0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan38 halaman
Laporan ini membahas tentang asuhan keperawatan dan laporan pendahuluan pasien bernama An. H berusia 14 bulan dengan diagnosis gangguan gastroenteritis akut di rumah sakit Goeteng Purbalingga. Dokumen ini menjelaskan tentang gejala pasien, penilaian keperawatan, dan intervensi yang diberikan untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan, nutrisi, dan gangguan inte
Laporan ini membahas tentang asuhan keperawatan dan laporan pendahuluan pasien bernama An. H berusia 14 bulan dengan diagnosis gangguan gastroenteritis akut di rumah sakit Goeteng Purbalingga. Dokumen ini menjelaskan tentang gejala pasien, penilaian keperawatan, dan intervensi yang diberikan untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan, nutrisi, dan gangguan inte
Laporan ini membahas tentang asuhan keperawatan dan laporan pendahuluan pasien bernama An. H berusia 14 bulan dengan diagnosis gangguan gastroenteritis akut di rumah sakit Goeteng Purbalingga. Dokumen ini menjelaskan tentang gejala pasien, penilaian keperawatan, dan intervensi yang diberikan untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan, nutrisi, dan gangguan inte
1711020144 5c LAPORAN PENDAHULUAN Definisi Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2010). KLASIFIKASI DIARE 1. Ditinjau dari adanya infeksi : infeksi spesifik dan non spesifik. 2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare : diare infeksi enternal dan internal. 3. Ditinjau dari lama infeksi : akut dan kronik KLASIFIKASI DEHIDRASI 1. Dehidrasi berat 2. Dehidrasi sedang 3. Dehidrasi ringan ETIOLOGI 1. infeksi : a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli, salmonella, shigella, V. Cholera, dan clostridium). b.. Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus. c. Jamur : kandida d. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora) 2. non infeksi : Alergi makanan, gangguan metabolik atau malabsorsi, iritasi langsung pada saluran pencernaan karena makanan, obat-obatan, penyakit usus, emosional atau stres, obstruksi usus. • TANDA DAN GEJALA Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus gastroenteritis, antara lain : 1. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah 2. Suhu badan meningkat 3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada Timbul diare 4. Feses makin cair, mungikn mengandung darah dan atau lender 5. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu. 6. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare 7. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan turgor kulit berkurang, selaputlendir pada mulut dan bibir terlihat kering 8. Berat badan menurun 9. Pucat, lemah PATOFISIOLOGI Menurut Diskin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme dasar yang menyebabkan diare, meliputi hal-hal sebagai berikut : Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga usus, selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan : Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia) Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah) Hipoglekemia, gangguan sirkulasi darah. PATHWAY PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah :jenis cairan, jumlah cairan, jalan masuk atau cara pemberian cairan, jadwal pemberian cairan Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi Terapi simtomatik ASUHAN KEPERAWATAN Biodata Nama ps : An. H Usia : 14 bulan Anak : 1 dari 1 bersaudara Tanggal masuk : 18 november 2019 Tanggal pengkajian : 18 november 2019 DX medis : GEA Nama ayah/ibu : Ny. V Usia ayah/ibu : 19 tahun Alamat : panusupan Suku bangsa : Jawa Pendidikan : SMP Pekerjaan : ART Keluhan Utama : Diare Keadaan Sakit Saat Ini : pada tanggal 18 november 2019 ps datang dari IGD dengan keluhan diare sudah 2 hari disertai mual muntah. Ps telah dilakukan pengukuran suhu di iGD hasilnya 37,9° C. setelah dilakukan pengkajian di ruang cempaka demamnya sudah turun dengan suhu 36,7° C. ibu ps mengatakan diarenya belum sembuh dan sudah BAB 4 kali dengan konsistensi feses bewarna kuning cair kecoklatan, muntah sudah 3 kali. Ibu ps juga mengatakan ps tidak nafsu makan. Fokus pengkajian nutrisi DS : 1. Ibu ps mengatakan An. H tidak nafsu makan. 2. Ibu ps mengatakan An. H muntah setelah makan 2 sendok bubur yang diberikan RS. 3. Ibu ps mengatakan An. H tetap masih menyusu ASI 4. Ibu ps mengatakan An. H sebelum sakit BB 12,9 kg. DO : 1. Porsi makan An. H terlihat sedikit 2. An. H terlihat lemas. 3. Bising usus An. H 25 x/menit. 4. An. H terlihat muntah banyak setelah makan. 5. An. H terlihat longgar bajunya 6. An. H BB sekarang 10, 5 kg 7. An. H mengalami penurunan BB sebanyak 21% Fokus pengkajian Eliminasi DS : 1. Ibu ps mengatakan An. H tidak suka minum air putih dan lebih suka minum ASI. 2. Ibu ps mengatakan An. H sudah BAB sebanyak 4 kali siang ini. 3. Ibu ps mengatakan An. H BAK seperti biasa DO : 1. IWL ps 290/24 jam 2. Balance cairan ps -444 cc/24 jam 3. Frekuensi BAB ps sering dengan konsistensi cair bewarna kuning coklat sebanyak 800 cc 4. Perkusi abdomen ps timpani 5. Jumlah urin 500 cc bewarna kuning Keadaan umum TTV dan turgor kulit 1. TB dan BB : 100 cm dan 10,5 kg 2. Lingkar kepala : - 3. Lingkar lengan : - 4. Suhu : 36,9°C 5. Nadi : 110x/menit 6. Pernafasan : 24x/menit 7. TD : - 8. Kulit putih pucat elastisitas sedikit kering terdapat jejas pada bagian bokong Fokus pengkajian gastrointestinal Hidrasi 1. Turgor kulit <2 detik 2. Membran mukosa kering 3. Asupan dan luaran ps hanya makan 2-3 sendok makan bubur yang diberikan lalu muntah Andomen 1. Tidak terdapat nyeri 2. Kekakuan tidak ada 3. Bising usus 25 x/menit 4. Muntah jumlah 300 cc sering sekali frekuensinya dan sudah 3 kali konsistensinya cair seperti air bewarna coklat bening 5. Fesef frekuensinya sering BAB encer bewarna kuning coklat jumlahnya 800 cc. ANALISA DATA FOKUS 1. Ketidak seimbangan cairan b.d output berlebih DS : Ibu ps mengatkan An. H sudah BAB sebanyak 6 kali, muntah 3 kali, tidah suka mengkonsumsi air putih, dan hanya meminum ASI yang kemudian dimuntahkan. DO : konsistensi feses An. H cair bewarna coklat kekuningan berjumlah 800 cc, BAK 500 cc kuning biasa, muntah 300 cc, IWL 290/24 jam, input cairan 1633,5 cc, output cairan 1890 cc, AM 80,5 cc, Balance cairan -256,5 cc 2. Ketidakseimbangan Nutrisi b.d anorexia DS : Ibu ps mengatakan An. H tidak mau makan dan hanya mau mengkonsumsi ASI kemudian langsung muntah dan hanya dapat menghabiskan makan 2-3 sendok bubur lalu muntah, sebelum sakit BB 12,9 kg. DO : An. H terlihat lemas, bajunya terlihat longgar, bising ususnya 25 x/menit, hanya dapat menghabiskan 3 sendok bubur yang diberikan (50 cc), terlihat sering minum ASI, perkusi abdomen timpani, BB sekarang 10,2 kg, mengalami penurunan BB 21 % 3. Gangguan Integritas Kulit b.d ruam kulit DS : Ibu ps mengatakan sudah mengganti popok An. H sebanyak 5 kali untuk siang ini, dan sering mengganti popok. DO : terlihat ruam pada bagian bokong ps, ps terlihat tidak nyaman. INTERVENSI ketidakseimbangan cairan b.d output berlebih kriteria hasil : intake output seimbang, diare berhenti, tidak mual dan muntah. intervensi : pantau input dan output cairan, observasi balance cairan, monitoring tanda dehidrasi, lakukan pendekatan pada ps, anjurkan ps minum yang banyak, memantau konsistensi feses dan muntah ps, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat terapi, penkes. Rasional : memudahkan membuat askep dalam pemenuhan kebutuhan cairan, untuk mengganti cairan yang hilang, memudahkan kerja sama dengan klien, terapi yang cepat dan tepat untuk klien, untuk mencegah infeksi lebih lanjut pada klien. Ketidakseimbangan Nutrisi b.d anorexia Kriteria hasil : hasrat keinginan makan meningkat, muntah dan mual setelah makan menurun, intake butrisi naik, HB naik. Intervensi : Lakukan pendekatan dengan ps, kaji tingkat nutrisi ps, hitung BB, anjurkan beri makanan porsi kecil tapi sering, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat, pantau HB. Rasional : memudahkan kerja sama dengan klien, untuk mengetahui keadaan nutrisi klien, untuk mengetahui penurunan BB klien, untuk mengetahui obat yang tepat diberikan pada klien, untuk mengetahui Hb sudah pada batas normal belum. Kerusakan Integritas Kulit b.d iritasi Kriteria hasil : integritas kulit membaik, tekstur tidak terganggu, eritema tidak ada, iritasi tidak ada. Intervensi : observasi kulit bokong dan perineum dari infeksi dan iritasi, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat terapi pereda iritasi. Rasional : untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi pada area vulva dan bokong, untuk mengetahui obat terapi yang dibersihkan kepada ps. Implementasi Hari Pertama Dx : 1 • Melakukan pendekatan dengan ps • Mengobservasi tanda tanda dehidrasi • Menghitung balance cairan • Menganjurkan ps untuk terus minum • Memantau konsistensi feses dan muntah • Memberikan penkes mencuci tangan • Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi (RL 500 cc/10 tpm (9 jam), zink, lacto bio, dan ondansetron) Respon ps • ps belum kooperatif, ps menunjukkan tanda dehidrasi berat, jumlah cairan input 1633,3 cc/24 jam, jumlah cairan output 1890 cc/24 jam, balance cairan -256,5 cc/24 jam, ps lebih suka minum ASI daripada air putih,konsistensi feses cair kuning coklat frekuensi 6xsehari 800 cc, muntah cair coklat bening 3xsehari 300 cc, belum menunjukkan reaksi terapi obat Dx : 2 • mengkaji nutrisi ps dengan melihat porsi asupan makan yang dimakan ps. • Menganjurkan ibu ps untuk memberikan makanan porsi kecil tapi sering • Menghitung penurunan BB. • Memantau reaksi mual muntah. • Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi ondansetron. Respon Ps : ps tidak nafsu makan hanya menghabiskan 4 sendok makan porsi bubur yang diberikan, hanya mau minum ASI, ibu ps mengerti anjuran pemberian makan porsi kecil tapi sering, BB mengalami penurunan 2,4 % atau sebanyak 2,4 kg, mual muntah setelah makan. Dx : 3 Mengobservasi bokong dan perineum mengenai integritas kulit, tekstur, eritema, dan iritasi, dari pemakaian popok sintesis yang sering diganti. Melakukan vulva hygiene
Mengoleskan baby oil pada selangakangan dan bokong ps.
Anjurkan ibu ps untuk menggunakan popok kain pada ps.
Respon ps : terdapat sedikit eritema pada bokong ps, tekstur kulit
kering, integritas kulit ps tidak baik, ps merasa nyaman setelah diberikan baby oil. Implementasi Hari Kedua Dx : 1 • Mengobservasi tanda tanda dehidrasi • Menghitung balance cairan • Menganjurkan ps untuk terus minum • Memantau konsistensi feses dan muntah • Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi (RL 500 cc/10 tpm (9 jam), zink, lacto bio, dan ondansetron) ditambah squezt 3x1,7 gr atau ½ tablet untuk mengurangi diare. Respon ps : ps menunjukkan tanda dehidrasi berat, jumlah cairan input 1533,3 cc/24 jam, jumlah cairan output 1890 cc/24 jam, balance cairan -256,5 cc/24 jam, ps lebih suka minum ASI daripada air putih,konsistensi feses masih cair kuning coklat frekuensi 4xsehari 800 cc, muntah cair coklat bening 3xsehari 300 cc, belum menunjukkan reaksi terapi obat Dx : 2 • mengkaji nutrisi ps dengan melihat porsi asupan makan yang dimakan ps. • Menganjurkan ibu ps untuk memberikan makanan porsi kecil tapi sering • Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi ondansetron Respon ps : ps belum nafsu makan dan terlihat hanya menghabiskan 4 sendok porsi bubur yang diberikan selama 24 jam, ps lebh suka minum ASI, ps hanya minum air putih sebanyak 2 gelas, ps masih mual dan muntah setelah makan. Dx : 3 • Mengobservasi bokong dan perineum mengenai integritas kulit, tekstur, eritema, dan iritasi, dari pemakaian popok sintesis yang sering diganti. • Melakukan vulva hygiene
• Mengoleskan baby oil pada selangakangan dan bokong
ps. • Hiperbed
Respon Ps : masih terdapat eritema dan iritasipada bokong
dan mulai mengering, tekstur kulit mulai lembab, ps merasa nyaman setelah diberikan baby oil. Implementasi Hari Ketiga Dx : 1 • Mengobservasi tanda tanda dehidrasi
• Menghitung balance cairan
• Menganjurkan ps untuk terus minum
• Memantau konsistensi feses dan muntah
• Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi (RL 500
cc/10 tpm (9 jam), zink, lacto bio, dan ondansetron) ditambah squezt 3x1,7 gr atau ½ tablet untuk mengurangi diare. Respon ps : ps menunjukkan tanda dehidrasi berat, jumlah cairan input 2093 cc/24 jam, jumlah cairan output 1490 cc/24 jam, balance cairan 603 cc/24 jam, ps sudah tidak mual muntah dan BAB encer. Dx : 2 • Mengkaji nutrisi ps dengan melihat porsi asupan makan yang dimakan ps. • Memantau reaksi mual muntah Respon Ps : nafsu makan ps sudah mulai membaik, ps dapat menghabiskan makanan ½ porsi yang diberikan, ps sudah tidak mual muntah. Dx : 3 • mengobservasi area kulit bokong dan selangkangan • Mengakji integritas kulit • Melakukan vulva hygiene dan memandikan. • Memeberikan baby oil pada bagian bokong yang terdapat ruam. • Hiperbed. Respon Ps : masih terdapat eritema di kulit dan bokong tapi mulai mengering, integritas kulit lembab, ps nampak nyaman. Evaluasi Hari Pertama DX : 1 S : ibu ps mengatakan ps telah BAB 6x sehari, muntah 3xsehari, ps lebih suka minum ASI daripada air putih. O : ps terlihat menunjukkan dehidrasi berat, ps terlihat belum kooperatif dan rewel, jumlah input cairan 1633,5 cc/24 jam, output cairan 1890 cc/24 jam, balance cairan -256 cc A : belum teratasi
Masalah Aw Akh Sekaran
al ir g Intake output cairan 3 3 5 P :seimbang lanjutkan intervensi dengan memantau kembali cairan intake output ps, menghitung balance cairan ps, memantau tanda-tanda dehidrasi, memantau Diare berhenti konsistensi 3 muntah dan BAB, kolaborasi 3 5 obat seperti kemarin pemberian dan ditambah Mual menggunakan squezt 33x1,7 3g berhenti 5 Dx : 2 S : ibu ps mengatakan ps tidak mau makan dan hanya mau mengkonsumsi ASI saja, ibu ps mengatakan mengerti anjuran perawat untuk memberikan porsi makan kecil tapi sering, ibu ps mengatakan ps selalu muntah setelah makan. O : ps terlihat hanya dapat menghabiskan 4 sendok makan porsi bubur yang diberikan lalu muntah, ps terlihat sering minum ASI, ps terlihat lemas, penurunan berat badan sebanyak 2,4 % dari BB semula, ps belum menunjukan reaksi obat terapi pereda mual mulai efektif. A : masalah belum teratasi Masalah Awal Sekarang akhir Hasrat ingin makan 3 3 5 Muntah setelah makan 3 3 5 mual 3 3 5 Intake nutrisi 3 3 5
P : lanjutkan intervensi dengan mengkaji asupan makanan yang dimakan ps,
memantau reaksi mual muntah ps, kolaborasi dengan dokter pemberian obat anti muntah ondasentron 1 mg/8 jam. Dx : 3
S : Ibu ps mengatakan memahami anjuran perawat penggunaan
popok kain untuk sementara. O : ps terlihat nyaman setelah diberikan tindakan vulva hygiene dan mandi, ps terlihat nyaman setelah diberikan baby oil pada selangkangan dan bokong, terdapat sedikit eritema dan iritasi pada bokong, tekstur kulit ps tidak baik. A : masalah belum teratasi masalah awa skr akh masalah awa skrg akh l g ir l ir Integritas 3 3 5 Eritema 3 3 5 kulit Iritasi 3 3 5 PTekstur 3 3 : lanjutkan intervensi 5 dengan kaji eritema, iritasi, integritas kulit, dan tekstur kulit. Berikan baby oil. Evaluasi Hari Kedua Dx : 1 S: ibu ps mengatakan ps masih mual dan muntah serta BAB encer, BAB sebanyak 4x, muntah sebanyak 3x. O :ps menunjukan masih mengalami dehidrasi berat, jumlah cairan input 1533,5 cc/24 jam, output cairan 1890 cc, A : masalah teratasi sebagian. Masalah aw skr akhi al g r Intake output cairan 3 4 5 seimbang Diare berhenti 3 4 5 PMual : lanjutkan berhentiintervensi dengan 3 memantau 4 5 cairan intake output, menghitung belance cairan, memantau tanda-tanda dehidrasi, memantau frekuensi dan konsistensi BAB dan muntah, kolaborasi dengan dokter untuk melanjutkan pemberian obat terapi Dx : 2 S : ibu ps mengatakan ps belum nafsu makan dan masih mual muntah, ps sudah mulai minum air putih sebanyak 2 gelas O : ps terlihat menghabiskan porsi makan sebanyak 4 sendok, ps terlihat lebih sering minum ASI, ps menunjukkan sedikit efek obat terapi terhadap mual muntahnya. A : masalah teratasi sebagian Masalah Awal Skrg Akhi r Hasrat ingin makan 3 3 5 Muntah setelah makan 3 4 5 Mual 3 4 5 Intake nutrisi 3 4 5 P : lanjutkan intervensi dengan mengkaji porsi asupan makan, memantau reaksi mual muntah, kolaborasi dengan dokter untuk melanjutkan pemberian obat terapi Dx : 3 S : ibu ps mengatakan hanya sesekali menggunakan popok sintetis. O : kulit bokong ps masih terlihat ada eritema yang mulai mengering, tekstur kulit ps mulai lembab, ps terlihat nyaman saat diberikan baby oil. A : masalah teratasi sebagian Masalah Awal Skrg Akhi Masalah Awa Skr Akh r l g ir Integritas 3 4 5 Eritema 3 4 5 kulit Iritasi 3 4 5 PTekstur : lanjutkan intervensi 3 4 dengan 5 pemberian baby oil dan pantau iritasi dan eritema pada kulit bokong Evaluasi Hari Ketiga S : Ibu mengatakan BAB ps sudah tidak encer lagi dan hanya 2xsehari, tidak muntah lagi, dan sudah sering minum air putih. O : Ps sudah tidak menunjukkan dehidrasi berat, jumlah cairan input 2093/24 jam, output 1490/24 jam, balance cairan 603,5/24 jam, ps terlihat sudah tidak muntah, obat terapi terlihat bekerja efektif. A : masalah teratasi. Masalah awal skrg akhi r Intake output 3 5 5 cairan Diare berhenti 3 5 5 PMual berhenti : hentikan 3 intervensi, 5 5 ps pulang. rencanakan Dx : 2 S : ibu ps mengatakan ps sudah mulai nafsu makan kembali, sudah tidak mual muntah. O : ps terlihat menghabiskan ½ porsi makan yang diberikan RS dan mulai aktif bergerak A : hentikan intervensi
Masalah Awal Skr Akhi
g r Hasrat ingin makan 3 5 5 Muntah setelah 3 5 5 makan Mual 3 5 5 PIntake : Hentikan nutrisiintervensi, 3 rencanakan 5 5 ps pulang dan kontrol 3 hari kedepan. Dx : 3 S : Ibu ps mengatakan telah memberikan baby oil ketika setelah memandikan ps. O : ps masih terlihat terdapat eritema pada bokong ps namu mulai mengering sebagian, tekstur kulit lembab, ps terlihat nyaman setelah memakai baby oil. A : masalah teratasi sebagian, lanjutkan intervensi di rumah. Masalah Awa Skr Akhi Masalah Awa Skr Akhi l g r l g r Integritas 3 4 5 Eritema 3 4 5 kulit Iritasi 3 4 5 PTekstur : lanjutkan intervensi 3 4 di 5rumah, rencanakan penggunaan baby oil secara teratur dan penggunaan popok kain untuk sementara waktu hingga iritasi dan eritema hilang.