Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN DAN LAPORAN

PENDAHULUAN PS AN. H DENGAN


GANGGUAN GEA DI RS GOETENG
PURBALINGGA

Nadila octavia putri


1711020144
5c
LAPORAN PENDAHULUAN
 Definisi
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang
ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari)
disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof.
Sudaryat, dr.SpAK, 2010).
 KLASIFIKASI DIARE
1. Ditinjau dari adanya infeksi : infeksi spesifik dan
non spesifik.
2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
diare infeksi enternal dan internal.
3. Ditinjau dari lama infeksi : akut dan kronik
 KLASIFIKASI DEHIDRASI
1. Dehidrasi berat
2. Dehidrasi sedang
3. Dehidrasi ringan
 ETIOLOGI
1. infeksi :
a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh
kontaminasi makanan maupun air minum (enteropathogenic,
escherichia coli, salmonella, shigella, V. Cholera, dan
clostridium).
b.. Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses,
adenovirus, dan rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada
anak adalah virus Rotavirus.
c. Jamur : kandida
d. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan
cyclospora)
2. non infeksi :
Alergi makanan, gangguan metabolik atau
malabsorsi, iritasi langsung pada saluran pencernaan
karena makanan, obat-obatan, penyakit usus,
emosional atau stres, obstruksi usus.
• TANDA DAN GEJALA
Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang
terjadi pada kasus gastroenteritis, antara lain :
1. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah
2. Suhu badan meningkat
3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada Timbul diare
4. Feses makin cair, mungikn mengandung darah dan atau
lender
5. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena
bercampur empedu.
6. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
7. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung
pada bayi, tonus otot dan turgor kulit berkurang, selaputlendir
pada mulut dan bibir terlihat kering
8. Berat badan menurun
9. Pucat, lemah
 PATOFISIOLOGI
Menurut Diskin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme
dasar yang menyebabkan diare, meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap
oleh mukosa intestinal akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
 Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat
produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons peningkatan
aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga usus,
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
 Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
 Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
 Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
 Hipoglekemia, gangguan sirkulasi darah.
 PATHWAY
 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
 Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, Empat hal
penting yang perlu diperhatikan adalah :jenis cairan,
jumlah cairan, jalan masuk atau cara pemberian cairan,
jadwal pemberian cairan
 Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
 Terapi simtomatik
ASUHAN KEPERAWATAN
 Biodata
Nama ps : An. H
Usia : 14 bulan
Anak : 1 dari 1 bersaudara
Tanggal masuk : 18 november 2019
Tanggal pengkajian : 18 november 2019
DX medis : GEA
Nama ayah/ibu : Ny. V
Usia ayah/ibu : 19 tahun
Alamat : panusupan
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : ART
 Keluhan Utama : Diare
 Keadaan Sakit Saat Ini : pada tanggal 18 november
2019 ps datang dari IGD dengan keluhan diare sudah
2 hari disertai mual muntah. Ps telah dilakukan
pengukuran suhu di iGD hasilnya 37,9° C. setelah
dilakukan pengkajian di ruang cempaka demamnya
sudah turun dengan suhu 36,7° C. ibu ps mengatakan
diarenya belum sembuh dan sudah BAB 4 kali dengan
konsistensi feses bewarna kuning cair kecoklatan,
muntah sudah 3 kali. Ibu ps juga mengatakan ps tidak
nafsu makan.
 Fokus pengkajian nutrisi
DS :
1. Ibu ps mengatakan An. H tidak nafsu makan.
2. Ibu ps mengatakan An. H muntah setelah makan 2 sendok bubur
yang diberikan RS.
3. Ibu ps mengatakan An. H tetap masih menyusu ASI
4. Ibu ps mengatakan An. H sebelum sakit BB 12,9 kg.
DO :
1. Porsi makan An. H terlihat sedikit
2. An. H terlihat lemas.
3. Bising usus An. H 25 x/menit.
4. An. H terlihat muntah banyak setelah makan.
5. An. H terlihat longgar bajunya
6. An. H BB sekarang 10, 5 kg
7. An. H mengalami penurunan BB sebanyak 21%
 Fokus pengkajian Eliminasi
DS :
1. Ibu ps mengatakan An. H tidak suka minum air putih dan
lebih suka minum ASI.
2. Ibu ps mengatakan An. H sudah BAB sebanyak 4 kali siang
ini.
3. Ibu ps mengatakan An. H BAK seperti biasa
DO :
1. IWL ps 290/24 jam
2. Balance cairan ps -444 cc/24 jam
3. Frekuensi BAB ps sering dengan konsistensi cair bewarna
kuning coklat sebanyak 800 cc
4. Perkusi abdomen ps timpani
5. Jumlah urin 500 cc bewarna kuning
 Keadaan umum TTV dan turgor kulit
1. TB dan BB : 100 cm dan 10,5 kg
2. Lingkar kepala : -
3. Lingkar lengan : -
4. Suhu : 36,9°C
5. Nadi : 110x/menit
6. Pernafasan : 24x/menit
7. TD : -
8. Kulit putih pucat elastisitas sedikit kering terdapat
jejas pada bagian bokong
 Fokus pengkajian gastrointestinal
Hidrasi
1. Turgor kulit <2 detik
2. Membran mukosa kering
3. Asupan dan luaran ps hanya makan 2-3 sendok makan
bubur yang diberikan lalu muntah
Andomen
1. Tidak terdapat nyeri
2. Kekakuan tidak ada
3. Bising usus 25 x/menit
4. Muntah jumlah 300 cc sering sekali frekuensinya dan
sudah 3 kali konsistensinya cair seperti air bewarna
coklat bening
5. Fesef frekuensinya sering BAB encer bewarna kuning
coklat jumlahnya 800 cc.
 ANALISA DATA FOKUS
1. Ketidak seimbangan cairan b.d output berlebih
DS : Ibu ps mengatkan An. H sudah BAB sebanyak 6
kali, muntah 3 kali, tidah suka mengkonsumsi air
putih, dan hanya meminum ASI yang kemudian
dimuntahkan.
DO : konsistensi feses An. H cair bewarna coklat
kekuningan berjumlah 800 cc, BAK 500 cc kuning
biasa, muntah 300 cc, IWL 290/24 jam, input cairan
1633,5 cc, output cairan 1890 cc, AM 80,5 cc, Balance
cairan -256,5 cc
2. Ketidakseimbangan Nutrisi b.d anorexia
DS : Ibu ps mengatakan An. H tidak mau makan
dan hanya mau mengkonsumsi ASI kemudian
langsung muntah dan hanya dapat menghabiskan
makan 2-3 sendok bubur lalu muntah, sebelum sakit
BB 12,9 kg.
DO : An. H terlihat lemas, bajunya terlihat longgar,
bising ususnya 25 x/menit, hanya dapat
menghabiskan 3 sendok bubur yang diberikan (50
cc), terlihat sering minum ASI, perkusi abdomen
timpani, BB sekarang 10,2 kg, mengalami
penurunan BB 21 %
3. Gangguan Integritas Kulit b.d ruam kulit
DS : Ibu ps mengatakan sudah mengganti popok An.
H sebanyak 5 kali untuk siang ini, dan sering
mengganti popok.
DO : terlihat ruam pada bagian bokong ps, ps
terlihat tidak nyaman.
 INTERVENSI
ketidakseimbangan cairan b.d output berlebih
kriteria hasil : intake output seimbang, diare
berhenti, tidak mual dan muntah.
intervensi : pantau input dan output cairan,
observasi balance cairan, monitoring tanda dehidrasi,
lakukan pendekatan pada ps, anjurkan ps minum
yang banyak, memantau konsistensi feses dan muntah
ps, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
terapi, penkes.
Rasional : memudahkan membuat askep dalam
pemenuhan kebutuhan cairan, untuk mengganti
cairan yang hilang, memudahkan kerja sama dengan
klien, terapi yang cepat dan tepat untuk klien, untuk
mencegah infeksi lebih lanjut pada klien.
Ketidakseimbangan Nutrisi b.d anorexia
Kriteria hasil : hasrat keinginan makan meningkat,
muntah dan mual setelah makan menurun, intake
butrisi naik, HB naik.
Intervensi : Lakukan pendekatan dengan ps, kaji
tingkat nutrisi ps, hitung BB, anjurkan beri makanan
porsi kecil tapi sering, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi obat, pantau HB.
Rasional : memudahkan kerja sama dengan klien,
untuk mengetahui keadaan nutrisi klien, untuk
mengetahui penurunan BB klien, untuk mengetahui
obat yang tepat diberikan pada klien, untuk
mengetahui Hb sudah pada batas normal belum.
Kerusakan Integritas Kulit b.d iritasi
Kriteria hasil : integritas kulit membaik, tekstur
tidak terganggu, eritema tidak ada, iritasi tidak ada.
Intervensi : observasi kulit bokong dan perineum
dari infeksi dan iritasi, kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat terapi pereda iritasi.
Rasional : untuk mengetahui adanya tanda-tanda
infeksi pada area vulva dan bokong, untuk
mengetahui obat terapi yang dibersihkan kepada ps.
 Implementasi Hari Pertama
Dx : 1
• Melakukan pendekatan dengan ps
• Mengobservasi tanda tanda dehidrasi
• Menghitung balance cairan
• Menganjurkan ps untuk terus minum
• Memantau konsistensi feses dan muntah
• Memberikan penkes mencuci tangan
• Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi (RL 500 cc/10 tpm (9
jam), zink, lacto bio, dan ondansetron)
Respon ps
• ps belum kooperatif, ps menunjukkan tanda dehidrasi berat, jumlah
cairan input 1633,3 cc/24 jam, jumlah cairan output 1890 cc/24 jam,
balance cairan -256,5 cc/24 jam, ps lebih suka minum ASI daripada air
putih,konsistensi feses cair kuning coklat frekuensi 6xsehari 800 cc,
muntah cair coklat bening 3xsehari 300 cc, belum menunjukkan reaksi
terapi obat
Dx : 2
• mengkaji nutrisi ps dengan melihat porsi asupan makan yang
dimakan ps.
• Menganjurkan ibu ps untuk memberikan makanan porsi kecil
tapi sering
• Menghitung penurunan BB.
• Memantau reaksi mual muntah.
• Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi ondansetron.
Respon Ps : ps tidak nafsu makan hanya menghabiskan 4 sendok
makan porsi bubur yang diberikan, hanya mau minum ASI, ibu ps
mengerti anjuran pemberian makan porsi kecil tapi sering, BB
mengalami penurunan 2,4 % atau sebanyak 2,4 kg, mual muntah
setelah makan.
Dx : 3
 Mengobservasi bokong dan perineum mengenai integritas kulit,
tekstur, eritema, dan iritasi, dari pemakaian popok sintesis yang
sering diganti.
 Melakukan vulva hygiene

 Mengoleskan baby oil pada selangakangan dan bokong ps.

 Anjurkan ibu ps untuk menggunakan popok kain pada ps.

Respon ps : terdapat sedikit eritema pada bokong ps, tekstur kulit


kering, integritas kulit ps tidak baik, ps merasa nyaman setelah
diberikan baby oil.
 Implementasi Hari Kedua
Dx : 1
• Mengobservasi tanda tanda dehidrasi
• Menghitung balance cairan
• Menganjurkan ps untuk terus minum
• Memantau konsistensi feses dan muntah
• Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi (RL 500
cc/10 tpm (9 jam), zink, lacto bio, dan ondansetron)
ditambah squezt 3x1,7 gr atau ½ tablet untuk
mengurangi diare.
Respon ps : ps menunjukkan tanda dehidrasi berat, jumlah
cairan input 1533,3 cc/24 jam, jumlah cairan output 1890
cc/24 jam, balance cairan -256,5 cc/24 jam, ps lebih suka
minum ASI daripada air putih,konsistensi feses masih
cair kuning coklat frekuensi 4xsehari 800 cc, muntah cair
coklat bening 3xsehari 300 cc, belum menunjukkan
reaksi terapi obat
Dx : 2
• mengkaji nutrisi ps dengan melihat porsi asupan makan
yang dimakan ps.
• Menganjurkan ibu ps untuk memberikan makanan porsi
kecil tapi sering
• Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi
ondansetron
Respon ps : ps belum nafsu makan dan terlihat hanya
menghabiskan 4 sendok porsi bubur yang diberikan
selama 24 jam, ps lebh suka minum ASI, ps hanya
minum air putih sebanyak 2 gelas, ps masih mual dan
muntah setelah makan.
Dx : 3
• Mengobservasi bokong dan perineum mengenai
integritas kulit, tekstur, eritema, dan iritasi, dari
pemakaian popok sintesis yang sering diganti.
• Melakukan vulva hygiene

• Mengoleskan baby oil pada selangakangan dan bokong


ps.
• Hiperbed

Respon Ps : masih terdapat eritema dan iritasipada bokong


dan mulai mengering, tekstur kulit mulai lembab, ps
merasa nyaman setelah diberikan baby oil.
 Implementasi Hari Ketiga
Dx : 1
• Mengobservasi tanda tanda dehidrasi

• Menghitung balance cairan

• Menganjurkan ps untuk terus minum

• Memantau konsistensi feses dan muntah

• Kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi (RL 500


cc/10 tpm (9 jam), zink, lacto bio, dan ondansetron)
ditambah squezt 3x1,7 gr atau ½ tablet untuk
mengurangi diare.
Respon ps : ps menunjukkan tanda dehidrasi berat, jumlah
cairan input 2093 cc/24 jam, jumlah cairan output 1490
cc/24 jam, balance cairan 603 cc/24 jam, ps sudah tidak
mual muntah dan BAB encer.
Dx : 2
• Mengkaji nutrisi ps dengan melihat porsi asupan makan yang
dimakan ps.
• Memantau reaksi mual muntah
Respon Ps : nafsu makan ps sudah mulai membaik, ps dapat
menghabiskan makanan ½ porsi yang diberikan, ps sudah
tidak mual muntah.
Dx : 3
• mengobservasi area kulit bokong dan selangkangan
• Mengakji integritas kulit
• Melakukan vulva hygiene dan memandikan.
• Memeberikan baby oil pada bagian bokong yang terdapat
ruam.
• Hiperbed.
Respon Ps : masih terdapat eritema di kulit dan bokong tapi
mulai mengering, integritas kulit lembab, ps nampak nyaman.
 Evaluasi Hari Pertama
DX : 1
S : ibu ps mengatakan ps telah BAB 6x sehari, muntah 3xsehari, ps lebih
suka minum ASI daripada air putih.
O : ps terlihat menunjukkan dehidrasi berat, ps terlihat belum kooperatif dan
rewel, jumlah input cairan 1633,5 cc/24 jam, output cairan 1890 cc/24 jam,
balance cairan -256 cc
A : belum teratasi

Masalah Aw Akh Sekaran


al ir g
Intake output cairan 3 3 5
P :seimbang
lanjutkan intervensi dengan memantau kembali cairan intake output ps,
menghitung balance cairan ps, memantau tanda-tanda dehidrasi, memantau
Diare berhenti
konsistensi 3
muntah dan BAB, kolaborasi 3 5 obat seperti kemarin
pemberian
dan ditambah
Mual menggunakan squezt 33x1,7 3g
berhenti 5
Dx : 2
S : ibu ps mengatakan ps tidak mau makan dan hanya mau mengkonsumsi ASI
saja, ibu ps mengatakan mengerti anjuran perawat untuk memberikan porsi
makan kecil tapi sering, ibu ps mengatakan ps selalu muntah setelah makan.
O : ps terlihat hanya dapat menghabiskan 4 sendok makan porsi bubur yang
diberikan lalu muntah, ps terlihat sering minum ASI, ps terlihat lemas,
penurunan berat badan sebanyak 2,4 % dari BB semula, ps belum menunjukan
reaksi obat terapi pereda mual mulai efektif.
A : masalah belum teratasi
Masalah Awal Sekarang akhir
Hasrat ingin makan 3 3 5
Muntah setelah makan 3 3 5
mual 3 3 5
Intake nutrisi 3 3 5

P : lanjutkan intervensi dengan mengkaji asupan makanan yang dimakan ps,


memantau reaksi mual muntah ps, kolaborasi dengan dokter pemberian obat anti
muntah ondasentron 1 mg/8 jam.
Dx : 3

S : Ibu ps mengatakan memahami anjuran perawat penggunaan


popok kain untuk sementara.
O : ps terlihat nyaman setelah diberikan tindakan vulva hygiene dan
mandi, ps terlihat nyaman setelah diberikan baby oil pada
selangkangan dan bokong, terdapat sedikit eritema dan iritasi pada
bokong, tekstur kulit ps tidak baik.
A : masalah belum teratasi
masalah awa skr akh masalah awa skrg akh
l g ir l ir
Integritas 3 3 5 Eritema 3 3 5
kulit Iritasi 3 3 5
PTekstur 3 3
: lanjutkan intervensi 5
dengan kaji eritema, iritasi, integritas kulit,
dan tekstur kulit. Berikan baby oil.
 Evaluasi Hari Kedua
Dx : 1
S: ibu ps mengatakan ps masih mual dan muntah serta BAB
encer, BAB sebanyak 4x, muntah sebanyak 3x.
O :ps menunjukan masih mengalami dehidrasi berat, jumlah cairan
input 1533,5 cc/24 jam, output cairan 1890 cc,
A : masalah teratasi sebagian.
Masalah aw skr akhi
al g r
Intake output cairan 3 4 5
seimbang
Diare berhenti 3 4 5
PMual
: lanjutkan
berhentiintervensi dengan
3 memantau
4 5 cairan intake output,
menghitung belance cairan, memantau tanda-tanda dehidrasi,
memantau frekuensi dan konsistensi BAB dan muntah, kolaborasi
dengan dokter untuk melanjutkan pemberian obat terapi
Dx : 2
S : ibu ps mengatakan ps belum nafsu makan dan masih mual
muntah, ps sudah mulai minum air putih sebanyak 2 gelas
O : ps terlihat menghabiskan porsi makan sebanyak 4 sendok, ps
terlihat lebih sering minum ASI, ps menunjukkan sedikit efek obat
terapi terhadap mual muntahnya.
A : masalah teratasi sebagian
Masalah Awal Skrg Akhi
r
Hasrat ingin makan 3 3 5
Muntah setelah makan 3 4 5
Mual 3 4 5
Intake nutrisi 3 4 5
P : lanjutkan intervensi dengan mengkaji porsi asupan makan,
memantau reaksi mual muntah, kolaborasi dengan dokter untuk
melanjutkan pemberian obat terapi
Dx : 3
S : ibu ps mengatakan hanya sesekali menggunakan popok sintetis.
O : kulit bokong ps masih terlihat ada eritema yang mulai mengering,
tekstur kulit ps mulai lembab, ps terlihat nyaman saat diberikan
baby oil.
A : masalah teratasi sebagian
Masalah Awal Skrg Akhi Masalah Awa Skr Akh
r l g ir
Integritas 3 4 5 Eritema 3 4 5
kulit Iritasi 3 4 5
PTekstur
: lanjutkan intervensi
3 4 dengan
5 pemberian baby oil dan pantau iritasi
dan eritema pada kulit bokong
 Evaluasi Hari Ketiga
S : Ibu mengatakan BAB ps sudah tidak encer lagi dan hanya
2xsehari, tidak muntah lagi, dan sudah sering minum air putih.
O : Ps sudah tidak menunjukkan dehidrasi berat, jumlah cairan input
2093/24 jam, output 1490/24 jam, balance cairan 603,5/24 jam, ps
terlihat sudah tidak muntah, obat terapi terlihat bekerja efektif.
A : masalah teratasi.
Masalah awal skrg akhi
r
Intake output 3 5 5
cairan
Diare berhenti 3 5 5
PMual berhenti
: hentikan 3
intervensi, 5 5 ps pulang.
rencanakan
Dx : 2
S : ibu ps mengatakan ps sudah mulai nafsu makan kembali, sudah
tidak mual muntah.
O : ps terlihat menghabiskan ½ porsi makan yang diberikan RS dan
mulai aktif bergerak
A : hentikan intervensi

Masalah Awal Skr Akhi


g r
Hasrat ingin makan 3 5 5
Muntah setelah 3 5 5
makan
Mual 3 5 5
PIntake
: Hentikan
nutrisiintervensi,
3 rencanakan
5 5 ps pulang dan kontrol 3 hari
kedepan.
Dx : 3
S : Ibu ps mengatakan telah memberikan baby oil ketika setelah
memandikan ps.
O : ps masih terlihat terdapat eritema pada bokong ps namu mulai
mengering sebagian, tekstur kulit lembab, ps terlihat nyaman
setelah memakai baby oil.
A : masalah teratasi sebagian, lanjutkan intervensi di rumah.
Masalah Awa Skr Akhi Masalah Awa Skr Akhi
l g r l g r
Integritas 3 4 5 Eritema 3 4 5
kulit Iritasi 3 4 5
PTekstur
: lanjutkan intervensi
3 4 di 5rumah, rencanakan penggunaan baby oil
secara teratur dan penggunaan popok kain untuk sementara waktu
hingga iritasi dan eritema hilang.

Anda mungkin juga menyukai