Anda di halaman 1dari 26

TELAAH JURNAL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :
Fitriyah (2014901023)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020-2021
Telaah Jurnal Nasional

Nama : Fitriyah
NIM : 2014901023
Identifikasi Hasil Telaah Kelebihan Keterbatasan
Judul Jurnal Manajemen Nyeri Melalui Mencantumkan -
Imajinasi Terbimbing dalam variabel
menurunkan nyeri pada asuhan independen dan
keperawatan post operasi dependen.
kanker payudarah
Penulis Siti Rofiatun Rosida, Warti - -
Ningsih, Wahyu Melin,
Martena Kholistiyani, Ikhsan
Muhajirin.
Online Data Google Scholar/Jurnal - -
Base Keperawatan Care, Vol.10 No.1
Tahun Terbit 2020 - -
Abstrak Latar belakang. Penulisan dan isi -
Penyakit kanker menjadi abstrak sudah baik
penyebab kematian karena penulis
keenam di Indonesia. dapat memberikan
Kanker merupakan gambaran
penyakit yang tidak menyeluruh
diketahui penyebabnya meliputi Latar
secara pasti, tetapi belakang, Tujuan
dipengaruhi banyak penelitian,
faktor resiko, seperti Metode/desain
merokok, diet yang tidak penelitian, Populasi
sehat, faktor lingkungan penelitian, Hasil
obesitas, kurangnya penelitian,
aktifitas fisik, dan strees, Kesimpulan dan
dan kematian akibat Kata kunci.
kanker payudara di
Indonesia mencapai
20.052 atau sebesar
1,41%, dengan tingkat
kejadian 20,25 per
100.000 penduduk
Indonesia dan
menempati urutan 45 di
dunia. Tujuan
penelitian. Untuk
mengetahui pengaruh
teknik imajinasi
terbimbing terhadap
intensitas nyeri pada post
operasi kanker payudara.
Metode penelitian.
Desain yang digunakan
adalah penelitian dengan
ddesain quasi experimen
jumlah populasi selama 3
bulan adalah 22 pasien,
pengambilan sample
dengan menggunakan
tehnik total sampling.
Analisa data dalm
penelitian ini
menggunakan pre tes –
post tes dan hubungan
kedua variable ini
dianalisa menggunakan
paired T-Test. Hasil
penelitian. Hasil
pengujian dengan
menggunakan rumus
Paired T-Test didapatkan
nilai probabilitas atau
Sig. (2-tailed) = 0.00,
maka dapt diartikan nilai
probabilitas nya atau
Sig. < 0.05, terdapat
perbedaan yang
signifikan antara skala
nyeri pretes dan postets,
yang berarti terdapat
pengaruh pemberian
imajinasi terbimbing
dalam menurunkan skala
nyeri pada pasien post op
kanker payudara.
Kesimpulan. Teknik
imajinasi terbimbing
efektif dalam
menurunkan nyeri pada
asuhan keperawatan post
operasi kanker payudara
Kata kunci: Imajinasi
Terbimbing, Kanker Payudara,
Nyeri.
Fenomena/ Penyakit kanker menjadi Memaparkan Peneliti hanya
Latar penyebab kematian keenam di dengan lengkap memaparkan dari
belakang Indonesia. Kanker merupakan pada latar belakang beberapa sumber
penyakit yang tidak diketahui mulai dari dan kurang rinci.
penyebabnya secara pasti, tetapi penjelasan kanker
dipengaruhi banyak faktor payudara, nyeri dan
resiko, seperti merokok, diet imajinasi
yang tidak sehat, faktor terbimbing.
lingkungan obesitas, kurangnya
aktifitas fisik, dan strees, dan
kematian akibat kanker
payudara di Indonesia mencapai
20.052 atau sebesar 1,41%,
dengan tingkat kejadian 20,25
per 100.000 penduduk
Indonesia dan menempati
urutan 45 di dunia.
Menurut Asosiasi Nyeri
Internasional (dalam
Tamsuri 2007 :
Bahwa nyeri adalah
suatu pengalaman
sensorik dan emosional
yang tidak
menyenangkan yang
berhubungan dengan
adanya kerusakan
jaringan baik secara
aktual maupun
potensial,atau
menggambarkan keadaan
kerusakan seperti
keadaan tersebut.
Salah satu dari manajemen nyeri
yaitu imajinasi terbimbing.
Imajinasi terbimbing adalah
kegiatan klien membuat suatu
bayangan yang menyenangkan,
dan mengosentrasikan diri pada
bayangan tersebut serta
berangsur- angsur
membebaskandiri dariperhatian
terhadap nyeri (Sutanto, 2017).
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh Menjelaskan tujuan
Penelitian teknik imajinasi terbimbing penelitian yang
terhadap intensitas nyeri pada peneliti buat sudah
post operasi kanker payudara. jelas dan
tergambarkan.
Variabel Independen : Manajemen nyeri
Penelitian imajinasi terbimbing
menurunkan nyeri
Dependen : Pada asuhan
keperawatan post operasi
kanker payudara.
Metode Desain penelitian ini adalah Kelebihan quasi Dalam desain
Penelitian penelitian eksperimen semu eksperimental yaitu quasi eksperiment
Desain atau Quasi eksperimen. Strategi responden/partisipa tidak terdapat
Penelitian atau pendekatan penelitian yang n berperilaku randomisasi dan
dipakai adalah penelitian berperilaku secara lemah dalam
deskriptif dengan pendekatan natural, lebih mengontrol grup.
cross sectional, quasi efektif dan efisien
eksperimen, pretes-postes. berdasarkan waktu
dan logistic.

Sampel dan Kriteria Penelitian


- Penelitian ini menggunakan Teknik total sampling dengan responden berjumlah 13
orang.
Pasien post op kanker payudara di ruang Cempaka di RSUD Sragen.
- Sebagian besar berumur >55 tahun yaitu sebanyak 8 pasien (61,5%).
- Sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta/wiraswasta yaitu sebanyak 4 pasien
(61,5%). Yang bekerja sebagai PNS 3 pasien (23.0%), sebagai petani sebanyak 4
orang (30,7%) dan tidak bekerja sebanyak 2 pasien (15,3%).

-
Peneliti tidak menjelaskan rentang skala nyeri pada jurnal.
Instrumen dan Metode Pegumpulan Data
Metode imajinasi terbimbing ini dilakukan selama waktu 45 menit, setelah 45 menit,
menganjurkan pasien membuka mata dan ceritakan apa yang dirasakan dan durasi yang
digunakan untuk pelaksanaan imajinasi terbimbing pada orang dewasa dan remaja
biasanya 10-30 menit, sementara kebanyakan pada anak-anak mentoleransi waktunya
hanya 10-15 menit menurut Synder (2009).

Pada penelitian ini tidak menggunakan alat/benda


Analisa Data
1. Univariat Dilakukan dengan membuat tabel dan distribusi frekuensi masingmasing variabel,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
2. Bivariat Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berpengaruh. Analisa ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian
ini menggunakan uji paired t-test.
Pada analisa data peneliti memaparkan dengan cukup jelas.

Hasil Penelitian dan Diskusi

1. Terdapat13 responden pasien post op kanker payudara di ruang Cempaka


di RSUD Sragen sebagian besar berumur> 55 tahun yaitu sebanyak 8 pasien
(61,5%).
2. Terdapat13 responden pasien post op kanker payudara di ruang Cempaka
di RSUD Sragen sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta /
wiraswasta yaitu sebanyak 4 pasien (61,5%).
3. Hasil pengujian dengan menggunakan rumus Paired T-
Testdidapatkan nilai probabilitas atau Sig. (2-tailed) = 0.00, maka dapt
diartikan nilai probabilitas nya atau Sig. < 0.05, terdapat perbedaan yang
signifikan antara skala nyeri pretes dan postets, yang berarti terdapat pengaruh.

Kesimpulan
Hasil pengujian dengan menggunakan rumus Paired T-
Test didapatkan nilai probabilitas atau Sig.(2-tailed) = 0.00, maka dapat diartikan nilai
probabilitas nya atau Sig.<0.05, terdapat perbedaan yang signifikan antara skala nyeri
pretes dan postets, yang berarti terdapat pengaruh pemberian imajinasi terbimbing dalam
menurunkan skala nyeri pada pasien post op kanker payudara.
Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan

Daftar Pustaka
1. Afdila, Jihan Nisa. 2016. Pengaruh Terapi Guided Imagery Terhadap Tingkat
Stress. Skripsi. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Surabaya.
https://scholar.google.co.id. Diakses 17 November 2017

2. Bachtiar, Sitti Maryam. 2015. Distraksi Guided Imagery Terhadap Nyeri Dan
Tekanan Darah Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Ibnu Sinar
Makasar. Jurnal Keperawatan 1(2) : 104-111. https://scholar.google.co.id.
Diakses 9 Juli 2018.

3. Budiyanto, Toni, Atun Raudotul Ma’rifah dan Paulina Irma Susanti. 2015.
Pengaruh Terapi Dzikir Terhadap Itensitas Pada Pasien Post Operasi Ca
Mammae Di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal
Keperawatan Maternitas 3(2) : 90-96. https://repository.uniar.ac.id. Diakses
10 Juli 2018.
4. Bulechek, Gloria M dkk. 2013. Nursing Intervetions Classification (NIC)
Edisi Keenam Yogyakarta : CV Mocomedia.
5. Butar, Doortua, Ida Yustina dan Ikhsanuddin A.Harapan. 2014. Hubungan
Karakteristi Nyeri Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi Di RSUD dr Pirngadi Medan.Idea Nursing Jurnal
3(1) : 2087-2879. https://repository.uniar.ac.id. Diakses 10 Juli 2018.
6. DepKes RI. 2015. Pedoman Teknis Penatalaksanaan Kanker Payudara
dan Kanker Rahim.Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular :
Kementrian Kesehatan RI.
https//www.depkes.go.id/ Diakses Tanggal 16 November 2017.
7. Hidayat, A.Aziz Alimul.2009. Kebutuhan DasarManusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
8. Supriyanto, Wawan. 2015. Kanker Deteksi Dini Pengobatan dan
Penyembuhan.Bantul. Yogyakarta : Parama Ilmu.
9. Sutanto, Andina Vita, dan Yuni Fitria. 2017. Kebutuhan Dasar ManusiaTeori
dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Bantul Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.
Telaah Jurnal Internasional

Nama : Fitriyah
NIM : 2014901023
Identifikasi Hasil Telaah Kelebihan Keterbatasan
Judul Jurnal The effectivennes of progressive Mencantumkan -
muscle relaxation and interactive variabel independen
guided imagery as a pain- dan dependen.
reducing intervention in
advanced cancer patients : A
multicentre randomised
controlled non- pharmacological
trial
Penulis Giulia De Paolis, Allesia - -
Naccarato, Filomena Cibelli,
Andrea D’alete, Chiara
Mastroianni, Laura surdo,
Giuseppe Casale, Caterina
Magnani.
Online Data Google scholar/Complementary - -
Base Therapies in Clinical Practice
Tahun Terbit 2019
Abstrak Penulisan dan isi Pada abstrak
Latar belakang dan tujuan:
abstrak sudah baik peneliti tidak
Interactive(IGI) dan Progressive
karena penulis dapat mecantumkan
Muscle Relation (PMR)
memberikan desain penelitian.
merupakan terapi pelengkap
gambaran
dengan efek positif yang diakui
menyeluruh meliputi
efek pada pereda nyeri kanker.
Latar belakang,
Percobaan terkontrol acak
Tujuan penelitian,
multisenter ini dirancang untuk
Metode penelitian,
menilai efek adjuvan dari PMR-
Populasi penelitian,
IGI dalam mengurangi rasa sakit
Hasil penelitian,
pada sampel pasien rumah sakit
Kesimpulan dan
dengan kanker terminal.
Kata kunci.
Bahan dan metode: Sebanyak
104 pasien diacak menjadi dua
kelompok. Pasien Grup A (n =
53) diberikan Skala Penilaian
Gejala Edmonton Revisi (ESAS-
r) dan skala peringkat numerik
(NRS) untuk nyeri segera
sebelum (T1) dan 2 jam setelah
sesi PMR-IGI individu (T3) .
Pasien Grup B (n = 51)
menerima perawatan biasa dan
dinilai menggunakan alat yang
sama. Episode nyeri akut dan
analgesik penyelamatan selama
24 jam berikutnya dicatat.
Hasil: Perbedaan Intensitas
Nyeri (NRS pada T3-NRS di T1)
adalah 1,83 pada kelompok A
dan 0,55 pada kelompok B dan
signifikan pada kedua kelompok
(p <0,0001). Rata-rata Skor
Distress Gejala Total menurun
8,83 pada kelompok A dan 1,84
pada kelompok B. Perbedaan
rata-rata pada gejala emosional
subskor ESAS-r (kecemasan dan
depresi) adalah 2,93 pada
kelompok A (p <0,0001) dan
0,07 pada kelompok B (p> 0,05).
Kesimpulan: Hasil uji coba ini
menunjukkan bahwa PMR − IGI
dapat dianggap sebagai adjuvan
yang efektif dalam mengurangi
distres terkait nyeri pada pasien
kanker terminal. Penelitian lebih
lanjut harus dilakukan untuk
menilai keefektifan intervensi
berulang. Kata kunci :
Advanced cancer Distress
Guided Imagery paim
progressive muscle relaxation.

Fenomena/La Pengalaman subyektif pasien Memaparkan dengan -


tar belakang dan penilaian mereka sendiri lengkap pada latar
Penggunaan terapi belakang mulai dari
komplementer untuk penjelasan kanker,
menghilangkan rasa sakit yang nyeri dan imajinasi
dialami oleh pasien kanker terbimbing.
terminal menarik minat yang
meningkat, karena sekitar
sepertiga dari pasien ini
menderita nyeri kanker sedang
hingga berat.

Terutama pada pasien dengan


kanker stadium lanjut, multi
dimensionalitas nyeri
melibatkan perluasan dari fisik
ke psikologis, kognitif, afektif,
emosional, sosial, dan
spiritual, dan prognosis
kelangsungan hidup yang
buruk mengarah pada karakter
situasi. Teknik gangguan,
hipnosis, perumpamaan.

Relaksasi otot adalah terapi


pelengkap yang bertindak
dengan mengalihkan pikiran
dari rasa sakit dan pikiran
tentang kerusakan tubuh,
meningkatkan kontrol rasa
sakit dan kemanjuran diri.

Guided imagery (GI)


adalahkognitif, perilaku
pikiran-tubuh teknik berbasis
bukti yang digunakan untuk
mengelola rasa sakit, termasuk
nyeri kanker, yang
mempengaruhi dan /atau
mengubah keadaan
psikofisiologis pasien Selama
sesi IGI, pasien dibantu untuk
memvisualisasikan gambar
yang positif dan
menyenangkan dan
membayangkannya dalam
detail yang paling mungkin,
dengan melibatkan berbagai
indera. Telah dilaporkan
bahwa GI memiliki
konsekuensi fisiologis yang
mendalam, karena tubuh
cenderung merespons
pencitraan seperti halnya
terhadap pengalaman eksternal
yang nyata. GI telah terbukti
mempengaruhi berbagai
sistem, termasuk pernafasan,
kardiovaskular, metabolisme,
dan peralatan gastrointestinal
dan respon imun.
Menurut beberapa penelitian,
stimulasi otak yang dilakukan
oleh GI memiliki potensi
untuk menginduksi pelepasan
neurotransmiter rangsang,
seperti serotonin, dan peptida
opioid endogen, yang
diketahui memodulasi rasa
sakit.

Selain itu, efeknya dapat


diperkuat lebih lanjut dengan
induksi relaksasi fisik
(relaksasi otot progresif,
PMR) selama sesi singkat (5
menit) yang diadakan segera
sebelum IGI, di mana pasien
diundang untuk rileks secara
progresif pada kelompok otot
utama.
Tujuan - -
Utama dari penelitian ini
Penelitian
adalah untuk membandingkan
keefektifan intervensi PMR-
IGI dengan tanpa intervensi
(perawatan biasa) dalam
mengurangi rasa sakit yang
dialami oleh pasien kanker
terminal. Titik akhir utama
adalah skor Perbedaan
Intensitas Nyeri (PID), yaitu
perbedaan nyeri yang
dilaporkan antara sebelum dan
sesudah intervensi.
Variabel Independen : The effectivennes - -
Penelitian of progressive muscle relaxation
and interactive guided imagery
as a pain-reducing intervention
Dependen : in advanced cancer
patients : A multicentre
randomised controlled non-
pharmacological trial.
Metode Desain penelitian yang Peneliti tidak
Penelitian digunakan adalah quasi mencantumkan
Desain eksperimen tetapi penjelasanya
Penelitian cukup jelas.
Sampel dan Kriteria inklusi untuk
Kriteria penelitian ini adalah: masuk ke
Penelitian rumah sakit setidaknya 48 jam
sebelumnya; usia> 18 tahun;
diagnosis kanker; subskor nyeri
dasar ≥1 dalam 24 jam sebelum
perekrutan, yang diukur dengan
skala peringkat numerik (NRS)
yang termasuk dalam ESAS-r;
terapi analgesik sepanjang
waktu; Indeks Skala Kinerja
Karnofsky ≥ 20; dan persetujuan
tertulis.
Kriteria eksklusi adalah:
kondisi patologis yang
menghalangi partisipasi;
diagnosis gangguan kejiwaan
atau neurologis; afasia total; dan
pengobatan nyeri penyelamatan
diterima 30 menit sebelum
pemberlakuan atau intervensi
(untuk menghindari gangguan
pada sesi IGI).

Memungkinkan pendaftaran 53
pasien untuk kelompok
eksperimen dan 51 untuk
kelompok kontrol.

Dari 104 pasien yang dianggap


memenuhi syarat, 13 (12,5%)
mengundurkan diri karena
pencabutan izin (n = 5),
memburuknya kondisi klinis
mereka (n = 5), dan alasan yang
tidak bergantung pada penelitian
(n = 3) , menyisakan 91 peserta
yang diacak ke kelompok
intervensi (A; 46 pasien) atau
kelompok kontrol (B; 45 pasien).
Instrumen ESAS-r adalah alat multidimensi - -
dan Metode yang skor totalnya, TSDS,
Pegumpulan adalah jumlah dari skor 10 NRS
Data yang mengukur intensitas (dari
0, tidak ada gejala hingga 10,
intensitas gejala yang paling
buruk) dari 10 gejala. ESAS-r
telah terbukti sensitif dalam
mendeteksi gejala klinis serta
perbedaan halus dalam status
klinis pasien dengan kanker
stadium lanjut.
Analisa Data
Data dianalisis menggunakan
perangkat lunak STATA, v. 13
(StataCorp. LP, College
Station, TX, USA).
Subskor ESAS-r yang diukur
pada T3 juga dikenakan
ANOVA. Perbedaan skor nyeri
antara sebelum dan sesudah
intervensi (kelompok A) atau
antara dua ESAS-r sebagai
penilaian (kelompok B)
dianalisis menggunakan uji-t
berpasangan. Data dilaporkan
sebagai mean, Tingkat
signifikansi ditetapkan pada
0,05.
Hasil Dari 104 pasien yang dianggap - -
Penelitian dan memenuhi syarat, 13 (12,5%)
Diskusi mengundurkan diri dari
penelitian, meninggalkan 91
peserta yang diacak ke kelompok
intervensi (A; 46 pasien) atau
kelompok kontrol (B; 45 pasien).

Secara keseluruhan, 32,6% dari


pasien grup A - 38% dari mereka
dengan nyeri ringan, 27% dari
mereka dengan nyeri sedang,
dan 33% dari mereka dengan
nyeri parah - melaporkan tidak
merasakan nyeri setelah
intervensi.

Pada T3, skor nyeri NRS turun


dari 4,11 pada T1 menjadi 2,28
pada kelompok A dan dari 4,51
menjadi 3,96 pada pasien
kelompok B (tujuan utama
penelitian). PID, yaitu perbedaan
skor nyeri antara T1 dan T3,
adalah 1,83 pada kelompok A,
melibatkan pengurangan 44,5%
(± 2,54), dan 0,55 pada
kelompok B, yang melibatkan
pengurangan 25,2% (± 2,14)
(titik akhir primer) .

Kedua perbedaan tersebut


signifikan (uji-t, p <0,0001).
Sekitar 65% pasien kelompok A
melaporkan peningkatan nyeri
setelah intervensi, dan 39,13% di
antaranya mencapai penurunan
tingkat nyeri ≥ 3, yang biasanya
dianggap signifikan secara
klinis.

Pada kelompok B, sekitar 45%


pasien melaporkan pengurangan
nyeri dari T1 ke T3, dan 20% di
antaranya mencapai
pengurangan tingkat nyeri ≥3.
Beberapa pasien mengalami
tingkat nyeri yang lebih buruk
setelah intervensi. Proporsi ini
dua kali lebih tinggi pada
kelompok B daripada kelompok
A.
Kesimpulan Hasil uji coba ini menunjukkan - --
bahwa PMR-IGI dapat dianggap
sebagai adjuvan yang efektif
dalam mengurangi distres terkait
nyeri pada pasien kanker
terminal. Penelitian lebih lanjut
harus dilakukan untuk menilai
keefektifan intervensi berulang
pada kelompok A (p <0,0001)
dan 0,07 pada kelompok B (p>
0,05).
Daftar
[1] M. Costantini, C.
Pustaka
Ripamonti, M. Beccaro,
M. Montella, P. Borgia, C.
Casella, G. Miccinesi,
Prevalence, distress,
management, and relief of
pain during the last 3
months of cancer patients'
life. Results of an Italian
mortality follow-back
survey, Ann. Oncol. 20
(2009) 729–735,
https://doi.org/10.1093/ann
onc/mdn700.
[2] K. King, A review of the
effects of guided imagery
on cancer patients with
pain, Complement.
Health Pract. Rev. 15
(2010) 98–107.
[3] B. Cassileth, M. Heitzer,
J. Gubili, Integrative
oncology: complementary
therapies in cancer care,
Cancer Chemother. Rev. 4
(2008) 204–211.
[4] FJ Keefe, A. Ahles T, L.
Sutton, J. Dalton, D.
Baucom, MS Pope, V.
Knowles, E. McKinstry, E.
Furstenberg, K. Syrjala, SJ
Waters, D. McKee, C.
McBride, M. Rumble, C.
Scipio, Partner-guided
cancer pain management at
the end of life: a
preliminary study, J. Pain
Symptom Manag. 3 (2005)
263–272,
https://doi.org/10.
1016/j.jpainsymman.2004.
06.014.
[5] K. Mystakidou, E. Parpa,
E. Katsouda, A. Galanos, L.
Vlahos, Pain and desire for
hastened death in terminally
ill cancer patients, Cancer
Nurs. 28 (2005) 318–324. [6]
FJ Keefe, AP Abernethy, LC
Campbell, Psychological
approaches to under standing
and treating disease-related
pain, Annu. Rev. Psychol. 56
(2005) 601–630,
https://doi.org/10.1146/annur
ev.psych.56.091103.070302.
[7] E. Molinari, G.
Castelnuovo, Psicologia
clinica del dolore, Springer,
Milano, 2010. [8] WY
Cheung, N. Barmala, S.
Zarinehbaf, G. Rodin, LW
Le, C. Zimmermann, The
association of physical and
psychological symptom
burden with time to death
among palliative cancer
outpatients, J. Pain
Symptom Manag. 37
(2009) 297–304,
https://doi.org/10.1016/j.jp
ainsymman.2008.03.008.
[9] W. Lewandowski, M.
Good, C. Draucker,
Changes in the meaning of
pain with the use of guided
imagery, Pain Manag.
Nurs. 6 (2005) 58–67,
https://doi.org/10.
1016/j.pmn.2004.12.005.
[10] W. Lewandowski, A.
Jacobson, Bridging the gap
between mind and body: a
bio behavioral model of
the effects of guided
imagery on pain, pain
disability, and depression,
Pain Manag. Nurs. 4
(2013) 368–378,
https://doi.org/10.1016/j.p
mn. 2011.08.001.
[11] V. Menzies, A. Taylor, C.
Bourguenon, Effects of
guided imagery on
outcomes of pain,
functional status, and self-
efficacy in persons
diagnosed with
fibromyalgia, J.
Alternative Compl. Med. 1
(2006) 23–30.
[12] M. Costantini, M.
Beccaro, F. Merlo, The last
three months of life of
Italian cancer patients.
Methods, sample
characteristics and
response rate of the Italian
survey of the dying of
cancer (ISDOC), Palliat.
Med. 19 (2005) 628–638.
[13] R. Pachman Deirdre, D.
Barton, MK Sweitz, CL
loprinzi, Troublesome
symptoms in cancer
survivors: fatigue,
insomnia, neuropathy and
pain, J. Clin. Oncol. 30
(2012) 3687–3696,
https://doi.org/10.1200/JC
O.2012.41.7238.
[14] K. Wiech, I. Tracey, The
influence of negative
emotions on pain:
behavioral effects and
neural mechanisms,
Neuroimage 47 (2009)
987–994.
[16] KL Syrjala, MP
Jensen, ME Mendoza, CJ
Yi, MH Fisher, FJ Keefe,
Psychological and
behavioral approaches to
cancer pain management, J.
Clin. Oncol. 22 (2014)
1703–1711,
https://doi.org/10.1200/JCO
.2013.54.4825.
[17] J. Avy, The impact of
imagery on cognition and
belief systems, Eur. J.
Clin. Hypn. 5 (2004) 12–
14.
[18] S. Natoli, Le parole
ultime. Dialogo sui
problemi del «fine vita»
(con Ivan Cavicchi, Piero
Coda e altri), Dedalo, Bari,
2011.
[19] W. Breitbart, B.
Rosenfeld, H. Pessin, M.
Kaim, J. Funesti-Esch, M.
Galietta, CJ Nelson, Brescia
R:,. Depression, hopelessness,
and desire for hastened death
in terminally ill patients with
cancer, J. Am. Med. Assoc.
284 (2000) 2907–2911.
[20] C. Villemure, C.
Bushnell, Cognitive
modulation of pain: how
do attention and emotion
influence pain
processing? Pain 95
(2002) 195–199.
[21] KL Kwekkeboom, K.
Huseby-Moore, S. Ward,
Imaging ability and
effective use of guided
imagery, Res. Nurs. Health
21 (1998) 189-19.
[22] KL Kwekkeboom, J.
Kneip, RN Pearson, A
pilot study to predict
success with guided
imagery for cancer pain,
Pain Manag. Nurs. 3
(2003) 112–113,
https://doi.
org/10.1053/S1524-
9042(02)00000-0.
[23] KL Kwekkeboom, C.
Cherwin, JW Lee, B.
Wanta, Mind-body
treatments for the pain-
fatigue-sleep disturbance
symptom cluster in
persons with cancer, J.
Pain Symptom Manag. 39
(2010) 126–138,
https://doi.org/10.1016/j.jp
ainsymman. 2009.05.022.
[24] KL Kwekkeboom, H.
Hau, B. Wanta, M.
Bumpus, Patient's
perceptions of the ef
fectiveness of progressive
muscle relaxation and
analgesic imagery
interventions used for
cancer pain, Complement.
Ada. Clin. Pract. 14 (2008)
185–194, https://
doi.org/10.1016/j.ctcp.200
8.04.002.
[25] PA Burhenn, J. Olausson,
G. Villegas, K. Kravits,
Guided imagery for pain
control, Clin. J. Oncol.
Nurs. 18 (2014) 501–550,
https://doi.org/10.1188/14.
CJON. 501-03.
[26] P. Posadzski, W.
Lewandowski, R. Terry, E.
Ernst, A. Stearns, Guided
imagery for non-
musculoskeletal pain: a
systematic review of
randomized clinical trials,
J. Pain Symptom Manag.
44 (2012) 95–104,
https://doi.org/10.1016/j.jp
ainsymman. 2011.07.014.
[27] T. Reed, Imagery in the
clinical setting: a tool for
healing, Nurs. Clin. 42
(2007) 261–277,
https://doi.org/10.1016/j.c
nur.2007.03.006.
[28] LW Scherwitz, P.
McHenry, R. Herrero,
Interactive guided imagery
therapy with medical
patients: predictors of
health outcomes, J.
Alternative Compl. Med.
11 (2005) 69–83.

Anda mungkin juga menyukai