsi peneliti, pasien CHF yang dirawat di HCU perlu untuk mendapatkan

intervensi foot massage karna intervensi ini bisa meningkatkan kenyamanan,dilihat

dari komponen PSQI ke 5 ganggguan tidur rata-rata pasien CHF mengalami

penurunan nyeri dan cemas. Foot massage ini dapat memperlancar peredaran darah

serta membantu relaksasi otot untuk menstimulasi tidur. Hasil wawancara selama 3

hari pasien CHF mengalami perubahan yaitunya bisa tertidur dalam waktu kurang dari

30 menit. Namun masih adanya ditemukan kualitas tidur pasien yang masih buruk itu

dikarenakan oleh adanya faktor penyakit penyerta lain seperti sesak nafas dan faktor

stress yang berlebihan.

5.4 2. Analisa Bivariat

a. Pengaruh Intervensi Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF

(Congestive Heart Failure ) Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD

Payakumbuh Tahun 2019.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pengaruh Intervensi Foot Massage

Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien CHF Di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr.

Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019 dapat dilihat distribusi responden dari hasil

pengukuran terhadap nilai pre test dan post test kualitas tidur menunjukan 10 orang

responden setelah dilakukan intervensi foot massage mengalami perubahan kualitas

tidur, hasil pengukuran terhadap nilai pre test dan post test kualitas tidur dari 10 orang

responden setelah dilakukan intervensi foot massage mengalami perubahan kualitas

tidur, dimana sebelum dilakukan intervensi foot massage kualitas tidur pasien 6,20

responden,
sedangkan setelah dilakukan intervensi foot masssage menurun menjadi 3,30%

responden.

Perbedaan kualitas tidur pada pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr.

Adnaan WD Payakumbuh sebelum dan sesudah dilakukan intervensi foot massage

diukur dengan menggunakan paired t test dengan tingkat kemaknaan p value= 0,000 (≤

0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kualitas

tidur pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh.

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia. Tidur dapat dikatakan sebagai kondisi

ketika seseorang tidak sadar, tetapi dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang

sesuai. Tidur diyakini dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian

beraktifitas. Tidur juga diyakini dapat mengurangi stress dan menjaga keseimbangan

mental serta emosi, meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat melakukan

berbagai aktivitas. Kualitas tidur adalah kemampuan individu untuk tertidur dan untuk

mendapatkan jumlah tidur REM yang tepat (Kozier, et al (2008); Lyndo Saputra (2013).

Tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain. Tidur

sedemikian rupa memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal

diantara bagian sistem saraf. Tidur juga perlu untuk sintesis protein, yang

memungkinkan terjadinya proses perbaikan. Peran tidur dalam kesejahteraan

psikologis paling terlihat dengan memburuknya fungsi mental akibat tidak tidur. Individu

dengan jumlah tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara

emosional, memiliki konsentrasi yang buruk, dan mengalami kesulitan dalam membuat

keputusan (Kozier, 2010).


Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas tidur diantaranya penyakit, lingungan,

kelelahan lingkungan, gaya hidup, motivasi, stimultan, alkohol dan obat-obatan.

Kualitas tidur dapat ditingkatkan dengan menggunakan intervensi non pharmacological

yang merupakan terapi komplementer tanpa disertai dengan efek samping dan mudah

diterapkan ( Kheyri, et al. 2016). Contoh dari intervensi komplementer adalah foot

massage. Foot massage adalah terapi yang dilakukan dngan cara memanupulasi saraf-

saraf yang terdapat di kaki dengan tujuan meningkatkan energi kehidupan dan

memperbaiki permasalahan tidur (Ragmi, ea al, 2016) .

Massage therapy yang dilakukan dengan cara memanupulasi otot dan jaringan linak

dapat mengurangi nyeri dan spasme oto, selain itu massage therapy juga memberikan

efek rileksasi yang menyebabkan tidur ( Masscwee, et al 2017)

Foot massage adalah manupulasi jaringan lunak pada kaki secara umum dan tidak

terpusat pada titik-titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan bagian lain

pada tubuh (Coban dan Sirin, 2010). Intervensi foot massage dapat menurunkan

tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan denyut nadi dan memberika efek

relaksasi bagi otot-otot yang tegang sehingga tekanan darah, nadi akan menurun dan

mampu memberikan rangsangan yang mampu mempelancar aliran darah (Wahyuni,

2014)

Beberapa penelitian membuktikan manfaat foot massage secara luas, salah satunya

adalah pengaruh foot massage terhadap perubahan parameter fisiologis pasien kritis.

Hasil penelitian Kaur, Bradwaj (2012) menunjukan bahwa foot massage dapat

menurunkan tekanan darah dengan rerata tekanan darah posttest I adalah 123,7 dan
pada posttest II adalah 125,2 mmHg, serta menurunkan denyut jantung dengan rerata

denyut pada post test I adalah 98,2 mmHg dan post test II adalah 95,8 mmHg.

Pemberian foot massage ini dimulai dari pemijitan kaki dan diakhiri dengan pemijitan

telapak kaki merespon sensor syaraf kaki yang kemudian pemijitan pada kaki ini

meningkatkan neurotrasmiter serotonin dan dopamin yang rangsangannya diteruskan

ke hipotalamus dan menghasilkan CRT ( Cortocotroprin Releasing Factor ) yang

merangsang kelenjer pituary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin

( POMC) dan merangsang medula adrenal meningkatkan sekresi endorfin yang

mengaktifkan parasompatik sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh serta

memperlancar aliran darah sehingga membantu otot-otot yang tegang menjadi relaks

sehingga RAS terstimulasi untuk melepaskan serotonin dan membantu munculnya

rangsangan tidur seseorang ( Aditya 2013 ; Guyton 2014; Aziz 2014 ; Pisani 2015).

Penelitian tentang intervensi foot massage dapat meningkatkan kualitas tidur pasien

CHF yang mana terlihat setelah dilakukan intervensi selama 2 hari dengan memberikan

foot massage sebelum tidur selama 10-15 menit secara teratur sesuai dengan SOP .

Didapatkan hasil penelitian bahwa intervensi foot massage mempengaruhi kualitas tidur

pasien CHF yang di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh

Tahun 2019.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas peneliti berasumsi bahwa banyak faktor

yan mempengaruhi kualitas tidur pasien CHF seperti faktor karakteristik responden,

faktor fisiologis, faktor psikologis dan lingkungan. Dengan adanya intervensi foot

massage
dapat menurunkan kecemasan, nyeri, memperlancar aliran darah, membantu relaksasi

otot serta menstimulasi untuk rangsangan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.

5.4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam proses melakukan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Ruang HCU Cempaka

2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019. Peneliti mengalami kendala dalam

melakukan penelitian yaitu :

1. Masalah dalam penelitian ini yaitu pada masalah waktu penelitian yang dilakukan

pada malam hari dari jam 20.00 Wib sampai dengan jam 22.00 Wib.

2. Masalah lain yang dialami peneliti yaitu dalam hal melakukan komunikasi dalam

hal pengisian kuesioner serta dalam hal informed concent menyakinkan pasien

atas keamanan untuk dilakukan foot massage ini.

3. Dalam penelitian ini peneliti juga merasa kesulitan dalam hal melakukan

komunikasi dengan responden, karna ada beberapa responden yang mengalami

gangguan pendengaran yang mengharuskan peneliti berbicara lebih keras dan

banyaknya responden yang berusia lebih dari 60 tahun mengalami kesulitan saat

memberikan tanda tangan karna penglihatan yang mulai berkurang.


BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 10 Juni sampai tanggal 1 Juli

2019 kepada 10 responden tentang pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur

Pada Pasien CHF (Congestive Heart Failure ) Di Ruang HCU Cemapak 2 RSUD Dr.

Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a) Lebih dari separoh responden berusia manula yaitu > 66 tahun dengan jenis

kelamin terbanyak laki-laki sebanyak 8 orang dengan status pekerjaan dari 6

responden yang tidak bekerja.

b) Lebih dari separoh responden didapatkan rata-rata kualias tidur buruk sebelum

intervensi 6,20 dengan standar deviasi 1,874.

c) Lebih dari separoh responden responden, didapatkan rata-rata kualitas tidur baik

setelah intervensi 3,30 dengan standar deviasi 1,636.

d) Adanya perbedaan rata-rata kualiatas tidur sebelum dan kualiatas tidur sesudah

pemberian foot massage yaitu 2,900 dengan standar deviasi 876 Hasil uji

statistik didapatkan p value 0,000 artinya ada pengaruh pemberian intervensi

foot massage terhadap kualiats tidur pada pasien CHF di ruang HCU Cempaka 2

RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019.

75
76

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengembangan pengetahuan dan

menambah wawasan bagi peneliti dalam memberikan informasi tentang pegaruh

foot massage terhadap kualiatas tidur pasien dengan CHF ( Congestive Heart

Failure) di ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun

2019

6.2.2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi, sumber bacaan dan referensi bagi

peneliti lain, khususnya mengenai Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas

Tidur Pada Pasien CHF (Congestive Heart Failure).

6.2.3 Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk petugas atau

instansi kesehatan terkait dengan masalah penelitian ini, sehingga dapat

menambah, menggali dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya

pada pasien jantung yang mengalami masalah tidur.

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai data dasar untuk

penelitian selanjutnya dan diharapkan penelitian selanjutnya untuk

mempergunakan waktu, tenaga dan fasilitas yang lebih mencukupi dan seefisien

mungkin serta melibatkan keluarga dalam intervensi ini.


Daftar Pustaka

Aditya, Sukarenda (20130 Pengaruh pijit refleksi terhadap insomnia pada lansia Desa

Layengan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Jurnal

Keperawatan

Afrianti Nurlayli , Ai Mardhyah (2017). Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas Tidur

Pasien di Ruang HCU. Jurnal Keperawatan Padjajaran Volume 5 Nomor 1 April

2017.

Anderson, PG & Cutshall A.M (2007).” Massage Therapy S ComFORT Intervention For

Cardiac Surgery Patient” Clinical Nurse Specialist, 21, 161-5

Arikunto S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , ed 4, PT Rineka Cipta :

Jakarta

Aspiani, Y Reni, (2010) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.

Jakarta : EGC

Berharossi R,B (2011) Monitoring Of Quality Of Live In Congestive Heart Failure

Population Congestive Heart Failure 7 13-29

Bukit, Evi K. (2005) Kualitas Tidur dan Faktor-Faktor Gangguan Tidur Klien Lanjut Usia

Yang Di Rawat Inap Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Medan. Jurnal

Keperawatan Indonesia, Medan; 2005

Data Ruang Rawat Inap Cempaka 2 RSUD Dr Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2017-2019
Endang, Dyah dan Zinab (2018). “ Relationship between Sleep Quality and Heart Attacks

Incidents among Infarct Myocard Acute Patients at Ulin Banjarmasin Hospital’ .

Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Fitriyani, Reni (2015) ‘’Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Pasien

Dengan Congestive Haert Failure Di Ruang ICU RS PKU Muhammadiyah

Swureng. Journal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vo. 11 No 1

Ganong, W. F (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 22 EGC; Jakarta

Heo, S Doering L.V Widener J, Mansoer D,K (2008) Predicators and effect of physical

symptom status on healt related quality of life in patient with heart Failure .

American Journal Of Critival Care 17 (2) 124-132

Hidayat (2009). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bineka Cipta.

Hidayat, A, Aziz Alimul & Uliyah, M. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar

Manusia. Editor, Monica Ester.- Jakarta: EGC.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia (2014) “ Pedoman Penyelengaraan ( Higt

Care Unit) HCU di Rumah Sakit

Keyril, A Bastani, F (2016) Effect of reflextion on Sleep Quality of Elderly Women

Undergoing Abdominal Surgery, 2 (1) 11-18

Khosravil A, Bolourchifard, Ikhani (2017). “The Effect Of Massage therapy on sleep quality

in cardiac care unit patients. Bioscience. Biotech.Com 10 (4): 645-651 (2017)

Kozier et al.(2010). Buku Ajar Fundamental Of Nursing : Teory and Practice, Edisi

7,Volume 1, EGC: Jakarta


Lee Ks, Lenny Ta, Heo S, Kyeung L, Moser Dk (2016) “Prognostic Improtance Of Sleep

Quality In Patient With Heart Failure”. AJCC American Assosiation on Critical

Care, Vol 25 No. 6 November 2016.

Luo, J, Zhu, G, Zhao, Q Guo, Q, Meng H. Hong Z dan Ding (2013). Prevelance and Risk

Factor Of Poor Sleep Quality among Chines Elderly in Urban Community ; Aging

Study 8 (1) 1-7

Lyndon, S (2014) Visual Nursing Kardiovaskular. Tanggerang Selatan : Binarupa

Aksara Mascween A Lorrier S (2017) AC Journal of Boduwork and movement theraphy

Muttaqin,A (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler .

Salemba medika : Jakarta

Notoatmodjo,S (2013) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nugraha, A Bambang, Gusgus Ghraha R (2018) “Gambaran Tingkat Kecemasan Pada

Pasien Gagal Jantung Kongestif Kelas Fungsional I dan II Di Ruang Rawat

Inap RSU dr. Slamet Garut “ Jurnal Fakultas Keperawatan Universitas

Padjadjaran Vol 10 No.1

Nurmalia, L, Kunatarti (2017) “Pengetahuan dan Motivasi Perawat Berperan Penting dalam

Mengatasi Masalah Tidur Di Rumah Sakit” Jurnal Keperawatan Indonesia.Vol 20

No 3 November 2017, hal (176-184)

Nursalam (2010 ) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. EGC: Jakarta


Oshandi Kh, Abdi S, Karampourian A, Maghibaghi A, Homayanfar Sh, ‘’The effect Foot

Massage On Quality Of Sleep In Ishemic Heart Desease Patient Hospitalized In

CCU. Iran J Crit Care Nurs 2014: 7(2):66-73.

Pace, E. F & Spancer R.M.C (2011) Age Related Change In The Cognitive Function Of

Sleep Enthacing Performance For Action And Perception Vol 19

Pelapiana, H (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Manusia . Binarupa Aksara: Tangerang

Potter, P.A, Perry, A.G, (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik, Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC

Puspita, I (2017). Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung dan Penanganannya. Jurnal

Keperawatan Komprehensif Vol 3 No. 1 Januari 2017 : 18-24 .

Puthusseril, V (2006) Spesial Foot Massage as a complemnetary theraphy in palliative care.

Indian Journal Of Palliative Care, 12 (2) 71-76.

Ridla Hanum (2014) Gambaran Kualitas Tidur Pada pasien Gagal jantung di RSUP H Adam

Malik Medan.

Saputra,L (2013). Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia , Binarupa Aksara:

Tanggerang Selatan

Silvia Lorraine (2011) Patofisiologi Konsep penyakit Klinis Proses- Proses penyakit. Jakarta;

EGC.

Smyth Carole, (2007) Pittsburgh Sleep Quality Indeks: Best Practices in Nursing care to

older Adults. New York University Collage Of Nursing


Sudarma, (2008) Sosiologi Untuk kesehatan. Jakarta; Salemba Medika

Suddart’s, B. (2015) Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. EGC. Jakarta

Sukarendra A, Putu (2013) “Pengaruh pijit refleksi terhadap insomnia pada lansia di desa

layengan Semarang. Jurnal Keperawatan.

Wang TJ,Lec SC. Tung (2010). “Faktor Influence Quality Of Sleep Patient Hearth

Failure”J.Adv,Nurs Stud.2010;66 (8):1730-1740

Weinhouse,G.L & Schwab RJ. (2006) “ Sleep In The Critically Ill Patient” SLEEP Vol (29)

(5) pg 707-716

Word Healht Organisation (2017) Prevention Of Cardiovascular Desease.

Yancy, W. C (2013). Management Of Guidekine For The Management of Heart Failure.

Yesy, Kusman dan Ayu (2014). “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pasien

di Ruang Intensif”

Wahyudi, E S(2017) Efektivitas Relaksasi Otot Progresif Dan Massage Kaki Dengan

Pemberian Esseential Oil Kenanga Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada

Lansia.Jurnal ISSN 2407-9189


Lampiran 1

PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Sdr/i Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibwah ini adalah mahasiswa Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Padang:

Nama : Addina Mulia

NIM 154201001

Alamat : Tanjung Bonai, Lintau Buo Utara

Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Foot Massage


terhadap kualitas tidur pada pasien CHF ( Congestive Heart Failure) di Ruang HCU
Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2019”

Demi terlaksananya penelitian ini, khususnya dalam pengumpulan data, saya mohon
kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden. Penelitian ini tidak berakibat buruk pada
responden yang bersangkutan dan informasi yang diberikan responden akan dirahasiakan
serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila saudara/i, maka saya mohon
Saudara/i menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya
sertakan dalam surat ini.

Atas kesediaan dan kerjasama Saudara/i sebagai responden saya mengucapkan


terima kasih.

Payakumbuh , Juni 2019

Peneliti

Addina Mulia
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi menjadi


responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Prodi Sarjana Keperawatan STIKes
Perintis Padang dengan judul “Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas Tidur pada
pasien CHF (Congestive Heart Failure) di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Tahun 2019”

Tanda tangan saya menunjukkan saya sudah diberi informasi dan memutuskan
untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Payakumbuh, Juni 2019

Yang menyatakan

( )
KISI-KISI KUESIONER

PENGARUH FOOT MASSAGE TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PASIEN


CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE ) DI RUANG HCU CEMPAKA 2
RSUD Dr. ADNAAN WD PAYAKUMBUH
TAHUN 2019

Indikator No item Jumlah item

Kualitas Tidur Kualitas Tidur 9 1 Pertanyaan

Latensi Tidur (Kesulitan 2 dan 5a 2 Pertanyaan


Tidur)

Lama tidur malam 4 1 Pertanyaan

Efesiensi Tidur 1, 3, dan 4 3 Pertanyaan

Gangguan ketika Tidur 5b – 5j 9 Pertanyaan


Malam

Menggunakan Obat Tidur 6 1 Pertanyaan

Terganggunya Aktivitas 7 dan 8 2 Pertanyaan


disiang Hari

Jumlah Pertanyaan : 19
Pertanyaan
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :

1. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian yaitu kuesioner tentang karakteristik responden

dan kuesioner kualitas tidur.

2. Mohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan

kondisi sebenarnya, dengan memberikan tanda ceklis pada jawaban yang telah

disediakan.

3. Semua pertanyaan usahakan harus dijawab, tidak ada yang kosong

4. Bila ada pertanyaan-pernyataan yang kurang dipahami, kami mohon Bapak/Ibu

untuk menanyakan langsung kepada peneliti.

5. Kuesioner yang telah diisi lengkap harap diberikan kepeda peneliti

6. Atas partisipasi Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

A. Karakteristik Responden

Kode Responden :

Inisial Responden : ............

Umur....................................................tahun

Jenis kelamin :( ) Laki-laki

( ) Perempuan

Status pekerjaan :( ) Bekerja

( ) Tidak bekerja
B. Kuisioner The Pittsburgh Sleep Quality Indexs (PSQI)

Petunjuk :

Pertanyaan berikut berhubungan dengan kebiasaaan tidur Bapak/Ibu selama di rawat

dirumah sakit . Jawaban anda harus menunjukkan jawaban yang paling akurat untuk

menggambarkan sebagian besar malam dan hari selama bapak/ibu di rawat di Rumah

sakit. Kami berharap kepada Bapak/Ibu menjawab semua pertanyaan dimana untuk

pertanyaan nomor 1-4 dengan angka sedangkan jawaban untuk pertanyaan no 5-9

cukup memberi tanda ceklis pada salah satu pilihan jawaban yang ada.

Selama 3 hari terakhir,

1. Jam berapa biasanya Bapak/Ibu tidur malam ? .......................

2. Berapa menit biasanya Bapak/Ibu mulai tertidur .......................

Setiap malam ? .......................

3. Jam berapa biasanya Bapak/Ibu bangun dipagi hari ?.......................

4. Berapa jam biasanya Bapak/Ibu tidur malam ? .......................

5. Selama 3 hari terakhir, berapa Tidak 1x/ 1-2x / 3 Lebih


sering Bapak/Ibu mengalami hal pernah 3 hari hari dari 3x /
seperti dibawah ini ..... 3 hari

0 1 2 3

a. Tidak bisa tidur dalm 30 menit

b. Bangun tengah malam atau


bangun terlalu pagi
c. Harus bangun untuk kekamar
mandi
d. Tidak dapat bernafas dengan
nyaman
e. Batuk

f. Merasa kedinginan

g. Merasa kepanasan

h. Mimpi buruk

i. Merasakan nyeri

j. Penyebab yang lainnya


...............
6. Selama 3 hari terakhir, seberapa
sering Bapak/Ibu menggunakan
obat yang dapat membantu tidur

7. Selama 3 hari terakhir, seberapa


sering Bapak/Ibu kesulitn
melakukan aktivitas sehar-hari

Tidak Hanya Kadang Menjadi


menjadi masalah kadng masalah
masalah ringan menjadi yang
masalah sangat
berat

0 1 2 3

8. Selama 2 hari terakhir, seberapa


besar masalah yang Bapak/Ibu
rasakan untuk tetap semangat
dalam melakukan aktivitas
Sangat Cukup Buruk Sangat
baik baik buruk

0 1 2 3

9. Selama 2 hari terakhir,


bgaimana Bapak/Ibu menilai
kualitas tidur secara
keseluruhan
Sumber : (Carolyn Smyth, 2007)

Skor Akhir :
Lampiran 5

TABEL NILAI INDEKS PSQI

SKOR SKOR SKOR SKOR

No KOMPONEN

0 1 2 3

1. Kualitas Tidur

Dilihat dari pertanyaan no.9 Sangat Baik Buruk Sangat


baik buruk

2. Latensi Tidur

Yaitu jumlah skor dari


pertanyaan no.2 dan no.5a

a. Pertanyaan no.2

b. Pertanyaan no.5a < 15 menit 16-30 31-60 > 60 mnt

0 1x / 3 hari 1-2x / 3 > 3x / 3


Skor akhirnya hari hari

1-2
3-4 5-6
0

3. Lama tidur malam

Dilihat dari pertanyaan no.4 > 7 jam 6-7 jam 5-6 jam < 5 jam

4. Efesiensi tidur
Dilihat dari pertanyaan no
1,3,4

Dengan Rumus (lama tidur /


lama di tempat tidur x 100%)

a. Pertanyaan no 1 : jam
berapa ibu/bapak tidur
malam ?
b. Pertanyaan no 3 : jam
berapa biasanya
ibu/bapak bangun pagi
?
c. Berapa jam biasanya
ibu/bapak tidur malam
?
Skor akhirnya dari hasil
pertanyaan no 1,3,4

>85% 75-84% 65-74% <65%

5. Gangguan ketika tidur


malam

Dilihat dari pertanyaan no


5b-5j dengan kriteria skor
sama Tidak 1x / 3 hari 2x / 3 hari > 3x / 3
Skor akhirnya pernah hari
1-9 10-18
0 19-27
6. Menggunakan obat tidur

Dilihat dari pertanyaan no 6 Tidak 1x / 3 hari 2x / 3 hari >3/3


pernah hari

7. Terganggunya aktivitas
disiang hari

Dilihat dari jumlah skor


pertanyaan no7 dan no 8

a. Pertanyaan no 7
Tidak 1x / 3 hari 2x / 3 hari >3x / 3
pernah hari

b. Pertanyaan no 8
Masalah kadang
Tidak ringan menjadi Masalah
menjadi maslah berat
masalah
Skor akhir dari jumlah
0 1-2
pertanyaan no 7 dan no 8
3-4 5-6

Skor akhir = jumlahkan semua skor dari komponen 1-7

Rentang skor 0-21

Skor < 5 mengindikasikan kualitas tidur baik Skor

> 5 mengindikasikan kualitas tidur buruk


Lampiran 6

Lembar Observasi

Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas Tidur pada pasien CHF ( Congestive Heart
Failure) di Ruang HCU Cempaka 2 RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh

Tahun 2019

Intervensi Foot Massage

No No. Responden Hari / Tanggal Pre post


PROSEDUR PELAKSANAAN FOOT MASSAGE

Hal yang perlu diperhatikan

1. Lingkungan yang aman dan nyaman


2. Sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan Alat dan Bahan

1. Minyak atau lotion


2. Handuk kecil
3. Handscoon
Fase Pra Interaksi

1. Cek status keperawatan pasien


2. Siapkan alat yang dibutuhkan
3. Cuci tangan
Tahap Interaksi

1. Beri salam dan panggil nama pasien


2. Jelaskan tujuan dan prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
Tahap Kerja

1. Kaji adanya kontraindikasi seperti perubahan integritas kulit, trombosis vena,


adanya lesi, inflamasi dan fraktur
2. Atur posisi pasien senyaman mungkin
3. Angkat papan kaki tempat tidur pasien
4. Letakkan handuk di bawah paha dan tumit pasien
5. Pakai sarung tangan bila kontak dengan cairan tubuh pasien
6. Hangatkan lotion atau minyak pada telapak tangan atau dengan masukan otol
dalam air hangat beberapa menit
7. Lakukan foot massage
8. Dorong pasien untuk melakukan nafas dalam dan rileks selama pemijitan
9. Dorong pasien untuk menyebutkan bagian-bagian yang terasa tidak nyaman
selama di pijit
10. Instruksikan pasien untuk beristirahat pada saat pijit sudah
diselesaikan Fase terminasi

1. Evaluasi hasil tindakan foot massage terhadap kenyamanan pasien


2. Merapikan kembali peratalatan dan memasang papan kaki tidur pasien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri dengan salam
5. Perawat mencuci tangan
Dokumentasi : Catat hasil kegiatan dan respon pasien terhadap pemijitan yang dilakukan

Sumber : (Puthusseril, 2006)


Frequencies

Statistics
Status Kualitas Kualitas Tidur
Umur Jenis Kelamin Pekerjaa Tidur Post
n Pre
N Valid 10 10 10 10 10
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.00 1.20 1.60 1.70 1.20
Median 4.50 1.00 2.00 2.00 1.00
Std. Deviation 1.247 .422 .516 .483 .422

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dewasa Akhir ( 36-45 thn) 2 20.0 20.0 20.0
Lansia Awal (46-55 thn) 1 10.0 10.0 30.0
Lansia Akhir ( 56-65 thn) 2 20.0 20.0 50.0
Manula (65 thn) 5 50.0 50.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 8 80.0 80.0 80.0
Perempuan 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Status Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 4 40.0 40.0 40.0
Tidak Bekerja 6 60.0 60.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Kualitas Tidur Pre


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 3 30.0 30.0 30.0
Buruk 7 70.0 70.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Kualitas Tidur Post


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 8 80.0 80.0 80.0
Buruk 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

T-Test

[DataSet1] C:\Users\aldo\Desktop\SKRIPSI\MASTER TABEL UNIVARIAT KARAKTERISTI


K ADDIN.sav
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 PRE TEST 6.20 10 1.874 .593
POST TEST 3.30 10 1.636 .517

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 PRE TEST & POST
10 .884 .
TEST 001

Paired Samples Test


Paired Differences
95%
Confidence
Std. Std. Interval of the
Sig. (2-
Mean Deviatio Error Difference
t df tailed)
n Mean Lower Upper
Pair 1 PRE
TEST -
2.90 . . 2.274 3.52 10.47 9 .000
POST
0 876 277 6 4
TEST
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kualitas Tidur
Pre

N 10
a
Normal Parameters Mean 6.20

Std. Deviation 1.874

Most Extreme Differences Absolute .157

Positive .143

Negative -.157

Kolmogorov-Smirnov Z .498

Asymp. Sig. (2-tailed) .965

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kualitas Tidur
Post

N 10
Normal Parametersa Mean 3.30

Std. Deviation 1.636

Most Extreme Differences Absolute .273

Positive .273

Negative -.151

Kolmogorov-Smirnov Z .862

Asymp. Sig. (2-tailed) .447

a. Test distribution is Normal.


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kualitas Tidur Kualitas Tidur


Pre Post

N 10 10
a
Normal Parameters Mean 6.20 3.30

Std. Deviation 1.874 1.636

Most Extreme Differences Absolute .157 .273

Positive .143 .273

Negative -.157 -.151

Kolmogorov-Smirnov Z .498 .862

Asymp. Sig. (2-tailed) .965 .447

a. Test distribution is Normal.

Descriptives

Statistic Std. Error

Kualitas Tidur Pre Mean 6.20 .593

95% Confidence Interval Lower Bound 4.86


for Mean
Upper Bound 7.54

5% Trimmed Mean 6.22

Median 6.00

Variance 3.511

Std. Deviation 1.874

Minimum 3

Maximum 9

Range 6

Interquartile Range 3

Skewness -.233 .687

Kurtosis -.564 1.334


Descriptives

Statistic Std. Error

Kualitas Tidur Post Mean 3.30 .517

95% Confidence Interval Lower Bound 2.13


for Mean Upper Bound 4.47

5% Trimmed Mean 3.28

Median 3.00

Variance 2.678

Std. Deviation 1.636

Minimum 1

Maximum 6

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness .730 .687

Kurtosis -.070 1.334

GANTT CHART

Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien


Chf (Congestive Heart Failure ) Di Ruang Hcu Cempaka 2 Rsud
Dr. Adnaan Wd Payakumbuh
Tahun 2019
Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan/Tahun

No Uraian Kegiatan 2018

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli


1 Pemilihan Peminatan &
Pengajuan Tema
Penelitian
2 Registrasi Judul

3 Penulisan Proposal

4 PMPKL

4 Ujian Seminar Proposal

5 Perbaikan Proposal
Penelitian
6 Pengumpulan Proposal
Penelitian
7 Penelitian

8 Penulisan hasil skripsi

9 Ujian skripsi

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai